Dosen pengampu:
Samsul, S.A.B., MA.
MIRNAWATI (90500120100)
ARDINA RASTI (90500120106)
IRHAMNI (90500120091)
MUHAMMAD MUFTHIH TSANI (90500120128)
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah hingga makalah ilmiah yang berjudul “Analisis
Model IS-LM dalam Perspektif Islam” ini dapat saya selesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan mampu
menyelesaikan tepat pada waktunya. Makalah ilmiah ini saya buat untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Ekonomi Makro Islam.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Idealnya kajian mengenai pasar barang dan pasar uang ini bisa
masuk menjadi bagian kajian makroekonomi yang Islami. Namun, ada
hal-hal yang menjadikannya tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai-
nilai Islam. Sehingga disinilah bahasan mengenai konsep IS-LM
dalam konvensional dan mengakomodir sejumlah pemikiran yang
mencoba membawa kajian tentang pasar uang dan pasar barang ini
dalam sebuah analisis yang Islami akan dibahas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pasar barang dan pasar uang dalam model IS-LM?
2. Bagaimana keseimbangan pasar barang dan kurva IS?
3. Bagaimana keseimbangan pasar uang dan kurva LM?
4. Bagaimana keseimbangan kurva IS-LM?
5. Bagaimana dampak kebijakan pada keseimbangan IS-LM?
6. Bagaimana pasar barang dalam perspektif Islam?
7. Bagaimana permintaan uang pada perspektif Islam?
8. Bagaimana keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam
perekonomian Islam?
9. Bagaimana Kebijakan Fiskal dalam Perspektif Islam?
1
Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), cet.23, hlm
167
1
10. Bagaimana Kebijakan Moneter dalam Perspektif Islam?
C. Tujuan
IS-LM.
perekonomian Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
IS-LM terdiri dari IS dan LM. IS adalah Invesment Saving yang berarti
pasar barang sedangkan LM adalah Liquidity Money yang berarti pasar uang.
Model IS-LM menjelaskan interaksi antara dua pasar, yaitu pasar barang dan
pasar uang. 2
Di kedua pasar ini peranan tingkat suku bangsa sangat penting karena
akan memengaruhi komponen terutama variabel konsumsi dan investasi.
Perubahan-perubahan indikator makro di kedua pasar yang terbentuk akan
memengaruhi komposisi pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi
suatu negara.
Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu.3
Jika permintaan total dari barang dan jasa dalam suatu negara
diasumsikan penjumlahan dari konsumsi, investasi dan pengeluaran
pemerintah, maka rumusnya adalah sebagai berikut:
Z=C+1+G
2
Erni Umi Hasanah dan Danang Sunyoto, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (Yogyakarta: CAPS, 2014),
hlm.135
3
Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2009), cet.2, hlm.122
3
Dari persamaan sebelumnya, didapatkan bahwa besaran konsumsi
ditentukan oleh besaran disposable income yang dalam hal ini adalah total
pendapatan dikurangi dengan pajak, sehingga persamaan menjadi:
Z = C (Y - T) + I + G
4
penurunan kurva IS dari keseimbangan di pasar barang ini dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Jika suku bunga mengalami kenaikan yang akan berdampak pada
turunya total permintaan terhadap barang dan jasa. Yang disebabkan
turunya investasi, selain itu kenaikan tingkat suku bunga akhirnya
berdampak pada penurunan Y sebagai akibat turunya tingkat investasi.
jika terjadi perubahan pajak (T) yang akan mengakibatkan perubahan
konsumsi, ataupun perubahan dalam pengeluaran pemerintah maka
kurva IS akan bergeser ke kiri maupun kanan.
5
kiri bawah.
M/P = YL(i)
4
Ibid., hlm.127
6
Gambar 3 : Permintaan dan Penawaran Uang
Perhatikan keseimbangan lama ada pada titik A dengan jumlah
uang beredar M, dan suku bunga i. sedangkan ekuilibrium yang baru
ada pada kombinasi jumlah keseimbangan sebesar M, dengan suku
bunga i. Suku bunga yang baru atau i’ lebih tinggi dibandingkan dengan
suku bunga yang lama atau i.
Dari kejadian ini, kita dapat melihat hubungan yang lebih
spesifik bahwa ketika jumlah uang beredar tetap, kenaikan pendapatan,
maka akan mengakibatkan suku bunga meningkat.
Jika hubungan antara suku bunga dengan pendapatan ini
digambarkan secara lebih khusus, maka akan kita temukan pada kurva
LM. Proses penurunan keseimbangan pada pasar uang (LM) terjadi
apabila pendapatan naik maka akan menyebabkan money demand
meningkat yang berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga dan
menyebabkan kurva LM bergeser ke sebelah kanan atas.
7
Kebijakan moneter dengan menambah atau mengurangi jumlah
uang beredar akan mengakibatkan pergeseran kurva LM. Jika bank
sentral menambah jumlah uang beredar, maka kurva LM akan bergeser
ke bawah, sebaliknya jika jumlah uang beredar dikurangi, maka kurva
LM akan bergeser ke kiri atas.
8
E. Dampak Kebijakan pada Keseimbangan IS-LM
1. Kebijakan Fiskal
Perubahan pengeluaran pemerintah dapat ditinjau dari dua
perspektif, yaitu peningkatan pengeluaran pemerintah atau penurunan
pengeluaran pemerintah, tetapi kedua-duanya berdampak pada
pergeseran kurva keseimbangan pasar barang (IS), jika pengeluaran
pemerintah mengalami kenaikan maka kurva IS bergeser ke atas,
berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga begitu juga income naik
begitu juga sebaliknya. Selain pengeluaran pemerintah (G), kebijakan
fiskal dapat pula berupa perubahan kebijakan perpajakan. Jika
penerimaan dari sektor pajak menurun maka kurva IS bergeser ke atas
seperti terlihat pada gambar 6(1).
9
Akibat bergesernya kurva IS ke IS’ berdampak pada kenaikan
tingkat suku bunga dari i menjadi i’ begitu juga income naik dari Y
menjadi Y’ dengan asumsi kurva LM tetap. Sebaliknya jika pemerintah
menaikkan pajak berdampak pada bergesernya kurva IS ke bawah.
2. Kebijakan moneter
Belanja Pemerintah
Kiri bawah Tetap Turun Turun
Turun
Uang Beredar
Tetap Turun Naik Turun
Bertambah
Uang Beredar
Tetap Naik Turun Naik
Menurun
10
F. Pasar Barang dalam Perspektif Islam
Ada satu hal yang menjadi ciri dari pasar barang dalam sistem ekonomi
kovensional adalah kehadiran instrumen suku bunga yang menjadi faktor
penentu besaran investasi di masyarakat. Hal ini tentunya akan bertentangan
dengan konsep perekonomian dalam Islam yang mengharamkan suku bunga
karena suku bunga sama dengan riba.
Dalam Islam, suku bunga diganti dengan ekonomi bagi hasil, sehinggga
insentif dalam melakukan investasi adalah besaran bagi hasil. Besaran bagi
hasil yang menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi
adalah share dari keuntungan yang dibagi kepada investor dan kepada
pengelola.
Terkait dengan keuntungan, besarnya keuntungan ini akan diukur
dengan menggunakan besaran standar upah minimum. Untuk mendapatakn
suatu tingkat keuntungan tertentu akan sangat dipengaruhi oleh besaran
modal yang digunakan dalam berinvestasi.
Secara umum, kondisi ini hanya dapat terjadi pada kondisi dimana
modal yang tersedia tidak dalam bentuk bunga, melainkan dalam
bentuk bagi hasil, mudarabah, ataupun musyarakah.
11
yaitu : motivasi transaksi dan motivasi berjaga-jaga.5
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi sebagaimana yang
dikemukakan Keynes, tidak akan ada dalam suatu sistem perekonomian
yang Islami. Permintaan uang dalam ekonomi Islam menurut Metwally juga
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.
Kegiatan dasar untuk memegang uang pada saat return rendah dan
dorongan untuk investasi pada saat return tinggi. Dengan kondisi ini, maka
motif memegang uang untuk tujuan altruistic akan lebih besar pada saat
return investasi dari aset finansial rendah daripada saat ekspektasi return
5
Wicaksono, J. W. (2019). Relevansi Model IS-LM Keseimbangan Pasar Barang dan Pasar Uang dalam
Islam, hlm. 29
12
investasi tinggi. Fahim Khan menambahkan bahwa dalam Islam terdapat
suatu institusi pengendali dari permintaan uang yang spekulative yaitu zakat.
Dengan adanya zakat maka akan memperkuat motif memegang uang untuk
motif altruistic.
6
Wicaksono, J. W. (2019). Relevansi Model IS-LM Keseimbangan Pasar Barang dan Pasar Uang dalam
Islam, hlm. 29
13
Meskipun antara kurva LM dengan kurva LAM memiliki slope
yang sama, dan menggambarkan sisi yang sama, yaitu moneter, namun
menurut Khan, terdapat perbedaan mendasar diantara kedua kurva ini.
Kurva LM yang menggambarkan hubungan antara tingkat bunga (i) dan
pendapat (Y) pada saat pasar uang dalam kesetimbangan. Kurva ini
dibangun berdasarkan motif spekulasi dalam permintaan uang, akibat
dari perubahan yang terjadi pada suku bunga. Sedangkan kurva LAM
dibangun dari permintaan uang yang berlandaskan motif untuk
mendapatkan profit dari investasi dengan mempertimbangkan sikap
altruistic.
14
Berdasarkan gambar diatas, keseimbangan pasar barang dan
pasar uang terjadi pada saat pendapatan nasional, berada di posisi Yo
dan rasio profit sharing sebesar ao. hal ini memberikan dampak negatif
terhadap minat pelaku bisnis untuk berinvestasi. Sementara kurva LAM,
di pengaruhi besaran A. jika nilai a rendah, maka orang akan lebih
senang memegang uang dalam bentuk tunai dan memanfaatkannya
dalam kegiatan yang sifatnya altruistic. Sebaliknya, jika a besar, maka
masyarakat akan melakukan investasi yang lebih besar dalam sejumlah
aset-aset finansial.
Aspek politik dari kebijakan fiskal yang dilakukan oleh khalifah adalah
dalam rangka mengurusi dan melayani umat. Allah SWT mengingatkan kita
tentang betapa sangat urgennya masalah distribusi harta ini dalam Firman-
Nya yaitu QS. Al-Hasyr ayat 7:
15
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah
untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”
16
pembagian keuntungan dan kerugian (profit and loss sharing) ,
bukan kepada tingkat bunga yang telah menetapkan tingkat keuntungan di
muka. Jadi, dalam sistem keuaangan Islam, hasil dari investasi dan
pembiayaan yang dilakukan bank di sektor riil yang menentukan besar
kecilnya pembagian keuntungan di sektor moneter. Sehingga kita bias
menyimpulkan bahwa kondisi sektor moneter merupakan cerminan kondisi
sektor riil.
Salah satu sebab terjadinya peredaran uang yang terlalu tinggi adalah
terjadinya defisit anggaran yang ditutup dengan pinjaman. Karena itu agar
kebijakan moneter dan fiskal untuk mewujudkan tujuan-tujuan nasional.
Diperlukan suatu kebijakan anggaran yang tidak inflasioner dan realistis di
negara-negara muslim. Suatu pemerintahan muslim yang sungguh-sungguh
berkomitmen pada pencapaian sasaran, haruslah mampu melaksanakan satu
kebijakan anggaran yang konsisten dengan sasarannya. Ini penting bagi
suatu pemerintahan muslim, karena pasar uang di negara muslim relatif
terbelakang saat ini, dan kebijakan moneter tidak dapat berperan efektif
dalam meredam peredaran uang. Namun itu bukan berarti defisit anggaran
tidak dimungkinkan.
17
1) Sulitnya pemerintah meningkatkan pembiayaan yang memadai
melalui perpanjakan dan sumber-sumber pemasukan noninflasioner
lainnya untuk memenuhi pengeluaran produktif dan penting lainnya.
2) Kurangnya kesediaan pemerintah untuk mereduksi secara substansial
pengeluaran negara yang mubazir dan tidak produktif.
7
Wicaksono, J. W. (2019). Relevansi Model IS-LM Keseimbangan Pasar Barang dan Pasar Uang dalam
Islam, hlm. 29
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu Negara dan dalam jangka waktu tertentu. Jika permintaan
total dari barang dan jasa dalam suatu Negara diasumsikan penjumlahan dari
konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah, maka rumusnya adalah
sebagai berikut :
Z=C+1+G
M = $YL(i)
Jika kurva IS dan kurva LM bertemu pada satu titik maka titik, maka
titik tersebut menggambarkan sekaligus keseimbangan yang terjadi di pasar
barang maupun pasar uang. Keseimbangan IS-LM, merupakan keseimbangan
dalam perekonomian.
19
terjadi pergeseran kurva IS maupun kurva LM.
Keseimbangan antara pasar barang dan pasar uang dalam perekonomian Islam
menurut Khan, secara grafis direpsentasikan dengan terjadinya perpotongan
antara kurva IS, yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang dengan
kurva LAM, keseimbangan di pasar uang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, H. H., Effendi, B., Rohmawati, I., & Khazani, A. N. (2021). Ekonomi
Makro Islam. Penerbit NEM.
Dwihapsari, R., Kurniaputri, M. R., & Huda, N. (2021). Analisis Efektivitas
Kebijakan Moneter Dalam Perspektif Konvensional dan Syariah Terhadap
Inflasi di Indonesia Tahun 2013-2020. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(2),
980-993.
Faisal, A. F. INVESTMENT SAVING–LIQUIDITY PREFERENCE OF MONEY
(IS-LM) BALANCE IN ISLAMIC ECONOMICS.
Huda, Nurul, dkk. 2009. Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis. Jakarta:
Kencana.
Musyaffafi, U. M. (2018). ANALISIS MODEL KESTABILAN SIKLUS BISNIS
INVESTMENT SAVING–LIQUIDITY MONEY (IS-LM) DENGAN
METODE RUNGE-KUTTA ORDE LIMA DAN EXTENDED RUNGE-
KUTTA (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Samsul, S. (2019). Analisis Pemanfaatan harta dalam Konsumsi Masyarakat
Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam. Al-Azhar Journal of Islamic
Economics, 1(2), 110-130.
Syahbudi, M. (2018). Ekonomi makro persfektif islam.
Saputra, A. A., & Multifiah, M. (2013). PRAKTIK BANK THITHIL DAN
IMPLIKASINYA MENURUT PANDANGAN MASYARAKAT
MUSLIM WILAYAH PERKAMPUNGAN BETHEK KOTA MALANG.
IQTISHODUNA.
Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Wicaksono, J. W. (2019). Relevansi Model IS-LM Keseimbangan Pasar Barang
dan Pasar Uang dalam Islam. Dinar: Jurnal Prodi Ekonomi Syariah, 3(1),
1-29.
21