Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“OBLIGASI SYARIAH DAN INSTRUMEN KEUANGAN SUKUK”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen Keuangan Syariah dan
Dipresentasikan Dikelas PS 6G

OLEH KELOMPOK 13:

PUTRI NOVITA SARI 3319248

HAFIDZ CHAN 3319260

ANNISA MAULIDA YASNI 3319266

DOSEN PEMBIMBING

KHADIJAH NURANI,M.Si

PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami,
sehingga Kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan makalah “Manajemen Keuangan
Syariah”.
Kami selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibuk
Khadijah Nurani,M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang
selalu mendukung kelancaran tugas kami.
Makalah Manajemen Keuangan Syariah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami tidak menutupi diri daripada pembacaakan
saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan
kualitas penyusunan makalah di masa yang akan datang. Dan kami berharap, semoga makalah
ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi kami penyusun dan para pembaca semuanya.
Amin.

Bukittinggi, Juni 2022

` Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………....1
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………....1

BAB II PEMBAHASAN

A. Obligasi Syariah………………………………………………………………….......2
B. Instrumen Keuangan Sukuk……………………………………………………….....6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………......9
B. Saran……………………………………………………………………………...….9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAULUAN
A. Latar Belakang
Obligasi syariah atau sukuk adalah surat berharga sebagai instrumen investasi
yang diterbitkan atas dasar suatu transaksi atau kas syariah yang melandasinya
(underlying transaction), yang berupa akad musyarakah, ijarah, mudharabah, dan lain
sebagainya. Sukuk yang saat ini banyak diterbitkan adalah berdasar akad ijarah atau
sewa, dimana hasil investasi berasal dan dikaitkan dengan arus pembayaran sewa asset
tersebut. Sukuk juga dapat diterbitkan berdasar akad syariah lain (Huda & Edwin,
2008).
Penerbitan sukuk dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan dana. Perusahaan
menerbitkan sukuk untuk memenuhi kebutuhan keuangan dalam jangka pendek maupun
jangka panjang serta untuk melakukan ekspansi bisnisnya. Akad yang biasa
digunakan oleh perusahaan dalam menerbitkan sukuk korporasi antara lain akad ijarah,
mudharabah, murabahah, musyarakah, istishna, dan salam
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu obligasi syariah?
2. Apa yang terdapat dalam instrument keuangan sukuk?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tentang obligasi syariah
2. Mengetahui tentang instrument keuangan syariah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Obligasi Syariah
1. Pengertian Obligasi Syariah

Obligasi Syariah didunia internasional dikenal nama Sukuk. Kata Sukuk dapat
ditelusiri dengan mudah pada literature islam komersial klasik. Sukuk berasal dari bahasa
arab “sak” (tunggal) dan “Sukuk” (jama’) yang memiliki arti mirip dengan sertiifkat atau
note. Menurut Iggi H. Ahsien dalam Muhamamd Kamal Zubair Dalam pemahaman
praktisnya, Sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan.1

Didalam fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2012, DSN masih menggunakan


istilah Obligasi Syariah, belum menggunakan istilah Sukuk. Jika mengaju kepada fatwa
tersebut Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan
emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa hasil
margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Sukuk atau obligasi syariah
adalah surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan (claim) atas aset, baik itu
berupa tangible, intangible ataupun kontrak proyek dari aktifitas tertentu yang
mewajibkan emiten membayar pendapatan bagi hasil kepada pemegang Sukuk dan
membayar kembali Sukuk sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang sudah disepakati. Dan
dalam kegiatan mulai dari transaksi dikeluarkannya surat berharga tersebut sampai
kepada aktivitas penyerahan hasil harus sesuai dengan prinsip syariah.

2. Landasan Hukum Obligasi Syariah


a. Al-Qur’an ayat 275 yang arti nya :
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka

1
Muhammad Kamal Zubair, Obligasi dan Sukuk dalam perspektif keuangan Islam (Jurnal: Asy-Syir’ah,
Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum, Vol. 46 No. 1 Januari-Juni 2012)

2
berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya,
lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.
b. Hadits Nabi Riwayat
Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani, mengatakan “Perjanjian boleh
dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram dan kaum muslimin terikat dengan syarat-
syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
yang haram”.
3. Prinsip dan Karakteristik Obligasi Syariah
Pada prinsipnya obligasi syariah distruktur secara islam sehingga terbebas dari
riba, gharar dan maysir. Prinsip pokok dalam transaksi Sukuk ini berupa penekanan
pada perjanjian yang adil, anjuran atas system bagi hasil atau profit sharing. Dalam
transaksi obligasi syariah ini juga diperlukan sejumlah asset tertentu yang digunakan
sebagai dasar dalam melakukan transaksi dengan menggunakan akad berdasarkan
prinsip syariah.2
Karateristik pada Obligasi syariah adalah sebagai berikut :

a. Merupakan bukti kepemilikan suatu asset berwujud atau hak manfaat

b. Pendapatan berupa imbalan (Kupon), Margin, dan bagi hasil sesuai jenis akad yang
digunakan.

c. Terbebas dari unsur riba, gharar, maisir

d. Penerbitannya melalui Spesial Purpose Vechile (SPV)

e. Memerlukan underlying asset

f. Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip islam

2
Nurul huda & M Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktik (Jakarta: Kencana
Media Group, 2010) hal 265

3
4. Jenis-jenis Obligasi Syariah
Jenis-jenis sukuk dapat dikategorikan berdasarkan akad yang mendasari penerbitan
sukuk tersebut, yaitu:
a. Sukuk Mudharabah
Sukuk mudharabah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad mudharabah, di mana satu pihak menyediakan modal (rab al-maal) dan
pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari
kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan yang telah disetujui
sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak yang
menjadi penyedia modal. Pihak pemegang sukuk berhak mendapat bagian dari
keuntungan atau menanggung bagian dari kerugian tanpa ada jaminan atas
keuntungan serta tidak ada jaminan untuk bebas dari kerugian. Sukuk atau
sertifikat mudharabah dapat menjadi instrumen dalam meningkatkan partisipasi
publik pada kegiatan investasi dalam suatu perekonomian. Jenis ini merupakan
sertifikasi yang mewakili proyek atau kegiatan yang dikelola berdasarkan prinsip
mudharabah dengan menunjuk partner atau pihak lain sebagai mudharib untuk
manajemen bisnis.
b. Sukuk Musyarakah
Sukuk musyarakah yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad musyarakah, di mana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan
modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang telah ada,
atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul
ditanggungbersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.
c. Sukuk Murabahah
Sukuk murabahah adalah obligasi syariah berdasarkan akad murabahah.
Murabahah adalah kontrak jual beli di mana penjual menjual barangnya kepada
pembeli seharga harga beli ditambah margin keuntungan.
d. Sukuk Salam
Salam adalah kontrak dengan pembayaran harga dimuka, yang dibuat untuk
barang-barang yang dikirim kemudian. Tidak diperbolehkan menjual komoditas
yang diurus sebelum menerimanya. Untuk itu, penerima tidak boleh menjual

4
kembali komoditas salam sebelum menerimanya, akan tetapi ia boleh menjual
kembali komoditas tersebut dengan kontrak yang lain yang paralel dengan
kontrak pertama. Dalam kasus ini, kontrak pertama dan kedua harus independen
satu sama lain. Spesifikasi dari barang dan jadwal pengiriman dari kedua kontrak
harus sesuai satu sama lain, tetapi kedua kontrak dapat dilakukan secara
independen.
e. Sukuk Istisna’
Sukuk istisna’ yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
istisna’ di mana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan suatu
proyek/barang. Adapun harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi barang/proyek
ditentukan lebih dahulu berdasarkan kesepakatan. Istisna’ adalah perjanjian
kontrak untuk barang-barang industri yang memperbolehkan pembayaran tunai
dan pengiriman di masa depan atau pembayaran di masa depan dan pengiriman di
masa depan dari barang-barang yang dibuat berdasarkan kontrak tertentu. Hal ini
dapat digunakan untuk menghasilkan fasilitas pembiayaan pembangunan pabrik,
jembatan, dan sebagainya.
f. Sukuk Ijarah
Sukuk Ijarah yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah di mana
satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan hak
manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang
disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Sukuk
ijarah adalah sekuritas yang mewakili kepemilikan aset yang keberadaannya jelas
dan diketahui, yang melekat pada suatu kontrak sewa beli (lease), dimana
pembayaran return pada pemegang sukuk. Bila ditinjau dari aspek akad, sukuk
dapat dimodifikasi keberbagai jenis, seperti sukuk mudharabah, musyarakah,
murabahah, salam, istisna’, ataupun ijarah, namun di antara prinsip-prinsip
instrumen sukuk ini yang paling banyak dipergunakan adalah sukuk dengan
instrumen prinsip mudharabah dan ijarah.3 Hingga saat ini, sukuk mudharabah
dan sukuk ijarah lebih populer dalam perkembangan obligasi syariah, termasuk di
Indonesia. Kedua sukuk tersebut mempunyai kelebihan masing-masing. Bagi

3
Muhammad Firdaus, dkk., Konsep Dasar Obligasi Syariah (Jakarta: Renaisan, 2005), hlm. 29

5
investor, sukuk ijarah lebih aman dibandingkan sukuk mudharabah, karena dalam
kondisi apa pun, investor pasti akan memperoleh keuntungan berupa sewa yang
dibayarkan oleh emiten sukuk. Sementara itu, investor sukuk mudharabah justru
bisa ikut menanggung rugi. Ini terjadi jika perusahaan penerbit sukuk mengalami
kerugian.
5. Manajemen Obligasi Syariah
a. Bookbuilding adalah salah satu metode penerbitan surat berharga, yaitu investor
akan menyampaikan penawaran pembelian atas suatu surat berharga, biasanya
berupa jumlah dan harga (yield) penawaran pembelian, dan dicatat dalam book
order oleh investment bank yang bertindak sebagai bookrunner.
b. Metode Lelang adalah metode penerbitan dan penjualan surat berharga yang
diikuti oleh peserta lelang dengan cara mengajukan penawaran pembelian
kompetitif dan/atau penawaran pembelian nonkompetitif dalam suatu periode
waktu penawaran yang telah ditentukan dan diumumkan sebelumnya, melalui
sistem yang disediakan oleh agen yang melaksanakan lelang.
c. Private placement adalah salah satu metode penerbitan surat berharga, dimana
kegiatan penerbitan dan penjualan surat berharga dilakukan oleh pihak penerbit
kepada pihak tertentu dengan ketentuan dan persyaratan (terms & conditions)
yang disepakati bersama. Penerbitan Sukuk pada umumnya dilakukan melalui
(Special Purpose Vehicle) SPV sebagai penerbit, namun dapat pula dilakukan
secara langsung oleh originator/obligor.
B. Instrumen Keuangan Sukuk
1. Pengertian
Sukuk adalah bahasa Arab bentuk jamak yang artinya sertifikat. Sukuk dalam
pasar modal Islam (Islamic Capital Market) serupa dengan obligasi yang terdapat di
pasar modal konvensional, yaitu surat atau sertifikat dari pihak yang membutuhkan
dana. Perbedaannya adalah obligasi merupakan surat hutang, sedangkan sukuk lebih
merupakan sertifikat kepemilikan kepentingan dalam suatu aset. Obligasi mewajibkan
pihak yang berhutang untuk membayarkan bunga atau kupon kepada pihak yang
memberikan hutang. Praktek bunga seperti ini jelas tidak dibenarkan secara syariah,
karena mengandung unsur riba (Siskawati, 2010). Sukuk dalam hal ini dapat

6
menjawab salah satu kebutuhan instrumen keuangan yang halal, yang bagi umat
muslim pada khususnya adalah sebuah kebutuhan yang mendesak.
Meskipun sukuk disebut sebagai obligasi syariah, namun pada prinsipnya sukuk
lebih menekankan pada kontrak jual beli. Sukuk juga bukan hanya sekedar surat
hutang seperti obligasi pada umumnya. Namun sukuk merupakan surat hutang yang
berbasiskan pada hukum syariah sebagai aturan atau pedoman batasanbatasannya dan
berbasiskan pada aset perusahaan yang berwujud (tangible asset) sebagai penjamin
dari sukuk tersebut. Investasi pada sukuk juga memperhatikan keuntungan bagi
investornya serta menjamin keuntungan investor sebagai pihak pemberi pinjaman.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa sukuk merupakan instrumen investasi yang
relatif aman. Sukuk disebut aman karena merupakan instrumen investasi yang
berbasiskan pada kegiatan atau proyek yang produktif, bukan spekulatif, sehingga
risiko investasi yang dihadapi adalah risiko karena proyek yang dijadikan jaminan
tersebut, bukan risiko karena spekulatif.
2. Jenis-Jenis Sukuk
Selama penerbitannya, sukuk memiliki jeis-jenisnya tersendiri, yang mana jenis- jenis
sukuk tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sukuk ditinjau dari pihak penerbit
1) Sukuk Korporasi
Sukuk korporasi adalah surat hutang syariah yang diterbitkan oleh
perusahaan atau emiten untuk keperluan membiayai kebutuhan dana
perusahaan atau proyek-proyek perusahaan.
2) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Sukuk negara adalah sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah Republik
Indonesia. Sukuk negara mempunyai landasan hukum Undang- undang No.
19 tahun 2008 tentang SBSN. SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) adalah
surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan ketentuan syariah sebagai
bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN baik dalam mata uang
rupiah maupun valuta asing.

7
b. Sukuk diTinjau dari Basis Aset
1) Sukuk Aset
Sukuk aset adalah pembiayaan yang berbasis pada aset termasuk didalamnya
sukuk salam seperti dalam pembiayaan produksi pertanian, sukuk istishna’
seperti proyek kontruksi gedung dan perumahan atau instruktur lainya, sukuk
murabahah seperti pembiayaan usaha perdagangan, pembiayaan bahan baku
produksi dan sukuk ijarah, misalnya leasing.
2) Sukuk Penyertaan atau Sukuk Equity
Sukuk penyertaan atau sukuk equity adalah pembiayaan yang berbasis
pada penyertaan modal. Sukuk yang termasuk dalam sukuk equity adalah
sukuk mudharabah atau yang lebih dikenal pembiayaan bisnis (business
financing) atau sukuk musyarakah atau yang dikenal kerjasama kemitraan
(joint venture).4
3. Masalah pada Sekuritas Sukuk
Al-Amin, mengidentifikasi masalah masalah seputar sukuk antara lain:
a. Jaminan oleh pihak ketiga dalam struktur sukuk ijarah untuk melindungi
investor yang masih diperdebatkan oleh pakar syariah
b. Model jual dan sewa kembali (sale and lease back) pada sukuk ijarah yang
dianggap sebagai bentuk lain bai al-wafa, bai al-istighlal, atau bai al-inah yang
masih diperdebatkan pakar syariah
c. Pricing pada sukuk ijarah yang masih mengacu pada libor, sehingga return tidak
merefl eksikan pembayaran sewa underlying asset tetapi pada interest rate
d. Dalam sukuk musyarakah, ada jaminan pengembalian modal oleh salah satu
pihak dimana dalam perjanjian musyarakah menurut hukum islam hal tersebut
tidak diperbolehkan
e. Belum ada model rating khusus pada sukuk.

4
Ika Indrasiari,” Sukuk Sebagai Alternatif Instrumen Investasi dan Pendanaan”,dalam jurnal Bisnis Vol 2
No.1,(Semarang:2014) hal 17-25

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Obligasi syariah atau sukuk adalah surat berharga sebagai instrumen
investasi yang diterbitkan atas dasar suatu transaksi atau kas syariah yang melandasinya
(underlying transaction), yang berupa akad musyarakah, ijarah, mudharabah, dan lain
sebagainya. Sukuk yang saat ini banyak diterbitkan adalah berdasar akad ijarah atau
sewa, dimana hasil investasi berasal dan dikaitkan dengan arus pembayaran sewa asset
tersebut.
Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Sukuk atau obligasi
syariah adalah surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan (claim) atas aset, baik
itu berupa tangible, intangible ataupun kontrak proyek dari aktifitas tertentu yang
mewajibkan emiten membayar pendapatan bagi hasil kepada pemegang Sukuk dan
membayar kembali Sukuk sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang sudah disepakati. Dan
dalam kegiatan mulai dari transaksi dikeluarkannya surat berharga tersebut sampai
kepada aktivitas penyerahan hasil harus sesuai dengan prinsip syariah.
B. Saran
Kami sebagai pemakalah, mengakui bahwasannya makalh ini masih sangat
jaudari kata sempurna. Oleh karena itu kami memohon kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan sarannya yang bisa membangun agar makalah ini kedepannya
akan menjadi makalah yang jauh lebih sempurna.

9
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus Muhammad, dkk., 2005.Konsep Dasar Obligasi Syariah .Jakarta: Renaisan, hal. 29

Heykal, M dan Nurul huda,2010.Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktik

Jakarta: Kencana Media Group.hal 265

Indrasiari, Ika.2014.Sukuk Sebagai Alternatif Instrumen Investasi dan Pendanaan.

Semarang:Renaisan.hal 17-25.

Zubair,Muhammad Kamal Zubair.2012.Obligasi dan Sukuk dalam perspektif keuangan.

Islam.Bandung: Indonesia Publishing House

Anda mungkin juga menyukai