Email :
idesyani22@gmail.com
mayaalawiyah44@gmail.com
nendensmunawar24@gmail.com
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung
ABSTRAK
Obligasi merupakan salah satu efek yang diperdagangkan di pasar modal. Secara konvensional
skema pengembalian obligasi berbasis bunga (interest) ditambah pokok setelah masa jatuh tempo
tiba, karena obligasi pada dasarnya surat pengakuan hutang dari sebuah perusahaan (emiten)
kepada investor. Dalam ekonomi syariah (iqtishodiyah) konsep obligasi dengan basis bunga diubah
dengan konsep bagi hasil, fee atau margin. Dalam ekonomi syariah obligasi bukan surat hutang,
tetapi hubungan antara emiten dengan obligor adalah transaksi berbagi untung dan Resiko. Maka
kemudian di pasar modal lahirlah sukuk, sebagai bentuk efek syariah yang mirip Dengan obligasi
dalam ekonomi konvensional. Sukuk menurut sejarah dalam ekonomi syariah Sebenarnya sudah
lahir lebih dari 14 abad yang lalu. Dalam transaksi sukuk konsep keadilan, amanah dan tanggung
jawab emiten dan obligor terjawab dengan alamiah. Tidak seperti obligasi Investasi dengan basis
bunga, obligor hanya mengharapkan investasi kembali dengan tambahan, tanpa berpikir bahwa
bisnis tidak selalu untung.
KATA KUNCI:
Praktik investasi dalam ekonomi syariah (iqtishodiyah), khususnya dalam bidang perdagangan, sudah
dikenal luas, karena Islam lahir di jazirah Arab (kota Mekkah) dengan mata pencaharian pokok
Masyarakatnya sebagai pedagang. Dalam Bahasa Arab kata investasi sepadan dengan kata
istathmara, yang berarti menjadikan berbuah, berkembang dan bertambah jumlahnya. Maka
investasi menurut konsep Islam adalah penanaman dana Atau penyertaan modal untuk suatu bidang
usaha tertentu yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsipprinsip syariah, baik
obyeknya maupun Prosesnya Karena di dalam ekonomi syariah Tidak dibolehkan adanya meminjam
dengan pengembalian berlebih (riba), maka Investasi yang dilakukan bukan dalam Bentuk hutang,
tetapi dalam bentuk berbagi untung dan resiko yang menjelma Dalam bentuk kerjasama bisnis yang
Disebut dengan musyarakah, mudharabah Dalam bidang perdagangan atau bisnis, Atau bentuk
lainnya yang ada dalam bidang pertanian, misalnya muzaraah, mutsaqah. Bentuk-bentuk investasi
itu termasuk dalam kategori invenstasi langsung (direct investment).
Pada zaman modern sekarang secara Formal salah satu tempat usaha penarikan Sumber-sumber
(dana) untuk mengadakan barang modal adalah pasarmodal. Pasar modal adalah tempat
berinvestasi Secara tidak langsung (indirect investment). Pengertian pasar modal menurut
undangundang pasar modal adalah kegiatan Yang bersangkutan dengan penawaran Umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek Yang diterbitkannya, serta
lembaga dan Profesi yang berkaitan dengan efek Instrument pasar modal di Indonesia Adalah
saham, obligasi, sukuk, reksadana, Instrument derivative, Efek Beragun Aset (EBA), dan Dana
Investasi Real Estate (DIRE).
Dilihat dari segi iqtishodiyah pasar Modal saat ini menjelma menjadi sarana untuk muamalah.
Sebagai bentuk muamalah pasar modal mempunyai hukum asal boleh (ibahah) selama tidak ada
praktek yang dilarang di dalamnya. Kemudian para ulama mencari jalan agar transaksi di pasar
modal sesuai syariah, sehingga lahir konsep sekuritas syariah. Sekuritas syariah mencakup saham
syariah, obligasi syariah (sukuk) dan reksadana syariah. Dalam transaksi sekuritas syariah digunakan
akad-akad muamalah (ekonomi syariah) sebagai pengganti instrument bunga.
PEMBAHASAN
Obligasi Syariah
Berdasarkan fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2012, DSN Obligasi Syariah adalah Suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang
obligasi syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi
syariah berupa hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat Berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan Lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, Adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual Beli itu sama
dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli Dan mengharamkan riba. Orang-orang
yang telah sampai kepadanya Larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang Larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; Mereka kekal di dalamnya”.
Hadits Nabi Riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf alMuzani Artinya: “Perjanjian boleh
dilakukan di antara kaum muslimin kecuali Perjanjian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang Haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali Syarat
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”
C. Kaidah Fiqh
Artinya: “Pada dasarnya, semua bentuk mu’amalah boleh dilakukan, Kecuali ada dalil yang
mengharamkannya”.
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara pihak-
pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak
tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Sukuk Syariah
Sukuk adalah Surat Berharga Syariah (Efek Syariah) berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang
bernilai sama-sama dan mewakili bagian kepemilikan yang tidak bisa ditentukan batas-batasnya
(musya) atas aset yang mendasarinya (Aset Sukuk/Ushul al- Shuhuk) setelah diterimanya dana
sukuk, ditutupnya pemesanan dan dimulainya penggunaan dana sesuai peruntukannya. Aset Sukuk
(Ushul al-Shukuk) adalah Aset yang menjadi dasar penerbitan Sukuk yang terdiri atas aset berwujud,
jasa, aset proyek tertentu dan atau aset kegiatan investasi yang telah ditentukan.
B. Karakteristik Sukuk
1) Aset Sukuk(Ushul al-Shukuk) yang digunakan sebagai dasar
2) Penerbitan Sukuk harus sesuai dengan prinsip syariah
3) Aset Sukuk (Ushul al-Shukuk) merupakan milik pemegang Sukuk (Sukuk holder)
4) Setiap unit Sukuk wajib memiliki nilai yang sama (Mutasawiyah Al Qimah) Sukuk pada saat
diterbitkan tidak mencerminkan utang penerbit kepada pemegang Sukuk, melainkan
mencerminkan kepemilikan pemegang Sukuk terhadap Aset Sukuk (Ushul al-sukuk)
5) Sukuk dapat berubah menjadi utang/piutang (dain) dalam hal Aset
6) Pada prinsipnya penerbitan Sukuk harus ada jangka waktu tertentu kecuali disepakati lain
dalam akad atau diatur oleh peraturan perundangan yang berlaku
7) Penerbit wajib membayarkan pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil
margin/fee dan membayar kembali dana sukuk pada saat jatuh tempo sesuai dengan skema
akad
8) Imbal hasil Sukuk dengan akad mudharabah dan musyarakah harus berasal dari kegiatan
usaha yang menjadi Aset Sukuk (Ushul Al shukuk).
D. Manajemen Sukuk
Dalam pembahasan sub manajemen Sukuk akan dijelaskan terperinci mulai dari penerbitan Sukuk,
pihak-pihak yang terlibat, jangka waktu dan sifat imbalan Sukuk
Penerbitan Sukuk, sesuai dengan international best practice, dapat dilakukan dengan cara/metode:
a. Bookbuilding adalah salah satu metode penerbitan surat berharga, yaitu investor akan
menyampaikan penawaran pembelian atas suatu surat berharga, biasanya berupa jumlah
dan harga (yield) penawaran pembelian, dan dicatat dalam book order oleh investment bank
yang bertindak sebagai bookrunner.
b. Metode Lelang adalah metode penerbitan dan penjualan surat berharga yang diikuti oleh
peserta lelang dengan cara mengajukan penawaran pembelian kompetitif dan/atau
penawaran pembelian nonkompetitif dalam suatu periode waktu penawaran yang telah
ditentukan dan diumumkan sebelumnya, melalui sistem yang disediakan oleh agen yang
melaksanakan lelang.
c. Private placement adalah salah satu metode penerbitan surat berharga, dimana kegiatan
penerbitan dan penjualan surat berharga dilakukan oleh pihak penerbit kepada pihak
tertentu dengan ketentuan dan persyaratan (terms & conditions) yang disepakati bersama.
Penerbitan Sukuk pada umumnya dilakukan melalui (Special Purpose Vehicle) SPV sebagai penerbit,
namun dapat pula dilakukan secara langsung oleh originator/obligor
Berdasarkan Standar Syariah The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions (AAOIFI) nomor 17 tentang Sukuk Investasi, penerbitan Sukuk boleh dilakukan untuk
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang
mendasari penerbitannya. Selain itu, Sukuk juga dapat diterbitkan tanpa ditentukan jangka
waktunya, mengacu pada akad yang digunakan dalam penerbitan Sukuk.
Imbalan (kupon) Sukuk dapat bersifat tetap (fixed rate) atau mengambang (floating), sesuai dengan
jenis akad dan struktur yang digunakan dalam penerbitan. Imbalan Sukuk tersebut biasanya
dinyatakan dalam bentuk persentase dan dibayarkan secara periodik sesuai ketentuan dan
persyaratan yang ada dalam penerbitan Sukuk (terms and conditions). Kriteria Emiten atau
Perusahaan Publik Emiten atau perusahaan publik Yang menerbitkan sukuk adalah :
a. Tidak boleh bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah dalam hal Jenis usaha, produk
barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara Pengelolaan perusahaannya
b. Usaha atau jenis kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah adalah bersifat
perjudian atau permainan yang dapat digolongkan ke dalam perjudian atau jenis
perdagangan yang terlarang
c. Segala jenis lembaga keuangan konvensional yang mempraktikkan bunga uang (ribawi),
termasuk di dalamnya adalah perbankan dan asuransi konvensional
d. Pedagang, distributor, serta produsen makanan dan minuman yang dikategorikan haram
produsen, distribusi.
e. Penyedia, produsen, distributor, dari barang-barang ataupun jasa yang bersifat mudarat dan
merusak moral.
f. Investasi dilakukan pada emiten (perusahaan) ketika transaksi dilakukan tingkat hutang
perusahaan kepada lembaga keuangan berbasis bunga (ribawi) lebih besar daripada
modalnya.
g. Bagi emiten atau perusahan publik wajib memiliki pernyataan kesesuaian ketentuan akad
dengan efek yang dikeluarkan syariah ketika bermaksud menerbitkan efek syariah.
6) Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian sengketa wajib dilakukan sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku:
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hatta, Tafsir Quran per Kata, (Jakarta : Maghfirah Pustaka, 2011)
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)-MUI 40/DN-MUI/X/2003tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)-MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
http://www.djppr.kemenkeu.go.id/uploads/files/dmodata/in6Publikasi/5Brosur/
Buku_Tanya_Jawab_SBSN_Edisi_ Kedua_2010.pdf.
http://lib.unnes.ac.id/18062/1/7350408044.pdf.2015http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/
bitstream/123456789/4098/1/FAHMI%20SALIM-FSH.pdf.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26168/3/Chapter%20II.pdf.
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2527/
Nugroho,Hadityo,2013,AKUNTANSISYARIAHPerkembanganSukukDuniA,SkripsiFEUI.