1. PERBANKAN SYARIAH
1.1.GAMBARAN UMUM
Sejarah perkembangan bank syariah di indonesia diilhami perkembangan bank syariah di
luar negri yang diawali dengan berdirinya bank Mit Ghamr pada tahun 1963 di mesir, bank
Nassr Social pada 1972 di mesir, Dubai Islamic Bank pada 1975 di Dubai, Islamic
Depelopment Bank pada 1975 di Jeddah, Faysal Islamic Bankada 1977 di Mesir dan Sudan,
Kuwit Finance House pada 1997 di Kuwait dan Bank Islam di Malaysian Barhed pada 1983
di Malaysia.
Pendirian Bank syriah di indonesia berawal dari lokakarya Bunga Bank dan PerBankan
pada 18-20 Agustus 1990, yang kemudian di lanjutkan dengan Musyawarah Nasional
(MUNS) IV Majelis Ulama Indonesia pada 22-25 Agustus 1990 di Hotel Sahid, Jakarta.
Berdasarkan hasil Munas, MUI membentuk Tim Steering Committe yang diketuai Dr.Ir.
Amin Aziz, yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu berdirinya bank syariah di
Indonesia. Dengan dukungan Pemerintah dan Masyarakat maka terbentuklah bank syariah
pertama di indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesi (BMI) pada 1 November 1991 dan
mulai beroperasi pada 5 November 1991.
Sejak tahun 1998 sistem perbankan syariah telah menunjukan perkembangan yang pesat ,
yaitu lebih dari 50 persen pertumbuhan aset rata-rata per tahun. Sampai akhir Desember
2013, terdapat 11 bank syariah dan 24 UUS ( Unit Usaha Syariah) dengan perkembangan
yang baik, hingga bank indonesia menyusun ( Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah
di Indonesia ).
1.2.TUJUAN PEMBELAJARAN.
Dengan mempelajari bab ini pembaca di harapkan mampu :
1. Mengenal perinsip dasar bank syariah.
2. Mengetahui akad yang akan di gunakan oleh bank syariah.
3. Memahami seluk beluk bank syariah secara umum.
1. MEMINJAMKAN HARTA
QUARD
Peminjaman tanpa mensyartkan suatu apa pun dalam jangka waktu tertentu.
RAHN
Berutang atau meminjamkan sesuatu yang di sertai penyerahan jaminan tersebut.
HAWALAH
Pemberian pinjaman yang di sertai dengan jaminan untuk di jadikan objek anjak piutang.
KHAFALAH
Ikut menanggung wanprestasi yang di lakukan seseorang atau suatu pihak.
2. MEMINJAMKAN JASA.
WAKALAH
Melakukan sesuatu untuk mewakili orang lain atau pihak tertentu.
WADIAH
Menawarkan jasa untuk melakukan pemeliharaan atau penitipan sesuatu.
WAKAF
Memberikan sesuatu kepada pihak lain dengan tujuan untuk kepentingan umum dan agama.
AL BAI MUAJJAL
Jual beli yang barangnya di serahkan di awal, tetapi pembayarannya di lakukan kemudian
dengan cara mencicil (taqsith) atau sekaligus (lump sum atau muajjal).
MURABAHAH
Jual beli yang di lakukan secara terbuka sehingga pembeli mengetahui keuntungan yang di
dapat penjual.
SALAM
Jual beli yang di lakukan dengan cara pembayaran sekaligus di awal transaksi, namun
barangnya di serahkan pada akhir periode yang di perjanjikan.
ISTISHNA
Jual beli yang pembayarannya dilakukan secara bertahan (mencicil) dan barang di serahkan
pada akhir periode yang di perjanjikan.
b. AKAD SEWA MENYEWA
IJARAH
Sewa menyewa untuk mendapatkan manfaat barang atau upah mengupah tenaga kerja tanpa
ada perubahan kepemilikan terhadap objek yang di perjanjikan.
IJIRAH MUNTAHIYA BIT TAMLIK (IMBT)
Sewa menyewa untuk mendapatkan manfaat barang dan di ikuti dengan perubahan
kepemilikan terhadap objek yang diperjanjikan.
b. MUDHARABAH
Merupakan percampuran modal dengan jasa (keteramplan atau keahlian) keuntungan di bagi
berdasarkan nisbah ( porsi bagi hasil dalam persentase ) yang telah di sepakati. Kerugian di
tanggung oleh penyandang modal (shahibul maal), sedangkan yang mengontribusikan
jasanya kehilangan waktu dan peluang finansial.
c. MUZARAAH
Merupakan kontrak kerja sama dalam sektor pertanian dengan menggarap tanah orang lain,
seperti sawah atau ladang dengan imbalan sebagai hasilnya (seperdua, sepertiga atau
seperempat sesuai kesepakatan). Biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung pemilik tanah.
d. MUKHABARAH
Adalah kontrak kerja sama dalam sektor pertanian dengan menggarap tanah orang lain seperti
sawah atau ladang dengan imbalan sebagai hasilny (sesuai kesepakatan). Biaya biaya benih
dan pengerjaan ditanggung oleh si penggarap.
b. Nasabah Investor
Yaitu nasabah yang menempatkan dananya dalam bentuk investasi berdasarkan akad antara
bank syariah dengan nasabah yang bersangkutan.
c. Nasabah Penerima Fasilitas
Nasabah yang memperoleh fasilitas dana atau yang disamakan dengan itu berdasarkan
perinsip syariah.
d. Simpanan
Merupakan dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank syariah berdasarkan
akad Wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk
giro, tabungan, atau bentuk lain yang disamarkan.
e. Tabungan
Simpanan berdasarkan akad Wadiah atau investasi dana berdasarkan akadMudharabah atau
akad lain yang tidak bertentangan dengan perinsip syariah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet, giro, atau alat lainnya yang disamakan dengan itu.
f. Deposito
Investasi dana berdasarkan akad Mudharabah atau akad lain yng tidak bertentangan dengan
prinsi syariah.
g. Investasi
Nasabah menempatkan dananya di bank syariah atas dasar kepercayaan.
h. Pembiayaan
Adalah penyediaan dana atau tagihan yang disamakan dengan itu berupa :
e. Transaksi bagi hasil.
f. Transaksi sewa menyewa.
g. Transaksi jual beli.
h. Transaksi pinjam meminjam
i. Transaksi sewa menyewa jasa.
j. Agunan.
k. Penitipan.
l. Wali Amanat.
2.1.GAMBRAN UMUM.
Komunikasi merupkan upaya mendorong orang lain agar menginterprestasikan apa
yang di inginkan oleh seseorang sehingga tercapai kasamaan dan saling pengertian.
Keberhasilannya tergantung kepada proses yang terjadi, dan sangat di perlukan dalam
kegiatan sehari-hari apalagi dalam dunia bisnis dan pekerjaan. Dengan adanya komunikai
yang baik, niscaya akan tercipta hubungan dan interaksi hidup yang harmonis dan efektif.
Seorang bankir harus memiliki kemampuan dan kecakapan dalam berkomunikasi untuk
menunjang pekerjaannya.
2.2.TUJUAN PEMBELAJARAN.
Modul ini di harapkan memberi pengetahuan bagi pembacanya, antara lain terkait:
Pengertian dan manfaat komunikasi di tempat kerja.
Memahami bgaimana proses komunikasi itu terjadi.
Menjelaskan unsur dan jenis komunikasi.
Memhami secara baik bagaimana melaksanakan kominikasi yang efektif.
Menjelaskan hambatan dalam komunikasi.
Memahami bagaimana berbicara dan mendengar secara efektif.
Mengetahui prinsip berkomunikasi dalam Islam.
3.2.Tujuan Pembelajaran.
Modul ini akan memberi pemahaman terkait :
1. Berbagai produk dana yang ada di perbankan syariah.
2. Layanan yang di berikan oleh perbankan syariah.
3. Operasional dan aktivitas di bank syariaah secara umum.
2. Bilyet Giro.
Merupakan surat perintah nasabah kepada bank penyimpanan dana untuk memindah bukukan
sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang di sebutkan
namanya.
1. Tabungan Mudharabah.
Yaitu penempatan dana dalam bentuk tabungan dengan sistem bagi hasil. Bank selaku
pengelola dana nasabah akan mengelola dana tersebut dan akan memberikan imbalan sesuai
dengan kinerja dan porsi bagi hasil (nisbah) yang telah di perjanjikan.
2. Tabungan Wadiah.
Merupakan penempatan dana dalam bentuk tabungan dengan prinsip titipan. Bank boleh
memberikn imbalan bersifat bonus, karna tidak diperjanjikan dan bukan merupakan sebuah
kewajiban.
Sistem BI-RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang
Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan seketika per transaksi secara induvidu.
4.2.TUJUAN PEMBELAJARAN .
a. Memahami pasar uang di perbankan syariah.
b. Mengetahui produk pasar modal syariah.
c. Mengenal konsep investasi dalam pandangan Islam.
c. Credit Risk
Adalah resiko kerugian yang mungkin timbul pada suatu kontrak yang sedangberjalan apabila
couterpart gagal memenuhi kewajibannya. Sovereign Risk adalah risiko yang timbul karena
perubahan pemerintah di suatu negara.
d. Operation Risk
Merupakan kerugian yang disebabkan oleh faktor operasional.
4.9. SAHAM.
Saham merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang memiliki hak suara dan mendapat
dividen yang terdiri atas :
1. Saham Biasa adalah saham yang mempunyai hak suara dan mendapat dividen.
2. Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak preferen bisa dalam bentuk fixed
dividen serta mendapat klaim lebih dulu dari pada saham lain.
3. Saham convertible merupakan saham yang bisa dikonversi menjadi obligasi, saham preferen,
atau surat berharga lainnya.
5.1.GAMBARAN UMUM.
Bancassurance mulai dipopulerkan di prancis pada 1970-an dan baru efektif di[asarkan di
negara tesebut tahun 1980. Produk ini merupakan hasil kemitraan asuransi yang bersinergi
dengan perbankan sehingga tercipta saluran distrubusi strategis karena bank bisa menawarkan
produk asuransi, dan sebaliknya asuransi dapat menjual produk bank.
5.2. TUJUAN PEMBELAJARAN.
Modul ini menyajikan bancassurance & Islamic wealth managemet serta bagaimana
mendapatkan harta yang halal, cara mengelola, dan memanfaatkannya menurut prinsip
syariah Islam sehingga tidak menimbulkan hal negatif serta mendapat ridha dan berkah dari
Allah Swt.
5.3. BANCASSURANCE
Bancassurance merupakan aktivitas pemesanan produk asuransi oleh bank yang didasari
kerjasama antara bank dengan perusahaan asnsuransi. Pelayanannya bertujuan memenuhi
kebutuhan nasabah dan memberikan solusi menyeluruh berupa proteksi terhadap resiko.
Selain itu bank dapat meningkatkan fee based income, efektivitas penjualan, dan loyalitas
nasabah.
Aktivitas bancassurance dapat diklasifikasikan berupa referensi, yakni kerjasama,
distribusi, dan integrasi produk bank dengan asuransi. Praktik kerjasama dan produk bank
bancassurance syariah wajib mengacu pada prinsip dan akad yang sesuai dengan syariah
Islam.
6.5.4. SALAM
Pembiayaan dengan akad Salam adalah pembiayaan transaksi jual beli barang dalam
bentuk pemesanan barang/komoditas dengan pembayaran dan penyerahan sesuai
kesepakatan, yaitu pemberian di awal dan penyerahan beberapa waktu kemudian.
6.5.5. ISTISHNA
Pembiayaan dengan akad Istishna adalah pembiayaan bank dengan akad transaksi jual
beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati dengan pembayaran di awal dan penyerahan di belakang.
6.5.6. IJARAH
Pembiayaan dengan akad Ijarah adalah pembiayaan bank kepada nasabah untuk transaksi
sewa-menyewa suatu barang atau jasa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
dimanfaatkan oleh nasabah.
6.5.7. QARD.
Qard merupakan transaksi pinjam-meminjam dana tanpa imbalan dengan pengambilan
sebesar pokok pinjaman sekaligus atau angsuran dalam jangka waktu tertentu. Pembiayaan
qard pada bank syariah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan karena bank tidak
memungut imbalan atau mengenakan tambahan pada dana yang dipinjamkan.
7. TREASURY
7.1.GAMBARAN UMUM.
Aset bagi sebuah bank syariah adalah kekayaan yang harus dikelola dengan sebaik-
baiknya. Pengolalaan aset sebuah bank syariah dilakukan oleh unit kerja khusus yang dikenal
luas dengan nama Teasury dalam bentuk investasi dana dengan memperhitungkan sumber
dana. Bab ini menjelaskan arti penting dan konsep dasar pengolalaan aset bank syariah
tersebut, serta fungsi dan peranan bidang treasury pada bank syariah.
7.3.1. Pengelolaan aset bank syariah memiliki peranan penting, antara lain :
1. Untuk mempertahankan likuiditas bank.
2. Untuk menghindari permasalahan mismatch.
3. Untuk menghindari bank rush.
4. Untuk memperhatikan kepercayaan nasabah.
5. Menghindari insolvency dan bank gagal.
6. Menghindari sistematic risk.
7.3.5. Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama
kewajiban dana jangka pendek.
a. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi
bentuk tunai (cash).
b. Dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui
peningkatan portopolio liabilitas.
Likuiditas aset tergantung pada dua faktor utama :
1. Kandungan dana cair aset itu sendiri (self contained liquidity)
2. Daya jual (marketability) aset tersebut.
Pengelolaan likuiditas bank juga merupakan bagian dari pengelolaan liabilitas (liability
management).
Likuiditas pasiva ditentukan oleh kemampuan bank dalam meyakinkan para penyimpan dana
bahwa mereka dapat menarik dananya sewaktu-waktu atau pada saat jatuh tempo.
Bentuk alat likuid
1. Uang kas
2. Giro pada bank indonesia
3. Giro pada bank lain
4. SWBI.
Hal yang harus dilakukan oleh bank dalam pengolalaan likuiditas, antara lain :
1. Pemenuhan kebutuhan reserve.
2. Membuat proyeksi arus kas.
3. Mengelola kebutuhan reserve.
Fungsi transaksi dilakukan oleh kantor pusat bank syariah. Oleh karena kegiatan treasury
dilakukan untuk aktivitas bank secara keseluruhan, maka ciri transaksi yang dilakukan oleh
treasury pada umumnya :
a. Transaksi dalam jumlah besar.
b. Pengambilan keputusan dalam transaksi lazimnya dalam waktu singkat.
c. Transaksi tidak dilakukan face to face, jaraknya bisa antar benua.
d. Transaksi banyak mengandalkan kepiawaian trader, dealer, dan tim treasury lainnya.
e. Menggunakan high technologi.
f. Manajemen assets and liabilites.
g. Melakukan transaksi trading baik di pasar uang, maupun di pasar modal atau secara OTC.
h. Melakukan hedging dalam rangka pengamanan posisi bank atau nasabah sesui kebutuhan.
i. Menerbitkan dan mengembangkan produk-produk treasury dalam rangka maksimalisasi
profit terkait pesan terkait peran teasury sebagai profit center sekaligus untuk pengelolaan
likiditas.
8.1.GAMBARAN UMUM
Seorang bankir syariah harus memiliki pemahaman yang baik terhadap elemen-elemen
dasar akutansi umum, akuntasi perbankan dan perbankan syariah, kewajiban perpajakan
manajemen keungan dasar, proses pelaporan ke bank indonesia atau otoritas jasa keuangan
(OJK)., serta berhubungandengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam
membaca sertamengartikan atau menginterprestasikan laporan keuangan bank syariah.
8.2.TUJUAN PEMBELAJARAN.
Pembaca modul diharapkan
Membaca, menjelaskan dan menginterprestasikan elemen-elemen dasar akuntansi perbankan
syariah.
Membaca dan menjelaskan pos-pos yang ada dalam laporan keuangan utama bank syariah.
2. TUJUAN AKUNTANSI
Menyediakan informasi mengenai keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan sebagai badan pertimbangan di dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
3. KONSEP DASAR AKUNTANSI SYARIAH
Asumsi dasar yang digunakan dalam akuntansi syariah tidak berbeda dengan asumsi
dasar pada akuntansi umum yaitu :
a. Asumsi kelangsungan usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah
yang akan melanjutkan usahanya pada masa depan.
b. Dasar Akrual.
Laporan dasar syariah disusun atas dasar akrul, di mana semu transaksi dan peristiwa diakui
pada saat kejadi bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Namun, perhitungan
pendapatan untuk pembagian hasil usaha harus menggunakan asas dasar.
8.6. ASET.
Aset adalah sumberdaya yang dikuasai etintas syariah sebagai akibat dari pristiwa masa
lalu dan manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan akan memperoleh entitas syariah.
Aset terbagi atas kelompok aset lancar dan aset tidak lancar.
8.6.1. Aset lancarr :
1. Aset yang akan direalisasikan.
2. Aset untuk diperdagangkan.
3. Aset yang akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan.
8.6.2. Aset tidak lancar :
1. Kas.
2. Penempatan pada bank indonesia.
3. Penempatan pada bank lain.
4. Investasi surat-surat berharga.
5. Piutang usaha.
6. Pembiayaan.
7. Persediaan.
8. Biaya dibayar di muka.
9. Investasi jangka panjang.
10. Aset tetap.
11. Aset tidak berwujud.
12. Aset lain-lain.
8.7. LIABILITAS.
Liabilitas merupakan pengorbanan ekonomis yang wajib dilakukan oleh perusahaan di
masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aset atau pemberian jasa yang disebabkan
oleh tindakan atau transaksi pada masa sebelumnya.
8.9. MODAL
Modal atau ekuitas merupakan hak residul atas aset etentitas syariah yang dikurangi
semua kewajiban dan dana syariah temporer. Untuk perseoran terbatas, ekuitas dapat di
subklasifikasikan menjadi setoran modal pemegang saham, saldo laba, dan penyisihan
penyesuaian pemeliharaan modal.
8.10. PENGHASILAN
Penghasilan (income) mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi yang diperoleh entitas,
meliputi pendapatan (revenue) ataupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam
pelaksanaan aktivitas entitas syariah yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda,
seperti penjualan, penghasilan jasa, bagi hasil, dividen, royaliti, dan sewa. Keuntungan
mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan yang mungkin timbul dalam
aktivitas etentitas syaria. Yang termasuk penghasilan bank syariah antara lain :
a. Pendapatan pengelolaan dana.
b. Pendapatan usaha.
c. Pendapatan nonusaha.
8.12. BEBAN.
Definisi beban mencakup kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan
aktivitas bank syariah. Beban biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti
kas dan setara kas, persediaan dan aset tetap. Beban yang biasa timbul dalam aktivitas entitas
syariah meliputi beban gaji, penyusutan, beban sewa gedung, beban penyisihan kerugian, dan
lain-lain.
9. STANDAR LAYANAN.
9.1.GAMBARAN UMUM.
Memberikan yang terbaik sesuai kaidah adalah esensi layanan yang harus disajikan oleh
bank syariah kepada nasabah yang memerlukan solusisi dalam aktvitas keuangan dan
ekonomi yang tidak identik dengan sistem bunga, bisnis yang spekulatif,serta kemitraan
sejajar yang memberikan kenyamanan dalam berinteraksi.
9.2.TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Untuk meningkatkan pengetahuan terkait :
2. Standar layanan yang berlaku
3. Standar penampilan, kebersihan, dan kerapian ruang kerja.
4. Pengetahuan produk, jasa, dan layanan.
5. Cara berkomunikasi.
6. Bagaimana menghagai orang lain
7. Menindak lanjuti kebutuhan dan keluhan nasabah.
8. Cara membentuk nasabah yang loyal dan merangkul nasabah baru.
11. TEKNOLOGIINFORMASI
13. KEPATUHAN.
14. AUDIT
1. Prinsip Syariah
Prinsip syariah merupakan ketentuan utama yang harus dipatuhi bank syariah karena
pelanggaran terhadap prinsip syariah akan menyebabkan haramnya seluruh transaksi dan
aktivitas bank tersebut.
2. Hukum Publik
Saat ini operasional perbankan syariah di Indonesia di atur dalam undang-undang perbankan
syariah (Undang-undang RI No. 21 tahun 2008), termasuk semua ketentuan yang dikeluarkan
oleh oteritas terkait. Peraturan-peraturan yang terkait dengan kegiatan perbankan di indonesia
diatur pula oleh Bank Indonesia, antara lain melalui peraturan Bank Indonesia.
3. Hukum Privat
Dalam melakukan transaksi perbankan, antara bank dan nasabahnya terdapat dokumen
hukum yang mengatur hubungan hukum tersebut. Hubungan hukum itu di Dokumentasikan
dalam bentuk perjanjian, baik mengenai perjanjian penempatan dana, perjanjian kredit, dan
perjanjian-perjanjian lain agar terwujud tertib hukum antara bank dengan nasabahnya.
4. Hukum Agunan
Dalam pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah terdapat dua agunan,
yakni agunan utama dan agunan tambahan. Agunan utama adalah agunan yang terkait
langsung dengan objek kredit atau pembiayaan berdasrkan prinsip syariah. Sedangkan
agunan tambahan adalah agunan yangtidak terkait langsung dengan objek kredit atau
pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam undang-undang perbankan, diatur bahwa
dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib
mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas iktikad dan kemampuan
serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan
pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.