Anda di halaman 1dari 30

_

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih ladi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah yang telah mengutus junjungan kita Nabi Muhammad saw
dengan membawa syari'at yang sempurna dan agama yang murni, yakni agama Islam
serta menghiasi atas kerasulannya denga berbagai mu'jizat dan lagi diperkuat para
sahabatnya yang pemberani dan mendapat hidayah (petunjuk dari Allah)



_

_

Dan Allah memberi keistimewaan kepada siapa yang dikehendaki dan pengikutpengikut agama-Nya. Dinaikkan ketingkat ilmu ma'rifat dan haqiqot serta memberi
siraman lautan ilmu laduni dan ilmu lathifah serta pelita ilmu Ke-Tuhanan




_
_
Lantaran itu, mereka jadi juru petunjuk umat dan perintis kejalan Allah yang Maha
Agung lagi Maha Mengetahui, mengajak hamba-hamba Allah lewat di jalan setinggitingginya jalan yang lurus.



_
_

_
_

_

Dan semoga Allah senantiasa mencurahkan sholawat dan salamnya kepada
junjungan Nabi Muhammad saw. Dan para sahabatnya serta orang-orang yang
mengikuti agama Islam dan semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk
memperoleh hidayah melalui petunjuk-petunjuk beliau, mengikuti amalan-amalannya
serta mendapatkan pembagian nur (cahaya) dari orang-orang tersebut agar dapat
menghilangkan kegelapan, kebodohan, selagi manaqibnya orang-orang tersebut
masih harum
semerbak,
berkumandang didengar, lestari dawuh dawuh
kebenaran riwayat keutamaanya, yang demikian itu akan membangkitkan
semangat ta'at dan kebaktian kepada Allah

) (
_

_
_ _
_ _ _
_

_ _

( )
_
Adapun setelah itu semua: Maka berkatalah orang yang membutuh kan
kemurahan Dzat yang Maha Mulya dan Maha Penyelamat, yakni Syaikh Ja'far bin
Hasan bin 'Abdil Karim Al-Barzanjiyyu : Kitab manakib ini hanya merupakan bagian
kecil penjelasan perilaku wali Quthub yang bisa memberi pertolongan, sebagai
perantara agar terkabul tujuannya, pimpinan para wali arif billah, Imamnya para
ulama berjalan dijalan Allah untuk meraih lautan haqiqot, yaitu Sayyid yang mulya,
dirinya dijadikan sandaran yang amat indah, keturunan bangsawan yang memiliki
derajat yang tinggi, memiliki perkumpulan majlis yang besar, yaitu sayyid yang
besar, yaitu Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada
beliau, (Al-Faatihah), Semoga Allah Yang Maha Kuat lagi Sempurna
menyampaikan Syaikh ke surga yang dekat kepada Allah dan berhasil harapannya.

Kitab manakib ini bagaikan untaian yang dirangkum dari berbagai intan permata
berisi fatwa-fatwa dan amalan Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani agar dapat dijadikan
perhiasan yang diperdengarkan kepada yang hadir pada saat dibacakan dalam
amalan-amalan yang penting dan pada peringatan-peringatan ulang tahun wafatnya
Syakih Abdul Qadir Al-Jilani.


_

_

_
_

Kitab manaqib ini kami ambilkan dari keterangan para ulama ahli Thoriqoh dan para
ulama yang mempunyai keyakinan yang mantap, kecintaanya kokoh kepada
Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani seperti waliyullah Syaikh Abdul Wahan AsSya'roni yang sudah terbukti keberuntungannya dan waliyullah Syaikh sirojid Dimisqiy
penyusun kitab Nitajul Arwah.


_
_
_
_

karena didorong rasa cinta, kami sebar luaskan manaqib para wali yang telah
mencapai tingkat kesempurnaan amalnya, juga menyebarkan manaqib para wali
yang terpilih, serta mengharapkan turunnya rahmat yang melimpah dan barokah
yang banyak, karena dengan menyebut-nyebut hal ihwal para ulama, waliyullah
tersebut, menyebabkan terbukanya barokah dari pintu langit yang tertinggi, juga turunya
mendung kemurahan dari Allah swt.

_
_
_

( )

_ _
Dan aku lepaskan/sampaikan dengan perantara keluarga yanag mendapat ridho
serta
memohon
pertolongan
dengan
egala
kerahasian-Nya.
maka
keraskan/semarakkan dengan dzikir. Orang-orang yang mengharap dzikir pembaca
sampai kepadanya dengan segala kabarnya dan saya menamakan sebagai perak
yang hina dalam mengingat/ berdzikir sebagaian dari sifat (kebaikan) yang dimiliki
junjungan kita Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, semoga Allah mecurahkan keridlohan
kepadabeliau, (Al-Faatihah),

_ _

)( _
_
_ _ _

_ _ _
_

_
( )
Maka kami katakan : Bahwa Kanjeng Syaikh adalah menjadi Syaikhuts tsaqolain,
yaitu Syaikhnya jin dan manusia yang sempurna, juga wali yang mempunyai
kewaspadaan yang sempurna wusul kepada Allah dan mempunyai kedudukan luhur
lagi mulya serta mempunyai martabat yang tetap dan derajat yang sempurna dan
perilaku yang luhur serta kesempurnaan yang tinggi, juga menjadi wali Quthub yang
ahli ma'rifat kepada Allah, dan menjadi pemimpin pertolongan penerangan hati,
yaitu Abu Muhammad Abdul Qodir Al-Jilani, semoga Allah mecurahkan keridlohan
kepada beliau, (Al-Faatihah), putra Syaikh Abi Sholih Musa Janki Dausat.

: _
_

_
_
Disebut juga : Janka Dausat putranya Syaikh Abdillah bin Yahya Az-Zahid bin Musa AlJuni bin Abdillah Al-Mahdli bin Al-Hasan Al-Mutsanna bin Al-Hasan As-Sibthi bin Ali
bin Abi Tholib. Dan putranya Syarifah Fatimah Az-Zahro' Putri dari junjungan kita
Muhammad saw yang menjadi Rasul.


_


_
Nasab atau silsilah keturunan Sayikh Abdul Qodir Itu bagaikan matahari di waktu
duha@ bagaikan siang untuk munculnya cahaya waktu subuh. @ Silsilah keturunan
Syaikh ini sudah melekat diwajah Nabi Adam as @ karena itu malaikat langit
diperintah sujid kepada Adam as @ Juga nasabini sudah disanjung dalam kitabnya
Allah@ karenanya siapa yang sengaja ingkar silsilahnya akan terkalahkan
@ dalilnya

Ya Allah, Hamparkanlah bau harum keridhoan-Mu kepada kanjeng Syaikh, dan


anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng
Syaikh

_ _

_
_
_


_
Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, mudah-mudahan Allah meridhoinya,
dilahirkan di dusun Jilan, kota terpencil di luar kota Tobaristan, pada tanggal 1
Ramadhan 471 H. Pada waktu beliau masih bayi, disiang hari bulan Ramadhan,
beliau tidak mau menetek (menyusu), karena inayah dari Allah kepada beliau. Dan
ketika usianya mendekati baligh, Kanjeng Syaikh gemar mempelajari ilmu

pengetahuan, mengunjungi para ulama yang mulia lagi berpengetahuan tinggi,


dengan amalan-amalan sholihnya mencapai derajat yang utama, maka
kemajuannya dalam bidang ilmu dan amal-amal utamanya sangat maju bahkan
ibarat lebih dari burung merak.

_ _
_


_

_ _
_

Kanjeng Sayikh ra. belajar ilmu fiqih kepada Syaikh Abil Wafa Ali bin Aqil dan
kepada Syaikh Abil Khotob Al-Kalwadzani Mahfudh bin Ahmad Al-Jalil, dan Kepada
Syaikh Abil Husaini Muhammad bin Al-Qodli abi Ya'la, Juga kepada para ulama
yang nampak ilmunya luhur serta derajatnya yang mulya. Dibidang adab Kanjeng
Syaikh belajar kepada Syaikh Abi Zakariya yahya bin Ali Ath-Tibrizi. Disitulah
Kanjeng Syaikh mengunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk mengali berbagai
hal yang bermanfa'at dan berguna. Kemudian Kanjeng Syaikh berbai'at belajar ilmu
thoriqoh kepada seorang Guru yang Mursid arif billah, yaitu Syaikh Abil Khoiri
Hammad bin Muslim Ad-Dabbas.

_ _


_ _
_

_ _


_
_ _

Kemudian Kanjeng Syaikh meneruskan bai'at toriqohnya kepada Syaikh Qodli Abi
Sa'id Al-Mubarok hingga mendapat ijin menjadi Syaikh mursid yang adabiyahnya
meniru Syaikh mursyidnya yang sudah sempurnya dan tidak henti-hentinya terpeliharah
dari inayah Allah, sehingga derajatkewaliannya terus naik ketingkat kesempurnaan,
karena cita-citanya yang luhur beliau dapat mengalahkan sifat yang tercela dan
nafsu syaithoniyah yang menyesatkan, juga cancut tali wondo beliau meniggalkan apa
yang menjadi kesenangannya dan hal-hal yang mubah (boleh), juga meningalkan
keramaian dunia, pergi mengembara ke hutan di negeri Irak selama dua puluh lima
tahun sehingga tidak mengenal orang dan tidak dikenal orang, bahkan banyak
orang yang mencemooh dan tidak mau memperdulikan, karena keluarga yang

menjadi tanggung jawabnya seakan-akan diabaikan. Pada permulaan beliau


melakukan pengembaraan memang dirasakan banyak menghadapi tantangan
serta kehawatiran-kehawatiran, tetapi semua hambatan itu dapat dihadapi dengan
tabah dan tetap melanjutkan pengembaraan kehutan belantara.

_
_ _
_

pakaian yang dipakai jubah dari bulu, kepalanya ditutup sobekan kain, berjalan
tanpa sandal, melalui tempat-tempat berduri di tanah-tanah terjal, yang demikian itu
karena beliau tidak menemukan sandal, makanan nya buah buahan yang masih
dipohon, sayur yang sudah dibuang, daun-daun rerumputan yang berada di tepi-tepi
sungai, bahkan lebih banyak tidur dan tidak minum.


_
_
_ _

_ _ _ _
_
_


Pernah berhari-hari tidak makan apapun, tiba-tiba dijumpai seseorang yang
kemudian memberinya sebuah kantong yang berisi penuh dengan uang dirham
sebagai penghargaan kepada beliau. Kemudian diambilnya sebagian untuk membeli
tepung, jenang dari kurma dan samin dan duduklah Kanjeng Syaikh untuk
menikmati makanan tersebut. Dengan tiba-tiba ada sebuah kertas yang jatuh,
tulisanya berbunyi : Syahwat itu dijadikan untuk hamba-hamba-Ku yang lemah,
sebagai perantara untuk melaksanakan ta'at kepada Allah, sesungguhnya hambahamba-Ku yang kuat, tentu tidak mempunyai kesenangan syahwat apapun, seketika
itu beliau meninggalkan makan, mengambil saputangan untuk membungkus nya dan
ditinggalkannya lalu menghadap kiblat shalat dua rakaat, dan kemudian
meninggalkan tempat itu. atas kejadian ini beliau sadar, bahwa dirinya dijaga oleh
Allah dan selalu dalam pertolongan-Nya.

Ya Allah, Hamparkanlah bau harum keridhoan-Mu kepada kanjeng Syaikh, dan


anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng
Syaikh.

_ _
: ! _ _

_

Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ra pertama masuk kota Irak ditemani
Nabi Khidir atasnya sutama-utama shalawat dan salam. Dan beliau belum
mengenalnya yang kemudian Nabi Khidir memberikan persyaratan-persyaratan
yang tidak boleh sekali-kali menyimpang, karena penyimpangan akan menjadi
sebab perpisahan keduanya. maka Nabi Khidir berpesan kepada Syaikh : Duduklah
ditempat ini. Maka duduklah Kanjeng Syaikh di tempat yang disyaratkan sampai tiga
tahun yang setiap tahun sekali Nabi Khidir datang ke situ. Dan kemudian berpesan
lagi : Jangan sekali-kali meningalkan tempat ini, sampai aku datang lagi.

_ _

_
_

_
_
_

Pernah pada waktu riyadloh Kanjeng Syaikh tertidur di emperan istana raja Madani
dimalamnya yang sangat dingin, tiba-tiba mimpi mengeluar kan mani, seketika itu
bangunlah beliau lalu pergi ke sungai untuk mandi. Kemudian tidur lagi dam mimpi
yang sama, bangunlah beliau dan pergi ke sungai mandi lagi, kejadian itu sampai
empat puluh kali dalam semalam itu juga. Kemudian Kanjeng Syaikh naik di atas
pagar tembok emperan agar tidak tertidur lagi demi menjaga kelanggengan suci dari
hadats. Kebiasaan Kanjeng Syaikh bila berhadats terus berwudhu lalu shalat sunnah
dua rakaat sehingga senantiasa suci dan tidak pernah menanggung hadats.

_
_

_ _


_
_
_

Tiada henti-hentinya Kanjeng Syaikh kesungguhannya dalam menjaga wudhu,
bahkan hal yang demikian itu menjadi kebiasaan sampai ketingkat wusul kepada Allah
swt nampak jelas pancaran nur kewaliannya, sehingga nampak pula diwajahnya
cemerlang sifat keluhuran, menghindari segala apa yang harus dihindari, bahkan
pernah berpura pura bisu, gila, sampai berkali-kali dibawa ke kota Marostan untuk
diobatkan yang demikian itu malah membuat tersohor kewaliannya melebihi ulama
pada zamannya. Dibidang keilmuannya dan amalannya, zuhud dan ma'rifatnya,
ketokohan dan fatwa-fatwanya dapat diterima siapa saja yang mendengarkan
sehingga nama baiknya tersebar dimanca negara bagaikan peredaran surya.

_

_
_
_




_
_
_


Diceritakan : Pernah pada suatu ketika seratus ulama ahli fiqih Baghdad
berkumpul masing masing membawa masalah, kemudian dikumpulkan, dan
menghadap Kanjeng Syaikh perlu menguji kemampuan nya, setelah ulama itu duduk
dalam majlis, Kanjeng Syaikh pun menunduk kan kepala, tiba-tiba keluarlah cahaya
bersinar dari dadanya menembus ke dada para ulama itu, maka hilanglah apa yang
ada pada hati mereka, sampai pada masalah-masalah yang sudah matang
dipersiapkan hilang begitu saja, para ulama tadi menjadi kebingungan, gemetar dan
seakan-akan tidak berdaya juga kesadarannya, menyobek-nyobek pakaian dan
membuka tutup kepalanya. Kemudian Kanjeng Syaikh naik ke kursinya seraya
memberikan jawaban yang sudah tersimpan dari masing-masing ulama tersebut,
setelah lengkap memberikan jawaban masalah-masalah itu semua, para ulama tadi
baru mengakui akan kelebihan Kanjeng Syaikh, lalu mereka tunduk.


_
Adalah Kanjeng Syaikh, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau,
tiap-tiap hari mengajarkan tiga belas macam ilmu yaitu : Tafsir Al-Qur'an, Hadits,

ilmu Khilaf, ilmu Ushul yakni Ushulul Kalam/ Ushulul Fiqih, ilmu Nahwu, ilmu
Qiro'a/Fajwid, ilmu qiro'a/Tajwid, ilmu Huruf, ilmu Arudl/Qowaafi, ilmu Ma'aani, ilmu
Badi', ilmu Bayan, ilmu Manthig, dan ilmu Tashowuf/Thoriqoh.
_

_

Beliau memberi fatwa mengikuti madzhab Imam Syafi'i dan imam Hambali,
semoga Allah meridloi keduanya.

_ : _
_
_




_
_
_

_ _

Ulama Iraq kagum atas fatwa beliau, sehingga terlontar ucapan dari mereka
Maha Suci Allah yang memberikan kepadanya ilmu yang begitu luas. Pernah
Kanjeng Syaikh diberi suatu masalah karena semua ulama Baghdad tidak mampu
menjawabnya, masalah itu adalah : Ada seseorang yang bersumpah kalau istrinya
jadi ditalaq tiga, maka orang tadi harus melakukan ibadah kepada Allah ta'ala, yang
ibadahnya tidak sedang dikerjakan orang lain pada waktu itu. Bagaimana orang itu
bisa selamat dari sumpahnya dan ibadah apa yang harus ia kerjakan? Maka
Kanjeng Syaikh, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau, menjawab
seketika : Agar orang tadi selamat dari sumpahnya, maka ia harus pergi ke Mekkah
Al-Mukarromah, menunggu sepinya orang melakukan thawaf, bila sudah sepi lalu
mengerjakan thowaf tujuh kali. Maka kepada Allah lah Kanjeng Syekh, semoga Allah
mecurahkan keridlohan kepada beliau, mengembalikan segala urusan. Dengan
demikaian berarti telah lepas dari sumpahnya dan tidak punya tanggungan apa-apa.

Ya Allah, Hamparkanlah bau harum keridhoan-Mu kepada kanjeng Syaikh, dan


anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng
Syaikh.

_ _
_ _
_

_
_
Adalah Kanjeng Syaikh berpakaian, pakaian ulama Jubah besar yaitu
pakaian yang menutupi muka dan kepala, dan kendaraannya bighol/keledai. Untuk
menghormati tamu beliau membuka kerudungnya dan waktu mengajar beliau duduk
di kursi yang tinggi agar bisa dilihat dan didengar, ucapanya terang dan lantang.
Kadang-kadang Kanjeng Syaikh bagaikan berjalan diangkasa, kemudian kembali lagi
ke kursinya, hal itu disaksikan orang-orang yang hadir, waktunya hanya diperuntuk
kan ta'at kepada Allah semata


: _

_

) ( _


_


_ _

Pembantu dekatnya yakni Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Abdil Fatah
Al-Harowi Mengatakan : Saya menjadi pelayannya Syaikh Abdul Qodir, semoga
Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau, (Al-Faatihah) selama empat puluh tahun,
adalah beliau selama itu bila shalat subuh masih menggunakan wudhunya shalat isya'.
Kalau berhadats segera memperbaruhi wudhunya. kemudian mengerjakan shalat
sunnah dua rakaat. Adalah Kanjeng Syaikh setelah shalat isya' masuk kamar
pribadi, tidak seorangpun dapat masuk dan membukanya, tidak akan keluar
sebelum terbit fajar. Raja Baghdad sudah berkali-kali benar-benar ingin bertemu
dengan beliau pada malam hari, tidak juga bisa bertemu.

_
:


_ _


_
_

_ _

_ _

_
_
_
Syaikh Abdul Fatah berkata : Pernah saya bermalam semalam di rumah
beliau, maka saya tahu beliau shalat sunnah sebentar pada permulaan malam,
kemudian berdzikir kepada Allah sampai melewati sepertiga dari permulaan malam.
Kemudian beliau membaca Asma A'dhom sembilan yaitu : Al-Muhiithu, Arrobbu,
Asy-Syahiidu, Al-Hasibu, Al-Fa'aalu, Al-Khollaaqu, Al-Kholiqu, Al-Bari-u, AlMushowwiru, dan naik ke angkasa sampai hilang dari pandanganku. Setelah
kembali lagi ke kamarnya, kemudian shalat berdiri di atas kedua kaki serta
membaca Al-Qur'an sampai habis waktu sepertiga malam yang kedua. Adalah
shalat beliau sujudnya sangat panjang, kemudian duduk menghadap kan jiwanya
kehadirat Allah, muroqobah kepada-Nya sampai terbit fajar dengan sopan dan
merendah berdo'a kepada Allah sehingga beliau tertutup penuh oleh cahaya terang,
dengan nampak terang jelas, sehingga menyilaukan pandangan mata sampai
Kanjeng Syaikh tidak terlihat karena tertutup oleh Nur/Cahaya. Syaikh Ibnu Abil
Fatah juga berkata : Kemudian saya mendengar disampingnya ada yang
mengucapkan salam Assalaamu'alaikum, kemudian Kanjeng Syaikh menjawabnya,
keadaan demikian ini terjadi sampai Kanjeng Syaikh mengerjakan shalat Fajar.

_


:

_
Adalah Kanjeng Syaikh, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada
beliau, telah berkata : Tidak boleh terjadi sebagai seorangahli tasawuf,
siap dan bertindak sebagai juru penerang/ guru mursyid, kecuali sudah
mendapat anugerah Allah ilmunya, politiknya pimpinan negara, ilmu
hikmahnya para ahli hukum.

: _


: _
:
_

_
_


_

_

_


_

Syaikh Ibnu Fatah juga mengatakan : Pada suatu hari ada seorang melapor
kepada Kanjeng Syaikh, ia mengaku pernah melihat Allah ta'ala dengan kedua
matanya. Maka beliau bertanya : Benarkah apa kata orang-orang bahwa engkau
pernah melihat Allah dengan kedua matamu? Maka orang tersebut menjawab : Iya
benar. Syaikh Ibnu Abil Fatah selanjutnya melarang mengatakan bahwa mendengar
jawaban orang tersebut, Kanjeng Syaikh melarang mengatakan yang
demikianseraya membentaknya dengan berpesan agar berhati-hati jangan
sampai ucapanya diulang kembali. Kemudian beliau menoleh kepada mereka
diantara yang hadir sedang menanyakan : Pengakuan seprti itu benar atau salah ?
Jawab Kanjeng Syaikh, ia benar, tapi dalam kebimbangan,sesungguhnya yang
melihat nur keindahan Allah itu adalah mata hatinya, yang kemudian mata hatinya
menembus kedua mata kepalanya, maka mata kepalanya lalu bisa melihat mata
hatinya, cahaya mata hatinya menyatu dengan cahaya keindahan Allah, sehingga
orang itu ber-prasangka bahwa mata kepalanya melihat apa yang sebenarnya
dilihat mata hatinya. Sesungguhnya yang dapat melihat cahaya keindahan Allah
hanyalah mata hati, tetapi ia belum mengerti. Mendengar jawaban kanjeng syakih tadi,
para ulama dan ahli thoriqoh gemetar dan kebingungan.

:

( )
_ _
_
-
: _ _ : _
( )
_ :

_
: _
_

_ : : _ : _

_
Syaikh Ibnu Abdil Fatah berkata : Pada suatau ketika Kanjeng Syaikh
melihat seberkas cahaya berkilauan menerangi ufuk langit, tidak lama
menampakkan diri seraya memanggil-manggil : Wahai Abdul Qodir, semoga Allah
mecurahkan keridlohan kepada beliau, (Al-Faatihah), aku adalah Tuhanmu, sungguh
aku perbolehkan untukmu semua yang diharamkan. Maka Kanjeng Syaikh
menjawab : A'UUDZU BILLAHI MINASY SYAITHOONIR ROJIM yang artinya : aku

berlindung kepada Allah dari syaithan yang terkutuk. seketika itu juga cahaya tadi
berubah menjadi gelap dan menyerupai awan dengan bersuara keras : Wahai Abdul
Qodir, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau, (Al-Faatihah), selamatlah
engkau dari ulah sesatku, sebab ilmumu tentang hukum Tuhanmu dan karena
pemahamanmu tentang kedudukanmu sungguh aku sudah menyesatkan seperti
kejadian ini dari tujuh puluh orang ahli thoriqoh. Setelah beliau selamat dari godaan
syaithan, kemudian memuji kepada Allah dengan mengucapkan : Anugerah dan
keselamatan hanya karena Tuhanku. Maka ditanyakan kepada Syaikh : Bagaimana
Syaikh bisa tahu sesungguhnya itu adalah syaithan? Kanjeng Syaikh menjawab : Dari
ucapanya : Telah aku perbolehkan bagimu apa yang diharamkan. Karena setahu
saya Sungguh Allah ta'ala tidak akan memerintahkan berbuat jahat.

Ya Allah, Hamparkanlah bau harum keridhoan-Mu kepada kanjeng Syaikh, dan


anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng
Syaikh.




_

_


_


_ _ _
_

_

: _ _
_ _

_


Adalah Kanjeng Syaikh, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau,
tidak mau mengagung-agungkan orang kaya dan berdiri karena datangannya
seorang raja dan tidak juga orang-orang yang mempunyai kedudukan. Dan adalah
seringkali raja bermaksud ziarah kepada Syaikh, padahal beliau sedang duduk-duduk
kemudian ditinggalkan masuk ke kamar pribadinya. Kemudian baru keluar lagi
untuk menemui setelah khalifah itu duduk. Hal ini dilakukan kerena memulyakan
prilaku ahli tasawuf yang tidak tertarik dengan kedudukan dan harta serta tidak

berdiri haya sekedar kedatangan raja. Lagi beliau tidak mau berdiri di depan pintupintu raja atau mentri dan juga tidak mau menerima hadiah dari raja, sehingga raja
itu mencemoohnya atas tidak diterimanya pemberian itu. Maka Kanjeng Syaikh
berkata kepada sang raja : Kalau begitu silahkan bawa sendiri hadiah itu kesini.
Rajapun menerimanya, kemudian membawa sendiri buah apel untuk Kanjeng
Syaikh. Tiba-tiba buah apel itu di dalamnya penuh darah dan nanah. Maka
berkatalah Kanjeng Syaikh kepada raja : Kenapa raja selalu mencemooh dan
mencela saya? Padahal saya tidak mau buah apel ini, karena seluruhnya penuh
dengan darah manusia. Maka raja itu minta maaf dan bertaubat di hadapan Kanjeng
Syaikh. Selanjutnya raja itu sering ziarah kepada beliau sebagaimana kebanyakan
orang dan menjadi sahabatnya sampai meninggal.



_ _
Adalah Kanjeng Syaikh, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau,

yang mempunyai derajad tinggi, namanya harum tersebar kemana-mana, beliau mau
menghormati kepada fakir miskin, menemani duduk, membersihkan sendiri kutu-kutu
yang ada di pakaianya.

_
_

:
_
_


Beliau penah mengatakan : Seorang fakir yang mau sabar lebih utama dari
orang kaya yang bersyukur, dan orang fakir yang bersyukur, lebih utama dari
keduanya dan orang fakir yang mau bersabar dan bersyukur, lebih utama dari
semuanya. Tidak senang dan tidak merasa nikmat menerima balak, kecuali orang
yang tahu kepada Dzat yang menurunkan balak, yaitu Allah swt.

_
_ _ :
_ _
_
_
Dan adalah Kanjeng Syaikh juga berkata : Ikutilah sunnah Rasulullah saw
dan jangan melakukan bid'ah, berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya jangan sampai
keluar dari Islam, bersabarlah dan jangan menggumam, berharaplah untuk
mendapatkan kesejahteraan dan jangan putus asa, berkumpullah dalam majlis dzikir
kepada Allah ta'ala, jangan bercerai berai, bersihkan dirimu dengan bertaubat dari

segala dosa dan jangan berlumuran noda dan secara rutin menghadap di pintu
Allah untuk mohon ampunan.


_ :
_ _ _

_
_
_
_ _
Kanjeng Syaikh berkata juga: Jika terkena cobaan, jangan mengingin kan
mendapat kenikmatan dan menghindar dari cobaan, karena suatu kenikmatan pasti
datang juga kepadamu sesuai ketentuan Allah, diharapkan maupun tidak. Demikian
pula cobaan, suka atau tidak pasti akan menimpanya, maka dari itu berserah dirilah
segala urusan kepada Allah yang mengatur sesuai dengan kehendak-Nya. Maka bila
kenikmatan datang kepadamu, maka sibukkanlah dirimu dengan mengingat Allah
dan banyak bersyukur, dan bila cobaan yang menimpa maka sibukkan lah dirimu
dengan kesabaran dan kesadaran. Bila ingin mendapat tempat yang tertingi di sisi
Allah dan sebagai suatu kenikmatan, maka perlu disadari bahwa cobaan yang
menimpa orang mukmin bukan sebagai malapetaka, tetapi datang untuk menguji
iman.

_
:
_ _


_
_
Kata Kanjeng Syaikh lagi : Tidak boleh terjadi di dalam majlis untuk
menghadap kepada Allah ta'ala, kecuali membersihkan dirinya dari kotoran dan
dosa, dan tidak akan dibuka hatinya untuk makrifat kepada Allah, kecuali hatinya
dikosongkan dari pengakuan mempunyai perilaku baik dan dari perbuatan yang
meresahkan. Apabila kebiasaan manusia sudah berlumuran dosa dan tidak mau
membersihkan, maka Allah ta'ala menurunkan berbagai penyakit lahir ataupun
bathin kepada mereka sebagai tebusan dan pembersih dosa-dosanya, agar yang
demikian itu sesuai majlis menghadap dan mendekat kepada Allah, baik mereka
sadar maupun tidak.

_
:
_

Kata Kanjeng Syaikh lagi : Berhati-hatilah kamu, jangan sampai mencintai


seseorang atau membencinya, kecuali sudah memperhati kan perbuatanya dengan
berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah Rasul, agar kamu senang atau benci tidak
sekedar menuruti hawa nafsu.

Ya Allah, Hamparkanlah bau harum keridhoan-Mu kepada kanjeng Syaikh, dan


anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng
Syaikh.




: _
_
Adalah Kekaromahan Kanjeng Syaikh, semoga Allah mecurahkan keridlohan
kepada beliau, pakaiannya tidak pernah dihinggapi lalat, karena mewarisi eyangnya
yaitu Nabi saw. Orang yang melihatnya sempat menanyakan lantaran apa yang
menyebabkan? Maka Kanjeng Syaikh menjawab : Untuk apa lalat hingap pada
diriku, yang pada diriku ada tujuan untuk mendapatkan kenikmatan dunia dan
madunya akhirat, melainkan hanya semata mata ikhlas karena Allah.



_
_ : _

_
Dari sebagian kekaromahannya, satu ketika beliau duduk mengambil air
wudhu kejatuhan kotoran burung emprit, lalu beliau mengangkat kepalanya, maka
jatuhlah burung itu dan mati. kemudian beliau melepas pakaiannya untuk dicuci lalu
disedekahkan sebagai tebusan burung tadi, dan berkatalah beliau : Bila pada saya
ada dosa maka itulah tebusannya.



_

_
( )
_ _

: _
_
)
_

!

_
(

: ( )
Dan dari kekaromahannya lagi, ada seoranag perempuan datang kepada
beliau dengan membawa putranya dan diserahkan kepada Kanjeng Syaikh Abdul
Qodir, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau, (Al-Faatihah), untuk
menjadi santrinya dan belajar ilmu suluk. Putra tadi diterima, kemudian diperintahkan
memerangi nafsunya serta menjalankan ibadah sebagaimana dilakukan oleh ulamaulama salaf. Suatau hari ibunya sowan kepada Kanjeng Syaikh, dilihat anaknya
menjadi kurus, si ibu kemudian masuk kedalam kamar Kanjeng Syaikh dan melihat
di depanya tulang-tulang ayam dari sisa daharan Kanjeng Syaikh. Maka si ibu
kemudian menanyakan arti dari semua itu. Maka Kanjeng Syaikh meletakkan
tanganya di atas tulang tadi sambil berkata : Berdirilah dengan izin Allah yang
menghidupkan tulang-tulang yang hancur, maka berdirilah tulang tulang itu kembali
menjadi ayam dan berkokok : "LAA ILAAHA ILLALLOOH MUHAMMADUR
RASUULULLOOH ASY-SYAIKHU ABDUL QOODIR WALIYYULLOOH" artinya :
Tidak Ada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah dan Nabi , Muhammad
adalah utusan Allah, Syaikh Abdul Qodir kekasih Allah swt. semoga Allah
mecurahkan keridlohan kepada beliau, (Al-Faatihah), maka beliau berkata kepada si
ibu : Kalau anak mu sudah dapat berbuat seperti ini, maka boleh makan
sekehendaknya.


_

! _ : _


_
: _
_
_
Dan dari kekaromahannya lagi, pada suatu hari ketika angin sedang
berhembus kencang ada seekor burung elang di atas majelis pengajian beliau
dengan suara yang keras dan suaranya menggangu orang-orang yang hadir di
majlis itu, maka beliau berkata : Wahai angin, potonglah kepala burung itu. Maka
seketika jatuhlah burung itu dengan keadaan kepala terputus. Kemudian beliau
turun dari kursinya, mengambil burung tadi mengelus elus dengan membaca :
"Bismillaahir rahmaanir rohiim", maka burung itu hidup kembali dan terbang lagi

dengan izin Allah ta'ala, akan hal itu disaksikan oleh orang orang yang hadir dimajlis
itu.




_


:


_

_
_ _


_ _ :
_ _ :

_

) (
_ _


_
_ _
_
_ _
:
_

Dan dari karomaahnya lagi, Syaikh Abu Umar Utsman As-Shairofi dan Syaikh
Abu Muhammad Abdul Haqqi Al-Harimiyah, semoga Allah memberi rahmat keduanya,
berkata : Kami pernah berdampingan dengan Syaikh berada di madrasahnya pada hari
Ahad tanggal 3 Shafar tahun 555 H, beliau berwudhu dengan klompennya lalu shalat dua
rakaat, setelah salam berteriak sekeras-kerasnya seraya melemparkan klompennya yang
satu sejauh-jauhnya ke atas sampai tidak nampak dari pandangan kami, kemudian
melakukan lagi seperti itu untuk kedua kalinya dengan klompen yang satunya. Kemudian
duduk dan tidak ada seorangpun yang berani menanyakan kejadian itu. Setelah 23 hari
dari kejadian itu, datanglah serombongan musyafir dari luar negeri, mereka
berkata : Kami mempunyai nadzar, maka kami mohon diizinkan untuk menghadap
Kanjeng Syaikh. Maka beliau berkata kepada kami berdua : Ambillah nadzar yang dibawa
mereka. Kemudian memberikan barang nadzarnya berupa emas, pakaian sutra, pakaian
berbulu sutra dan klompen milik Kanjeng Syaikh. Maka kami bertanya kepada mereka
tentang apa yang terjadi sesungguhnya? Merekapun bercerita : Pada hari Ahad tanggal 3
Shafar yang lalu kami dalam perjalanan, tiba-tiba ada serombongan manusia yang
dipimpin dua orang, mereka merampok harta kami dan kamipun turun ke tepi jurang,
maka kami berunding, bersepakat dengan lantaran Kanjeng Syaikh Abdul
Qodir, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau, (Al-Faatihah),, kami

bernadzar kalau harta kami bisa selamat, kami akan memberikan sebagaian dari harta itu
kepada Kanjeng Syaikh, ternyata nadzar kami dikabulkan Allah, tidak lama kemudian kami
mendengar suara yang keras amat sampai dua kali memekikkan telingah, berdesing
memenuhi seluruh jurang, sampai kami melihat mereka lelah lunglai, gemetar ketakutan,
maka kami menduga mungkin kedatangan perampok lain yang merebut hasil rampasan
mereka. Tiba-tiba diantara mereka ada yang mendatangi kami dan berkata : Kemarilah
kalian untuk ikut kami, ambillah kembali hartamu dan periksalah apa yang
membingungkan kami. Kemudian mereka membawa kami kepada kedua pemimpinnya,
ternyata kami dapatkan mereka berdua telah meninggal dan di sampingnya masingmasing terdapat klompen yang masih basah dengan air. Dengan kejadian itu, yang lain
menjadi ketakutan sehingga harta yang dirampasnya dikembalikan kepada kami, mereka
sambil mengatakan : Peristiwa ini menggemparkan dan tidak pernah terjadi sebelumnya.

_


:

_
:
_ : ( )
_
_
_
_

( )
_ :
_

_

Dan dari karomahnya, pernah seorang laki-laki dari kota Asfihan berkunjung
kepada beliau untuk mengobatkan budak perempuannya yang sudah dimerdekakan,
karena sering tidak sadarkan diri dan sudah diobatkan ke mana-mana. Maka Kanjeng
Syaikh berkata : Ini gangguan jin dari goa Sarondib, namanya jin Khonis, apabila ia sakit
lagi bacakan di telinganya : Hai jin Khonis Kanjeng Syaikh Abdul Qodir, semoga Allah
mecurahkan keridlohan kepada beliau, (Al-Faatihah), yang tinggal di Baghdad
mengatakan kepadamu jangan kembali kalau tidak ingin binasa. Maka pulanglah orang itu
dan tidak muncul lagi. Setelah dua puluh tahun lamanya orang itu datang lagi menghadap
Kanjeng Syaikh, dan setelah ditanya ia menjelaskan bahwa apa yang dikatakan Kanjeng
Syaikh sudah dilaksanakan dan penyakit itu tidak pernah datang lagi sampai sekarang.
Bahkan sebagian tabib ahli jiwa mengatakan : Selama kami menetap di Baghdad empat
puluh tahun, selama mendiangnya Kanjeng Syaikh Abdul Qodir, semoga Allah
mecurahkan keridlohan kepada beliau, (Al-Faatihah), di Bagdad tidak pernah terjadi
seorangpun menderita sakit jiwa, setelah beliau wafat maka berjangkitlah penyakit jiwa itu.


: _
_ _




_ _
_

_
_
_

Dan dari karomahnya, ada tiga orang guru dari negeri Jilan datang berziarah kepada
beliau. Sewaktu masuk rumah Kanjeng Syaikh, mereka melihat kendi yang tidak
menghadap kiblat dan seorang pelayan berdiri di sisi Kanjeng Syaikh, kemudian mereka
saling berpandangan seperti menunjukkan sikap tidak senang kepada Kanjeng Syaikh
sebab kendi yang tidak menghadap kiblat dan seorang pelayan berdiri di sebelahnya,
maka Kanjeng Syaikh meletakkan kitab yang ada di tangannya terus memandang kepada
mereka dan kepada pelayan, seketika itu juga pelayan tadi mati, kemudian
beliau memandang ke arah kendi dan kendi itupun berputar sendiri menghadap kiblat.


_ _ :

_ : _
) (
_

_ : _

_
_
_
_
_ _

_ _

_ _
_

_ _

:
) (
_ _

_ _ :

) ( _
_

_ _ _

_ : : ( )
_ _
_

Dan dari karomahnya lagi, bahwa sesungguhnya Abul Mudhoffar Hasan bin
Tamimi Al-Baghdadi adalah seorang pedagang, datang kepada Syaikh Hammad bin
Muslim bin Darwah Ad-Dabbas, semoga Allah memberi rahmat keduanya, pada tahun
521 H seraya berkata : Wahai junjunganku, saya telah menyiapkan kafilah yang
membawa dagangan seharga 700 dinar ke negeri Syam. Syaikh Hammad berkata : Kalau
kamu pergi pada tahun ini kamu akan terbunuh dan daganganmu dirampas, Setelah itu
Abul Mudhoffar keluar dari Syaikh Hammad dengan membawa perasaan sedih, di jalan
berjumpa denganKanjeng Syaikh Abdul Qodir, semoga Allah mecurahkan keridlohan
kepada beliau, (Al-Faatihah), yang pada waktu itu beliau masih berusia muda. Abul
Mudhoffar menceritakan apa yang dikatakan Syaikh Hammad kepadanya. Maka Kanjeng
Syaikh berkata kepadanya : Pergilah, maka kamu akan selamat dan kembali akan
membawa keuntungan, urusan itu akulah yang bertanggung jawab. Abul Mudhoffar pergi
ke negeri Syam dan ternyata bisa menjual dagangannya dengan harga seribu dinar. Pada
satu hari Abul Mudhoffar masuk WC untuk menunaikan hajat di Halaba, dan dia
meletakkan uang seribu dinar di gantungan WC, dan ketika keluar ia lupa uangnya,
sampai di rumah ia mengantuk dan tertidur. Dalam tidurnya bermimpi dalam kafilah
didatangi orang Baduwi yang merampas hartanya dan membunuh semua orang yang ada
di kafilah itu. Dan ada pula diantara Baduwi itu mendatanginya dan memukul dengan
pedang serta membunuh nya, maka ia terbangun dengan gemetar ketakutan dan
menemukan bekas darah di lehernya serta merasa sakit. Dan setelah teringat uangnya
seribu dinar tertinggal, maka ia cepat-cepat bangun dan pergi ke WC di Halaba, dan uang
tersebut didapatkan masih di tempat semula dengan selamat, kemudian pulang ke
Bagdad. Setelah tiba ia berkata dalam hati : Kalau aku berkunjung kepada Syaikh
Hammad lebih dahulu, memang beliau lebih tua dan kalau kepada Kanjeng Syaikh
Abdul Qodir, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau, (Al-Faatihah),
karena beliau benar kata-katanya. Sewaktu ia berfikir demikian berada dipasar Sulthon
dan Syaikh Hammad berkata kepadanya : Wahai Abul Mudhoffar, mulailah kamu
berkunjung kepada Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, karena beliau dicintai Allah dan
sesungguhnya beliau berdoa kepada Allah untukmu sebanyak tujuh belas kali, sehingga
kepastian matimu yang sebenarnya hanya kamu rasakan dalam mimpi dan kepastian fakir
yang sebenarnya berubah hanya karena lupa saja. Kemudian Abul Mudhoffar pergi
berkunjung kepada Kanjeng Syaikh Abdul Qodir,semoga Allah mecurahkan keridlohan

kepada beliau, (Al-Faatihah), maka beliau mendahului berkata : Syaikh Hammad telah
mengatakan kepadamu, bahwa saya berdo'a kepada Allah untukmu tujuh belas kali. Demi
kemulyaan Allah yang berhak disembah, sesungguhnya saya berdo'a kepada Allah
untukmu tujuh belas kali dan tujuh belas lagi sampai jumlahnya tujuh puluh kali, sehingga
terjadi seperti apa yang dikatakan oleh Syaikh Hammad.


:
_ _ _
: _ :
_ _

: _
_
_ _
:
Dan dari karomahnya lagi, sesungguhnya Syaikh Ali Al-Haity beserta Syaikh
Syarif Abdullah bin Muhammad Abal Ghona-im, semoga Allah memberi rahmat keduanya
berkunjung kepada Kanjeng Syaikh semoga Allah mensucikan rahasia-rahasianya, maka
bertemu seorang pemuda tidur terlentang yang keadaannya sangat lemah. Maka pemuda
itu berkata kepada Syaikh Al-Haity ra : Wahai junjunganku, mohonkan syafaa'at kepada
Kanjeng Syaikh agar saya dapat sembuh kembali. Maka ketika diaturkan, Kanjeng Syaikh
pun memberinya syafa'at dengan mengatakan : Sungguh saya berikan syafa'at
kepadanya. Maka keluarlah kedua Syaikh itu menemui pemuda tadi memberitahukan
bahwa Kanjeng Syaikh sudah memberi syafa'at kepadanya. Maka berdirilah pemuda tadi
dan keluar melalui jendela rumahnya lalu terbang ke udara. Kemudian kedua Syaikh tadi
kembali menghadap Kanjeng Syaikh, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada
beliau dan keduanya menanyakan tentang hal ihwal pemuda tadi. Maka Kanjeng Syaikh
menjelaskan bahwa pemuda yang terbang tadi sesungguh nya berkata dalam hatinya :
Tidak ada di Baghdad ini, seorangpun yang bisa seperti saya, maka itulah saya lenyapkan
kehebatannya, kalau bukan karena Syaikh Ali, kehebatannya tidak akan saya kembalikan.

:

( )
_ _


_ _

_
_


: _
_ _ _ _
_ _
_

_
_ _
_
_ :
_
_ _ _
_ _ _
_ : _


_ : _


_

_ _
_

_
_
_ _

_ _
Dan dari karomahnya lagi, bahwa Syaikh Abal Hasan Al-Ma'ruf bin Thonthonah
Al-Baghdadi semoga Allah ta'ala memberi rahmat kepadanya, berkata pada hari
wafatnya Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada
beliau, (Al-Faatihah), semoga Allah mensucikan rahasia-rahasianya dan memberi
cahaya makamnya : Sewaktu saya belajar di pondok Kanjeng Syaikh, saya tidak pernah
tidur malam dikarenakan sibuk memperhatikan keperluan Kanjeng Syaikh. Pernah pada
suatu malam bulan Shafar 553 H, beliau kaluar dari rumahnya, sayapun menghaturkan
sebuah kendi kepada beliau, tetapi tidak mau menerimanya dan menuju madrasah yang
pintunya terkunci, lalu beliau menudingnya, tiba-tiba pintu tersebut membuka sendiri.
Kanjeng Syaikh keluar dan saya membelakanginya dengan berkata dalam hati : Sungguh
Kanjeng Syaikh tidak tahu kalau sedang saya ikuti dari belakang, kemudian pintu
madrasah itu menutup sendiri. Kemudian beliau menuju ke pintu kota Baghdad, demikian
juga pintu kota membuka sendiri setelah ditudingnya, tidak begitu beliau berjalan sampai
di satu tempat yang belum saya kenal, maka beliau masuk ke suatu tempat yang terdapat
sebuah bangunan menyerupai pondok. Tiba-tiba di dalamnya ada enam orang sedang
duduk, setelah melihat Kanjeng Syaikh mereka berdiri mengucapkan salam
penghormatan kapada beliau dan saya bersembunyi di belakang tiang pondok itu.
Kemudian saya mendengar suara rintihan dari tempat tersebut, sesaat kemudian suara

rintihan tadi sudah tidak terdengar lagi, kemudian masuk orang laki-laki ke tempat di mana
terdengar rintihan tadi dan kemudian keluar lagi dengan membopong seorang laki-laki dari
tempat tadi. Ketika itu juga datanglah seorang yang tidak memakai tutup kepala dan
berkumis panjang dan berhenti di depan Kanjeng Syaikh yang kemudian diperintah untuk
ikrar mengucapkan dua kalimat syahadat lalu dicukur rambut dan kumisnya serta disuruh
mengenakan tutup kepala dan diberi nama Muhammad. Dan Kanjeng Syaikh berkata
kepada enam orang tadi : Sungguh perintahkan agar Muhammad ini menjadi gantinya
orang yang meninggal tadi. Maka enam orang tadi menjawab : Kami dengarkan dan akan
kami laksanakan. Setelah itu beliau meninggalkan mereka dan sayapun mengikutinya
secara diam-diam, tidak seberapa lama berjalan tiba-tiba sudah sampai kembali dipintu
kota Baghdad, maka membukalah pintu itu sebagaimana tadi, lalu sampai pula ke pintu
madrasah dan demikian juga, lalu beliau masuk ke rumahnya. Keesokan harinya saya
menghadap Kanjeng Syaikh untuk menguji, setelah menghadap saya takut dengan
sendirinya kerena kewibawaannya, sampai-sampai saya tidak bisa membaca kitab. Maka
beliau berkata : Wahai anakku bacalah dan tidak apa-apa. Kemudian saya mengatakan
dan bersumpah agar beliau berkenan untuk menjelaskan kejadian yang saya lihat
semalam. Maka beliau menjelaskan : Tempat yang saya kunjungi itu namanya
Nahaawandu, dan enam orang itu, mereka adalah wali abdal dan orang yang merintih
dalam keadaan sakit itu adalah orang ketujuh dari mereka. Ketika sampai ajalnya, maka
saya datang untuk ta'ziyah. Adapun orang yang membawa jenazahnya itu adalah Abul
Abas dengan sebutan nabi Khidlir as, ia mengambilnya untuk dirawat yaitu dimandikan,
dikafani dan di shalati serta dikuburkan. Dan yang saya ikrarkan mengucapkan
dua kalimat syahadat itu adalah Nashroni dari negeri Qusthonthiniyah untuk saya jadikan
ganti orang yang meninggal itu.



_

_

_ _ _

_

_

_ : _
_

Syaikh Abdullah Al-Mushaliy bercerita : Sesungguhnya ada seorang raja yang


adil terkenal dengan sedutan Al-Mustanjid billahi yaitu Abul Mudhoffar Yusuf datang
menghadap Kanjeng Syaikh, semoga Allah mensucikan rahasia-rahasianya dan memberi
kesejahteraan, dan mohon untuk dinasehati dengan membawa sepuluh kantong penuh

berisi uang yang dibawa oleh sepuluh pembantunya untuk hadiah Kanjeng Syaikh, tetapi
Kanjeng Syaikh menolaknya, maka raja itupun merasa kecewa dan mencemoohnya
sambil memaksanya agar Kanjeng Syaikh sudi untuk menerimanya. Maka Kanjeng
Syaikh mengambilnya dua kantong tadi, maka mengalirlah darah. Maka Kanjeng Syaikh
berkata kepada raja : Apakah raja tidak malu kepada Allah ta'ala dengan memeras
darahnya rakyat yang kemudian raja serahkan kepada saya dengan memaksanya?
Seketika itu juga sang raja menjadi pingsan. Kanjeng Syaikh berkata : Demi Dzat
Yang Maha Agung dan yang berhak disembah, seandainya saya tidak
menghormatinasabnya yang bersambung dengan Rasulullah saw, pasti saya biarkan
darah itu terus mengalir sampai di rumahnya.

: _
:
_ : _
_ _
: _
: _ _

_ _ : _
_

_
Syaikh Abdullah Al-Mushaliy menceritakan lagi : Pada suatu hari saya
menyaksikan raja Abul Mudhoffar Yusuf berada di depan Kanjeng Syaikh, maka
mengatakan kepada beliau : Saya ingin melihat sesuatu dari kekaromahan untuk
menenangkan hati saya. Kanjeng Syaikh bertanya : Apa yang engkau kehendaki? Jawab
sang raja : Saya menginginkan buah apel dari alam ghoib. Padahal di Iraq waktu itu tidak
ada musim apel. Maka Kanjeng Syaikh menjulurkan tangannya ke udara, tiba-tiba di
tangannya ada dua buah apel, maka yang satu diberikan kepada raja dan satunya lagi
dipegang. Kemudian Kanjeng Syaikh memecah apel yang di tangannya, maka tiba-tiba
apel itu warnanya putih bersih, harum baunya bagaikan kasturi. Dan raja itupuin juga
memecah apel yang di tangannya, maka tiba-tiba apel itu penuh dengan ulat. Maka raja
itu berkata : Kenapa begini sedangkan apel yang di tangan Syaikh baik sekali. Kanjeng
Syaikh berkata : Wahai Abul Mudhoffar, apel ini di tangan orang lalim maka akan
mengeluarkan ulat sebagaimana kau lihat, sedang apel ini berada di tangan kekasihnya
Allah, maka menjadi harum baunya dan nikmat. Dan cerita apel ini sudah pada kisah di
muka yang dibawa oleh raja diaturkan kepada Kanjeng Syaikh.




_ _
Dan kekaromahan beliau masih lenih banyak dari yang sudah diterangkan dan
lebih agung lagi sampai-sampai tidak bisa diterangkan. Semoga Allah mecurahkan
keridlohan kepada beliau dan atas kita berkah keridlohan-Nya dan pertolongan kita atas
pertolongan-Nya Yang Maha Luas.

Ya Allah, Hamparkanlah bau harum keridhoan-Mu kepada kanjeng Syaikh, dan


anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng
Syaikh.

:
_

_ :

Adalah Kanjeng Syaikh, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau,


telah berkata, bahwa beliau melahirkan rasa syukur atas kenikmatan yang diberikan
kepadanya, karena firman Allah ta'ala : Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka
hendaklah kamu menyebut- nyebutnya


_
_ _


_

Tiada seorang muslim yang melewati pintu madarasahku, melainkan Allah


akan meringankan siksa yang menimpa padanya dihari kiamat. Dan diberitakan
bahwa sesungguhnya ada seorang yang menjerit-jerit dalam kuburnya, maka
Kanjeng Syaikh mendatangi kubur itu dan berkata : Sesungguhnya orang ini pernah
mengunjungi saya sekali, maka semestinya Allah mengasihinya. Maka sejak itu
tidak lagi terdengar suara menjerit-jerit dari dalam kubur tadi.

_ :



_

_ _ _
_
_ _ _

Kanjeng Syaikh, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau, berkata :
Syaikh Husain Al-Halaj pernah terpeleset satu kali dalam menjalankan kewaliannya,
hanya saja waktu itu tidak ada seorangpun yang dapat menolongnya, seandainya
saya hidup pada zamannya, pasti saya akan menolongnya, karena saya akan
menolong orang-orang yang terpeleset dari sahabat-sahabatku, murid-muridku dan
orang-orang yang cinta kepadaku sampai hari kiamat, saya gandeng tangannya,
baik mereka masih hidup maupun setelah mati. Disebabkan karena kudaku sudah
terpasang pelananya dan tombakku sudah tertancapkan dan pedangku sudah
terhunus dan anak panahku sudah terpasang busurnya untuk menjaga santriku
yang sedang lupa.

: _
_ _


_ _
_ _
_ _ _ _

_ _
_

_ _
_
_



_ _ _
_
_
_
) (
) ( _ _
_
) ( _
_
_ _ _
_
_ _ : _

Dan Kanjeng Syaikh, semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau,
berkata lagi : Saya ini ibarat apinya Allah yang telah dinyalakan. Saya ini Waliyullah
yang akan merobek setiap orang yang tidak punya sopan santun kepadaku dan
saya diberi ilmu bagaikan lautan yang tidak bertepi, saya ini dijaga oleh Allah, saya
waliyullah yang diperhati kan. Wahai orang-orang yang berpuasa disiang hari, wahai
yang ber tahajjud dimalam harinya, wahai orang-orang yang tinggal digunung yang
sudah dibinasakan gunung-gunugnya, wahai orang-orang ahli gereja yang sudah
dirobohkan gereja-gerejanya, menghadaplah kalian untuk taat melaksanakan
perintah-perintah Allah, wahai wali rijal, wahai wali abthol, wahai wali athfal,

kemarilah kalian kepadaku, ambillah ilmu dari waliyullah yang bagikan lautan yang
tiada bertepi.Wahai Tuhan Yang Maha Agung, Engkaulah satu-satunya yang
menguasai mahluk di langit dan bumi, dan saya orang yang menyatukan hatiku
hanya musyahadah kepada-MU di bumi. Dikatakan kepadaku antara siang
dan malam tujuh puluh kali : Aku (Allah) memilihmu dengan Dzat-Ku. Dan
diucapkan lagi kepadaku tujuh puluh kali : Kamu dijadikan atas pemeliharaan-Ku.
Demi keagungan Tukanku, bahwa orang-orang yang beruntung dan celaka
diperlihatkan kepadaku dan diberhentikan dihadapanku dan sungguh nur mataku
ada yang tinggal di lauhil mahfudh, saya adalah waliyullah yang bisa melihat
kejadian yang telah lalu, saya waliyullah yang besok hari kiyamat dijadikan
hujjatullah untuk kamu sekalian, saya sebagai pengganti dan pewaris Rasulullah
saw, dikatakan kepadaku : Wahai Abdul Qodir, semoga Allah mecurahkan keridlohan
kepada
beliau, (Al-Faatihah),
bicaralah,
maka
dari
ucapanmu
akan
didengar/diterima. Kanjeng Syaikh Abdul Qodir, semoga Allah mecurahkan keridlohan
kepada beliau, (Al-Faatihah), barkataa : Demi Allah saya tidak akan minum
sehingga dikatakan kepadaku : Wahai Abdul Qodir, semoga Allah mecurahkan
keridlohan kepada beliau, (Al-Faatihah), dengan hak-Ku untukmu silahkan minum.
Serta tidak makan sehingga diucapkan kepadaku : Dengan hak-Ku untukmu silahkan
makan dan Saya telah selamatkan kamu dari segala yang merusak. Masa tahun,
bulan, seminggu dan hari, semuanya memberi salam kepadaku serta memberitakan
kejadian-kejadian pada waktu-waktu tersebut. Pada suatu ketika beliau berada di
atas kursinya dan berkata : Apabila kamu minta kepada Allah, maka mintalah
dengan tawasul kepadaku.


_
_ _
_ _
_
_ _ _

_ _ _ _ _
_
_ _ _
_

_
_ _
_
_ _ _ _

_
_ _ _
_ _ _
_
_
_

_

_ _ _
_

_
_ _


_

_ _
_
_

_
_
_ _
_
Adalah Kanjeng Syaikh ra warna kulitnya sawu matang, kedua alisnya
bertemu, jenggotnya lebat dan panjang, dadanya bidang, badan nya ramping,
tingginya sedang, suaranya nyaring, dan merdu, mudah menetes air matanya,
sangat takut kepada Allah ta'ala, besar kewibawaan nya, do'anya mustajabah, luhur
budi pekertinya, keatas maupun kebawah keturunannya baik, paling jauh-jauhnya
manusia dari perbuatan jahat, dan sedekat dekatnya manusia kepada perbuatan
yang benar, sangat dimurkanya bila mengetahui larangan Allah diterjang, tidak
marah karena hanya menuruti hawa nafsunya, tidak mau menolong karena selain
Allah, tidak pernah menolak orang minta-minta walaupun salah satu bajunya yang
diminta, pertolongan Allah yang menjadi dasar pokok hidupnya. Semua thoriqnya
dikuatkan oleh Allah, ilmunya menjadi pembersih kotoran, pendekatannya kepada
Allah menguatkan kewaliannya, ingat kepada Allah dengan hudlur yang menjadi
gudang nya, ma'rifatnya kepada Allah menjadi bentengnya, munajatnya kepada
Allah menjadi amal perbuatannya, kewaspadaannya sebagai peng-hubung dirinya
kepada Allah, mesra kepada Allah menjadi kawan berbincangnya, lapang dada
menjadi kecintaannya, kebenaran menjadi lambang hidupnya, terbukanya hati
menjadi bekalnya, sifat penyantun menjadi wataknya, dzikir kepada Allah menjadi
ucapannya, persaksian nya kepada Allah menjadi obat, peraturan agama menjadi
jembatan nya, semua sifat-sifat ilmu hakikat menjadi kepribadiannya, menyerah dan
puas akan ketentuan Allah, dengan menyadari tidak ada daya dan kekuatan kecuali
pertolongan dari Allah, thoriqohnya menurut tauhid, meyakinkan ke Esaan Allah,
dzikir dengan hati yang hudlur pada waktu bertandang ibadah kepada Allah, beliau
adalah seorang yang sangat menyadari akan kejadiannya sebagai hamba Allah,
dengan secara rutin beribadah kepada Allah, bukan untuk sesuatu dan tidak karena
sesuatu, tetapi ibadahnya ikhlas karena sebagai hamba yang setia kepada sifatsifat kesempurnaan Allah dan beliau adalah hamba Allah yang agung, yang selalu

menyatu jiwanya dengan Allah waktu berdzikir dan disertai menepati terhadap
hukum-hukum Allah. Keistimewaan-keistimewaan Kanjeng Syaikh, semoga Allah
mecurahkan keridlohan kepada beliau, masih banyak lagi, perilaku utamanya
namapak jelas, bahkan lebih terang dari matahari diwaktu duhur. Beliau wafat pada
hari jum'at tanggal sebelas, Rabi'ul akhir 571 H. Umurnya sembilan puluh satu
tahun. Makamnya dikampung Bebul Aroj, Baghdad dan banyak dikunjungi orang
dari berbagai manca negara. Semoga Allah mecurahkan keridlohan kepada beliau, dan
memberikan kemanfa'atan kepada kita semua sebab beliau, ya Allah kabulkan, ya
Allah kabulkan.

Ya Allah, Hamparkanlah bau harum keridhoan-Mu kepada kanjeng Syaikh, dan


anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng
Syaikh.

Anda mungkin juga menyukai