Kelompok 6
■ Pada prinsipnya sukuk mirip seperti obligasi konvensional dengan perbedaan pokok antara lain berupa
penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung
(underlying transaction) berupa sejumlah tertentu asset yang menjadi dasar penerbitan sukuk dan adanya akad
atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
■ Sukuk berasal dari bahasa Arab yaitu sak (tunggal) dan sukuk (jamak) yang memiliki arti mirip dengan
sertifikat atau note. Dalam pemahaman praktisnya, sukuk merupakan bukti (claim)kepemilikan. Sementara itu,
menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia No 32/DSN-MUI/IX/2002 sukuk adalah suatu surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah.
1. Kaidah figh Dasar Hukum Sukuk
Terdapat tiga kaidah yang digunakan, yaitu:
a. Pada dasamya semua bentuk muamalah boleh dilakukan. kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
c. Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat/ kebiasaan sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara (selama tidak bertentangan
dengan syariah).
2. Pendapat Ulama
Dengan mempertimbangkan beberapa dalil diatas, akhirnya dikeluarkanlah Fatwa dewan syari ah Nasional No. 32/DSN MUI/IX/2002,
tentang Sukuk (Obligasi syari'ah) adalah surat berharga berjangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikelurkan emitten kepada
pemegang obligasi syariah, tersebut berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo." Abu
Hanifa dan muridnya Abu Yusuf memberikan pandangan bahwa penjualan sesuatu/properti yang belum diterima oleh si penjual namun
sudah jelas keberadaan fisiknya (dapat dicek keberadaannya) adalah diperbolehkan. Maka dari sinilah pondasi instrument bernama
sukuk di abad modern ini bermula.
Karakteristik Sukuk
a. Karakteristik Sukuk
2. Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai jenis akad yang digunakan,
1. Sukuk jarah
2. Sukuk musyarakah
3. Sukuk istishna
4. Sukuk mudharabah
Dalam melakukan Proses Penerbitan Sukuk dan Pihak-Pihak dalam Penerbitan Sukuk
sukuk ada beberapa tahap tahap dalam proses penerbitannya, antara lain: 10 Untuk menerbitkan obligasi syariah harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Jenis usaha yang dilakukan oleh emiten tidak bertentangan dengan syariah sesuai dengan fatwa No. 20/DSN-MUL/IV/2001, tentang jenis usaha sesuai syariah.
2. Memiliki fundamental dan citra yang baik.Dalam penerbitan obligasi syariah, sebelum ditawarkan kepada investor harus melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Emiten melalui Underwriter menyerahkan proposal penerbitan obligasi syariah kepada DSN/MUI.
3. DSN mengadakan rapat dengan tim ahli DPS, dan hasil rapat menyatakan opini syarian terkait proposal yang diajukan. Setelah disetujui oleh DSN, maka proses penawarannya
sebagai berikut:
1. Emiten menyerahkan dokumen yang diperlukan untuk penerbitan obligasi syariah kepada underwriter (wakil dari emiten).
3. Bila investor tertarik, maka akan menyerahkan dananya kepada emiten melalui Underwriter
4. Emiten akan membayarkan bagi hasil dan pembayaran pokok kepada investor.Dokumen Penawaran
Dalam hal pengawasan penerbitan obligasi syariah. Pengawasannya dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), untuk produk pasar modal syariah, terdapat satu
pengawas lain yang mengawasi aspek syariahnya, yaitu DPS (DSN).Pengawasan aspek syariah berfokus pada penggunaan dana yang didapat dari penerbitan obligasi syariah. Apakah
dana tersebut benar-benar digunakan untuk usaha-usaha yang telah dijanjikan dalam perjanjian antara emiten dengan pemegang obligasi atau tidak, serta halal atau tidaknya. Jika
ternyata dana hasil penerbitan obligasi tersebut digunakan untuk hal-hal di luar usaha yang telah diperjanjiakan, maka itu termasuk pengingkaran perjanjian dan menyalahi tujuan.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan sukuk adalah (Depkeu:2010),
yaitu:
1. Obligor, adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan
nilai nominal sukuk sampai dengan sukuk jatuh tempo.
2. Special Purpose Vehicle (SPV), adalah badan hukum yang didirikan khusus
untuk penerbitan sukuk dengan fungsi: a. sebagai penerbit sukuk; b. menjadi
counterpart (rekan/teman imbangan) dalam transaksi pengalihan aset. bertindak
sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor.
3. Investor, adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, margin,
dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.
Resiko sukuk terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya.
6.Resiko Aset
7.Resiko Negara