Anda di halaman 1dari 1

Tanggal : Sabtu, 13 Januari 2024

Mata Kuliah : Arbitrase dan Penyelesaian Sengketa Bisnis Syariah


Pemateri : Al Ustadz Akhmad Affandi Mahfudz M. Ec, CPIF

Legal dokumentasi sukuk Mudharabah dan Musyarkaah perbankan syariah


Write Up by Masterman A J

Proses dokumentasi sukuk merupakan tahap penting dalam penerbitan instrumen keuangan
Islam seperti sukuk Mudharabah dan Musyarakah. Proses ini melibatkan penyusunan
dokumen-dokumen hukum yang mengatur hak, kewajiban, dan mekanisme pelaksanaan
antara pihak-pihak terkait, termasuk penerbit sukuk, investor, dan manajer investasi.
Dokumentasi ini harus mempertimbangkan prinsip-prinsip syariah yang mengatur transaksi
keuangan Islam, serta memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi yang berlaku.
Klausul dokumentasi dalam sukuk Mudharabah dan Musyarakah perbankan syariah
mencakup berbagai ketentuan terkait dengan pembagian keuntungan dan kerugian, tanggung
jawab pihak-pihak terkait dalam pengelolaan aset atau proyek, serta mekanisme penyelesaian
sengketa. Dokumentasi yang dipakai oleh emiten sukuk harus dirancang dengan cermat dan
jelas, serta mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan semua pihak yang terlibat dalam
transaksi sukuk tersebut. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesepahaman yang kuat dan
memberikan perlindungan hukum yang optimal bagi semua pihak yang terlibat dalam
penerbitan dan investasi sukuk Mudharabah dan Musyarakah perbankan syariah. Perbedaan
antara sukuk biasa dengan sukuk Mudharabah dan Musyarakah terletak pada struktur dan
mekanisme transaksi yang digunakan: Sukuk Biasa: Sukuk biasa, juga dikenal sebagai sukuk
ijara atau sukuk wakala, umumnya didasarkan pada prinsip pembiayaan (debt-based). Dalam
sukuk ini, investor memperoleh pendapatan dari pembayaran kupon yang dijamin oleh aset
atau proyek tertentu. Penerbit sukuk bertindak sebagai peminjam yang membayar kupon
kepada investor. Sukuk Mudharabah: Sukuk Mudharabah didasarkan pada prinsip bagi hasil
(profit-sharing). Dalam sukuk ini, investor menyediakan dana kepada penerbit sukuk untuk
diinvestasikan dalam proyek atau aset tertentu. Keuntungan dari proyek atau aset tersebut
kemudian dibagikan antara penerbit sukuk dan investor sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya. Risiko dalam sukuk Mudharabah lebih terdistribusi di antara kedua belah pihak.
Sukuk Musyarakah: Sukuk Musyarakah juga didasarkan pada prinsip bagi hasil. Namun,
dalam sukuk ini, investor tidak hanya menyediakan dana, tetapi juga terlibat secara aktif
dalam pengelolaan proyek atau aset bersama dengan penerbit sukuk. Keuntungan dan
kerugian dari proyek atau aset tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan proporsi
kepemilikan antara kedua belah pihak. Secara umum, perbedaan utama antara sukuk biasa
dengan sukuk Mudharabah dan Musyarakah terletak pada struktur pembiayaan dan
pembagian keuntungan. Sukuk biasa bersifat lebih konvensional dengan fokus pada
pembayaran kupon kepada investor, sementara sukuk Mudharabah dan Musyarakah lebih
berorientasi pada pembagian keuntungan dan risiko di antara penerbit dan investor
berdasarkan prinsip-prinsip keuangan Islam.

Anda mungkin juga menyukai