Disusun Oleh:
1. Apriliano Hensi (21403105)
2. Hendri Rusma Junata Darmawan (21403001)
3. Karisma Nandarista (21403002)
4. M. Ali Fudin (21403112)
5. Marda Novitasari (21403107)
6. Sulthon Maulana Nafkhan (21403246)
1
Arthur J. Keown, et al, Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan, Edisi X (Cet. I; Jakarta: Indeks, 2011),
232.
2
Anita Febriani, “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Perbankan”, Jurnal
Profita, Edisi III, (2017), 4.
termasuk obligasi dijamin ini adalah Obligasi trust yang penerbitannya dijamin
oleh saham atau obligasi preusan lain. Sedangkan obligasi tidak dijamin adalah
obligasi yang penerbitannya tidak dijamin dengan suatu jaminan. Obligasi ini
sangat beresiko sehingga apabila perusahaan menerbitkan obligasi jenis ini akan
memberikan tingkat bunga yang tinggi, dalam rangka untuk menarik minat calon
investor.
2. Obligasi Berjangka
Obligasi Serial dan Obligasi Dapat Ditebus Obligasi berjangka adalah obligasi
yang memiliki jatuh tempo dalam satu tanggal. Obligasi serial adalah obligasi yang
memiliki jatuh tempo secara serial atau berangsur. Obligasi dapat ditebus adalah
obligasi yang memberikan hak kepada penerbitnya untuk menebus dan menarik
obligasi tersebut sebelum jatuh temponya.
3. Obligasi Konvertibel
Obligasi konvertibel adalah suatu obligasi yang dapat dikonversi dengan surat
berharga lain pada suatu waktu setelah penerbitannya. Biasanya obligasi jenis ini
akan bisa dikonversikan ke dalam saham.
4. Obligasi Terdaftar dan Atas Unjuk Obligasi
terdaftar adalah obligasi yang diterbitkan atas nama pemilik. Obligasi atas unjuk
adalah obligasi yang tidak tercantum nama pemiliknya dan dapat ditransfer dari
satu pemilik ke pemilik lain cukup melalui penyerahan saja.3
2. Obligasi Syariah (Sukuk)
a. Pengertian dan dalil
Sukuk berasal dari bahasa arab “sak” (tunggal) dan “Sukuk” (jama’) yang
memiliki arti mirip dengan sertiifkat atau note. Dalam obligasi Syariah didunia
internasional dikenal nama Sukuk. Kata Sukuk dapat ditelusiri dengan mudah pada
literature islam komersial klasik. Menurut Iggi H. Ahsien dalam Muhamamd
Kamal Zubair Dalam pemahaman praktisnya, Sukuk merupakan bukti (claim)
kepemilikan. Didalam fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2012, DSN
masih menggunakan istilah Obligasi Syariah, belum menggunakan istilah Sukuk.
Jika mengaju kepada fatwa tersebut Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan
kepada pemegang obligasi syariah berupa hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.4
Definisi Sukuk AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic
Financial Insitution) mendefinisikan Sukuk sebagai sertifikat dari suatu nilai yang
direpresentasikan setelah penutupan pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat dan
menggunakannya sesuai dengan rencana, sama halnya dengan bagian dan
kepemilikan atas asset yang tangible, barang, atau jasa, atau modal dari suatu
proyek tertentu atau modal dari suatu aktifits tertentu. Sedangkan menurut
Bapepam dan Lembaga Keuangan No. IX.A.13 tentang penerbitan efek syariah
memberikan definisi Sukuk sebagai berikut: Efek syariah berupa sertifikat atau
bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu
3
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi II (Cet. V; Jakarta: Prenada Media Group, 2016), 115.
4
Muhammad Kamal Zubair, Obligasi dan Sukuk dalam perspektif keuangan Islam(Jurnal: Asy-Syir’ah, Jurnal
Ilmu Syariah dan Hukum, Vol. 46 No. 1 Hal 278.
(tidak terpisahkan atau tidak terbagi /syuyu’/undivided share) atas: Aset wujud
tertentu, nilai manfaat, jasa, aset proyek ataupun kegiatan investasi yang telah
ditentukan.Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
Sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga yang merupakan bukti
kepemilikan (claim) atas aset, baik itu berupa tangible, intangible ataupun kontrak
proyek dari aktifitas tertentu yang mewajibkan emiten membayar pendapatan bagi
hasil kepada pemegang Sukuk dan membayar kembali Sukuk sesuai dengan
tanggal jatuh tempo yang sudah disepakati.5
Landasan hukum
Qs. Al Baqarah 282:
ٰٓ
َ س ًّمى فَاكتُبُوهُ ؕ َوليَكتُب بَّينَكُم كَاتِب بِالعَد ِل ۚ َو َل يَا
ب َ ٰۤيـاَيُّ َها الَّذِينَ ا َمنُ ٰۤوا اِذَا تَدَايَنتُم بِدَين اِلى ا َ َجل ُّم
ّللا َربَّه
َٰ ق َ ّللاُ فَل َيكتُب ۚؕ َوليُم ِل ِل الَّذِى
ِ َّ علَي ِه ال َحـ ُّق َول َيت ٰ ُعلَّ َمه
َ ب َك َما َ ُ كَاتِب اَن يَّكت
Terjemahannya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya maka
hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan,
dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia
mengurangi sedikit pun daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang
akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka
hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar .....”(Q.S. Al- Baqoroh: 282).
Hadits Nabi Riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf alMuzani
5
Maula Nasrifah, Sukuk (Obligasi Syariah) Dalam Perspektif Keuangan Islam, Asy-Syari’ah, Volume 5, Nomor 2,
Hal 68.
6
Muhammad Iqbal Fasa, Sukuk : Teori Dan Implementasi, Li Falah Jurnal Studi Ekonomi Dan Bisnis Islam,
Volume I, Nomor 1, Hal 82-83.
b. Prinsip Sukuk
Pada prinsipnya Sukuk mirip seperti obligasi konvensional. Persamaan dan
perbedaannya seperti yang telah diuraikan pada table sebelumnya. Selain itu
Sukuk juga distruktur secara islam sehingga terbebas dari riba, gharar dan
maysir. Prinsip pokok dalam transaksi Sukuk ini berupa penekanan pada
perjanjian yang adil, anjuran atas system bagi hasil atau profit sharing. Dalam
transaksi Sukuk ini juga diperlukan sejumlah asset tertentu yang digunakan
sebagai dasar dalam melakukan transaksi dengan menggunakan akad berdasarkan
prinsip syariah.
c. Karakteristik Sukuk
a. Merupakan bukti kepemilikan suatu asset berwujud atau hak manfaat
(benefial title)
b. Pendapatan berupa imbalan (Kupon), Margin, dan bagi hasil sesuai jenis akad
yang digunakan.
c. Terbebas dari unsur riba, gharar, maisir
d. Penerbitannya melalui Spesial Purpose Vechile (SPV)
e. Memerlukan underlying asset
f. Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip islam.
d. Jenis – Jenis Sukuk
Jenis Sukuk yang direkomendasikan oleh AAOIFI adalah sebagai Beriku:
a. Sukuk Ijarah merupakan Sukuk yang diterbitkan berdasarkan Perjanjian atau akad
ijarah dimana satu pihak bertindak sendiri Atau melalui wakilnya menjual atau
menyewakan hak manfaat atas Suatu asset kepada pihak lain berdasarkan harga
dan periode yang Disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan asset
itu Sendiri.
b. Sukuk Mudharabah yakni Sukuk yang diterbitkan dengan akad Mudharabah,
keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi Berdasarkan perbandingan yang
telah disepakati bersama sebelumnya. Sedangkan kerugian yang timbul
sepenuhnya ditanggung oleh Pemilik modal (Shahibul mal).
c. Sukuk Musyarakah yakni Sukuk yang diterbitkan berdasarkan Perjanjian
musyarakah dimana dua pihak atau lebih bekerjasama Menggabungkan modal
untuk membangun proyek baru,
d. Metode Penerbitan
Penerbitan Sukuk, sesuai dengan international best practice, dapat dilakukan dengan
cara/Metode:
a. Book building
ialah salah satu metode penerbitan surat berharga, yaitu investor akan
menyampaikan penawaran pembelian atas suatu surat berharga, biasanya berupa
jumlah dan harga (yield) penawaran pembelian, dan dicatat dalam book order oleh
investment bank yang bertindak sebagai bookrunner.
b. Metode Lelang
adalah metode penerbitan dan penjualan surat berharga yang diikuti oleh
peserta lelang dengan cara mengajukan penawaran pembelian kompetitif dan/atau
penawaran pembelian nonkompetitif dalam suatu periode waktu penawaran yang
telah ditentukan dan diumumkan sebelumnya, melalui sistem yang disediakan oleh
agen yang melaksanakan lelang.
c. Private placement
adalah salah satu metode penerbitan surat berharga, dimana kegiatan penerbitan
dan penjualan surat berharga dilakukan oleh pihak penerbit kepada pihak tertentu
dengan ketentuan dan persyaratan (terms & conditions) yang disepakati
bersama.Penerbitan Sukuk pada umumnya dilakukan melalui (Special Purpose
Vehicle) SPV sebagai penerbit, namun dapat pula dilakukan secara langsung oleh
originator/obligor.
e. Sifat Imbalan Sukuk
Dapat bersifat tetap (fixed rate) atau Mengambang (floating), sesuai dengan jenis akad
dan struktur yang Digunakan dalam penerbitan. Imbalan Sukuk tersebut biasanya
Dinyatakan dalam bentuk persentase dan dibayarkan secara periodik Sesuai ketentuan
dan persyaratan yang ada dalam penerbitan Sukuk (terms and conditions).
f. Jangka Waktu Sukuk7
Berdasarkan Standar Syariah The Accounting and Auditing Organization for Islamic
Financial Institutions (AAOIFI) nomor 17 Tentang Sukuk Investasi, penerbitan Sukuk
boleh dilakukan untuk Jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, sesuai
dengan Prinsip-prinsip syariah yang mendasari penerbitannya. Selain itu, Sukuk juga
dapat diterbitkan tanpa ditentukan jangka waktunya, Mengacu pada akad yang
digunakan dalam penerbitan Sukuk.
g. Perbedaan Sukuk Dengan Obligasia
Berikut ialah perbedaan antara obligasi konvensional dan obilgasi syariah (sukuk): 8
1. Obligasi
a. Akad: tidak ada
b. Sifat: surat hutang
c. Penghasilan: bunga
d. Return: tetap
e. Jangka waktu: menengah-panjang
f. Underlying asset: tidak perlu
g. Investor: konvensional
2. Sukuk
a. Akadharabah dan Ijarah
b. Sifat: Investasi
c. Penghasilan: imbalan, bagi hasil
d. Return: berdasarkan income (mudhorobah) / ditentukan sebelumnya
(ijarah)
e. Jangka waktu: pendek-menengah
f. Underlying asset: perlu
g. Investor: syariah, konvensional.9
7
Maula Nasrifa ,SUKUK (OBLIGASI SYARIAH)DALAM PERSPEKTIF KEUANGAN ISLAM
8
Hamdi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta, Abadi Publishing: 2003), 80.
9
Department keuangan, mengenal sukuk, www.dmo.or.id. Diakses pada 21 Mei 2023.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Sukuk merupakan instrumen keuangan yang sangat strategis untuk mendorong
pembangunan nasional pada suatu negara. Kehadiran sukuk banyak menarik para investor
di seluruh dunia. Sukuk menciptakan partisipasi banyak pihak dalam pembiayaan proyek
sektor publik maupun swasta yang mencakup infrastruktur di Indonesia yang selama ini
hanya mengandalkan hutang sebagai pembiayaan. Negara membutuhkan sukuk karena
semakin terbatasnya daya dukung APBN untuk membangun sektor ekonomi. Karena
pembangunan sektor ekonomi yang terus berkembang merupakan salah satu hal yang
harus dicapai untuk memperoleh kesejahteraan masyarakat. Sukuk pertama di Indonesia
adalah sukuk yang diterbitkan oleh PT Indosat Tbk dengan menggunakan akad
Mudharabah. Sukuk ini diterbitkan pada tanggal 30 Oktober 2002 dengan nilai emisi
sebesar Rp 175 Milyar. Sedangkan Indonesia resmi mengeluarkan sukuk ritel pada tanggal
25 Februari 2009 untuk mendukung APBN pada tahun 2009.
Penggunaan kekayaan Negara sebagai underlying asset dalam penerbitan
sukukmerupakan bentuk peningkatan produktivitas asset Negara. Karena keberadaan
infrastruktur yang dihasilkan oleh penerbitan sukuk ini diyakini dapat mempengaruhi
pertumbuhan daerah, pendapatan, hingga pertumbuhan lapangan kerja.
Penggunaan hak manfaat yang lahir dari kekayaan negara dalam penerbitan sukuk
merupakan realisasi dari kewajiban mencari harta. Selain itu dengan digunakannya
kekayaan negara sebagai underlying asset penerbitan sukuk dapat mendorong kegiatan
produksi. Di sisi lain penggunaan struktur sukuk dapat menjamin perolehan aset secara
syariah.
Pada umumnya penerbitan sukuk memiliki banyak hal yang dapat memberikan manfaat
bagi Negara maupun masyarakat. Namun sukuk merupakan sertifikat terhadap
kepemilikan aset tetap, yang tentunya sudah menjadi pemahaman umum bahwa barang
tidak bergerak atau aset tetap tidak pernah mengalami penurunan harga, akan tetapi pada
praktiknya terdapat resiko pasar yang mana harga jual kembali aset tersebut bisa saja turun.
Dan ada beberapa resiko lainnya yang bisa saja terjadi dalam penerbitan sukuk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA