Anda di halaman 1dari 9

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHN 2020-2021

Nama : Ipan Maulana


NIM : 1861014
Prodi/Semester : Ekonomi Syariah 5
Mata Kuliah : Pasar Modal Syariah
Waktu : Selasa, 19 Januari 2021
Dosen Pengampu : 1. H. Junjun Kurnia, S.H.I., MM.
2. Pramesta Widyapermana, S.S, M.M.

Pasar Modal Syari’ah

1. Jelaskan menurut saudara definisi dari Pasar Modal Syariah menurut


beberapaahli!
Jawaban:
✓ Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal menyatakan bahwa yang dimaksud pasar modal adalah
kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek.
✓ Menurut ketentuan fiqh, istilah modal dapat diartikan sebagai
“Segala sesuatu (kepemilikan harta) yang memungkinkan dapat
menghasilkan harta lain” (Syafei, 2004:41).
✓ Menurut Sofyan S. Harahap, kegiatan pasar modal berhubungan
dengan perdagangan surat berharga yang telah ditawarkan kepada
umum, yang akan/telah diterbitkan oleh emiten sehubungan dengan
penanaman modal atau pinjaman uang dalam jangka panjang
menengah/panjang, termasuk instrumen derivatifnya.
2. Jelaskan apa yang anda ketahui dari prinsip-prinsip Islam di pasar modal
syariah!
Jawaban:
Prinsip Islam di pasar modal diartikan sebagai prinsip-prinsip yang
menjadi variable atau syarat utama terbentuknya pasar modal secara
syariah. Prinsip-prinsip dasar Islam yang utama di pasar modal terdiri atas
pelarangan Riba, Gharar, Maysir (Judi) dan Kehalalan Barang. (Islamic
Capital Market Fact Finding Report –IOSCO 2004).
1. Riba, suatu tambahan dalam transaksi Efek yang ditetapkan atau
diperjanjikan di depan dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari transaksi
tersebut.
2. Gharar, suatu ketidakjelasan/ketidakpastian dalam suatu akad, baik
mengenai kualitas, kuantitas dan penyerahan obyek akad
3. Maysir, suatu bentuk aktivitas yang mengandung unsur untung-
untungan, penipuan atau manipulasi.
4. Kehalalan barang, barang dan jasa yang menjadi objek transaksi wajib
halal, yang menjadikan keharaman atas barang atau jasa dapat dikarenakan
zatnya ( Haram Li Dzatihi), bukan karena zatnya (Haram li Ghairihi) dan
karena keberadaannya.
3. Apa yang anda ketahui mengenai akad dalam sebuah transaksi dalam pasar
modalsyariah :
a. Akad jual beli
b. Akad kerja sama
c. Akad sewa (Ijarah)
d. Akad pemberi kuasa (Wakalah)
e. Akad penjaminan (Kafalah)
Jawaban:
a. Akad jual beli adalah akad jual beli dalam Islam diartikan sebagai
keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan jual beli yang datang
dari keinginannya sendiri tanpa campur tangan atau paksaan orang
lain.Macam-macam akad jual beli ini juga dilihat sebagai ikatan ijab
kabul antara penjual dan pembeli untuk melakukan kegiatan jual beli
tersebut agar sesuai dengan syariat dalam agama Islam.
b. Akad kerjasama adalah suatu usaha antara dua pihak di mana pihak
pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal,
sedang pihak kedua ('amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku
pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
c. Akad sewa (Ijarah) merupakan akad pemindahan hak guna (manfaat)
atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan
pembayaran sewa (Ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang tersebut.
d. Akad pemberi kuasa (wakalah) merupakan suatu perjanjian yang
menyepakati adanya pelimpahan kekuasaan atau mandat dari pihak
pertama kepada pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkan (dalam
hal ini yang hanya melibatkan kedua belah pihak), di mana pihak
yang diberi kuasa hanya melaksanakan sesuatu sebatas kuasa atau
wewenangan yang diberikan oleh pihak pertama. Jika kuasa atau
mandat yang diberikan telah dilaksanakan oleh pihak kedua, maka
segala risiko dan tanggung jawab atas pelaksanaan mandat tersebut
sepenuhnya menjadi hak atau kewenangan dari pihak pertama.
e. Akad penjaminan (kafalah) yang diterbitkan oleh Bank berdasarkan
prinsip Syariah dengan menggunakan skema Akad Kafalah bil Ujrah
yang dapat mengakibatkan kewajiban Bank untuk membayar kepada
pihak penerima jaminan atas terjadinya wanprestasi atau adanya
kewajiban pembayaran dari pihak yang dijamin.Al Kafalah adalah
perjanjian pemberian penjaminan atau
penanggungan. AkadKafalah dalam pebankan Islam merupakan suatu
bentuk penjaminan yang diberikan oleh penanggung/kafiil (bank
syariah) kepada pihak ketiga/makful lahu untuk memenuhi kewajiban
pihak yang ditanggung/ashil (nasabah).
4. Jelaskan menurut saudara mengenai efek-efek yang terdapat dalam pasar
modalsyariah :
a. Saham syariah
b. Sukuk
c. Reksa Dana Syariah
Jawaban:
a. Saham syariah Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8
Tahun 1995, yang dimaksud dengan Efek adalah Surat Berharga,
yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan.Jadi, dapat disimpulkan
bahwa Efek Syariah merupakan surat berharga yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal. Efek
tersebut dapat berupa saham syariah, reksa dana syariah, dan sukuk
serta beberapa efek derivative lainnya.
b. Sukuk adalah efek syariah berbasis sekuritiasasi aset dan termasuk ke
dalam Efek pendapatan tetap. Penerbitan, penggunaan dan
perdagangan sukuk tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.
Tujuan penerbitan sukuk antara lain untuk pebiayaan dan
pengembangan perusahaan.
c. Reksa dana syari’ah adalah wadah untuk menghimpun dana
masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer
Investasi, untuk kemudian diinvestasikan ke dalam surat berharga
seperti : saham, obligasi, dan instrumen pasar uang yang sesuai
dengan ketentuan dan prinsip syariah Islam antara lain dengan
portofolio penempatan dana di instrumen keuangan syariah seperti
saham syariah dan sukuk.
5. Jelaskan sejarah perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia!
Jawaban:
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan
diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment
Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h
Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment
Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000
yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan
dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para
pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana
berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang
berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-
MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana
Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal
September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan
akad yang digunakan adalah akad mudharabah.
Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari
perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal
Syariah tersebut. Perkembangan tersebut dimulai dari MoU antara
Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan
adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk
mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.
Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal
Syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal
Syariah pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan
Pasar Modal Syariah masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK,
dan dilaksanakan oleh unit setingkat eselon IV yang secara khusus
mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar modal syariah.
Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada tahun 2006 unit
eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon
III.
Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket
Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan
tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang
Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang
digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya,
pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan
Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar
Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama
kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.
Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah
baru dengan disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-
undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan surat
berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008
untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri
IFR0001 dan IFR0002.
Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan
penyempurnaan terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang
Penerbitan Efek Syariah dan II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar
Efek Syariah.
6. Jelaskan secara singkat bagaimana mekanisme transaksi saham syariah
diIndonesia!
Jawaban:
Mekanisme Saham Syari’ah di Indonesia Prinsip-prinsip penyertaan modal
secara syari’ah di Indonesia tidak diwujudkan dalam bentuk saham
syari’ah ataupun non syari’ah, melainkan berupa pembentukan indeks
saham yang memenuhi prinsip-prinsip syari’ah(Aziz, 2010). Pasar modal
syari’ah dalam konteks saham syari’ah pada dasarnya tidak boleh
mengandung transaksi ribawi, transaksi gharar, dan juga tidak boleh
bergerak pada sektor yang diharamkan oleh syari’ah. Pasar modal ini
seharusnya bebas dari transaksi yang tidak beretika seperti manipulasi
pasar, insider trading, dan short selling. Transaksi pembelian dan
penjualan saham di pasar modal syari’ah tidak boleh dilakukan secara
langsung dan dilarang dalam Islam. Hal tersebut dikarenakan pada
penjualan saham di pasar modal konvensional, investor dapat membeli dan
menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa broker atau
pialang. Sehingga memungkinkan bagi para spekulan untuk
mempermainkan harga. Hal ini mengakibatkan perubahan harga saham
sudah ditentukan oleh kekuatan pasar, bukan karena nilai intrinsik saham
itu sendiri lagi. Oleh karena itu, emiten memberikan otoritas kepada agen
di lantai bursa pada proses perdagangan saham syari’ah. Lalu agen
tersebut bertugas mempertemukan antara emiten dan calon investor namun
bukan untuk menjual dan membeli saham secara langsung. Pada tahapan
berikutnya, saham tersebut dijual atau dibeli karena sahamnya memang
tersedia dan berdasarkan prinsip first come –first served (Umam, 2013).
Proses penawaran umum pada pasar modal terdiri dari proses emisi dan
perdagangan di bursa efek. Pada proses emisi, Perusahaan mengajukan
permohonan pendaftaran kepada Bapepam di Jakarta melalui penjamin
emisi 4 (underwriter), dengan melampirkan:anggaran dasar/ akte pendirian
perusahaan, prospektus, laporan keuangan yang telah diaudit, perjanjian
emisi efek, comfort letter, legal opinion, serta dokumen-dokumen lain
yang dibuat dalam rangka emisi. Apabila menurut hasil evaluasi
BAPEPAM perusahaan tersebut telah memenuhi persyaratan untuk go
public maka proses terakhir yang harus dilakukan adalah pendapat akhir
yang bersifat terbuka untuk umum. Selanjutnya adalah perdagangan di
bursa efek, yakni pencatatan efek-efek dari perusahaan yang wajib dicatat
di bursa efek untuk diperdagangkan. Transaksi dilakukan oleh perantara
perdagangan efek. Mekanisme perdagangan disini terdiri dari pasar primer
dan pasar sekunder. Pasar primer merupakan transaksi antara emiten dan
investor sebelum saham-saham diperdagangkan di pasar sekunder. Harga
saham merupakan harga pasti yang tidak bisa ditawar dan merupakan
kesepakatan antara perusahaan penjamin emisi dan emiten.Ada beberapa
tahap penawaran saham pada pasar perdana, yakni (Ghufron, 2005): 1.
Pengumuman dan Pendistribusian Prospektus 2. Masa Penawaran 3. Masa
Penjatahan 4. Masa Pengembalian Dana 5. Penyerahan Efek 6. Pencatatan
Efek Pada pasar sekunder, perdagangan terjadi ketika perdagangan saham
sudah melewati masa penawaran umum di pasar perdana, dan saham-
saham tersebut telah tercatat di bursa efek untuk diperdagangkan. Harga
saham di pasar sekunder sangat ditentukan oleh teori permintaan dan
penawaran serta kondisi perusahaan yang menerbitkan saham (emiten).
Harga saham disini adalah harga jual saham dari satu investor kepada
investor yang lainnya. Harga saham yang ditawarkan pada kedua pasar ini
berbeda dan pada mayoritasnya harga saham di pasar sekunder lebih tinggi
dibandingkan dengan pasar perdana. Oleh karena itu perdagangan saham
di pasar sekunder lebih mendekati pada unsur spekulasi dengan risiko
tinggi yang mengandung unsur gambling yang dilarang dalam Islam (Aziz,
2010). 5 Perdagangan saham di pasar sekunder sangat dipengaruhi oleh
unsur insider trading. Hal ini menyebabkan terjadinya kompetisi yang
tidak sehat di kalangan investor. Sikap insider trading ini sama dengan
yang dilakukan oleh orang-orang kota ketika melakukan transaksi dengan
mendatangi langsung orangorang desa, yang di dalamnya terdapat unsur
penipuan karena orang desa (produsen) belum mengetahui secara pasti
harga komoditas yang sebenarnya(Aziz, 2010). Sedangkan mekanisme
perdagangan saham di pasar perdana masih merupakan perdagangan biasa,
yang selembar sahamnya diperdagangkan sesuai dengan kualitas yang
masih wajar. Berbeda dengan mekanisme perdagangan saham secara
konvensional, mekanisme perdagangan saham syari’ah secara spesifik
dipertemukan pada Jakarta Islamic Index (JII) dan penawarannya hanya
pada pasar perdana. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tidak ada lagi
unsur-unsur spekulasi dan sikap insider trading, sebagaimana yang terjadi
pada pasar sekunder selama ini (Aziz, 2010). (Soemitra, 2009)
menyatakan bahwa Jakarta Islamic Index (JII) dimaksudkan untuk
digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu investasi pada
saham yang berbasis syari’ah. Melalui JII tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi
dalam ekuiti secara syari’ah. Penerbitan saham syari’ah oleh emiten atau
perusahaan publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta
pengelolaannya dilakukan berdasarkan prinsip syari’ah di pasar modal.
Emiten dan perusahaan publik tersebut wajib mengikuti ketentuan umum
pengajuan pertanyaan pendaftaran atau pedoman mengenai bentuk dan isi
pertanyaan pendaftaran perusahaan publik serta ketentuan tentang
penawaran umum yang terkait lainnya yang diatur oleh Bapepam LK dan
mengungkapkan informasi tambahan dalam prospektus bahwa kegiatan
usaha serta cara pengelolaan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah
di pasar modal. Secara umum, perusahaan yang akan menerbitkan efek
syari’ah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 6 1. Memuat
ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usaha dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah di pasar modal di dalam anggaran
dasarnya. 2. Semua jenis usaha, akad, aset yang dikelola, cara pengelolaan
oleh emiten, produk dan jasanya tidak boleh bertentangan dengan prinsip-
prinsip syari’ah. 3. Emiten dan perusahaan publik tersebut memiliki
anggota direksi dan komisaris yang mengerti dan paham mengenai
kegiatan-kegiatan yang bertentangan dan tidak bertentangan dengan
prinsip syari’ah.

Anda mungkin juga menyukai