Anda di halaman 1dari 29

REVIEW JURNAL

PASAR MODAL SYARIAH

Febri Rakhmah Kurnia Sari

STAI Al-Azhar Menganti Gresik

rakhmahfebri@gmail.com

A. Pembahasan
1. Berdasarkan pada tulisan Muhammad Yafiz dengan judul
“Saham dan Pasar Modal Syariah Konsep Sejarah dan
Perkembangannya” yang direview oleh Iwik menyatakan:
Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan
bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli
di Bursa Efek, saham atau sering juga disebut shares merupakan
instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat
diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Saham dapat
dibedakan kepada 2 (dua) jenis, yaitu: saham biasa (common stocks)
dan saham preferen (preferred stocks). Perbedaan kedua jenis saham
tersebut dapat dilihat dari hak dan kewenangan pemegangnya.1
Saham juga dapat dibedakan berdasarkan cara peralihannya.
Saham yang peralihannya tidak menyebut nama pemiliknya disebut
sebagai saham Atas Unjuk (Nominal Shares), sedangkan saham yang
tidak menyebut nama pemiliknya disebut Saham Atas Unjuk (Bearer
Shares). Ada atau tidak adanya penyebutan nama pada masing-masing
saham ini tentunya memberikan implikasi terhadap kepemilikannya
apabila berpindah tangan disebabkan hilang atau lainnya.
Secara lebih teknis, di dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal disebutkan bahwa Pasar Modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan efek,

1
Muhammad Yafiz, “Saham dan Pasar Modal Syariah Konsep Sejarah dan Perkembangannya,”
Jurnal Academia.

1
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. dapat
disimpulkan bahwa pasar modal merupakan salah satu bentuk kegiatan
dari lembaga keuangan non bank sebagai sarana untuk memperluas
sumber-sumber pembiayaan perusahaan. Aktivitas ini terutama
ditujukan bagi perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah
besar dan penggunaannya diperlukan untuk jangka Panjang (long
term).
Perkembangan pasar modal di Indonesia diawali sejak masa
pendudukan Belanda di Indonesia dengan nama Vereniging Voor de
Effekteenhundel pada tahun 1912. Tujuannya untuk menghimpun dana
guna menunjang ekspansi usaha perkebunan milik Kolonial Belanda.
Meletusnya perang dunia kedua membuat kegiatan pasar modal
berhenti. Setelah memasuki era kemerdekaan Indonesia, pada 1
September 1951 dikeluarkan Undang-undang Darurat No. 13 tentang
bursa yang kemudian ditetapkan sebagai Undang-undang Bursa No. 15
Tahun 1952. Sejak dimulai era Orde Baru, pemerintah mulai secara
serius memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan pasar modal.
Pada tanggal 10 Agustus 1977 dibentuk Badan Pelaksana Pasar Modal
(PAPEPAM) yang pada tahun 1991 berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal dan saat ini menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (BAPEPAM & LK).
Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan di Indonesia pada
tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU
antara BAPEPAM-LK dengan Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI). Walau pun diluncurkan sejak tahun
2003, namun instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia
pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran Danareksa
Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management.
Selanjutnya Bursa Efek Indonesia berkerjasama dengan PT. Danareksa
Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII)25

2
pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang
ingin menanamkan dananya secara syariah.
Berkaitan dengan keberadaan Bursa Efek Syariah serta saham
syariah, hingga saat ini terdapat 6 (enam) Fatwa DSN-MUI yang
berkaitan dengan industri pasar modal. Fatwa-fatwa tersebut antara
lain: fatwa No. 05 Tahun 2000 tentang Jual Beli Saham; No. 20 Tahun
2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana
Syariah; No. 32 Tahun 2002 tentang Obligasi Syariah, No. 33 Tahun
2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah; No. 40 Tahun 2003
tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah
di Bidang Pasar Modal, dan No. 41 Tahun 2004 tentang Obligasi
Syariah Ijarah. Hal ini menjadi gambaran bahwa pasar modal syariah
di Indonesia memiliki prospek positif di masa mendatang.

Kesimpulan

Memang sejauh ini indeks Islam diberbagai negara baru hanya


menyentuh tentang perusahaan-perusahaan yang dianggap memenuhi
kriteria-kriteria screening, baik secara kegiatan usaha maupun rasio
finansial. Namun paling tidak hal tersebut dapat menjadi stimulus
untuk mengeliatnya upaya-upaya perbaikan dan penyempurnaan, baik
berkaitan dengan mekanisme transaksi, derivasi produk-produk
investasi yang halal dan ekonomis serta hal-hal lainnya. Tulisan
sederhana ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk
dapat mengenal lebih jauh saham dan pasar modal syariah dengan
berbagai permasalahnnya. Setidaknya hal ini dapat menjadi stimulus
untuk sebuah analisis yang lebih komprehensif dan eksploratif.

3
2. Berdasarkan pada tulisan Fajri Ali dengan judul “Pasar Modal
Syariah” yang dipublikasikan pada Jurnal Academia
menyatakan:
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme
kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang
diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah. Adapun efek syariah adalah efek sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal
yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya
memeuhi prinsip-prinsip syariah. Adapun yang dimaksud dengan
prinsip-prinsip syariah adalah prinsip yang didasarkan oleh ajaran
Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI melalui fatwa.2
Efek-efek syariah menurut Fatwa DSN-MUI No 40/DSN-
MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal mencakup saham syariah,
obligasi syariah, reksa dana syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset (KIK EBA) syariah, dan surat berharga lainnya yang
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Instrumen keuangan lainnya adalah Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) Syariah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No :
65/DSN-MUI/III/2008 dan tentang Warran Syariah sesuai dengan
Fatwa DSN-MUI No: 66/DSN-MUI/III/2008. Para pelaku pasar modal
adalah Emiten, Investor, Perusahaan Pengelola Dana (Investment
Company), Reksa Dana, Lembaga Penunjang Pasar Modal dan Produk
Syariah di Pasar Modal Syariah; Saham Syariah, Obligasi Syariah
(Sukuk), Reksa Dana Syariah, Efek Beragun Aset Syariah, Rights
Issue dan Warran Syariah Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang
Pasar Modal.

2
Fajri Ali, “Pasar Modal Syariah,” Jurnal Academia

4
Kesimpulan

Pasar modal yang berlandaskan syariah Islam yang dikenal juga


dengan bursa efek, yakni pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka. Walau secara resmi pasar
modal syariah diluncurkan pada tahun 2003, namun bila ditelisik,
ternyata instrumen pasar modal telah hadir di Indonesia pada tahun
1997.

3. Berdasarkan pada tulisan administrator dengan judul “Pasar


Modal” menyatakan bahwa:
Pasar modal syariah idealnya dikarakterisasi oleh ketiadaan
transaksi berbasis bunga, transaksi meragukan dan saham perusahaan
yang berbasis pada aktivitas dan barang haram, serta adanya upaya
yang sistematis menjadikan produk syariah sebagai serana
mewujudkan tujuan syariah dibidang ekonomi dan keuangan.3
Peran Pasar Modal Syariah: Memberikan kesempatan bagi para
penabung untuk berpartisipasi secara penuh dalam usaha bisnis,
Memungkinkan pemegang saham dan obligasi memperoleh liquiditas
dengan menjual saham dan obligasi mereka dipasar sekunder,
Memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menghimpun dana
eksternal untuk kebutuhan ekspansi aktivitas ekonomi dan perusahaan
mereka, Memberikan kesempatan bagi pengusaha memisahkan operasi
bisnis dan ekonomi dengan aktivitas keuangan.
Fungsi Pasar Modal Syariah: Menjanjikan mekanisme mobilisasi
sumber daya yang mengarah kepada alokasi sumber daya keuangan
yang efisien dalam ekonomi, Menyediakan liquiditas dalam pasar
dengan harga paling murah yakni berbiaya transaksi paling rendah atau

3
Administrator, “Pasar Modal”

5
penawaran rendah menyebar pada sekuritas yang diperdagangkan
dipasar, Untuk memastikan transparansi dalam penentuan harga
sekuritas dengan menentukan harga premi resiko, yang merefleksikan
tingkat resiko sekuritas tersebut, Menyediakan peluang menyusun
portofolio yang terdiversifikasi dengan baik untuk mengurangi level
resiko melalui diversifikasi lintas batas geografis dan waktu.
Menurut tafsir Ibnu katsir yang dituangkan dalam bukunya Nurul
Huda dan Mohamad Heykal lafadz wal tandzur nafsun maa qaddaat
lighod ditafsirkan dengan: “hitung dan introspeksi, dan lihatlah apa
yang telah kalian simpan (invest) untuk diri kalian dari amal soleh
(After here invesment) sebagai bekal kalian menuju hari perhitungan
amal pada hari kiamat untuk keselamatan diri di depan Allah SWT.
Dengan demikian Allah SWT. Memerintahkan kepada seluruh
hambanya yang beriman untuk melakukan investasi akhirat dengan
melakukan amal soleh sejak dini sebagai bekal untuk menghadapi hari
perhitungan.

Kesimpulan
Pasar modal syariah dan pasar modal konvensional yang
membedakan hanyalah system yang digunakan. Jika pasar modal
syariah berbasis pada Al-Qur’an dan Hadits, maka pasar modal
konvensional berpedoman pada undang-undang yang telah diatur oleh
negara. Peran dan fungsi pasar modal pun hampir sama,
keberadaannya pun sama-sama berpengaruh juga untuk perekonomian
Indonesia.

6
4. Berdasarkan pada tulisan dari Indra Kurniawan, dkk dengan
judul “Pengaruh Pengetahuan Tentang Pasar Modal Syariah
Terhadap Minat Investasi Saham di Pasar Modal Syariah” yang
dipublikasikan dalam Jurnal Ilmu Perbankan dan Keuangan
Syariah. Vol. 3 No. 1 menyatakan:
Berdasarkan hasil perhitungan statistik, maka dapat diketahui
bahwa variabel pengetahuan tentang pasar modal syariah memiliki
nilai hitung sebesar 8,734 > nilai tabel sebesar 1,663 serta tingkat
signifikansi yaitu 0,000 < 0,05. Dengan demikian nilai tersebut
menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tentang pasar modal syariah
(X) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat
invesatasi saham (Y). Maka, dari pembahasan ini menunjukan bahwa
variabel pengetahuan tentang pasar modal syariah mempengaruhi
minat investasi saham di pasar modal syariah pada mahasiswa FEBI
IAIN Palu angkatan 2017-2018.4
Pengetahuan tentang pasar modal syariah merupakan suatu
pengetahuan atau pemahaman tentang pasar modal syariah, baik
memahami produk pasar modal syariah, hukum pasar modal syariah,
dan cara bertransaksi di pasar modal syariah. Penerapan prinsip syariah
dipasar modal tentunya bersumberkan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi
Muhammad SAW. Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut,
para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fikih.
Salah satu pembahasan dalam ilmu fikih adalah pembahasan tentang
muamalah, yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait
perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal syariah
dikembangkan dengan basis fiqih muamalah.
Pengetahuan tentang pasar modal syariah merupakan faktor yang
sangat penting dalam kegiatan investasi. Karena jika seseorang ingin
berinvestasi saham contohnya, maka yang diperlukan harus memahami

4
Indra Kurniawan, dkk, “Pengaruh Pengetahuan Tentang Pasar Modal Syariah Terhadap Minat
Investasi Saham di Pasar Modal Syariah,” Jurnal Ilmu Perbankan dan Keuangan Syariah, Vol. 3
No. 1

7
dimana orang tersebut akan menginvestasikan sahamnya. Ini bertujuan
untuk terhindar dari tempat investasi yang ilegal dan investasi yang
haram atau dilarang oleh islam.

Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan
tentang pasar modal syariah terhadap minat invesatsi saham di pasar
modal syariah (studi pada mahasiswa FEBI IAIN Palu angkatan 2017-
2018). Maka dapat disimpulkan bahwa pengujian pada variabel
independen yaitu pengetahuan tentang pasar modal syariah terhadap
variabel dependen yaitu minat investasi saham, hasilnya menunjukkan
bahwa variabel pengetahuan tentang pasar modal syariah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel minat investasi saham. Hal ini
dibuktikan dengan hasil analisis data yang menunjukkan bahwa nilai
hitung sebesar 8,734 > nilai tabel sebesar 1,663 serta tingkat
signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

5. Berdasarkan pada tulisan dari Mohammad Yusuf, dkk dengan


judul “Determinasi Investasi dan Pasar Modal Syariah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia” yang dipublikasikan dalam
Jurnal Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol. 6 No. 1,
Januari 2021 menyatakan:
Pertumbuhan ekonomi dan investasi memiliki korelasi positif,
dimana jika investasi naik, maka pendapatan nasional juga ikut naik.
Dan berlaku sebaliknya, jika investasi turun, maka pendapatan
nasional juga turun. Begitulah dampak yang terjadi antara keduanya.
Dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Indonesia, dibutuhkan peran strategis yaitu berupa pembentukan
modal. Pembentukan stok modal inilah yang bersumber dari kegiatan
investasi atau pendanaan di sejumlah pasar keuangan.5

5
Mohammad Yusuf, dkk, “Determinasi Investasi dan Pasar Modal Syariah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia,” Jurnal Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol. 6 No. 1, Januari 2021

8
Modal yang ditanam oleh para investor (baik perusahaan maupun
individu) akan sangat membantu perekonomian dalam menambah stok
modal yang dibutuhkan. Modal-modal tersebut ditujukan untuk proses
produksi, sehingga akan menghasilkan barang dan jasa yang tentunya
dapat digunakan oleh seluruh masyarakat di masa mendatang.
Walaupun begitu, investasi bukanlah tolok ukur kondisi perekonomian
Indonesia. Sebab, sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhinya
selain dari investasi.
Pasar modal syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti
kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang
kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Kegiatan investasi ini merupakan kegiatan
menempatankan suatu dana pada aset dengan harapan memperoleh
laba atas nilai investasi awal. Pasar keuangan berperan penting dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui mobilisasi sumber daya
keuangan dan arus masuk modal atau investasi. Keduanya dapat
memanfaatkan berbagai instrumen keuangan di pasar modal untuk
mendanai berbagai proyek jangka panjang. Sebagai contoh,
pemerintah dapat menerbitkan sukuk untuk membangun infrastruktur
jalan raya, membangun rumah sakit, transportasi umum, membangun
bendungan, bandar udara, dan infrastruktur sosial lainnya. Hal ini tentu
akan mendorong penciptaan kekayaan negara dan tentu berdampak
pada pertumbuhan ekonomi domestik.

Kesimpulan
Penelitian ini mengkaji pengaruh investasi dan pasar modal syariah
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa simpulan:
Hasil analisis data menunjukkan bahwa investasi berkontribusi positif
meskipun tidak signifikan dan belum efektif terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia dan pasar modal syariah berkontribusi positif

9
meskipun tidak signifikan dan belum efektif terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia, ketika dilakukan uji secara bersama-sama
varibel investasi dan pasar modal syariah berkontribusi positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

6. Berdasarkan pada tulisan dari Dedi Suhendro dan M. Fauzan


dengan judul “Peran Pasar Modal Syariah Dalam Mendorong
Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia” yang dipublikasikan
dalam Jurnal Human Falah, Vol. 5 No. 1, Januari - Juni 2018
menyatakan:
Secara umum dapat dilihat bahwa selama 16 (enam belas) tahun,
Jakarta Islamic Index (JII) menunjukkan pola pergerakan yang sangat
fluktuatif dalam rentang yang sangat besar. Hal ini terjadi karena
didorong oleh beberapa faktor, yaitu: (1) relatif rendahnya tingkat suku
bunga perbankan; (2) Membaiknya persepsi investor asing terhadap
tingkat resiko di Indonesia, serta selisih suku bunga (interest
differential) yang cukup signifikan; dan (3) Kestabilan indikator makro
ekonomi dan prospek peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup
signifikan di sela perekonomian global yang cenderung lesu
mengakibatkan pemodal asing mulai melirik pasar modal Indonesia.6
Dengan hadirnya Islam (prinsip syariah) dalam industri keuangan,
ternyata mampu memberikan dampak positif dalam dunia investasi,
khususnya yang melalui pasar modal. Salah satu faktor pendukung
dapat teruwujudnya hal tersebut adalah kebijakan-kebijakan pasar
modal dan industri keuangan syariah diarahkan untuk membangun
industri keuangan syariah yang kompetitif, transparan, stabil, kredibel
serta berstandar internasional yang dituangkan dalam Road Map Pasar
Modal Syariah Indonesia 2015-2019 yang mencakup strategi dan
program yang merupakan kelanjutan dari strategi dan program yang

6
Dedi Suhendro dan M. Fauzan, “Peran Pasar Modal Syariah Dalam Mendorong Laju
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia,” Jurnal Human Falah, Vol. 5 No. 1, Januari - Juni 2018

10
tertuang dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009 dan
2010-2014, serta sejumlah peraturan khusus yang mengatur penerbitan
produk syariah di pasar modal Indonesia sejak tahun 2006.
Perkembangan pasar modal syariah pada tahun 2000 sampai
dengan tahun 2016 memiliki peran terhadap perkembangan pasar
modal Indonesia (IHSG) pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2016
dan pasar modal Indonesia pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2016
memiliki peran terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun
2000 sampai dengan tahun 2016. Perkembangan pasar modal di
Indonesia yang tergambar pada indikator-indikator utama pasar modal
yang terus tumbuh dari tahun ke tahun mampu menjadi pendorong
pertumbuhan ekonomi dengan membuat kegiatan investasi mulai
meningkat. Peningkatan ini antara lain didorong oleh perkembangan
pasar modal syariah. Kuatnya peran pasar modal syariah yang
meningkat dalam pembentukan kapitalisasi pasar modal Indonesia
mengindikasikan pasar modal syariah memiliki peran yang besar
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kesimpulan
Perkembangan pasar modal di Indonesia yang tergambar pada
indikator-indikator utama pasar modal yang terus tumbuh dari tahun ke
tahun mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dengan
membuat kegiatan investasi mulai meningkat. Peningkatan ini antara
lain didorong oleh perkembangan pasar modal syariah. Kuatnya peran
pasar modal syariah yang meningkat dalam pembentukan kapitalisasi
pasar modal Indonesia (Indeks Harga Saham Gabungan)
mengindikasikan pasar modal syariah memiliki peran yang besar
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

11
7. Berdasarkan pada tulisan administrator dengan judul “Pasar
Modal Syariah” menyatakan bahwa:
Pasar Modal syariah berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional
(DSN) No: 40/ DSN-MUI/ X/ 2003 Tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
adalah sebagai berikut: Pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek; Pasar modal
beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten,
jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya
dipandang telah sesuai dengan syariah apabila telah memenuhi prinsip-
prinsip syariah.7
Adapun yang dimaksud prinsip-prinsip syariah dalam pasar modal
adalah: Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang; Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk
perbankan dan asuransi konvensional; Produsen, distributor, serta
pedagang makanan dan minuman yang haram; dan Produsen,
distributor, dan atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat mudharat; Melakukan investasi pada
emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) utang
perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari
modalnya.
ISSI merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan
saham syariah yang tercatat di BEI. Konstituen ISSI adalah
keseluruhan saham syariah tercatat di BEI dan terdaftar dalam Daftar
Efek Syariah (DES). Indeks Saham Syariah Indonesia (Indonesia
Sharia Stock Index (ISSI)) akan menjadi acuan bagi investor untuk
berinvestasi di saham, khususnya saham syariah. ISSI sekaligus
menjadi acuan utama yang menggambarkan kinerja seluruh saham

7
Administrator, “Pasar Modal Syariah”

12
syariah yang tercatat di BEI, yang membantu menghilangkan
kesalahpahaman masyarakat yang menganggap saham syariah hanya
terdiri dari 30 saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII)
saja.

Kesimpulan
Jika pasar modal konvensional diatur oleh undang-undang, maka
pasar modal syariah diatur oleh Fatwa Dewan Syariah Nasional yang
berpegang pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Prinsip-prinsip yang
dianut pun diambil dari aturan-aturan agama baik yang berupa
larangan maupun perintah. Umumnya yang seringkali dibahas atau
diperhatikan adalah saham konvensional, tetapi kali ini yang dibahas
adalah saham syariah dan peranannya dalam bursa efek Indonesia.

8. Berdasarkan pada tulisan dari Ferry Khusnul Mubarok dengan


judul “Peran sosialisasi dan edukasi dalam menumbuhkan minat
investasi di pasar modal syariah” yang dipublikasikan dalam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 1 No. 4, Februari 2018
menyatakan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai jenis
sosialisasi dan edukasi, dan peranannya terhadap minat investasi,
mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, serta
menganalisis efektivitas sosialisasi dan edukasi pasar modal syariah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Sumber
data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari
penyebaran kuisioner.8
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi dan edukasi
kepada mahasiswa melibatkan berbagai informan yang meliputi teman,
dosen, pengurus galeri investasi, seminar, kuliah, media (cetak maupun

8
Ferry Khusnul Mubarok “Peran sosialisasi dan edukasi dalam menumbuhkan minat investasi di
pasar modal syariah” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 1 No. 4, Februari 2018

13
elektronik), selebaran, guru SMA, buku, orang tua, dan internet.
Sosialisasi dan edukasi juga melibatkan media sosial yang meliputi
facebook, BBM, line, blog, whatsap, instagram, kakaotalk, buku,
twitter, internet (searching), dan wechat.
Peran masing-masing informan dan media beragam, baik dari sisi
intensitas maupun pengaruhnya (peranan) terhadap minat investasi
mahasiswa. Faktor pendukung minat investasi mahasiswa meliputi
memajukan pasar modal, keingintahuan, untuk tabungan masa depan,
ingin mendapatkan keuntungan (laba), belum tahu, ingin menjadi
pengusaha sukses, ingin kaya, ingin berinvestasi, ingin memiliki
saham, karena menjanjikan, dan warren buffet (tokoh). Sementara
faktor pengahambatnya meliputi modal (uang), kerugian, kurangnya
pengetahuan (cara dan tempat), ragu-ragu kesyariahannya.
Berdasarkan temuan tersebut, maka perlu adanya strategi untuk
mengoptimalkan peranan sosialisasi dan edukasi agar semakin luas dan
merata. Untuk mengoptimalkan peranan tersebut, maka untuk
informan dan media sosial yang memiliki pengaruh besar untuk terus
ditingkatkan baik secara intensitas maupun sinerginya, sedangkan yang
memiliki pengaruh kecil perlu dilakukan evaluasi dan pembenahan.
Jika mengacu pada faktor penghambat, maka perlu mencari solusi
untuk meminimalisir faktor tersebut. Sementara itu, jika mengacu pada
faktor pendukung dan penghambat maka strategi yang terbaik adalah
dengan cara mensinergikan pihak kampus, PIPM, dan perusahaan
sekuritas terutama dalam mendesain kurikulum mata kuliyah pasar
modal syariah. Desainnya adalah dengan cara memberikan kesempatan
kepada para praktisi untuk mengajar, di samping itu juga model
perkuliahannya tidak hanya bersifat teoritis akan tetapi juga praktis
baik simulasi maupun praktik langsung menjadi investor.

14
Kesimpulan
Hasil menunjukkan bahwa informan yang paling berpengaruh
adalah aktivitas perkuliahan yang kemudian melibatkan dosen.
Sementara itu, media sosial yang memiliki kontribusi paling besar
adalah media facebook. Hasil juga menunjukkan bahwa ada beberapa
faktor yang mendukung dan menghambat minat investasi mahasiswa.
Faktor pendukung minat investasi mahasiswa antara lain memajukan
pasar modal di Indonesia, ingin lebih tahu (belajar), untuk tabungan
masa depan (jangka panjang), ingin mendapatkan keuntungan (laba),
karena belum tahu sehingga rasa ingin tahu muncul, ingin menjadi
pengusaha (investor) sukses, ingin sukses (kaya), ingin berinvestasi,
ingin memiliki saham, karena menjanjikan, dan Warren Buffet (karena
terinspirasi tokoh). Sementara itu faktor penghambat minat investasi
mahasiswa meliputi tidak adanya modal (uang), takut akan kerugian,
kurangnya pengetahuan baik caranya maupun tempatnya, dan ragu-
ragu kesyariahannya.

9. Berdasarkan pada tulisan dari Diana Wiyanti dengan judul


“Perspektif Hukum Islam terhadap Pasar Modal Syariah Sebagai
Alternatif Investasi Bagi Investor” yang dipublikasikan dalam
Jurnal Hukum, Vol. 20 No. 2, April 2013 menyatakan:
Konsep investasi menurut hukum Islam adalah semua bentuk
investasi dilakukan dalam rangka ibadah kepada Allah untuk mencapai
kebahagiaan lahir batin di dunia dan akhirat baik bagi generasi
sekarang maupun generasi yang akan datang, jadi buka semata-mata
urusan duniawi belaka. Investasi menurut hukum Islam sangat berbeda
dengan pemahaman investasi secara konvensional. Unsur
kemaslahatan dunia dan akhirat mempunyai prioritas yang utama,
sehingga investasi bertujuan jangka panjang.9

9
Diana Wiyanti “Perspektif Hukum Islam terhadap Pasar Modal Syariah Sebagai Alternatif
Investasi Bagi Investor” Jurnal Hukum, Vol. 20 No. 2, April 2013

15
Sementara spekulasi bertujuan hanya untuk mencari untung dalam
jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan orang lain serta
sering kali menggunakan cara-cara yang melanggar rule of the game
yang berlaku. Selain itu walaupun investasi syariah tidak akan luput
dari adanya risiko, namun investor merasakan kenyamanan dalam
berinvestasi karena tidak adanya unsur riba, maysir (judi), gharar
(ketidakpastian). Investasi dilakukan dengan tuntunan fikih, bukan
karena keinginan hawa nafsu sebagaimana dilakukan oleh spekulator
yang dapat merugikan banyak pihak.
Hukum Islam mempunyai perspektif yang mendukung terhadap
pasar modal syariah. Dukungan hukum Islam terhadap aktivitas
investasi di pasar modal syariah terlihat dari konsep dasar hukum
Islam dalam Al-Qur’an, hadis, fikih dan pendapat para ulama yang
mendukung kegiatan pasar modal syariah. Sudah saatnya setiap
muslim yang terlibat dalam sektor ini menunjukkan bahwa Islam
adalah sebagai jalan hidup yang dapat diamalkan secara komprehensif
dan istiqamah.
Oleh sebab itu, dalam aktivitas pasar modal syariah perlu untuk
lebih dioptimalkan lagi eksistensi hukum Islam, karena belum tergali
sepenuhnya nilai-nilai syariah dalam berinvestasi syariah. Mengingat
pasar modal syariah mempunyai kedudukan dan peran yang sangat
strategis dalam kegiatan ekonomi nasional dan aktivitas ini
mempunyai manfaat yang holistik baik bagi emiten, investor, maupun
pemerintah, maka mendesak dibentuknya undang-undang pasar modal
syariah. Hal ini akan lebih mempertegas berlakunya hukum Islam
secara kaffah demi kemaslahatan dalam bidang investasi di pasar
modal.

16
Kesimpulan
Kehidupan sosial ekonomi Islam, termasuk investasi tidak dapat
dilepaskan dari prinsip-prinsip syariah. Di pasar modal syariah,
aktivitas mengejar harta kekayaan senantiasa dibarengi dengan
mengingat Allah SWT. Penelitian ini mengkaji konsep investasi
menurut hukum Islam, sehingga dapat diketahui perbedaan antara
investasi dan spekulasi menurut syariah. Serta diketahui pula
bagaimana perspektif hukum Islam terhadap pasar modal syariah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam investasi syariah unsur
kemaslahatan dunia dan akhirat mempunyai prioritas yang utama,
sehingga investasi bertujuan jangka panjang. Sementara spekulasi
bertujuan hanya untuk mencari untung dalam jangka pendek tanpa
memperhatikan kepentingan orang lain serta sering kali menggunakan
cara-cara yang melanggar aturan yang berlaku. Hukum Islam sangat
mendorong aktivitas investasi di pasar modal syariah. Hal ini didukung
oleh konsep dasar hukum Islam dalam Al Quran, hadis, fikih dan
pendapat para ulama.

10. Berdasarkan pada tulisan dari Marlina Widiyanti dan Novita Sari
dengan judul “Kajian Pasar Modal Syariah Dalam
Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia” yang
dipublikasikan dalam Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan, Vol. 19 No. 1, Juli 2019 menyatakan:
Pengukuran dalam perekonomian di Indonesia dilihat dari Produk
Domestik Bruto (PDB), dan setelah itu dihitung dengan rumus
pertumbuhan untuk melihat berapa persen pertumbuhan ekonomi yang
terjadi setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah
perubahan output yang dihasilkan oleh suatu perekonomian pada

17
periode tertentu. Pasar modal syariah adalah suatu kegiatan pasar
modal dimana menggunakan karakteristik.10
Adapun karakteristik tersebut merupakan adanya proses
pengelolaan baik dari menciptakan produk membuat kontrak dalam
penerbitan efek syariah, melakukan transaksi perdagangan, serta
melakukan aktivitas pasar modal lainnya dengan menggunakan
prinsip-prinsip syariah dan diawasi oleh Dewan Syariah Nasional
(DSN). Prinsip-prinsip syariah tersebut harus menghindari dari unsur
perjudian (maysir), ketidakpastian (gharar), sistem bunga (riba), dan
ketidakadilan.
Peran Pasar Modal Syariah (PMS) dapat mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi (PE) di Indonesia terlihat dengan
perkembangan pasar modal syariah akan berpengaruh pada indikator-
indikator ekonomi seperti nilai tukar riil, tingkat inflasi, dan juga
produk domestik bruto yang menjadi tolak ukur pertumbuhan
ekonomi. Perkembangan pasar modal syariah yang dari tahun ke tahun
terus menunjukkan peningkatan berdampak baik terhadap
pertumbuhan ekonomi. Ini sesuai dengan teori pertumbuhan ekonomi
Shumpeter yang menyatakan bahwa perkembangan ekonomi
disebabkan oleh faktor utama yaitu proses inovasi dan pelakunya
adalah para investor atau wiraswastawan.
Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan
dengan adanya inovasi oleh para wiraswasta. Dengan adanya inovasi
tersebut dan didorong oleh keinginan untuk memperoleh keuntungan
maka akan diadakan penanaman modal baru. Investasi yang baru ini
akan meningkatkan kegiatan ekonomi. Pendapatan masyarakat akan
bertambah dan tingkat konsumsi menjadi bertambah tinggi. Kenaikan
tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk

10
Marlina Widiyanti dan Novita Sari “Kajian Pasar Modal Syariah Dalam Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia” Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol. 19 No.
1, Juli 2019

18
menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal
baru.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan secara deskriptif maka kesimpulan
yang didapat bahwa dengan adanya pasar modal syariah di Indonesia,
hal ini memberikan dampak positif untuk perkembangan pasar modal
di Indonesia karena pasar modal syariah dapat menarik investor yang
menginginkan investasi yang dijamin ke halalannya. Dengan
berkembangnya pasar modal syariah dari tahun ke tahun terbukti
bahwa pasar modal syariah semakin diminati baik dari investor muslim
atau non muslim, hal ini dapat membuat pasar modal syariah
berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

11. Berdasarkan pada tulisan dari Ahmad Dahlan Malik dengan judul
“Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat
Berinvestasi di Pasar Modal Syariah Melalui Bursa Galeri
Investasi UISI” yang dipublikasikan dalam Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam, Vol. 3 No. 1, Januari - Juni 2017 menyatakan:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
secara signifikan implementasi belajar, motivasi, pendapatan, persepsi,
risiko, dan pengetahuan terhadap pertimbangan investasi saham
syariah di BGIU (Bursa Galeri Investasi UISI). Dari hasil pengujian
yang dilakukan terhadap 133 responden peserta pelatihan pasar modal
tanggal 20 Juni 2016 dan investor yang bertransaksi di BGIU diperoleh
hasil sebagai berikut:
Hasil pengujian variabel risiko sesuai model regresi berbanding
positif terhadap dependen variabel yaitu minat berinvestasi saham
syariah yang mana semakin tinggi risiko semakin banyak atau
meningkat peminat investasi didasarkan pada indikator pernyataan
yang valid yaitu bahwa investor atau responden membeli saham lebih

19
dari satu untuk mengurangi risiko lebih, memilih perusahaan yang
liquiditasnya tinggi, saham yang produktif, dan kebijakan yang tepat.11
Untuk variabel pendapatan dan motivasi juga berbanding positif
terhadap pertimbangan investasi saham syariah. Untuk variabel
pendapatan berdasarkan indikator pernyataannya bahwa responden
akan meningkatkan pembelian saham seiring dengan meningkatnya
pendapatan mereka, produktivitas perusahaan meningkat, dan harga
saham sesuai dengan pendapatan responden.
Sedangkan variabel motivasi, indikator pernyataan dari responden
untuk meningkatnya pertimbangan pembelian saham syariah di BGIU
adalah dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan berinvestasi di
saham syariah, keberkahan, terjaminnya pendapatan yang baik, halal,
pengembangan keuangan syariah, dan menjadi pemilik perusahaan
yang dinvestasikan. Sedangkan untuk variabel pengetahuan, persepsi,
dan belajar adalah berbanding negatif yang mana responden atau
investor akan meningkatkan pertimbangan pembelian saham syariah
jika indikator dari ketiga variabel tersebut menurun.
Dengan kata lain minat investor atau responden untuk
pembelajaran, pengetahuan dasar tentang investasi dan persepsi
tentang saham syariah kurang begitu diminati atau diperlukan
pelatihan. Dari hasil tersebut bisa diketahui bahwa responden sudah
mengetahui tentang seluk beluk investasi syariah ataupun tujuan
responden lebih kepada aplikasi syariah. Berdasarkan pada kesimpulan
diatas, dapat memberikan saran sebagai berikut: Penelitian lanjutan
disarankan menggunakan sampel yang lebih besar dengan periode
yang lebih lama untuk memperkuat lagi hasil yang lebih kuat;
Penelitian lanjutan dapat menambahkan beberapa variabel untuk
memperkuat model yang memerlukan 15% variabel lain dari model
yang sudah terbentuk di penelitian ini Dari data yang di uji, variabel

11
Ahmad Dahlan Malik “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat
Berinvestasi di Pasar Modal Syariah Melalui Bursa Galeri Investasi UISI” Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam, Vol. 3 No. 1, Januari - Juni 2017

20
yang paling signifikan dan positif adalah dari risiko, pendapatan, dan
motivasi. Maka untuk sekuritas dapat memberikan pelayanan,
pemahaman, fokus, dan konsern lebih pada risiko, produk dan motivasi
terhadap responden atau investor yang ada di BGIU, juga peran Bursa
Galeri Investasi UISI untuk memasarkan dan memperluas informasi
jasa berinvestasi di BGIU agar investor di bursa saham syariah melalui
BGIU lebih banyak berdasarkan signifikan variabel positif tersebut.

Kesimpulan
Sebagai perkembangan pasar modal untuk mengurangi ketidak
pastian dan peran pasar modal dalam segi riil, terbentuklah pasar
modal syariah yang bertujuan untuk menampung investor baik dari
Muslim maupun non muslim. Sebagai upaya perkembangan investor
dalam perannya di pasar modal syariah, diperlukannya analisa untuk
investor agar berminat untuk menanamkan modal mereka di pasar
modal syariah.
Dalam tujuannya tersebut, dilakukanlah penelitian ini dengan
menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat investor melalui
bursa galeri investasi UISI berupa faktor risiko, level pendapatan,
motivasi, pengetahuan, persepsi, dan belajar dalam berinvestasi di
pasar modal syariah. Dari hasil penelitian yang dilakukan
menghasilkan model Y = 0,011 + 0,386 X1 + 0,380 X2 + 0,290 X3 –
0,016 X4 – 0,045 X5 – 0,005 X6. Dari model tersebut yang menjadi
peran signifikan adalah dari variabel risiko, pendapatan dan motivasi
yang penting untuk diperhatikan terhadap responden atau investor di
BGIU (Bursa Galeri Investasi UISI) dibanding yang lain karena
variabel tersebut berregresi positif.

21
12. Berdasarkan pada tulisan dari Hadi Peristiwo dengan judul
“Analisis Minat Investor di Kota Serang Terhadap Investasi
Syariah Pada Pasar Modal Syariah” yang dipublikasikan dalam
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam, Vol. 7 No. 1, Januari
- Juni 2016 menyatakan:
Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang untuk lebih
mengenalkan dan mengembangkan pasar modal syariah, maka
diperlukan adanya kekuatan suatu basis investor lokal (daerah) serta
ketersediaan produk investasi syariah dalam jangka panjang. Analisis
serta interpretasi lebih lanjut dilakukan atas faktor-faktor yang sangat
berpengaruh signifikan terhadap minat investor untuk berinvestasi
syariah.12
Terdapat 2 (dua) faktor yang paling menentukan (signifikan)
terhadap minat investor untuk berinvestasi syariah. Pertama adalah
kehalalan terhadap imbal hasil yang akan diperoleh dalam berinvestasi
efek-efek syariah. Kedua adalah keyakinan bahwa efek syariah tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Berdasarkan atas hasil serta
analisis kajian penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar investor di Kota Serang berminat untuk
berinvestasi syariah pada pasar modal syariah.
Dalam rangka mendapatkan informasi yang dapat dianggap
mewakili seluruh bagian dari investor masyarakat di Kota Serang,
maka penelitian ini dilakukan di 6 (enam) Kecamatan Kota Serang
yaitu terdiri dari: Kec. Curug, Kec. Walantaka, Kec.Cipocok Jaya,
Kec. Serang, Kec. Taktakan serta Kec. Kasemen. Investor yang
menjadi responden adalah investor yang terdaftar (listed) sebagai
investor pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berdomisili di Kota
Serang.

Hadi Peristiwo “Analisis Minat Investor di Kota Serang Terhadap Investasi Syariah Pada Pasar
12

Modal Syariah” Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam, Vol. 7 No. 1, Januari - Juni 2016

22
Kesimpulan
Sebagian investor yang berdomisili di Kota Serang berminat untuk
berinvestasi syariah pada pasar modal syariah. Faktor yang signifikan
terhadap minatnya investor untuk berinvestasi adalah kehalalan tingkat
imbal hasil yang akan diperoleh ketika berinvestasi pada efek-efek
syariah. Bagi investor yang tidak berminat pada investasi syariah, lebih
dikarenakan oleh faktor kurangnya edukasi dan sosialisasi mengenai
efek syariah serta masih terbatasnya instrumen syariah pada pasar
modal syariah.

13. Berdasarkan pada tulisan dari Anna Nurlita dengan judul


“Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam” yang
dipublikasikan dalam Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 17
No. 1, Januari - Juni 2014 menyatakan:
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan
bahwa Undang-undang Pasar Modal (UUPM) No. 8 Tahun 1995
mengatur tentang Pasar Modal tidak membedakan antara pasar modal
konvensional dengan pasar modal syariah. Sehingga pada dasarnya
konsep pasar modal syariah merupakan konsep dari pasar modal
konvensional sebagaimana yang telah diatur dalam UUPM tersebut.13
Hanya saja, pada pasar modal syariah terdapat beberapa hal yang
ditekankan, yaitu mengenai kegiatan usaha emiten, efek yang
diterbitkan oleh emiten, serta mekanisme perdagangan yang dilakukan
oleh investor haruslah sesuai dengan prinsip syariah. Prinsip-prinsip
Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam yang
penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI melalui fatwa yang
dikeluarkannya.

Anna Nurlita “Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam” Jurnal Penelitian Sosial
13

Keagamaan, Vol. 17 No. 1, Januari - Juni 2014

23
Konsep investasi menurut pandangan Islam berbeda dengan
investasi ekonomi non muslim, perbedaan ini terjadi terutama karena
pengusaha Islam tidak menggunakan tingkat bunga dalam menghitung
investasi. Di mana harta atau uang dinilai oleh Allah sebagai Qiyaman,
yaitu sarana pokok kehidupan. Investasi yang berarti menunda
pemanfaatan harta yang kita miliki pada saat ini, atau berarti
menyimpan, mengelola dan yang dianjurkan dalam al-Qur’an seperti
yang dijelaskan dalam surat Yusuf ayat 46-49. Sementara spekulasi
adalah tindakan yang dilarang oleh Islam.
Kegiatan spekulasi ini dilarang karena terdapat unsur-unsur yang
tidak sesuai dengan syariat islam, diantaranya spekulan lebih
mementingkan kepentingan diri dan tidak mempedulikan kepentingan
dan kondisi ekonomi serta pelaku pasar yang lain. Bagi spekulan, harta
yang didapat adalah hasil jerih payah sendiri. Tindakan seperti itulah
yang dilarang dalam al-Qur’an.

14. Berdasarkan pada tulisan dari Budi Setiawan dengan judul


“Perbandingan Kinerja Pasar Modal Syariah dan Konvensional:
Suatu Kajian Empiris Pada Pasar Modal Indonesia” yang
dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini,
Vol. 8 No. 1, Juli 2017 menyatakan:
Berdasarkan kajian pustaka dan mengacu pada beberapa hasil
penelitian sebelumnya tentang perbandingankinerja pasar modal
syariah dan konvensional pada lima periode penelitian antara lain
sebelum krisis asia, saat terjadi krisis asia, sebelum krisis subprime
mortgage, saat terjadi krisis subprime mortgage, dan seluruh periode
sampel penelitian. Kemudian disusun kerangka konseptual untuk

24
melihat perbanidngan kinerja Jakarta Islamic Index (JII) dan Jakarta
Composite Index (JCI).14
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengutip
atau mencatat secara langsung data dari laporan harian, laporan
keuangan dan websitebaik pasar modal syariah maupun pasar modal
konvensional.
Variabel penelitian ini mencakup pasar modal Indonesia yang
terdiri dari pasar modal syariah dan konvensional. Jenis data penelitian
ini adalah data sekunder yang dikumpulkan selama periode tahun1995
- 2015. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data penutupan
indeks harga saham harian dengan ketentuan sebelum krisis Asia (2
Januari 1995 – 30 Juni 1997), saat krisis Asia menurut Yang et al
(2002) (1 Juli 1997 – 30 Juni 1998), sebelum krisis Subprime
Mortgage Amerika (1 Juli 1998 – 31 Mei 2007), saat krisis Subprime
Mortgage Amerika menurut Ait-Sahalia et al (2012) (4 Juni 2007 – 2
April 2009), dan seluruh periode. Indeks MSCI dunia sebagai proksi
dari imbal hasil pasar dan Federal Reserve Treasure Bill Rate sebagai
proksi tingkat bebas risiko.
Penelitian ini mencoba untuk melihat perbandingan kinerja pasar
modal syariah dan konvensional Indonesia selama periode 1995 –
2015. Penelitian ini juga menginvestigasi kinerja kedua pasar modal
tersebut saat terjai krisis yaitu krisis keuangan di Asia tahun 1997 –
1998 dan krisis subprime mortgage di Amerika tahun 2007 – 2009.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, kinerja pasar modal syariah
dan konvensional Indonesia dapat memperoleh informasi bahwa secara
rata-rata kinerja JCI sebesar 124,78 lebih baik dibandingkan kinerja
rata-rata JII di angka 5,56. Kinerja JCI lebih baik pada kondisi
sebelum krisis Asia, sebelum krisis subprime mortgage Amerika, saat

14
Budi Setiawan “Perbandingan Kinerja Pasar Modal Syariah dan Konvensional: Suatu Kajian
Empiris Pada Pasar Modal Indonesia” Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, Vol. 8 No. 1, Juli
2017

25
krisis subprime mortgage Amerika, dan semua periode penelitian.
Sedangkan kinerja JII hanya lebih baik dibandingkan kinerja JCI pada
saat terjadi krisis di Asia.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja indeks menggunakan
Sharpe, Treynor, dan Jensen Alfa pada periode sebelum krisis Asia,
saat krisis Asia, sebelum krisis subprime mortgage, saat krisis
subprime mortgage, dan seluruh periode sampel dapat disimpulkan
bahwa kinerja pasar modal konvensional (JCI) lebih baik dibandingkan
kinerja pasar modal syariah (JII) di Indonesia selama periode tahun
1995 – 2015.

15. Berdasarkan pada tulisan dari Budi Purwanto, dkk dengan judul
“Apakah Saham Berlabel Syari’ah Memenuhi Kepatuhan dan
Prinsip Moral Islam?” yang dipublikasikan dalam Jurnal
Manajemen dan Organisasi Vol. 10 No. 2, Agustus 2019
menyatakan:
Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder close price
semua emiten yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI). Kriteria mengenai kepatuhan akan dievaluasi berdasarkan pada
nomor fatwa MUI DSN: 40 / DSN-MUI /X /2003 yang juga tercantum
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2017
tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah berdasarkan batas
rasio keuangan. Data yang digunakan adalah data sekunder, dievaluasi
dari Laporan Keuangan Tahunan semua perusahaan yang terdaftar
yang terdaftar di BEI pada kuartal terakhir tahun 2018.15
Landasan berdasarkan asas kepatuhan terhadap syariah membentuk
suatu prinsip syari’ah dalam penerbitan produk, pembuatan kontrak

15
Budi Purwanto, dkk “Apakah Saham Berlabel Syari’ah Memenuhi Kepatuhan dan Prinsip Moral
Islam?” Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol. 10 No. 2, Agustus 2019

26
syri’ah, akad transaksi dagang, serta aktivitas alokasi aset lainnya.
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah
tentang Kriteria Dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dengan
menentukan batas rasio keuangan secara kuantitatif yang harus
dipatuhi setelah steril dari Aturan kualitatif adalah Total utang yang
berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45
persen, dan Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal
(haram) lainnya dibandingan dengan total pendapatan usaha dan
pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10 persen.

Kesimpulan
Islamic Finance Compliance terus mendapat perhatian khusus
selama dekade belakangan karena potensi yang sangat besar.
Meningkatya jumlah permintaan akan produk keuangan syari’ah di
pasar global merupakan indikasi bahwa Syari’ah Finance Compiliant
tidak hanya diminati oleh Muslim tapi sudah menjadi bagian dari
solusi kebutuhan investor internasional. Meninjau dari Counterpart
pembentukan berdasarkan prinsip-prinsip Islam maka produk yang
patuh syari’ah memiliki spesifikasi yang dibatasi oleh prinsip moral
Islam.
Berdasarkan tata aturan yang ada di Indonesia). Dari keseluruhan
anggota ISSI sejumlah 402 emiten hanya 365 emiten dengan Financial
Annual Report pada last quartal 2018 yang dapat diidentifikasi
nilainya. Kemudian setelah dilakukan evaluasi kesesuaian terhadap
tata aturan bounded prinsip moral Islam yang berlaku, terdapat hanya
24 emiten yang patuh secara prinsip. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak semua saham dengan label syari’ah di Indonesia benar
patuh terhadap bounded prinsip moral Islam.

27
DAFTAR PUSTAKA

Administrator, “Pasar Modal Syariah”


Administrator, “Pasar Modal”
Ali, Fajri. Pasar Modal Syariah. Jurnal Academia
Kurniawan, Indra dkk. Pengaruh Pengetahuan Tentang Pasar Modal
Syariah Terhadap Minat Investasi Saham di Pasar Modal Syariah.
Jurnal Ilmu Perbankan dan Keuangan Syariah.
Malik, Ahmad Dahlan. 2017. Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Masyarakat Berinvestasi di Pasar Modal Syariah Melalui
Bursa Galeri Investasi UISI. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam.
Mubarok, Ferry Khusnul. 2018. Peran sosialisasi dan edukasi dalam
menumbuhkan minat investasi di pasar modal syariah. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam.
Nurlita, Anna. 2014. Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian
Islam. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan.
Peristiwo, Hadi. 2016. Analisis Minat Investor di Kota Serang Terhadap
Investasi Syariah Pada Pasar Modal Syariah. Jurnal Ekonomi
Keuangan dan Bisnis Islam.
Purwanto, Budi dkk. 2019. Apakah Saham Berlabel Syari’ah Memenuhi
Kepatuhan dan Prinsip Moral Islam?. Jurnal Manajemen dan
Organisasi.
Setiawan, Budi. 2017. Perbandingan Kinerja Pasar Modal Syariah dan
Konvensional: Suatu Kajian Empiris Pada Pasar Modal Indonesia.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini.
Suhendro, Dedi dan M. Fauzan. 2018. Peran Pasar Modal Syariah Dalam
Mendorong Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Jurnal
Human Falah.

28
Widiyanti, Marlina dan Novita Sari. 2019. Kajian Pasar Modal Syariah
Dalam Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.
Wiyanti, Diana. 2013. Perspektif Hukum Islam terhadap Pasar Modal
Syariah Sebagai Alternatif Investasi Bagi Investor. Jurnal Hukum.
Yafiz, Muhammad. Saham dan Pasar Modal Syariah Konsep Sejarah dan
Perkembangannya. Jurnal Academia.
Yusuf, Mohammad, dkk. 2021. Determinasi Investasi dan Pasar Modal
Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal
Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik.

29

Anda mungkin juga menyukai