Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“DAYA SAING PRODUK INTERNASIOAL”


Diajukan untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Perilaku Organisai dan
dipresentasikan di kelas PS-5 G

OLEH KELOMPOK 3
KEVIN AFRIZAL SAPUTRA (3319267)
FEBRI FADILLA PUTRI (3319272)
IVANA (3319283)
GHENDA YULANDARI (3319285)

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. HELIYANI,SE,MM

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH S1


FAKULTAS EKOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
Rahmat serta taufik-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “Daya
Saing Produk Internasioal” ini untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi
Internasional, Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW yang akan menjadi shafa’atul utuma bagi kita semua di akhirat
kelak. Aamiin ya rabbal'alamiin
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu pada mata kuliah
perilaku konsumsi ini yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyusun makalah ini dan yang senantiasa membimbing dan memberikan
ilmunya kepada kami Kepada teman-teman yang telah memberikan masukan atas
kesempurnaan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kebaikan makalah kami selanjutnya dan semoga apa yang sedikit ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.

Bukittinggi, Oktober 2021

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Daya Saing...................................................................................................3
2. Teori Daya Saing.........................................................................................3
3. revealed comparative advantage..................................................................5
4. indeks spesialisasi perdagangan...................................................................6
5. rasio akselerasi.............................................................................................7
6. constan market.............................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perdagangan atau pertukaran adalah proses tukar menukar yang didasarkan
atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak yang melakukan transaksi
sehingga tidak ada paksaan maupun ancaman dari pihak manapun. Masing-masing
pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan keuntungan atau kerugian
bagi kepentingannya dan masing-masing pihak menentukan akan melaksanakan
pertukaran atau tidak.
Berdagang dengan negara lain karena ada motif keuntungan yang ingin
diperoleh, membeli barang dan jasa dari negara asing karena dapat membeli
dengan harga yang lebih murah, lebih bermutu, memenuhi selera konsumen atau
belum dapat diproduksi di negaranya serta berbagai pertimbangan ekonomi
lainnya. Menjual ke negara lain misalnya karena dapat menjual dengan harga yang
lebih mahal atau menjual barang yang tidak dapat diproduksi negara lain. Dengan
menjual produk ke negara lain diperoleh keuntungan dari perluasan pasar serta
meningkatkan produktifitas perusahaan.
Perbedaan harga produk atau komoditas ditentukan oleh perbedaan biaya
produksi, suatu negara dapat efisiens dalam proses memproduksi sebuah produk
atau komoditas sehingga dapat bersaing dipasar global. karena itu jenis barang
yang diproduksi oleh suatu negara dengan negara lain akan berbeda dalam ongkos
produksinya, perbedaan ongkos disebabkan karena perbedaan jumlah, jenis,
kualitas, serta cara-cara dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam
proses produksinya. Perbedaan ini yang menyebabkan terjadinya perdagangan
antar negara.
Perbedaan ongkos produksi bukan satu -satunya yang menyebabkan
terjadinya perdagangan antar negara, namun masih terdapat banyak faktor yang
mempengaruhinya, misalnya pada perbedaan dalam pendapatan dan selera.

1
Pengembangan daya saing produk pada suatu negara adalah transformasi
keunggulan komparatif faktor pendukung yang relatif kuat menjadi keunggulan
kompetitif produktif dan berdaya saing dipengaruhi faktor pendukung yang relatif
kuat. Upaya keunggulan kompetitif produk dengan menciptakan keunggulan
produk sepanjang waktu melalui deferensiasi produk-produk dengan skala
produksi yang efisien.
Michael E Porter menyatakan bahwa keberhasilan suatu negara untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif suatu produk industri sangat dipengaruhi
oleh empat faktor utama yang saling terkait yaitu posisi faktor produksi seperti
tenaga ahli atau infrastruktur yang diperlukan, sifat dan kondisi permintaan dalam
negeri terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, keterkaitan antara industri dalam
negeri yang dapat mendukung pasokan barang/jasa yang kompetitif, kebijakan
nasional yang terintegrasi dalam strategi usaha serta pengambangan struktur
industri dan kondisi persaingan yang ada di dalam negeri.
B. Latar Belakang
1. Apa itu Pengertian Daya Saing?
2. Apa itu Teori Daya Saing?
3. Apa itu revealed comparative advantage?
4. Apa itu indeks spesialisasi perdagangan?
5. Apa itu rasio akselerasi?
6. Apa itu constan market?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu Pengertian Daya Saing
2. Mengetahui apa itu Teori Daya Saing
3. Mengetahui apa itu revealed comparative advantage
4. Mengetahui apa itu indeks spesialisasi perdagangan
5. Mengetahui apa itu rasio akselerasi
6. Mengetahui apa itu constan market

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Daya Saing


Daya saing adalah suatu konsep yang digunakan dalam menilai kemampuan
suatu wilayah atau negara dalam memproduksi barang atau produk yang lebih
unggul dari dari wilayah atau negara yang lainnya. Konsep daya saing berpijak
dari konsep keunggulan komparatif yang pertama kali dikenal dengan model
Ricardian. Hukum keunggulan komparatif (The Law of Comparative Advantage)
dari Ricardo menyatakan bahwa sekalipun suatu negara tidak memiliki
keunggulan absolut dalam memproduksi dua jenis komoditas jika dibandingkan
negara lain, namun perdagangan yang saling menguntungkan masih bisa
berlangsung, selama rasio harga antar negara masih berbeda jika dibandingkan
tidak ada perdagangan.1
Ricardo menganggap keabsahan teori nilai berdasar tenaga kerja (labor
theory of value) yang menyatakan bahwa hanya satu faktor produksi yang penting
yang menentukan nilai suatu komoditas yaitu tenaga kerja. Nilai suatu komoditas
adalah proporsional (secara langsung) dengan jumlah tenaga kerja yang diperlukan
untuk menghasilkannya. Salah satu kelemahan teori Ricardo adalah tenaga kerja
adalah satu-satunya faktor produksi, output persatuan input tenaga kerja dianggap
konstan.

B. Teori Daya Saing


1. Model Berlian Daya Saing Internasional (Michael E. Porter)

1
Nurlaili. 2021. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Produk
Alas Kaki Indonesia ke Amerika Serikat Ditinjau dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 7(02), 2021, 1019-1029. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Raden Intan
Lampung. hal. 6

3
Teori keunggulan kompetitif yang dikembangkan oleh Michael E. Porter
guru besar pada Harvad Business School, cara pendekatannya berbeda dengan
para ahli ekonomi makro pada umumnya. Porter bertitik tolak pada dari
kenyataan-kenyataan persaingan internasional yang ada, jadi pembentukan
teorinya adalah deduktif. Porter mengembangkan model yang dikenal sebagai
model Berlian, menerangkan bahwa suatu negara secara nasional dapat meraih
keunggulan kompetitif, apabila dipenuhi empat persyaratan yang saling terkait
dan membentuk empat titik sudut dari poin yang dinamakan bangunan intan,
yakni seperti berikut:
a. Keadaan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja terampil atau prasarana.
b. Keadaan permintaan dan tututan mutu di dalam negeri untuk hasil industri
tertentu.
c. Eksistensi industri terkait dan pendukung yang kompetitif secara
internasional.
d. Strategi perusahaan itu sendiri dan struktur serta sistem persaingan antar
perusahaan.
2. Daya Saing Internasional Berdasarkan Model 9 Faktor (Dong-Sung Cho)
Dong-Sung Cho, presiden dari The Institute of Indusrial Policy Studies,
Korea Selatan, dalam karya cemerlangnya yang berjudul Determinan of
International Competitiveness: How Can a Developing Country Transform
Itself to an Advance Economy? melengkapi hasil kajian dari Michael E. Porter.
Dong-Sung Cho menjelaskan bahwa bukannya seberapa banyak tingkat sumber
daya yang sekarang dimiliki oleh sebuah negara, tetapi siapa yang bisa
menciptakan sumber daya dan kapan seharusnya sumber daya itu diciptakan.2

2
Nurlaili. 2021. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Produk
Alas Kaki Indonesia ke Amerika Serikat Ditinjau dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 7(02), 2021, 1019-1029. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Raden Intan
Lampung. hal. 8

4
Dong-Sung Cho kemudian mengembangkan model yang dikenal sebagai
model 9 faktor. Beberapa perbedaan antara model berlian yang dikembangkan
oleh Porter dibanding dengan model 9 faktor dari Dong-Sung Cho adalah
terletak pada keberadaan 4 faktor, yaitu meliputi tenaga kerja, birokrasi dan
politisi, kewirausahaan dan manajer, teknisi serta perancang profesional. Juga
faktor akses dan kesempatan dalam melakukan sesuatu bagi masyarakat
merupakan faktor tidak kalah penting dalam mempertajam daya saing
internasional.

C. Revealed Comparative Advantage


Revealed Comparative Advantage (RCA) adalah metode yang digunakan
sebagai alat ukur daya saing komoditas ekspor suatu negara dan untuk melihat
komoditas mana yang berdaya saing lemah dan komoditas mana yang berdaya
saing kuat. RCA merupakan metode dengan dasar pemikiran bahwa kinerja ekspor
suatu negara sangat ditentukan tingkat daya saing relatifnya terhadap produk
serupa buatan negara lain, metode ini dikenalkan oleh Bela Balassa, metode
Balassa ini kemudian dikenal dengan Balassa RCA Index.3
Indeks RCA menunjukan perbandingan pangsa ekspor komoditas di suatu
negara yang dibandingkan dengan pangsa ekspor komoditas yang sama dari
seluruh dunia. Indeks ini menunjukkan keunggulan komparatif atau daya saing
suatu negara tertentu dengan asumsi (cateris paribus) bahwa faktor-faktor lain
yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor tetap tidak berubah (Bustami dan
Hidayat, 2013:58). Dalam perhitungan RCA apabila hasilnya menunjukkan angka
komoditas yang lebih besar dari 1, maka negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif. Sebaliknya apabila hasilnya lebih kecil dari 1 maka keunggulan
komparatifnya rendah atau di bawah rata-rata dunia.4

3
Nazaruddin Malik. 2017. Ekonomi Internasional. UMMPress, hal. 58
4
Makapedua, Jacob. 2017. Perdagangan Internasional. Manado: Polimdo Press, hal. 74

5
Dalam perhitungan RCA jika hasil menunjukkan angka komoditas lebih dari
1, maka negara dinilai memiliki keunggulan komparatif, sebaliknya jika hasil
menunjukkan lebih kecil dari 1 maka keunggulan komparatifnya rendah atau
dibawah rata-rata dunia.
Rumus RCA sebagai berikut:
RCA = (XIK/XIM)/(XWK/XWM)
Dimana:
XIK = nilai ekspor produk I negara K
XIM = total nilai ekspor negara K
XWK = nilai ekspor produk I dunia
XWM = total nilai ekspor dunia

D. Indeks Spesialisasi Perdagangan


Indeks Spesialisasi Perdagangan ISP) merupakan indeks yang digunakan
untuk menghitung spesialisasi perdagangan suatu negara. ISP menganalisis posisi
atau tahapan perkembangan suatu komoditas dengan menggambarkan apakah
untuk suatu komoditas, posisi Indonesia cenderung menjadi negara eksportir atau
importir (kemenkeu.go.id). ISP merupakan perbandingan antara selisih nilai bersih
perdagangan dengan nilai total perdagangan dari suatu negara. Indeks Spesialisasi
Perdagangan (ISP) digunakan untuk menganalisis posisi atau tahapan
perkembangan suatu produk.5
Nilai indeks ini adalah antara 0 dan 1. Jika nilai positif (diatas 0 sampai
dengan 1), maka komoditi tersebut memiliki daya saing yang tinggi atau
negara/wilayah bersangkutan cenderung sebagai negara pengekspor dari komoditi
tersebut. Sebaliknya, jika nilainya negatif (dibawah 0 hingga -1) daya saing rendah
atau cenderung sebagai pengimpor.
Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) merupakan metode umum yang
digunakan sebagai alat ukur tingkat daya saing. Indeks ini digunakan untuk
5
Nazaruddin Malik. 2017. Ekonomi Internasional. UMMPress, hal. 59

6
melihat apakah suatu jenis produk di suatu negara cenderung menjadikan negara
eksportir atau menjadi negara importer.
Ketentuan dari indeks ISP adalah antara 1 dan +1, jika nilainya positif
(diatas 0 hingga dengan 1), maka produk I mempunyai daya saing yang kuat dan
negara tersebut memiliki potensi dalam melakukan ekspor produk tersebut. Begitu
juga sebaliknya jika nilai indeks ISP negatif (dibawah 0 hingga -1) maka produk I
tidak mempunyai daya saing, dan negara tersebut cenderung sebagai negara
pengimpor.
Indeks ISP dirumuskan sebagai berikut :
ISP = (XIa ± MIa)/(XIa + MIa)
Dimana:
XIa = nilai ekspor produk I disuatu negara
MIa = nilai impor produk I disuatu Negara

E. Rasio Akselerasi
RA = [(tren Xia) + 100]/[(tren Mia) + 100]
Keterangan : RA = Rasio Akselerasi.
Xia = Ekspor komoditi
Mia = Impor Komiditi
Pengambilan keputusan:6
1. Apabila nilai RA mendekati atau lebih besar dari 1, artinya negara tersebut
dapat merebut pasar.
2. Apabila nilai RA lebih kecil dari 1 atau mendekati 0, artinya negara tersebut
lemah dalam pasar.
3. Apabila nilai RA lebih dari 0 atau mendekati -1 berarti ada negara lain yang
merebut pangsa pasarnya
Misalnya:

6
Nazaruddin Malik. 2017. Ekonomi Internasional. UMMPress, hal. 60

7
Pada tahun 2006 indeks rasio akselerasi tercatat sebesar 0,99 poin.
Hal ini berarti pada tahun 2006 biji kakao Indonesia dapat merebut
pangsa pasar biji kakao di luar negeri. Hal ini dikarenakan nilai
rasio akselerasi kakao Indonesia mendekati 1. Pada tahun sebelumnya
(2005), kakao Indonesia juga dapat merebut pasar biji kakao di luar negeri
(nilai rasio akselerasi 1,00). Di tahun tersebut pertumbuhan ekspor kakao
Indonesia lebih tinggi daripada pertumbuhan impor kakao Indonesia.
Selain itu pertumbuhan produksi kakao juga naik setelah sempat turun secara
tajam di tahun 2004.

Indonesia dapat merebut pasar kakao luar negeri pada tahun 1997,
1998, 2005, dan 2006. Pada tahun-tahun tersebut pertumbuhan ekspor
kakao Indone sia lebih tinggi daripada pertumbuhan impor kakao Indonesia.
Tahun 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, dan 2004 pangsa pasar kakao
Indonesia di luar negeri direbut oleh negara lain. Hal ini dibuktikan dengan
pertumbuhan ekspor kakao yang menur un sedangkan pertumbuhan
impor kakao meningkat atau sebaliknya. Sehingga secara rata-rata, pada
periode tahun 1996-2006 pangsa pasar kakao Indonesia di luar negeri
direbut oleh negara lain.

8
Apabila dibandingkan dengan negara-negara produsen lainnya, pada
tahun 2006 rasio akselerasi kakao Indone sia sama dengan rasio akselerasi
kakao Pantai Gading, Ghana, Kamerun, Nigeria, dan Brazil yang mempunyai
rasio akselerasi 1,00 sehingga negara-negara tersebut dapat merebut pasar
kakao di luar negeri. Pangsa pasar kakao Negara Ekuador dan Malaysia
di tahun 2006 dapat direbut oleh negara lain

F. Cosntan Market
Dalam perdagangan internasional ada berbagai faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekspor suatu negara. Diantara berbagai faktor tersebut faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekspor diantaranya terdapat faktor distribusi pasar,
komposisi komoditas dan daya saing. Tiga faktor tersebut masing-masing dapat 24
diukur berapa besarnya efek yang berpengaruh pada pertumbuhan ekspor suatu
negara. Salah satu metode untuk mengukur besarnya efek dari masing-masing
faktor adalah metode Constant Market Share.7
Metode Constant Market Share pertama kali diperkenalkan kepada literatur
oleh Tyszynski (1951). Dalam penelitiannya tentang analisis perubahan pada
perdagangan komoditas manufaktur pada tahun 1899 – 1950. Menurut Tyszynski
ada dua alasan utama yang dapat mengubah pangsa pasar sebuah negara. Alasan
yang pertama berkaitan dengan perubahan kepentingan relatif dari kelompok
komoditas dan alasan yang kedua adalah perubahan pangsa kelompok komoditas
individu pada suatu negara.
Berangkat dari metode yang digunakan Tyszynski, Leamer dan Stern (1970)
mengembangkan metode tersebut. Metode CMS Leamer dan Stern ada tiga asumsi
yang digunakan yaitu efek komposisi komoditas, efek distribusi pasar dan efek
daya saing. Metode ini di dasari bahwa ekspor suatu negara bisa meningkat lebih
cepat atau lebih lambat dibandingakan dengan rata-rata ekspor dunia.8

7
Nazaruddin Malik. 2017. Ekonomi Internasional. UMMPress, hal. 61
8
Bonaraja Purba, dkk. 2021. Ekonomi Internasional. Medan: Yayasan Kita Menulis, hal. 42

9
1. Efek komposisi komoditas akan menunjukkan bahwa ekspor hanya akan
terkonsentrasi pada komoditas yang permintanya cenderung elastis atau
inelastis terhadap pendapatan.
2. Efek distribusi pasar akan menjelaskan bahwa ekspor akan cenderung bergerak
ke arah pasar yang berkembang lebih pesat atau lebih lambat daripada rata-rata
dunia.
3. Efek daya saing akan menjelaskan bahwa negara pengekspor dapat lebih
bersaing degan negara pengekspor lain apabila produktivitasnya lebih tinggi
atau karena nilai tukar mata uangnya rendah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

10
Daya saing adalah suatu konsep yang digunakan dalam menilai kemampuan
suatu wilayah atau negara dalam memproduksi barang atau produk yang lebih
unggul dari dari wilayah atau negara yang lainnya. Konsep daya saing berpijak
dari konsep keunggulan komparatif yang pertama kali dikenal dengan model
Ricardian.
Revealed Comparative Advantage (RCA) adalah metode yang digunakan
sebagai alat ukur daya saing komoditas ekspor suatu negara dan untuk melihat
komoditas mana yang berdaya saing lemah dan komoditas mana yang berdaya
saing kuat. RCA merupakan metode dengan dasar pemikiran bahwa kinerja ekspor
suatu negara sangat ditentukan tingkat daya saing relatifnya terhadap produk
serupa buatan negara lain.
Indeks Spesialisasi Perdagangan ISP) merupakan indeks yang digunakan
untuk menghitung spesialisasi perdagangan suatu negara. ISP menganalisis posisi
atau tahapan perkembangan suatu komoditas dengan menggambarkan apakah
untuk suatu komoditas.
Metode Constant Market Share pertama kali diperkenalkan kepada literatur
oleh Tyszynski (1951). Dalam penelitiannya tentang analisis perubahan pada
perdagangan komoditas manufaktur pada tahun 1899 – 1950. Menurut Tyszynski
ada dua alasan utama yang dapat mengubah pangsa pasar sebuah negara. Alasan
yang pertama berkaitan dengan perubahan kepentingan relatif dari kelompok
komoditas dan alasan yang kedua adalah perubahan pangsa kelompok komoditas
individu pada suatu negara.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga menambah wawasan kita
semua baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca dari pemaparan materi
yang telah disampaikan penulis diatas, hendaklah menjadi pembelajaran bagi kita
semua.Didalam mempelajari suatu materi tentunya membutuhkan kesabaran untuk
memahami arti yang terkandung didalamnya. Untuk itu rasa optimis untuk

11
mencapai segala sesuatu harus kita tanamkan pada diri kita supaya kita yakin
bahwa sebenarnya kita itu mampu.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangannya, baik dari segi isi maupun dari segi penulisannya. Untuk itu kami
sebagai penyusun meminta kritik dan saran kepada pembaca tentang makalah kami
agar kami dapat memperbaiki makalah kami supaya lebih baik lagi kedepannya.
Kekurangan dari penyusunan dan penulisan makalah ini hendaklah menjadi
pemacu bagi teman-teman yang lain untuk lebih membuka ide, wawasan, dan
menggali lebih dalam akan konsep kafalah itu yang sesungguhnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Malik, N. 2017. Ekonomi Internasional. UMMPress.


Purba, Bonaraja, dkk. 2021. Ekonomi Internasional. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Makapedua, Jacob. 2017. Perdagangan Internasional. Manado: Polimdo Press.
Nurlaili. 2021. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor
Produk Alas Kaki Indonesia ke Amerika Serikat Ditinjau dalam Perspektif
Ekonomi Islam. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(02), 2021, 1019-1029.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Raden Intan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai