Anda di halaman 1dari 31

KELOMPOK 2

EKONOMI INTERNASIONAL

Dosen Pengampu:

Dr. Sri Astuty, S.E., M.Si

Dr. Abd Rahim, S.P., M.Si

Disusun Oleh:

Aldea Musdayanti (210906500013)


Ananda Natasya Faradilla (210906502039)
Muh Yusril Amal Syaputra (210906501029)
Vebrisysa Ananda Putri Sedo (210906502056)
Ulva (210906502055)

Kelas B

PROGRAM STUDI EKONOMI


PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024

PAGE \* MERGEFORMAT1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kemurahan, kasih sayang, dan hikmah Tuhan Yang Maha Esa, makalah
ini dapat kita selesaikan dengan judul “Hukum keunggulan Komparatif”. Tujuan dari
makalah ini adalah untuk membantu siswa mempelajari lebih lanjut tentang Ekonomi
Internasional sekaligus memenuhi persyaratan tugas.

Tentu saja, selama penulisan makalah ini pastinya terdapat pihak yang telah
memberikan masukan dan rekomendasi. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam terselesaikannya makalah ini memberikan masukan dan
rekomendasi, khususnya dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan tugas kami.

Kami telah melakukan yang terbaik untuk mengatur dokumen ini. Karena keterbatasan,
kurangnya pengetahuan, dan kurangnya pengalaman, kami menyadari bahwa makalah kami
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami menantikan komentar dan saran dari pembaca
pada saat kami menulis makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis. Amin.

Makassar, 10 Februari 2024

Tim penyusun

PAGE \* MERGEFORMAT1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI…..............................................................................................................................…..iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3

C. Tujuan.............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

A. Perdagangan Keunggulan Absolut..................................................................................4

B. Perdagangan Keunggulan Komparatif............................................................................8

C. Keunggulan Komparatif dan Biaya Oportunitas...........................................................16

D. Keuntungan Perdagangan Biaya Konstan.....................................................................22

BAB III PENUTUP..................................................................................................................24

A. Kesimpulan...................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

PAGE \* MERGEFORMAT1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum keunggulan komparatif berasal dari teori keunggulan komparatif yang
dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori keunggulan
mutlak yang dicetuskan oleh Adam Smith. Teori keunggulan komparatif menjelaskan
bahwa sebuah negara yang kurang efisien dalam memproduksi kedua komoditas, tetapi
dapat memiliki keunggulan komparatif dalam produksi satu komoditas. Dalam teori ini,
negara yang kurang efisien akan melakukan spesialisasi dalam produksi dan mengekspor
komoditas yang memiliki kerugian absolut, sementara negara tersebut akan mengimpor
komoditas yang memiliki kerugian absolut lebih besar.
Hukum keunggulan komparatif didasarkan pada dua hal, yaitu nilai tenaga kerja dan
nilai penukaran. Nilai tenaga kerja menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk
ditentukan oleh jumlah waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk
tersebut. Nilai penukaran, kemudian, menjelaskan bahwa barang yang memiliki nilai
kegunaan pasti juga memiliki nilai penukaran.
Menurut Robinson tarigan keunggulan komparatif adalah suatu kegiatan ekonomi yang
menurut perbandingan lebih nenguntungkan bagi pengembangan daerah.1 Menurut
Salvatore keunggulan komparatif merupakan ukuran daya saing potensial, dalam artian
dicapai apabila perekonomian tidak mengalami distorsi sama sekali.2 Teori perdagangan
internasional yang mengacu pada prinsip keunggulan komparatif mencoba menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi pola perdagangan antar negara yang menyangkut dua
aspek. Pertama, aspek normatif, yaitu usaha untuk mencapai pola perdagangan dan
produksi yang optimal dipandang dari sudut masing-masing negara maupun dunia secara
keseluruhan, dan yang ke dua, aspek positif yang menyangkut pertanyaan mengenai pola
perdagangan dan produksi yang akan terjadi bila dibuka perdagangan antar negara dengan
kondisi pasar tertentu.
Dalam konteks ekonomi, hukum keunggulan komparatif membantu negara untuk
memilih produk yang lebih efisien untuk diproduksi dan mengekspor, serta untuk
mengimpor komoditas yang lebih efisien dari negara lain. Dalam konteks perdagangan
internasional, hukum keunggulan komparatif membantu negara untuk meningkatkan daya
jual produknya dengan menentukan harga yang lebih rendah, sehingga membuka peluang
untuk negara lain untuk mengekspor produk yang memiliki keunggulan komparatif.

PAGE \* MERGEFORMAT1
Teori perdagangan internasional menjelaskan komposisi perdagangan antar negara serta
bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian suatu negara. Disamping itu, teori
perdagangan internasional juga dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari
adanya keuntungan perdagangan (gain from trade). Negara-negara yang melakukan
perdagangan internasional antara lain disebabkan dua alasan berikut. Pertama, negara-
negara yang berdagang karena berbeda satu sama lain (berbeda dalam kepemilikan sumber
daya, baik dalam jenis maupun kualitasnya), setiap negara dapat memperoleh keuntungan
dari perbedaan mereka melalui pengaturan dimana setiap pihak melakukan sesuatu dengan
relatif lebih baik. Kedua, negara-negara berdagang satu sama lain dengan tujuan mencapai
skala ekonomi (economies of scale) dalam produksinya. Maksudnya, jika setiap negara
hanya menghasilkan sejumlah barang tertentu maka mereka dapat menghasilkan barang-
barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan
mereka menghasilkan segala jenis barang. Dalam melakukan kegiatan perdagangan
internasional, setiap negara perlu memperhatikan teori-teori yang dapat dijadikan pedoman
dalam menerapakan kegiatan perdagangan internasional.
Sebagai contoh Teori Keunggulan Mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dimana
suatu negara melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produksi lebih
baik dari negara lain, dan melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang
mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di negara
tersebut secara efisien. Hal ini memungkinkan suatu individu, perusahaan, bahkan negara
untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan lebih efisien serta
memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan lebih. Selain itu, David Ricardo dalam
bukunya yang berjudul On the Principles of Economy and Taxation mengemukakan bahwa
setiap negara dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional, baik memiliki
maupun tidak memiliki keunggulan absolutnya sendiri. Artinya, suatu negara apabila
berdagang dengan negara lain sekalipun tidak memiliki keunggulan absolut, masih dapat
memperoleh keunggulan komparatif.

PAGE \* MERGEFORMAT1
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Absolut ?
2. Menjelaskan Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Komparatif ?
3. Menjelaskan Keunggulan Komparatif Dan Biaya Oportunitas ?
4. Menjelaskan Dasar Keuntungan Perdagangan Biaya Konstan ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Absolut
2. Untuk Mengetahui Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Komparatif
3. Untuk Mengetahui Keunggulan Komparatif Dan Biaya Oportunitas
4. Untuk Mengetahui Dasar Keuntungan Perdagangan Biaya Konstan

PAGE \* MERGEFORMAT1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Keunggulan Perdagangan Absolut
Menurut Adam Smith, perdagangan antara dua negara didasarkan pada keunggulan
absolut. Ketika satu negara lebih efisien daripada (atau memiliki keunggulan absolut atas)
yang lain dalam produksi satu komoditas tetapi kurang efisien daripada (atau memiliki
kelemahan absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi komoditas yang kedua,
kedua negara dapat mendapatkan manfaat dengan masing-masing mengkhususkan diri
dalam produksi komoditas yang memiliki keunggulan absolut dan bertukar hasil dengan
negara lain untuk komoditas yang memiliki kelemahan absolut. Dengan proses ini, sumber
daya digunakan dengan cara yang paling efisien dan hasil dari kedua komoditas akan naik.
Peningkatan dalam hasil komoditas keduanya merupakan ukuran keuntungan dari
spesialisasi dalam produksi yang tersedia untuk dibagi antara kedua negara melalui
perdagangan.
Teori keunggulan mutlak atau absolut ini mengalami perkembangan hingga masuk ke
pemikiran ekonomi internasional. Beberapa aspek yang menerima teori ini seperti
pembagian kerja, spesialisasi produk, serta efisiensi produk yang ada dalam ekonomi
internasional. Pertama, pembagian kerja memiliki kaitannya dengan berapa jumlah waktu
bekerja pada suatu kegiatan produksi. Dimana pembagian kerja yang dikelola dengan baik
mampu mengurangi biaya operasional dari sebuah kegiatan produksi. Dengan adanya
penghematan biaya tersebut, maka secara tidak langsung juga menambah keuntungan pada
penjualan dari produk tersebut. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan keunggulan mutlak
baik dari segi penjualan produk maupun biaya produksi. Kedua, spesialisasi jenis barang
yang ada pada proses produksi juga dapat membuat keuntungan bertambah dari produksi
yang ada di dalam negeri. Keunggulan mutlak hanya dapat terjadi jika sebuah negara dapat
memproduksi barang maupun jasa yang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh
wilayah tersebut.
Begitu pula sebaliknya, keuntungan mutlak juga dapat terjadi jika sebuah negara hanya
melakukan impor barang dari barang yang memiliki biaya produksi tinggi jika dilakukan
proses produksi pada dalam negeri. Sebuah negara juga dapat memperoleh keunggulan
mutlak jika dapat melakukan produksi sebuah barang yang memiliki nilai yang sama
dengan negara lain, namun dengan biaya yang jauh lebih murah.Adapun dua ide teori
keunggulan absolut atau mutlak yaitu :

PAGE \* MERGEFORMAT1
1. Pembagian kerja pada menghasilkan jenis barang
Dengan adanya proses pembagian kerja yang dilakukan, maka sebuah negara dapat
memproduksi sebuah barang dengan biaya yang jauh lebih murah jika dibandingkan
dengan negara lainnya yang membuat negara tersebut mendapatkan keunggulan mutlak.
2. Spesialisasi serta efisiensi produksi
Dengan adanya spesialisasi pada kegiatan produksi sebuah barang, maka
keuntungan mutlak akan dapat lebih mudah untuk dicapai. Keuntungan tersebut dinilai
dengan jumlah jam/hari kerja yang dibutuhkan dalam memproduksi berbagai barang
tersebut. Keuntungan dapat terjadi jika suatu negara lebih unggul pada satu macam
produk yang mereka hasilkan, dengan begitu biaya produksi yang ada akan lebih
terjangkau jika dibandingkan dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh
negara lain.
Teori keunggulan mutlak mengatasi masalah keputusan yang dihadapi individu atau
perusahaan dalam memilih antara beberapa alternatif. Dalam teori ini, negara yang
memiliki keunggulan mutlak dapat menghasilkan suatu barang atau jasa dengan biaya
yang lebih rendah dibandingkan negara lain, yang berarti negara tersebut dapat
menghasilkan lebih banyak dari barang atau jasa tersebut.
Dalam rangka untuk mendapatkan keunggulan mutlak pada suatu produk maupun
komoditas, sebuah negara harus dapat melakukan pembagian jam kerja, spesialisasi tenaga
kerja, serta efisiensi dalam kegiatan produksi. Dengan semakin besarnya jumlah barang
yang diproduksi, maka keuntungan dari perdagangan barang yang dilakukan tersebut juga
semakin besar dan bernilai mutlak atau mendapatkan untung yang besar.
Smith yang mengemukakan teori keunggulan mutlak ini berpendapat bahwa tenaga
kerja yang ada lebih baik dispesialisasikan pada satu produksi komoditas unggul jika
dibandingkan dengan alokasi pada produksi komoditas yang kurang unggul. Secara
sederhana juga dapat dikatakan, bahwa sebuah negara dapat meningkatkan kapasitas
produksi dari barang unggulan saja. Sebagai penggantinya, barang yang tidak memiliki
keunggulan tersebut dapat diimpor dari negara lain yang dapat membuat terbukanya jalur
perdagangan Internasional. Langkah selanjutnya, sebuah negara dapat mengekspor
komoditas unggulan mereka dalam jumlah yang besar ke negara lain.
Dengan menjual produk atau komoditas tersebut dengan harga jual normal dan biaya
produksi yang rendah dapat membuat sebuah negara mendapatkan banyak keuntungan dari
proses tersebut.

PAGE \* MERGEFORMAT1
Misalnya, karena kondisi iklim, Kanada lebih efisien dalam menumbuhkan gandum tapi
tidak efisien dalam menumbuhkan pisang (harus menggunakan rumah kaca). Di sisi lain,
Nikaragua efisien dalam menumbuhkan pisang tapi tidak efisien dalam menumbuhkan
gandum. Dengan demikian, Kanada memiliki keunggulan absolut atas Nikaragua dalam
budi daya gandum, tetapi memiliki kelemahan absolut dalam budi daya pisang. Kondisi
sebaliknya berlaku untuk Nikaragua.
Dalam keadaan ini, kedua negara akan mendapat manfaat jika masing-masing
mengkhususkan diri dalam produksi komoditas yang memiliki keunggulan absolut dan
kemudian diperdagangkan dengan negara lain. Kanada akan mengkhususkan diri dalam
produksi gandum (yaitu menghasilkan lebih dari yang dibutuhkan oleh dalam negeri) dan
menjual sebagian (surplus) untuk pisang yang tumbuh di Nikaragua. Akibatnya, akan lebih
banyak gandum dan lebih banyak pisang yang akan ditanam dan dikonsumsi, dan
keduanya, Kanada dan Nikaragua, akan mendapatkan manfaat. Dalam hal ini, negara
berperilaku tidak berbeda dari seorang individu yang tidak akan berusaha untuk
menghasilkan semua komoditas yang dia butuhkan. Sebaliknya, ia hanya akan
menghasilkan komoditas itu apabila ia dapat menghasilkannya dengan cara yang paling
efisien dan kemudian menukarkan output-nya untuk komoditas lain yang dia butuhkan
atau inginkan. Dengan cara ini, total hasil dan kesejahteraan semua individu dapat
dimaksimalkan.
Dengan demikian, sementara para penganut merkantilisme percaya bahwa satu negara
bisa mendapatkan keuntungan hanya dengan mengorbankan negara lain dan menganjurkan
kontrol pemerintah yang ketat dari semua kegiatan ekonomi dan perdagangan, Adam
Smith (dan ekonom klasik lainnya yang mengikutinya) percaya bahwa semua negara akan
memperoleh keuntungan dari perdagangan bebas dan sangat menganjurkan kebijakan
laissez-faire (yakni membatasi campur tangan pemerintah sekecil mungkin dalam sistem
ekonomi). Perdagangan bebas akan menyebabkan sumber daya dunia akan digunakan
dengan cara yang paling efisien dan akan memaksimalkan kesejahteraan dunia. Ada
beberapa pengecualian untuk kebijakan laissez-faire dan perdagangan bebas ini. Salah
satunya adalah perlindungan industri penting bagi pertahanan nasional.
Dalam pandangan keyakinan ini, tampaknya terjadi paradoks bahwa saat ini sebagian
besar negara memberlakukan banyak pembatasan pada arus perdagangan bebas
internasional. Pembatasan perdagangan yang selalu dirasionalisasi dengan kesejahteraan
nasional. Pada kenyataannya, pembatasan perdagangan hanya dianjurkan oleh beberapa
industri dan serikat pekerja yang merasa terancam oleh produk impor saja. Dengan

PAGE \* MERGEFORMAT1
demikian, pembatasan perdagangan hanya menguntungkan beberapa pihak dengan
mengorbankan orang banyak (yang akan harus membayar harga yang lebih tinggi untuk
barang-barang domestik).
Adapun mekanisme dari teori keunggulan Absolut atau mutlak yaitu pada teori
keunggulan mutlak atau absolut ini, sebuah negara pada umumnya mengungguli negara
lain secara mutlak dalam hal memproduksi produk atau akomodasi yang dapat terjadi jika
berhasil untuk menghasilkan barang dengan biaya produksi yang jauh lebih murah.
Keunggulan mutlak ini juga bisa didapatkan sebuah negara jika dapat menukarkan
produknya dengan negara lain yang jika diproduksi oleh negara tersebut hanya dapat
memberikan laba sedikit dan memerlukan biaya produksi yang lebih mahal.
Sebuah negara juga dapat disebut mempunyai keunggulan mutlak dibandingkan negara
lain jika negara tersebut dapat memproduksi sebuah produk berupa barang serta jasa dan
juga akomodasi yang tidak bisa diproduksi oleh negara pesaing lainnya. Seperti contoh
yang dapat kita lihat adalah negara Indonesia yang dapat memproduksi keris, namun tidak
bisa memproduksi satelit pemancar. Sedangkan, negara Jepang mampu memproduksi
satelit pemancar dan tidak dapat memproduksi sebuah keris. Dengan begitu, perdagangan
internasional akan terjadi di antara kedua negara tersebut jika Indonesia serta Jepang mau
dan bersedia untuk menukarkan satelit pemancar yang dimiliki oleh negara Jepang dengan
keris yang dimiliki oleh negara Indonesia.
Teori keunggulan mutlak atau absolut ini juga memiliki beberapa asumsi pokok,
sebagai berikut.
a. Asumsi pertama, faktor produksi yang digunakan hanya berupa tenaga kerja saja.
b. Asumsi kedua, kualitas barang yang dibuat atau diproduksi oleh kedua negara
memiliki nilai yang sama.
c. Asumsi yang ketiga, pertukaran dilakukan dengan proses barter atau tanpa adanya
penggunaan uang.
d. Asumsi yang keempat, biaya transport pada pertukaran yang dilakukan ditiadakan.

Adapun contoh sederhana dari teori keunggulan Absolut atau Mutlak yaitu ketika kamu
memiliki kemampuan dalam membuat kue coklat dan mampu membuatnya dengan modal
Rp 10.000,00 dan menghasilkan 10 kue coklat. Sedangkan teman kamu memiliki
kemampuan untuk membuat kue stroberi dan dia dapat membuat kue stroberi dengan
modal Rp 10.000,00 dang menghasilkan 5 kue stroberi. Jika satu kue coklat serta satu kue
stroberi memiliki kualitas yang sama dan dapat ditukarkan atau dibarter antara satu sama

PAGE \* MERGEFORMAT1
lain. Maka, kamu akan mendapatkan keuntungan berupa dua kali lipat dari pertukaran atau
perdagangan yang terjadi tersebut. Dengan adanya teori keunggulan mutlak ini, dapat
membuka jalan bagi perdagangan internasional khususnya kegiatan ekspor serta impor
antarnegara. Penerapan pada teori keunggulan mutlak atau absolut ini juga dapat membuat
sebuah negara mendapatkan keuntungan yang besar dari adanya kegiatan perdagangan
internasional yang dilakukan.

B. Hukum Keunggulan Komparatif


Hukum keunggulan komparat, yang menyatakan bahwa individu yang mempunya
opportunity cost lebih rendah untuk memproduksi suatu output tertentu harus
berspesialisasi pada output tersebut. Hukum keunggulan komparatif tidak hanya
diterapkan untuk perorangan, tetapi juga untuk perusahaan, daerah dalam negera dan
negara. Perorangan, perusahaan, daerah atau negara dengan opportunity cost terendah
untuk memproduksi barang tersebut.17 David Ricardo mendasarkan hukum keunggulan
komparatifnya pada sejumlah asumsi yang disederhanakan: (1) hanya dua negara dan dua
komoditas, (2) perdagangan bebas, (3) biaya produksi yang konstan, (4) tidak ada biaya
transportasi,(5) tidak ada perubahan teknis.18 Perlu diingat bahwa dalam konteks dua
negara dan dua komoditi, jika salah satu negara telah ditetapkan memiliki keunggulan
komparatif dalam satu komuditi, maka negara satunya harus dianggap memiliki
keunggulan komparatif dalam komoditi lainnya.
Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) merupakan teori ekonomi
yang dikembangkan oleh seorang pemikir ekonomi klasik yaitu David Ricardo dalam
bukunya yaitu Principles of Political Economy and Taxation pada tahun 1817. David
Ricardo berpendapat bahwa masing-masing negara dalam perdagangan internasional
memiliki keunggulan komparatif dalam produksi barang dan jasa. Keunggulan komparatif
ini dipengaruhi oleh sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dimiliki oleh
suatu negara.
Adapun teori keunggulan komparatif antara lain :
1. Teori keunggulan komparatif David Ricardo
Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo
dalam bukunya berjudul Principal Of Political Economy and Taxation pada tahun 1817.
Teori ini didasarkan pada nilai tenaga kerja atau Theory Of Labour Value yang
menyatakan bahwa nilai atau harga tenaga kerja suatu produk ditentukan oleh jumlah
waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksi komoditas tersebut. Teori ini

PAGE \* MERGEFORMAT1
disebut juga teori Comparative Cost menurut teori ini suatu negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor komoditas yang relatif lebih efisien dan mengimpor komoditas jika
memproduksikannya sendiri relatif tidak efisien. Berdasarkan teori David Ricardo
peneliti berpendapat bahwa untuk melihat keunggulan komparatif suatu daerah yaitu
dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu
komoditas tersebut.
2. Teori keunggulan komparatif Heckscher-Ohlin
Heckscher-Ohlin berpendapat bahwakeunggulan komparatifdipengaruhisecara timbal
balik oleh perbedaanperbedaan karunia sumber daya diantaranegara-negara yang
memilikikelimpahan relatif.Faktor-faktorproduksi dan teknologi produksi
yangmempengaruhi intensitas relatif penggunaan faktor-faktor produksi yang berbeda
dalam menghasilkan barang-barang yang berbeda.Teori ini menekankan pada saling
keterkaitan antara perbedaan proporsi penggunaannya dalam memproduksi barang-
barang. Dari kesimpulan teori ini dapat dijelaskan bahwa suatu negara yang memiliki
tenaga kerja yang relatif banyak dan murah , sedangkan faktor lain (modal) relatif
sedikit dan mahal, maka negara tersebut cendarung untuk melakukan spesialisasi dalam
produksi, dan mengekspor barang yang padat karya secara relatif dan mengimpor
barang yang padat modal. Akibat dari spesialisasi ini, maka permintaan tenaga kerja
akan naik dan jika seluruh tenaga kerja yang ingin bekerja telah dimanfaatkan, maka
upah akan cenderung menaik. Negara yang memiliki modal relatif lebih banyak dan
murah maka akan berspesialisasi pada produksi barang yang padat modal kemudian
mengekspornya, sebaliknya mengimpor barang yang padat tenaga kerja dari negara
lain. Dengan demikian maka akan terjadi distribusi pendapatan kearah yang semakin
merata bagi pemilikfaktor-faktor produksi antara kedua negara yang melakukan
perdagangan
3. Teori keunggulan komparatif Paul Samuelson
Paul Samuelson mengungkapkan prinsip keunggulan komparatif merupakan satu-
satunya gagasan besar yang diproduksi ilmu ekonomi sekaligus dinilai benar dan
mengejutkan. Teori ini menekankan kasus ekonomi untuk perdagangan bebas. Namun
demikian, ia kerap disalah pahami atau disalah artikan para penentang perdagangan
bebas. Ia menunjukkan bagaimana negara dapat memperoleh keuntungan dari aktifitas
dari perdagangan satu sama lain bahkan meski salah satu dari mereka lebih efisien ia
memiliki keunggulan absolut dalam tiap aktifitas perekonomian.Schydlowsky

PAGE \* MERGEFORMAT1
mengakomodasikan faktor-faktor dinamis yang mempengaruhi keunggulan komparatif
yang ada. Schydlowsky membuat asumsi yang realistis dalam kompetisi internasional
yaitu hargaharga yang terbentuk dalam pasar internasional tidak merefleksikan social
scarcities oleh karena pasar ini tidak merupakan pasar yang tidak sempurna.
Berdasarkan faktorfaktor dinamis dan realitas pasar internasional ini, Schydlowsky
mengemukakan formula berikut untuk mengukur keunggulan komparatif yang dinamis.
Ukuran ini ialah dalam bentuk domestik resource cost yang dinamis dan berkaitan
dengan devisa yang diperoleh dalam konteks suatu “time-Frame” (t) tertentu yang
dipandang tepat.
4. Teori keunggulan komparatif Robinson Tarigan
Berdasarkan teori Robinson Tarigan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
keunggulan komparatif tidak lagi membandingkan potensi komoditi yang sama di suatu
negara dengan negara lainnya, melainkan membandingkan potensi komoditi suatu
negara terhadap komoditi semua negara pesaingnya di pasar global. Untuk melihat
kemampuan daya saing atau keunggulan komparatifgetah karet Sumatera Utara maka
pada penelitian ini digunakan metode analisis RevealedComparative Advantage (RCA).

David Ricardo menyatakan bahwa kepuasan manusia harus ditingkatkan dengan


distribusi tenaga kerja yang lebih baik, setiap negara sebaiknya dapat mengadaptasi situasi,
iklim, dan keuntungan alam maupun buatan lainnya untuk menghasilkan komoditas-
komoditas yang dapat meningkatkan tingkat keuntungan. Teori keunggulan komparatif ini
menjelaskan bahwa setiap kelompok masyarakat atau negara sebaiknya mampu untuk
menghasilkan produk-produk dengan cara yang lebih efisien, selanjutnya keunggulan
komparatif akan tercapai apabila suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa yang
lebih banyak, dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya (Ricardo, 1817).
Menurut Ricardo (1817), perdagangan dapat dilakukan oleh negara yang tidak memiliki
keunggulan absolut pada kedua komoditi yang diperdagangkan dengan melakukan
spesialisasi produk yang kerugian absolutnya lebih kecil atau memiliki keunggulan
komparatif. Hal ini dikenal sebagai Hukum Keunggulan Komparatif (Law of Comparative
Advantage).
Dapat dikatakan bahwa output dunia akan meningkat ketika prinsip keunggulan
komparatif diterapkan oleh negara-negara untuk menentukan barang dan jasa apa yang
harus mereka produksi secara khusus. Keunggulan komparatif adalah istilah yang
diasosiasikan dengan ekonom Inggris abad ke-19, David Ricardo. Ricardo

PAGE \* MERGEFORMAT1
mempertimbangkan barang dan jasa apa yang harus diproduksi oleh suatu negara, dan
menyarankan bahwa mereka harus berspesialisasi dengan mengalokasikan sumber daya
mereka yang langka untuk memproduksi barang dan jasa yang memiliki keunggulan biaya
komparatif. Ada dua jenis keunggulan biaya–absolut, dan komparatif. Keunggulan absolut
berarti lebih produktif atau hemat biaya daripada negara lain sedangkan keunggulan
komparatif berkaitan dengan seberapa produktif atau hemat biaya satu negara daripada
negara lain.
Suatu negara dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan apabila total biaya untuk
memproduksi barang secara absolut lebih murah dibandingkan biaya sumber daya untuk
memproduksi barang yang sama di negara lain. Konsep keunggulan absolut kemudian
berkembang lebih jauh menjadi keunggulan komparatif dikarenakan meskipun dua negara
tidak unggul secara absolut pada suatu produk, tetapi suatu negara masih mendapatkan
keuntungan dari kegiatan perdagangan (Suprihartini 2005; Ermawati dan Saptia 2013).
Keunggulan komparatif dari kegiatan ekonomi suatu negara menunjukkan keunggulan
dalam hal potensi sumber daya alam, kemampuan teknologi dan manajerial dalam
pengelolaan kegiatan ekonomi yang bersangkutan (Saptana 2010; Sapta et al. 2013; Fahmi
et al. 2015; Turnip et al. 2016).
Apabila faktor komparatif dalam pasar komoditas meliputi kuantitas dan kualitas tanah
yang tersedia, termasuk kondisi iklim, maka faktor kompetitif dalam pasar komoditas
meliputi kebijakan makroekonomi, yaitu kebijakan moneter dan fiskal (Suprihatini 2005;
Yuhono 2008; Maharani et al. 2014). Dalam perkembangannya, para ekonom mengartikan
keunggulan kompetitif sebagai hasil kombinasi antara distorsi pasar dan keunggulan
komparatif (Saptana 2010). Keunggulan kompetitif merupakan pengukuran daya saing
pada kondisi perekonomian aktual saat ini. Faktor yang memengaruhi daya saing tersebut
antara lain harga dunia untuk faktor input dan output, biaya sosial dari faktor domestik
seperti tenaga kerja, modal, dan lahan, serta teknologi produksi di tingkat petani serta
pemasaran (Rouf et al. 2014).
Faktor-faktor yang bisa membuat suatu daerah memiliki keunggulan komparatif
(Comparative Advantage) dapat berupa kondisi alam, yaitu sesuatu yang sudah Given
tetapi dapat juga karena usaha-usaha manusia.Suatu wilayah memilik keunggulan
komparatif karena salah satu faktor atau gabungan dari beberapa faktor atau gabungan dari
beberapa faktor yang akan diuraikan berikut ini:
1. Pemberian Alam
Kondisi alam yang ada suatu wilayahakan memiliki keunggulan untuk menghasilkan

PAGE \* MERGEFORMAT1
suatu produk tertentu. Pemberian alam antara lain: deposit barang tambang (minyak,
gas, emas, biji besi, timah, dan lainnya). Kondisi tanah yang khas, misalnya: Tanah Deli
untuk produksi tembakau deli. Pemandangan yang indah, misalnya: Danau Toba dan
alam pegunungan Karo. Serta potensi alam misalnya: air terjun untuk pembangkit
listrikdan sumber air panas untuk pembangkit listrik.
2. Masyarakat Menguasai Teknologi Mutakhir
Teknologi yang semakin berkembang saat ini dipergunakan suatu daerah untuk
menemukan hal-hal baru untuk jenisproduk tertentu.Beberapa daerah diantaranya
negara Jepang,Amerika dan Jerman.
3. Masyarakat Menguasai Keterampilan Khusus
Keterampilan khusus yang dimiliki suatu masyarakat bila dikembangkan akan menjadi
komparatif bagi suatu daerah tempat tinggalnya. Misalnya ukiran Jepang, ukiran Bali,
dan ukiran songket Batu Bara.
4. Wilayah itu Dekat Pasar
Keuntungan bagi suatu daerah bila perusahaan-perusahaan yang dimiliki berdekatan
dengan pasarakan memudahkan memasarkan produk dengan harga lebih murah.
Misalnya, lokasi pabrik batubara disekitar Lubuk Pakam dan Tanjung Morawa karena
dekat dengan pasar, yaitu Medan.
5. Wilayah dengan Aksebilitas yang Tinggi
Daerah yang memiliki aksebilitas yang tinggi akan menguntungkan daerah lain yang
melewati daerahnya untuk memasarkan produknya.Di samping lebih cepat, tepat
waktu,dan lebih murah juga banyak pilihan.Misalnya, Singapura dengan lalulintas yang
ramai.
6. Daerah Konsentrasi atau Sentra dari Suatu Kegiatan Sejenis
Daerah sentra bisa menjamin kepastian adanya barang dalam kualitas dan kuantitas
yang diinginkan dan ini bisa menurunkan biaya pemasaran atau biaya
transfortasi.Misalnya, produksi sepatu di Cibaduyut (Jawa Barat) dan sayur-mayur di
Tanah Karo
7. Daerah Agglomerasi dari Berbagai Kegiatan
Memanfaatkan keuntungan agglomerasi, yaitu efisiensi dalam biaya produksi dan
kemudahan dalam pemasaran.
8. Mentalitas Masyarakat yang Sesuai untuk Pembangunan
Jujur, terbuka, mau bekerja kerasdan disiplin.Sehingga lingkungan kehidupan aman,
tertib dan teratur. Kondisi masyarakat seperti ini akan menjamin kelangsungan

PAGE \* MERGEFORMAT1
investasi, biaya investasi dan biaya operasi yang lebih rendah dan efisien.

Konsep keunggulan kompetitif yang aplikasinya paling luas di negara maju dan di
negara berkembang adalah konsep Porter yang terkenal dengan Diamond of Competitive
Advantage. Teori tersebut menjelaskan bahwa negara yang memiliki tingkat persaingan
yang tinggi antarperusahaan domestik akan mendorong terbentuknya keunggulan
kompetitif pada suatu negara. Persaingan yang ketat pada perusahaan lokal ini dibentuk
oleh empat atribut, yaitu (1) kondisi faktor, (2) kondisi permintaan, (3) industri terkait dan
industri pendukung, dan (4) strategi perusahaan, struktur, dan persaingan. Keempat atribut
tersebut saling berhubungan yang digambarkan dalam sebuah diamond (Saptana 2010;
Muslim dan Nurasa 2011; Sarwono dan Pratama 2014). Daya saing komoditas suatu
negara di pasar internasional dapat menguat ataupun melemah. Menurut konsep
keunggulan komparatif, daya saing suatu negara dapat menguat ataupun melemah dapat
disebabkan oleh perluasan areal usaha, efisiensi usaha, bencana alam, kemam-puan sumber
daya manusia, dan iklim/cuaca.
Konsep identifikasi keunggulan komparatif empiris (Empirical Comparative Advantage
Concepts) Dalam dunia yang hanya terdiri dari dua negara dan dua faktor, dimana
diasumsikan semua fungsi produksi secara internasionalidentik dan elastisitas substitusi
antara faktor-faktor produksi adalah nol atau satu, intensitas faktor relatif masing-masing
komoditi akandapat ditentukan secara spesifik dan spesialisasi internasional akan selaras
dengan perbedaan antar negara.Jika diberikan toleransipada perbedaan selera, maka
pembawaan faktor relatif dapat dinyatakan dalam harga faktor relatif, yaitu negara dengan
harga relatif tanaga kerja yang lebih murah dianggap kelebihan tenaga kerja (labor
abundant) dan negara mitra dagangnya kelebihan modal (capital abundant).
Kesulitan akan timbul dalam mencoba penerapan H-O teori pada kasus tiga faktor.
Balassa (1965)menyebutkan bahwa dalam kasus dua faktor dengan tiadanya pembalikan
faktor kita dapat menyusun peringkat unik itu hanya mungkin dibuat untuk pasangan
faktor.Jadi kita dapat menyusun peringkat industri. Misalnya mengenai tenaga kerja dan
modal mereka tetapi tidak menurut tenaga kerja, bahan baku dan modal. Dan kita tidak
dapat berbicara tentang masukan bahan baku yang homogen, karena keunggulan
komparatif industri yang menggunakan masukan bahan baku juga akan tergantung pada
jumlah tahap transformasi yang mendahuluinya.
Keunggulan komparatifdipengaruhi oleh sejumlah faktor, beberapa terukur, selebihnya
tidak. beberapa komoditas lainnya mudah dikenal, selainnya agak sulit. Oleh karena itu

PAGE \* MERGEFORMAT1
perkembangan selanjutnya, mulai banyak dikemukakankonsep-konsep perhitungan untuk
mengungkapkan keunggulan komparatif dan daya saing yang lebih mudah diterapkan
dalam penelitian, salah satunya adalahRevealed Comparative Advantage (RCA).
Disamping karena ketersediaan data serta kemudahan dalam menemukan pemecahan
masalah dari data input, maka pada pendekatan ini banyak digunakan oleh para peneliti
dalam mengungkapkan dan mengidentifikasi keunggulan komparatif.
Menurut konsep keunggulan kompetitif, faktor kebijakan ekonomi seperti kebijakan
nilai tukar, kebijakan penetapan tarif pajak, pemasaran serta faktor kebijakan negara lain
sebagai mitra usaha dapat menyebabkan penguatan atau pelemahan suatu komoditas
(Darsono 2009).
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi keunggulan komparatif yaitu :
a. Faktor Produksi, Faktor utama yang mempengaruhi keunggulan komparatif adalah
kualitas dan kuantitas faktor produksi negara tersebut . Misalnya, ketersediaan alam
sumber daya mineral seperti besi, emas, dan tembaga bukanlah sesuatu yang bisa
diubah oleh suatu negara.
b. Nilai Tukar, Pergerakan nilai tukar mempengaruhi harga barang impor dan ekspor.
Misalnya, jika mata uang dalam negeri Anda terdepresiasi yang berarti mata uang asing
dapat membeli lebih banyak mata uang dalam negeri Anda, maka ekspor Anda akan
meningkat karena barang Anda lebih murah dibandingkan dengan yang lain.
c. Inflasi, Kenaikan tingkat inflasi akan membuat barang ekspor menjadi lebih mahal dan
barang impor menjadi lebih murah.
d. Hambatan Perdagangan, Subsidi dan pajak merupakan contoh hambatan perdagangan
yang dapat diterapkan oleh pemerintah untuk menciptakan keunggulan komparatif
buatan. Sebuah subsidi akan membuat ekspor lebih kompetitif dan tarif akan mencegah
impor.

Untuk memahami keunggulan komparatif, kita harus memahami cara kerja biaya
peluang (opportunity cost). Biaya peluang merupakan manfaat yang hilang dalam
membuat satu pilihan ekonomi atas pilihan ekonomi lain yang tersedia. Ketika kita
berbicara tentang keunggulan komparatif, biaya peluang lebih rendah untuk satu produsen
daripada yang lain, artinya potensi manfaat yang hilang dengan membuat pilihan lebih
rendah untuk satu produsen daripada yang lain. Produsen mana pun yang memiliki biaya
peluang lebih rendah memiliki kerugian yang lebih rendah dari manfaat tersebut dan
dengan demikian memiliki keunggulan komparatif. Dalam trade-off, pilihan yang lebih

PAGE \* MERGEFORMAT1
baik memiliki biaya peluang yang lebih rendah dan juga memiliki keunggulan komparatif.
Teori Keunggulan Komparatif ini berlandaskan pada asumsi;
1. Labor Theory of Value
yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerjayang dipergunakan
untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang
dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran.
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak
berpengaruh.
5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu, suatu negara
akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya
bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang
yang dibutuhkan jikamempunyai kerugian dalam memproduksi.

Menurut hukum keunggulan komparatif, bahkan jika satu negara kurang efisien
daripada (memiliki kelemahan absolut terhadap) negara lain dalam produksi kedua
komoditas, masih ada landasan untuk perdagangan yang saling menguntungkan. Negara
pertama harus mengkhususkan diri dalam produksi dan ekspor komoditas yang
mempunyai kerugian absolut yang lebih kecil (ini yang akan menjadi komoditas yang
merupakan keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditas yang mempunyai kerugian
absolut yang lebih besar (ini yang akan menjadi komoditas dengan kerugian komparatif).
Adapun contoh pada keunggulan komparatif yaitu :
Contoh dari praktik keunggulan komparatif adalah kerjasama antara Indonesia dan
Malaysia dalam memanfaatkan tenaga kerja untuk input produksi garmen. Dengan asumsi
bahwa jumlah gaji untuk tenaga kerja sama, maka jumlah jumlah produksi sepatu dan
garmen yang akan dihasilkan dari masing-masing negara adalah:
a. Indonesia: garmen 100, sepatu 120
b. Malaysia: garmen 90, sepatu 80
Dari data di atas, bisa kita simpulkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan absolut
untuk produksi garmen. Sebab, Indonesia bisa menghasilkan lebih banyak dibandingkan
dengan Malaysia. Per jamnya, Indonesia bisa menghasilkan 100 unit garmen, sementara
Malaysia hanya bisa menghasilkan 90 unit saja. Selain itu, Indonesia juga bisa
memproduksi 120 sepatu, sementara Malaysia hanya mampu 80 unit saja.

PAGE \* MERGEFORMAT1
Jika berdasar pada teori keunggulan absolut, maka Indonesia dan Malaysia seharusnya
tidak saling berdagang. Sebab, Indonesia telah mempunyai keunggulan absolut atas
pesaingnya. Akan tetapi jika menggunakan teori keunggulan komparatif, maka kedua
negara tersebut bisa berdagang. Kedua belah pihak akan dianggap menguntungkan jika
fokus kepada produk dengan biaya peluang yang paling rendah. Dimana biaya peluang
yang bisa dihitung dengan mengkalkulasi harga relatif per unit garmen dari masing-masing
negara.
Adapun kritik terhadap keunggulan komparatif antara lain:
1) Produksi dan juga perdagangan tak hanya melibatkan dua produk atau dua negara saja.
Asumsi dua produk tersebut masih jauh dari kenyataan, dimana kegiatan ekspor dan
impor biasanya melibatkan banyak negara dan juga produk.
2) Perdagangan antara negara akan melibatkan biaya transportasi. Sehingga jika kita
mengasumsikannya tidak ada, maka hal itu adalah mustahil. Biaya transportasi akan
mempengaruhi harga jual dan mungkin saja akan menghilangkan keunggulan dari
perbedaan biaya peluang.
3) Tenaga kerja bukan satu-satunya faktor produksi. Ada faktor lain yang juga berperan
sangat penting dalam produksi seperti modal, kewirausahaan, dan sumber daya alam.
4) Tenaga kerja tidak harus selalu mobile. Pekerja memerlukan waktu untuk menemukan
pekerjaan yang baru saat beralih ke industri yang berbeda. Tak hanya itu, di era
globalisasi seperti sekarang ini, mereka juga bisa dengan mudah berpindah antar negara
dengan tujuan untuk mengejar kesempatan yang lebih baik lagi.
Model akan mengecualikan efek teknologi. Dimana kemajuan teknologi akan
mempengaruhi perbedaan produktivitas tenaga kerja. Hal itu juga akan berpengaruh pada
perbedaan kualitas barang modal yang ada di suatu negara, dimana tidak diperhitungkan
dalam model.

C. Keunggulan Komparatif Dan Biaya Oportunitas


Menurut biaya oportunitas, biaya sebuah komoditi adalah jumlah komoditi kedua yang
harus dikorbankan untuk memperoleh sumber daya yang cukup untuk memproduksi satu
unit tambahan komoditi pertama.Disini tidak dibuat asumsi bahwa tenaga kerja hanya
satu-satunya faktor produksi atau bahwa tenaga kerja bersifat homogen.Dalam teori inipun
tidak diasumsikan bahwa biaya atau harga sebuah komoditi satu-satunya tergantung pada
atau dapat dinilai dari jumlah tenaga kerjanya. Konsekuensinya, negara yang memiliki
biaya oportunitas yang lebih rendah dalam memproduksi sebuah komoditi akan memiliki

PAGE \* MERGEFORMAT1
keunggulan komparatif dalam komoditi tersebut (memiliki kerugian komparatif dalam
komoditi kedua).
Teori biaya oportunitas merupakan teori yang mengatur bahwa setiap pilihan yang
dibuat akan memiliki biaya yang dikeluarkan, yang disebut biaya oportunitas. Biaya
oportunitas adalah biaya yang dikeluarkan atau hilang ketika seseorang atau perusahaan
memilih salah satu alternatif di antara beberapa pilihan yang tersedia. Ini merupakan
manfaat potensial yang dilewatkan ketika memilih satu alternatif di antara yang lain.
Biaya oportunitas didefinisikan sebagai biaya yang dikorbankan atau konsekuensi yang
didapatkan ketika seseorang memutuskan suatu pilihan.Biaya oportunitas muncul ketika
ada pilihan alternatif yang dikorbankan. Jika ada lebih dari satu alternatif yang
ditinggalkan, maka biaya oportunitasnya adalah alternatif pilihan dengan benefit paling
tinggi.
Biaya oportunitas juga memiliki hubungan dengan konsep efisiensi, karena ketika
seseorang atau perusahaan memilih alternatif yang lebih efisien, maka biaya oportunitas
yang dikeluarkan akan lebih kecil.Biaya oportunitas juga memiliki hubungan dengan harga
komoditas relatif, yang digunakan untuk menjelaskan keunggulan komparatif antara dua
negara dalam produksi barang dan jasa
Perlu kamu tahu bahwa keunggulan komparatif pertama kali dicetuskan oleh seseorang
yang bernama David Ricardo. Ia menjelaskan teori tersebut melalui buku yang Ia tulis
pada tahun 1817 yang diberi judul “On The Principle of Political Economy and Taxation”.
David Ricardo mendasarkan hukum keunggulan komparatif pada sejumlah asumsi
sederhana
1) Hanya dua negara dan dua komoditas,
2) Perdagangan bebas,
3) Mobilitas tenaga kerja yang sempurna di dalam setiap negara tapi tidak di antara
kedua negara,
4) Biaya produksi konstan,
5) Biaya transportasi tidak ada,
6) Tidak ada perubahan teknis, dan
7) Teori nilai tenaga kerja. Sementara asumsi satu sampai enam dengan mudah
dicapai, asumsi ketujuh (yaitu bahwa teori nilai tenaga kerja berlaku) tidak valid
dan tidak boleh digunakan untuk menjelaskan keunggulan komparatif.

PAGE \* MERGEFORMAT1
a. Keunggulan Komparatif Dan Teori Buruh Terhadap Nilai
Berdasarkan teori nilai tenaga kerja, nilai atau harga suatu komoditas tergantung
secara eksklusif pada jumlah tenaga kerja yang akan masuk ke produksi komoditas. Ini
berarti (1) bahwa tenaga kerja adalah satu-satunya faktor produksi atau tenaga kerja yang
digunakan dalam proporsi yan tetap sama dalam produksi komoditas dan (2) tenaga kerja
adalah homogen (misalnya, hanya satu jenis). Karena tidak satu pun dari asumsi ini benar,
kita tidak bisa mendasarkan teori keunggulan komparatif pada teori nilai tenaga kerja.
Secara khusus, tenaga kerja bukan satu-satunya faktor produksi, juga tidak digunakan
dalat proporsi yang tetap dan selalu sama dalam produksi semua komoditas. Sebagai
contoh, lebih banyak modal per pekerja diperlukan untuk menghasilkan beberapa produk
(seperti baja) dibandingkan untuk menghasilkan produk lainnya (seperti tekstil). Selain itu,
biasanya ada beberapa kemungkinan substitusi antara tenaga kerja, modal, dan faktor-
faktor lain dalam produksi komoditas. Selain itu tenaga kerja jelas tidak homogen, tetapi
sangat bervariasi dalam pelatihan, produktivitas, dan upah Setidaknya, kita harus
mempertimbangkan kemungkinan produktivitas kerja yang berbeda. Memang ini adalah
bagaimana teori Ricardian tentang keunggulan komparatif diuji secara empiris. Namun
sebenarnya, teori keunggulan komparatif tidak perlu didasarkan pada teori nila tenaga
kerja tetapi dapat dijelaskan atas dasar teori biaya oportunitas (yang lebih bisa diterima).
b. Teori Biaya Oportunitas
Haberler pada 1936 akhirnya menjelaskan atau mendasarkan teori keunggulan
komparatif pad teori biaya oportunitas (opportunity cost theory). Dalam bentuk ini, hukum
keunggulan komparatif kadang-kadang disebut sebagai hukum perbandingan biaya.
Menurut teori biaya oportunitas, biaya komoditas adalah jumlah komoditas kedua
yang haru diberikan untuk dapat menggunakan sumber daya yang cukup untuk
memproduksi satu uni tambahan komoditas pertama. Tidak ada asumsi yang dibuat yang
menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan satu-satunya faktor produksi atau tenaga kerja
yang homogen. Juga tidak diasumsikan bahwa biaya atau harga suatu komoditas
tergantung pada, atau dapat dinilai secara eksklusif dari komposisi tenaga kerjanya.
Akibatnya, negara dengan biaya oportunitas lebih rendah dalam produksi komoditas
memiliki keunggulan komparatif dalam komoditas (dan kelemahan komparatif dalam
komoditas kedua). Adapun jenis jenis biaya oportunitas anatara lain :
1) Biaya Oportunitas Eksplisit
Biaya eksplisit adalah biaya yang dibuat sebagai pembayaran langsung dalam bentuk
tunai. Biaya eksplisit dapat mencakup upah karyawan, sewa, atau bahan baku. Ketika

PAGE \* MERGEFORMAT1
melihat biaya oportunitas eksplisit, hal ini mencakup apa yang seharusnya dapat
digunakan secara moneter.
Sebagai contoh, katakanlah sebuah bisnis mempekerjakan seorang karyawan baru
dengan gaji Rp40.000.000 per tahun. Ketika mempekerjakan orang tersebut, perusahaan
tersebut kehilangan Rp40.000.000 setiap tahunnya untuk mempekerjakan karyawan
baru tersebut. Biaya oportunitas eksplisit adalah cara lain untuk menggunakan dana
tersebut. Hal ini dapat berupa mesin yang diperbarui, kampanye pemasaran, atau bonus
untuk karyawannya.Jadi, ketika sebuah bisnis mempekerjakan seseorang, mereka harus
terlebih dahulu mempertimbangkan apakah ini adalah penggunaan dana yang terbaik
atau tidak.
2) Biaya Oportunitas Implisit
Biaya implisit adalah biaya yang terjadi dan mencakup aset yang telah dibeli seperti
tanah, pabrik, atau mesin. Berlawanan dengan biaya eksplisit, biaya implisit mengacu
pada bagaimana aset yang dibeli digunakan setelah pembeliannya, bukan sebelumnya.
Biaya oportunitas implisit mengacu pada opsi variabel yang dapat dilakukan untuk
menggunakan aset. Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki sebuah pabrik.
Perusahaan tersebut dapat menggunakannya untuk memproduksi kendaraan bermotor,
buah dalam kaleng, atau bahkan peralatan komputasi.
Ketika memutuskan cara terbaik untuk menggunakan pabrik, perusahaan harus
mempertimbangkan biaya oportunitas jika tak mengejar opsi lainnya. Kemungkinan
besar, perusahaan akan memilih apa yang paling menguntungkan. Adapun cara
menghitung biaya oportunitas yaitu dengan menghitung biaya oportunitas, dibutuhkan
nilai peluang yang tidak dipilih dikurangi dengan nilai peluang yang dipilih.
Biaya Oportunitas = FO – CO
FO = Return on best foregone option (nilai peluang yang tidak dipilih)
CO = Return on chosen option (nilai peluang yang dipilih)
Contoh:
PT Angin Ribut mendapatkan suntikan dana Rp100.000.000 yang kemudian disalurkan
untuk membeli mesin paling mutakhir. Mesin A dapat meningkatkan output produksi
kain sebesar 3 persen. Sedangkan mesin B, 5 persen. Setelah menimbang dengan
seksama, pemilik memutuskan memilih mesin B. Maka biaya oportunitas adalah:
Biaya peluang = Mesin A - Mesin B
= 3 persen - 5 persen
= -2 persen

PAGE \* MERGEFORMAT1
Jadi, biaya peluang dalam pengambilan keputusan pemilihan mesin PT Angin Ribut
sebesar 2 persen produksi kain.
Setelah Sahabat Wirausaha memahami biaya oportunitas maka kita tentunya menjadi
sadar dengan banyak peluang yang hilang. Tak hanya itu, menjadi paham bahwa harga tak
hanya sekedar nominal turut menjadi manfaat berikutnya ketika kita paham dengan biaya
oportunitas. Yang paling penting membuat kita menjadi cerdik dalam menentukan mana
prioritas dan mana yang tidak.
c. Batas Kemungkinan Produksi Dalam Biaya Yang Konstan
Batas kemungkinan produksi atau kurva kemungkinan produksi (Production
Possibility Frontier, PPF) adalah representasi grafik yang menunjukkan kombinasi
maksimum barang dan jasa yang dapat diproduksi dengan sumber daya terhadap biaya
yang konstan. PPF ini menunjukkan batas produksi yang paling maksimum yang dapat
dicapai oleh suatu ekonomi dengan menggunakan seluruh faktor-faktor produksi yang
dimilikinya.
Pengertian batas kemungkinan produksi dapat diterangkan lebih lanjut menggunakan
beberapa pemisalan atau asumsi seperti:
1) Semua faktor produksi yang digunakan dalam produksi dapat digunakan secara optimal.
2) Biaya produksi yang digunakan untuk mencapai satu tingkat produksi tidak dapat
digunakan lagi untuk mencapai tingkat produksi lain.
3) Kombinasi barang dan jasa yang dapat diproduksi dengan biaya yang konstan
Kurva kemungkinan produksi dapat berbentuk kurva melengkung ke luar, garis lurus,
atau kurva yang melengkung ke dalam, tergantung pada biaya kesempatan yang berlaku.
Pengertian batas kemungkinan produksi dan kurva kemungkinan produksi dapat
diterangkan lebih lanjut melalui penggunaan grafik
Biaya oportunitas dapat digambarkan dengan kurva batas kemungkinan produksi, atau
kurva transformasi. Garis batas kemungkinan produksi adalah kurva yang menunjukkan
alternatif kombinasi dari dua komoditas yang dapat dihasilkan suatu negara dengan
sepenuhnya memanfaatkan semua sumber dayanya dengan teknologi terbaik yang
tersedia.Batas kemungkinan produksi menunjukkan jumlah maksimum alternatif
kombinasi barang dan jasa yang dapat diproduksi oleh sebuah masyarakat pada suatu
waktu ketika sumber daya ekonomi dan teknologi didayagunakan sepenuhnya. Kurva batas
kemungkinan produksi tidak hanya menggambarkan kapabilitas produksi yang terbatas
dan masalah kelangkaan. Kurva batas kemungkinan produksi juga mencerminkan konsep
biaya kesempatan sebagai ilustrasi pengalokasian tersebut dicontohkan oleh suatu

PAGE \* MERGEFORMAT1
perekonomian yang menggunakan seluruh sumber daya untuk memproduksi makanan dan
memproduksi pakaian. Contoh di atas merupakan dua kemungkinan ekstrem di antara
kedua kemungkinan tersebut masih terdapat banyak kemungkinan lainnya asumsi yang
digunakan adalah :
a) Sumber daya menghasilkan dua macam produk (makanan dan pakaian)
b) Menggunakan teknologi yang berlaku
c) Seluruh sumber daya yang digunakan secara penuh
Adapun biaya oportunitas yang konstan dapat di bedakan menjadi dua yaitu :
a) Sumber daya atau faktor produksi yang digunakan merupakan barang substitusi yang
sempurna untuk satu sama lain atau digunakan dengan proporsi yang tetap dalam
produksi kedua komoditas
b) Semua unit dari faktor produksi yang sama adalah homogen atau persis sama
kualitasnya kemudian seiring masing-masing negara mentransfer sumber daya dari
produksi kain untuk memproduksi gandum mereka tidak harus menggunakan sumber
daya yang kurang dan kurang cocok untuk produksi gandum tidak peduli berapa banyak
gandum yang sudah dihasilkan negara tersebut hal yang sama berlaku untuk
memproduksi lebih banyak kain.
Dengan demikian kita memiliki biaya konstan dalam arti bahwa jumlah yang sama
dari 1 komoditas harus diberikan untuk memproduksi setiap unit tambahan komunitas
kedua . Walaupun biaya oportunitas sifatnya konstan di setiap negara nilai mereka berbeda
dengan masing-masing negara hal ini menyediakan landasan untuk terjadinya perdagangan
namun pada kenyataannya biaya yang konstan sebenarnya tidak realistis mereka dipakai
hanya karena mereka berfungsi untuk mempermudah penjelasan awal sebelum masuk ke
kasus yang lebih realistis.
Biaya oportunitas dapat digambarkan dengan kurva batas kemungkinan produksi, atau
kurva transformasi. Garis batas kemungkinan produksi adalah kurva yang menunjukkan
alternatif kombinasi dari dua komoditas yang dapat dihasilkan suatu negara dengan
sepenuhnya memanfaatkan semua sumber dayanya dengan teknologi terbaik yang tersedia.
d. Biaya oportunitas dan harga komoditas relatif
Biaya oportunitas merupakan konsekuensi yang didapatkan ketika seseorang
memutuskan suatu pilihan. Dalam teori ekonomi, biaya oportunitas disebut juga sebagai
biaya peluang. Ini merupakan manfaat potensial yang dilewatkan ketika seseorang,
investor, atau perusahaan memilih satu alternatif di antara pilihan lainnya.Biaya
oportunitas terjadi ketika sumber daya ekonomi seperti uang, waktu, hingga tenaga kerja

PAGE \* MERGEFORMAT1
menjadi terbatas jumlahnya. Untuk menghitung biaya oportunitas, dibutuhkan nilai
peluang yang tidak dipilih dikurangi dengan nilai peluang yang dipilih
Pada teori ekonomi mikro, biaya oportunitas dikenal dua macam, yaitu biaya sehari-hari
dan biaya peluang. Biaya sehari-hari merupakan biaya yang dikeluarkan secara rutin untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia yang sangat penting, sedangkan biaya peluang
merupakan pengorbanan yang dilakukan karena mengambil sebuah pilihan.
Biaya oportunitas juga memiliki hubungan dengan harga komoditas relatif. Harga
komoditas relatif merupakan hubungan antara harga satu komoditas dengan harga lainnya.
Dalam teori Hecksher-Ohlin, harga komoditas relatif digunakan untuk menjelaskan
keunggulan komparatif antara dua negara dalam produksi barang dan jasa
Teori biaya oportunitas dan harga komoditas relatif berhubungan dengan teori
keunggulan komparatif. Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang menjelaskan
bagaimana dua negara dapat melakukan perdagangan yang menguntungkan, terutama
dalam produksi barang dan jasa.

D. Keuntungan Perdagangan Biaya Konstan

Teori biaya oportunitas mengatasi masalah keputusan yang dihadapi individu atau
perusahaan dalam memilih antara beberapa alternatif. Biaya oportunitas adalah biaya
yang dikeluarkan ketika seseorang atau perusahaan memilih salah satu alternatif di antara
beberapa pilihan yang tersedia. Ini merupakan manfaat potensial yang dilewatkan ketika
memilih satu alternatif di antara yang lain.

Biaya oportunitas didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan atau hilang ketika
seseorang atau perusahaan memilih salah satu alternatif di antara beberapa pilihan yang
tersedia. Biaya oportunitas ini memiliki hubungan dengan konsep efisiensi, karena ketika
seseorang atau perusahaan memilih alternatif yang lebih efisien, maka biaya oportunitas
yang dikeluarkan akan lebih kecil.

Biaya oportunitas juga memiliki hubungan dengan harga komoditas relatif. Harga
komoditas relatif merupakan hubungan antara harga satu komoditas dengan harga
lainnya. Dalam teori ekonomi, harga komoditas relatif digunakan untuk menjelaskan
keunggulan komparatif antara dua negara dalam produksi barang dan jasa.

Biaya oportunitas juga memiliki hubungan dengan teori keunggulan komparatif. Teori
keunggulan komparatif merupakan teori yang mengjelaskan bagaimana dua negara dapat

PAGE \* MERGEFORMAT1
melakukan perdagangan yang menguntungkan, terutama dalam produksi barang dan jasa.

Dalam situasi tanpa kegiatan perdagangan, maka suatu negara hanya mengkonsumsi
barang (komoditi) yang diproduksinya sendiri. Bisa diperkiran bahwa ada pembatasan
konsumsi, secara aktual terjadi pemilihan jenis produksi dan konsumsi masyarakat
bergantung pada selera atau mempengaruhi sisi permintaan. Dimungkinkan dalam
perdagangan antara Amerika Serikat dan Inggris. Amerika Serikat akan melakukan
spesialisasi dalam produksi gandum (komoditi yang memiliki keunggulan komparatif)
dengan batas produksi dititik maksimum. Inggris juga begitu akan melakukan
spesialisasi dalam produksi kain (komoditi yang memiliki keunggulan komparatif)
dengan batas produksi dititik maksimum pula.

Peningkatan konsumsi gandum dan kain pada dua negara tersebut terjadi akibat
peningkatan output yang dihasilkan akibat spesialisasi komiditi yang memiliki
keunggulan komparatif. Dua negara tersebut akan menerima keuntungan yang lebih dari
kegiatan spesialisasi poduksi. Namun, kedua negara tidak mungkin hidup dalam kegiatan
tanpa perdagangan. Amerika Serikat tidak akan berspesialisasi gandum karena masih
butuh kain untuk dikonsumsi. Begitu juga dengan Inggris tidak akan berspesialisasi kain
karena masih butuh gandum untuk dikonsumsi.

Dengan tidak adanya perdagangan, suatu negara hanya dapat mengonsumsi komoditas
yang dihasilkannya. Akibatnya, batas kemungkinan produksi negara tersebut juga
merupakan batas konsumsi. Kombinasi komoditas yang dipilih untuk diproduksi dan
dikonsumsi oleh negara tergantung pada selera masyarakat, atau pertimbangan
permintaan.

PAGE \* MERGEFORMAT1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori keunggulan komparatif adalah teori yang menyatakan bahwa barang yang
memiliki nilai kegunaan pasti juga memiliki nilai penukaran. Pencetus teori ini adalah
David Richardo. Melalui teori ini, penukaran barang berlaku selama barang yang ditukar
masih dapat digunakan. Perpaduan antara teori keunggulan komparatif dan teori
kuantitas ruang kemudian dimanfaatkan untuk mengembangkan teori perdagangan
internasional.

Teori ini menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat diciptakan oleh suatu
ngegara melalui kerja keras dalam melakukan penguasaan teknologi. Melalui
perdagangan bebas, maka negara yang memanfaatkan teknologi akan lebih diuntungkan
dalam persaingan mancanegara dibandingkan dengan negara yang hanya mengandalkan
sumber daya alam saja. Selain itu, penerapan teori keunggulan komparatif yang
dilakukan melalui perdagangan internasional akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi
suatu negara.

Adapun faktor faktor yang mempengaruhi keunggulan komparatif yaitu :

a. Faktor Produksi

b. Nilai Tukar

c. Inflasi

d. Hambatan Perdagangan

Dalam konteks ekonomi, hukum keunggulan komparatif membantu negara untuk


memilih produk yang lebih efisien untuk diproduksi dan mengekspor, serta untuk
mengimpor komoditas yang lebih efisien dari negara lain. Dalam konteks perdagangan
internasional, hukum keunggulan komparatif membantu negara untuk meningkatkan
daya jual produknya dengan menentukan harga yang lebih rendah, sehingga membuka
peluang untuk negara lain untuk mengekspor produk yang memiliki keunggulan
komparatif.

PAGE \* MERGEFORMAT1
Adapun teori keunggulan komparatif anatara lain :

a. Teori keunggulan komparatif David Ricardo

b. Teori keunggulan komparatif Heckscher-Ohlin

c. Teori keunggulan komparatif Paul Samuelson

d. Teori keunggulan komparatif Rabinson Tarigan

Untuk memahami keunggulan komparatif, kita harus memahami cara kerja biaya
peluang (opportunity cost). Biaya peluang merupakan manfaat yang hilang dalam
membuat satu pilihan ekonomi atas pilihan ekonomi lain yang tersedia. Ketika kita
berbicara tentang keunggulan komparatif, biaya peluang lebih rendah untuk satu produsen
daripada yang lain, artinya potensi manfaat yang hilang dengan membuat pilihan lebih
rendah untuk satu produsen daripada yang lain.

Teori biaya oportunitas dan harga komoditas relatif berhubungan dengan teori
keunggulan komparatif. Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang menjelaskan
bagaimana dua negara dapat melakukan perdagangan yang menguntungkan, terutama
dalam produksi barang dan jasa.

Teori biaya oportunitas mengatasi masalah keputusan yang dihadapi individu atau
perusahaan dalam memilih antara beberapa alternatif. Biaya oportunitas adalah biaya
yang dikeluarkan ketika seseorang atau perusahaan memilih salah satu alternatif di antara
beberapa pilihan yang tersedia. Ini merupakan manfaat potensial yang dilewatkan ketika
memilih satu alternatif di antara yang lain.

PAGE \* MERGEFORMAT1
DAFTAR PUSTAKA

Dominick Salvatore, Ekonomi Internasional (Edisi 9) Salemba Empat, 2014

http://etd.uinsyahada.ac.id/3782/1/13%20230%200008.pdf

https://kumparan.com/berita-bisnis/pengertian-biaya-oportunitas-dan-jenis-jenisnya-
20YX5wIfkhR/full

https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/biaya-oportunitas

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6114207/teori-keunggulan-absolut-
pengertian-keunggulan-konsep-dan-contoh

https://www.gramedia.com/literasi/teori-keunggulan-mutlak/

https://bbs.binus.ac.id/ibm/2017/06/teori-perdagangan-internasional-ii/

https://www.gramedia.com/best-seller/keunggulan-komparatif/

PAGE \* MERGEFORMAT1
PAGE \* MERGEFORMAT1

Anda mungkin juga menyukai