Anda di halaman 1dari 18

“MAKALAH EKONOMI INTERNASIONAL”

“TEORI INTERNASIONAL KLASIK”

Dosen pengampu: Dewi Sartika Nasution, M. Ec

Disusun oleh:
Kelompok 1
Ema Susilawati (180501070)
Afip Ahyari (180501078)
Sandriani (180501068)

KELAS IV B
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM
TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt yang menjadikan bumi beserta
isinya dengan begitu sempurna serta hidayah – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
dengan mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “TEORI PERDAGANGAN
INTERNASIONAL KLASIK” untuk memenuhi tugas mata kuliah EKONOMI
INTERNASIONAL. Ucapan terima kasih dan rasa hormat kami kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan
bahwa tiada makalah yang sempurna tanpa uluran tangan pemerhatinya. Oleh karena itu,
kritik serta saran sangat kami harapkan dari pembaca sekalian yang bersifat membangun,
agar demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang. Semoga makalah ini dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A.      Latar Belakang.................................................................................................................1
B.    Rumusan masalah............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2
A. Teori Perdagangan Internasional.......................................................................................2
...........................................................................................................................................
B.  Teori Perdagangan Internasional Praklasik......................................................................5
C. Teori Perdagangan Intenasional Klasik............................................................................8
BAB III PENUTUP......................................................................................................................13
A.      Kesimpulan......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Teori perdagangan internasional adalah teori yang menjelaskan arah dan komposisi
perdagangan antar negara serta bagaimana efeknya terhadap perekonomian suatu negara. 
Disamping itu, teori perdagangan internasional juga dapat menunjukkan adanya keuntungan
yang timbul dari adanya keuntungan perdagangan (gain from trade). Teori yang menjelaskan
tentang perdagangan internasional  pada dasarnya dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu: teori
praklasik merkantilisme dan Teori Klasik.
Negara-negara yang melakukan perdagangan internasional  antara lain disebabkan dua
alasan berikut. Pertama, negara-negara yang berdagang karena berbeda satu sama lain
(berbeda dalam kepemilikan sumber daya, baik dalam jenis maupun kualitasnya),  setiap
negara dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan mereka melalui pengaturan dimana
setiap pihak melakukan sesuatu dengan relatif lebih baik. Kedua, negara-negara berdagang
satu sama lain dengan tujuan mencapai skala ekonomi (economies of scale) dalam
produksinya.  Maksudnya, Jika  setiap negara  hanya menghasilkan sejumlah barang tertentu
maka mereka dapat menghasilkan  barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan
karenanya lebih efisien dibandingkan mereka menghasilkan segala jenis barang.
B.        Rumusan Masalah
 Apa pengertian teori perdagangan interrnasional?
 Bagaimana teori perdagangan internasional pra klasik?
 Bagaimana teori perdagangan internasional pada masa klasik?

1
BAB II
PEMBAHASAN ,

PRAKLASIK Abad 17-18: Dokrin ekonomi dikenal sebagai merkantilisme


(Thomas Munn)

KLASIK Teori keunggulan absolute – Adam smitch

Teori keunggulan komparatif – Dafid Ricardo

A. Teori Perdagangan Internasional


1. Pengertian perdagangan internasional
Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara ekonomi
negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun
jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga
negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara
ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2000).
Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang
didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus
mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut
kepentingan masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia mau melakukan pertukaran
atau tidak (Boediono, 2000). Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang
timbulnya perdagangan internasional.
Teori perdagangan adalah perdagangan yang di lakukan suatu negara dengan negara
lain atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan. Perdagangan internasional tidak
hanya dilakukan oleh negara maju saja, namun juga negara berkembang. Perdagangan
internasional ini di lakukan melalui kegiatan ekspor-impor. Menurut Ibrahim, et.al, 2010,
paling tidak lima keuntungan dengan adanya pedagangan yaitu:
1. Keuntugan dengan adanya pertukaran. Suatu negara dapat memperoduksi suatu
produk melebihi demand dalam negerinya dan mengekspor kelebihan (Excess
supply) tersebut dipasar internasional yang pada akhirnya akan memperluas pasar
dan meningkatkan tingkat keuntungan. Disisi lainya. Excess demand terhadap
suatu produk dapat dipenuhi dengan melakukan impor dari negara lain sehingga

2
konsumen dapat memilih keranjang konsumsi yang menghasilkan utilitas yang
tinggi.
2. Timbul dari terjadinya spesialisasi. Dengan adanya perdagangan, suatu dapat
lebih fokus pada suatu jenis produk dimana mereka dapat berproduksi dengan
tingkat efesiensi yang relative tinggi. Sementara itu kebutuhan akan produk yang
tidak dapat di produksi dalam negeri secara efisien dapat dilakukan dengan
melakukan impor produk tersebut dari negara lainnya.
3. Diperoleh dari perdagangan terkait dengan keragaman preferensi individu karena
semakin beragamnya peroduk yang di tawarkan. Adanya perdagangan
memberikan lebih banyak pilihan produk kepada konsumen yang semakin
membantu dalam pemenuhan dan bahkan dapat menaikan tingkat utilitas
konsumen.
4. Akibat keragaman indowment yang dimiliki oleh suatu negara. Dengan adanya
perdagangan, Suatu negara yang sebelum adanya perdagangan maka pemeneuhan
kebutuhan atas jenis peroduk tersebut akan dapat terpenuhi.
5. Timbul dari adanya transfer teknologi moderen. Perdagangan internasional
membuka peluang suatu negara untuk mempelajari suatu teknik produksi yang
lebih efisien dan moderen.
Dengan melakukan perdagangan internasional, terjadi kegiatan ekspor impor.
Dari aktifitas ini negara maju akan memperoleh bahan-bahan baku yang
dibutuhkan industrinya sekaligus dapat menjual produknya ke negara-negara
berkembang. Sementara itu, negara berkembang dapat mengekspor hasil-hasil
produksi dalam negeri sehingga memperoleh devisa. Negara berkembang juga
membutuhkan infestasi melalui pinjaman yang dapat diperoleh dari negara-
negara maju. Devisa dan pinjaman dalam bentuk investasi dan modal ini dapat
digunakan oleh negara-negara berkembang untuk meningkatkan prekonomian
dalam negerinya.
Saat ini tengah berkembang integrasi ekonomi sekala regional atau
internasional. Integrasi ekonomi regional adalah suatu peroses dimana
beberapa ekonomi dalam suatu wilayah sepakat untuk menghapus hambatan
dan mempermudah arus lalu lintas barang, jasa, capital dan tenaga kerja.
Liberalisasi perdagangan dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan.
Pengurangan, penghapusan tariff dan hambatan normative akan mempercepat

3
terjadinya integrasi ekonomi regional seiring lancarnya lalu lintas barang, jasa
kapital, dan tenaga keja tersebut.
Perdagangan bebas ataupun kerja sama regional diharapkan dapat
menimbulkan efesiensi dan meningkatkan kesejahteraan tetapi kerja sama
perdagangan juga akan meningkatkan kompetensi antar anggota. Namun
apabila hal tersebut di sikapi dengan bijak maka manfaat yang dapat dipetik
antara lain adalah peningkatan spesialisasi dan peningkatan perdagangan itu
sendiri. Setiap negara dapat berfokus kepada produksi yang mempunyai
keunggulan komparatif sehingga akan terjadi realokasi factor produksi Pada
jangka panjang akan tercipta keseimbangan harga yang lebih murah dan
produksi yang lebih banyak sehinga menciptakan kesejahteraan lebih besar
terhadap negara-negara yang terlibat.1
2. Prinsip Dasar Perdagangan Internasional
Banyak alasan mengapa negara-negara terlibat dalam perdagangan internasional.
David Ricardo mengembangkan teori keunggulan komparatif (comporative
advantage) untuk menjelaskan perdagangan internasional atas dasar perbedaan
kemampuan teknologi antar negara. Eli Heckscher dan Bertil Ohilin berpandangan
bahwa perdagangan internasional terjadi karena adanya perbedaan kekayaan faktor
produksi yang dimiliki negara-negara. Perdagangan nternasional juga bisa terjadi
karena perbedaan preferensi negara-negara terhadap barang dan jasa tertentu. Apabila
China memiliki preferensi atau permintaan yang lebih besar terhadap minuman Bir
daripada Indonesia, Indonesia bisa mengekspor jenis minuman tersebut ke China.
Keuntungan skala ekonomi (incereasing return to scale) dalam produksi juga dapat
melahirkan perdagangan antar negara.2
3. Pentingnya Perdagangan Luar Negeri
Perdagangan luar negeri mempunyai arti yang sangat penting bagi negara
terbelakang. Ia memberikan arti perlunya membangun, pengetahuan dan pengalaman yang
memungkinkan pembangunan serta memberikan sarana untuk melaksanakannya. Haberler
berpendapat, "Kesimpulan umum saya adalah bahwa perdagangan internasional telah
memberikan sumbangan luar biasa bagi pembangunan negara kurang berkembang di abad ke-
19 dan 20 danat dihaprapkan sumbangan tersebut akan sama di masa mendatang dan bahwa

1
Mahyus Ekananda.Ekonomi internasaional, (Jakarta: erlanga, 2015) hlm 18-19
2
Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles P.R. Joseph. Kerjasama Perdagangan Internasional,(Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 2004) hlm 17-18

4
perdagangan bebas dengan sedikit perbaikan atau penyimpangan tidak mendasar atau
marginal adalah kebijaksanaan yang terbaik dilihat dari sudut pembangunan ekonomi. 3
B. Teori Perdagangan Internasional PraKlasik
a. Aliran Merkantilisme
Perdagangan ekonomi pra-klasik dapat digolongakan kedalam dua kelompok yaitu:
1. Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu kelompok aturan yang merupkan pencerminan cita-
cita/ideologi kapitalisme komersial.4
Merkantilisme juga merupakan suatu aliran pemikiran atau filsafat ekonomi yang
tumbuh dan berkembang dengan pesat pada abad XVI – XVIII di eropa barat (Spanyol,
Inggris dan Belanda). Merkantilisme ini dianut oleh badah atau sekelompok orang yang
memiliki kekuasaan politik dan ekonomi di eropa, sehingga merkantilisme dapat juga
diartikan sebagai suatu sistem tentang kebijakan ekonomi yang dianjurkan oleh orang-orang
eropa pada waktu itu. Pelopor aliran ini adalah Colbert (Perancis), Cromwell (Inggris).
Filsafat ekonomi merkantilisme mengatakan bahwa, “Cara terpenting bagi suatu negara
untuk menjadi kaya dan berkuasa adalah meningkatkan ekspor dan membatasi ekspor”.5
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara
untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit
mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran
emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas
dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut.
Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong
ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah).
Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor,
juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah Negara
hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain.
Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup
rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh
sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan
kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih
baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan

3
M.L. Jhingan. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007) hlm.447
4
Lia Amalia. Ekonomi Internasional. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007) hlm 8
5
Nazaruddin Malik. Ekonomi Internasional. (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2017) hlm 13-14

5
bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih
banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi
dan semakin besar aktivitas bisnis.
Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan
dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional.
Pada awal priode, yaitu dari abad ke-16 sampai ke 18 (era dimana kesadaran
bernegara sudah mulai timbul) Ajaran merkantilisme dominan sekali di ajarkan di seluruh
sekolah Eropa. Merkantilisme berkembang dengan pelopornya adalah Jean Bodin, Thomas
Munn, Colbert, Von Hornivvh, dan Sir Joshiah child. Merkantilisme adalah teori ekonomi
yang secara jelas mengatakan bahwa kesejahteraan dan kekayaan suatu negara hanya
ditentukan oleh banyaknya asset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan.
Secara tidak langsung teori ini menyatakan bahwa besarnya volume perdagangan global
memegang peranan sangat penting. Merkantilisme pada perinsipnya merupakan suatu paham
yang menganggap bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang akan ditempa menjadi
uang emas ataupun perak haruslah dijadikan tujuan utama kebijakan nasional.
Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada saat itu berdasarkan feodalisme
sistem feudal pada dasarnya menanggapi kebutuhan penduduk akan perlindungan terhadap
gangguan perampok. Jaminan keselamatan dapat diberikan oleh para raja terhadap para
bangsawan, kerabat,dan bawahannya. Sistem inilah yang melahirkan tuan tanah, bangsawan,
kaum petani, dan raja-raja kecil yang diharuskan untuk membayar umpeti terhadap raja besar.
Saat merkantilisme mulai berkembang, sistem feodalisme sedikit demi sedikit mulai terkikis.
Hak-hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah dan para bangsawan mulai dihapus,
lapisan-lapisan sosial yang melekat pada sistem feodal mulai dihilangkan, cara produksi dan
distribusi gaya feodalpun mulai ditinggalkan. Menurut kaum merkantilis, untuk
mengembangkan ekonomi nasional dan membangun ekonomi, jumlah ekspor harus lebih
besar dari jumlah impor. Setiap negara harus melakukan kebijakan :1). Penumpukan logam
mulia dan 2).Menciptakan neraca perdagangan aktif ( Ekspor >Impor ).
Teori ini berkembang luas dan mengajarkan bahwa factor kekayaan tadi harus
diperoleh dan meningkatkan kebutuhan akan pasar. Teori ini pun mendorong banyak
terjadinya peperangan di kalangan di negara Eropa dan mulai era Imperilaisme Eropa
diberbagai negara dibelahan dunia dan pengaruh konsep perdagangan merkantlisme mulai
menghilang pada akhir abad ke-18 seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang
diajukan oleh Adam Smitch dalam bukunya The Wealth Of Nation.6
6
Op.cit. hlm.19-20

6
2. Kelompok Peralihan
Timbul bersama-sama dengan pertumbuhan industri pada akhir abad ke XVIII. Kelompok
ini adalah pendiri ekonomi politik yang sebenarnya. Dalam bidang perdagangan luar
negeri kebijakan merkantilisme berpusat pada dua ide dasar:
a. Penumpukan Logam Milia
b. Hasrat yang besar untuk mencapai dan mempertahankan kelebihan nilai ekspor atas
nilai impor atau disebutbsekarang ini neraca perdagangan dan neraca pembayaran
yang positif.7
b. Kritik Terhadap Aliran Merkantilisme
Kritik-kritik yang muncul terhadap kaum merkantilisme terutama berasal dari :
1. David Hume
Bahwa masuk keluarnya logam mulia ke suatu negara erat hubungannya dengan
tingkat harga barang-barang dan jasa yang dilanjutkan akan mempengaruhi neraca
perdagangan. Usaha pemumpukkan logam mulia melalui eksplor tidak akan
berhasil karena surlflus ekspor mengakibatkan jumlah uang beredar (M) naik.
Harga naik, ekspor turun, impor naik dan emas akan mengalir keluar negri.
Dengan penumpukan logam mulia terhadap perorangan akan mengakibatkan
perkembangan kegiatan ekonomi terhambat, sehingga produksi barang dan jasa
tidak dapat ditingkatkan. Karna banyaknya campurtangan pemerintah dalam
perekonomian maka produksi nasional sulit berkembang.
2. Adam Smith
Bahwa ukuran kemakmuran suatu negara tidak terletak pada banyaknya logam
mulia yang dimiliki, tetapi pada banyaknya barang-barang yang diproduksi. Jadi
negara yang makmur adalah negara yang dapat mengembangkan produksi melalui
spesialisasi produksi dan perdagangan bebas. Doktrin pembinaan negara nasional
yang kuat, tidak mutlak karna ikut campur tangan pemerintah.8

C. Teori Perdagangan Internasional Klasik


1. Spesialisasi dan Prinsip Keuntungan Komparatif: Model/Teori Biaya Tenaga Kerja
Klasik

7
Op.cit. hlm.8
8
Op.cit. hlm. 17-18

7
Fenomena transakasi-transaksi dan pertukaran sudah merupakan komponen dasar dari segala
aktivitas manusia diseluruh dunia. Sekalipun ditempat-tempat, di desa-desa yang jauh terpencil di
afrika, secara teratur orang-orang bertemu dipasar-pasar pedesaan untuk menukarkan barang-
barangnya kadang-kadang dengan uang, akan tetapi yang umum adalah menukarkan suatu barang
dengan barag yang lain, semacam transaksi barter/tukar menukar barang dalam bentuk yang
sederhana. Transaksi adalah suatu bentuk pertukaran dari dua macam benda /barang memberikan
sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
Mengapa orang berdagang? Pada dasarnya, karna mendapat keuntungan. Masing-masing
orang memiliki kemampuan dan sumber-sumber yang berbeda, dan mungkin juga ingin
menggunakan barang-barang dalam proporsi yang berbeda. Beraneka ragama kesenangan begitu
juga bermacam-macam kemampuan fisik dan keuangan yang membuka kemungkinan melakukan
perdagangan ya ng menguntungkan. Orang- orang biasanya memperoleh keuntungan dari
berdagang barang-barang yang dimilikinya dalam jumlah yang besar (yaitu tergantung pada
kebutuhan dan selera) untuk mendapatkan barang-barang yang lebih penting yang
diperlukannya.karena memang tidaklah mungkin seseorang atau mengadakkan kebutuhan
konsumsi sendiri, sekalipun dalam kehidupan yang sangat sederhana, biasanya mereka
memperoleh keuntungan dari melakukan kegiatan yang cocok bagi mereka atau mempunyai
keuntungan konperatif seseuai dengan kemampuan. Kemampuan alamiah dan atau
sumber0dumber yang tersedia. Kemudian mereka bisa menukarkan srflus konoditi-komoditi hasil
pekerjaan rumah dengan produk-produk lain yang mungkin lebih sesuai untuk diproduksi atau
dikerjakan lagi. Oleh karena itu, fenomena spesialisasi atau dasar keuntungan konperatif timbul
dan meluas sekalipun dalam ekonomi subsistensi yang paling primitif.
Prinsip-prinsip spesialisasi san keuntungan konporatif ini sama dengan apa yang telah sejak
lama dipakai oleh ahli ekonomi dalam kegiatan tukar menukar barang antara masing-masing
dalam menjawab pertanyaan tentang apakah yang menentukan barang-barang yang
diperdagangkan dan mengapa beberapa negara menghasilkan sesuatu, sedangkan negara-negara
lain menghasilkan barang-barang lain, para ahli ekonomi sejak dari zaman Adam Smith telah
berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan jawaban berdasarkan perbedaan-perbedaan
internasional mengenai biaya produksi dan harga-harga berbagai produk. Dalam negara-negara,
umpamanya orang-orang mengadakan spesialisasi dlam kegiatan-kegiatan produksi yang terbatas
karna kegiatan tersebut menguntungkan mereka.mmereka melakuakn spesialisasi dalam kegiatan-
kegiatan yang penghasilannya dari spesialisasi itu diharapkan lebih besar.9
a. Adam Smith
9
Michael. P. Todaro, Pembangunan ekonomi didunia ketiga, (jakarta: ghalia Indonesia, 2006), hlm.27-28

8
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil
tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan
doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus
ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja
yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut.
Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa
menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain,
yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut. Adapun
keunggulan mutlak Adam Smith merupakan kemampuan suatu negara untuk menghasilkan
suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit
dibanding kemampuan negara-negara lain.
a). Kemanfaatan Absolut
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil
seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan
untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi
nilai barang tersebut (Labor Theory of value).
Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori
nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan
anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor
produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya
satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:
Misalnya hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja
yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1
unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja.
Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja
sebanyak 10 unit dan 2 unit.

Tabel 1.1 Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan


per UnitProduksi Amerika Inggris
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2

9
Sumber: Salvatore (2006).
Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang
inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris
sedangkan di Amerika hanya 8 unit (10 >8). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit
tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa
Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute
advantage pada produksi pakaian.
Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam
barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan dari teori
absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling
memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini
meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang
memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak
ada keuntungan.
Sebelum terjadi pertukaran, nilai tukar ( Termes Of Trade ) di Amerika adalah 1 unit Gandum
= 2 unit pakaian sebab jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan 1 unitt
gandum 2 kali lebih banyak dari pada untuk menghasilkan pakaian (8 dibanding 4 ) sama
halnya dengan di Inggris nilai tukarnya adalah 1 unit gandum= 5 unit pakaian, sebab jumlah
tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan 1 unit gandum 5 kali lebih banyak daripada
memproduksi 1 unit pakaian ( 10 dibanding 2 ).
Menurut Adam Smith keadaan negara akan memperoleh keuntungan dengan
melakukan spesialisasi dan kemudian berdagang. Amerika cendrung berspesialisasi ada
produksi gandum dan Inggris pada produksi pakaian. Dasar spesialisasi ini adalah absolute
advantage dalam produksi barang-barang tersebut untuk mnujukkan besarnya keuntungan ini
misalnya saja Amerika mengalokasikan 16 unit tenaga kerja dari produksi pakaian ke
produksi gandum, dan Inggris mengalokasikan 10 unit tenaga kerja dan produksi gandum ke
produksi pakaian.
b). Kemanfaatan Relatif
Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian
mengekspor suatu barang memiliki comparative advantage terbesar dan menginfor barang
yang memiliki comparative disadvantage, yaitu suatu barang yang dapat dihasilkan dengan
lebih murah dan penghasilan impor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos
yang besar.
10
Apabila nilai tukar dalam perdagangan itu sama dengan harga didalam negeri salah
satu negara, maka keuntungan karena perdagangan (Gains from trade ) tersebut hanya ada
pada satu negara saja dengan demikian maka teori comparative advantage dapat menerangkan
beberapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat di terangkan oleh
teori absolute advantage.
c). Biaya Relatif
Titik pangkal teori Ricardo tentang perdagangan internasional adalah teorinya tentang
nilai. Menurut dia nilai atau value sesuatu barang tergantung dari banyaknya tenaga kerja
yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut (labor cost valne theory ). Perdagangan
antar negara akan timbul apabila masing-masing negara memiliki comparative cost yang
terkecil. Pada dasarnya teori comparative cost dan comparative advantage itu sama,hanya
kalau ada pada teori :
1. Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga kerja di masing-masing negara
autputnya berbeda.
2. Sedangkan comparative cost, untuk sejumlah autput tertentu, waktu yang dibutuhkan
berbeda anatara satu negara dengan negara lain.
Teori klasik tersebut disusun berdasarkan beberapa anggapan antara lain : Hanya ada 2
negara, 2 barang, keadaan full employment, persaingan sempurna, mobilitas dalam
negara yang tinggi dan fakktor-faktor produksi( tenaga kerja dan kapital ) .Namun
demikian teori klasik ini masih mengandung perdagangan bebas atau free trade seperti
yang dianjurkannya dapat menimbulkan spesialisasi yang akan menaikkan efesiensi
produksi.10
b.Teori Ricardian (classical theory comparative advantage)
Teori yang dirumuskan David Ricardo ini menyatakan bahwa keuntungan komparatif
timbul karna adanya perbedaan teknologi antarnegara. Hal ini berarti bahwa berlangsungnya
perdagangan internasional merupakan akibata adanya perbedaan produktivitas antarnegara.
Atas dasar teori ini, maka perdagangan internasional merupakan fenomena yang dapat
membantu dalam meningkatakan kapasitas produksi dan standar hidup dan semua negara. Hal
ini merupakan konsekuensi dari kegiatan perdagangan bebas.11
c. Kritik terhadap teori keunggulan absolute- Adam Smith
Perdagangan internasional akan terjadi dan menuntungkan kedua negara bila masing-
masing negara memiliki keunggulan absolut yang berbeda. Dengan demikian, bila hanya satu
10
Nopirin,ph.D.ekonomi internasional.(yokyakarta:BPFE,2012) hlm 7-14
11
Faisal basri haris munandar, Dasar-dasar ekonomi internasional, (Jakarta: kencana prenada media group,
2010) hlm.34

11
negara yang memiliki keunggulan absolut untuk kedua jenis produk, maka tidak akan terjadi
perdagangan internasional yang menguntungkan.12

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

12
Nazaruddin Malik. Ekonomi Internasional. (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2017) hlm.21

12
Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan
internasional yaitu teori klasik dan teori modern.
Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi
kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara yang
ditujunkan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran
perseorangan.
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil
tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan
doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus
ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja
yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Mahyus Ekananda, 2015, Ekonomi internasional, (Jakarta: erlanga)
Nopirin,ph.D, 2012 Ekonomi Iinternasional. (Yogyakarta: BPFE)
Faisal Basri Haris Munandar, 2010, Dasar-dasar ekonomi internasional, (Jakarta: kencana
prenada media group)
Adam. 2012. Perdagangan Internasional, (Malang: erlangga)

13
Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles P.R. Joseph, 2004, Kerjasama Perdagangan
Internasional, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo)
Rahman, Taufiq. 2010. Teori Ekonomi, (Surabaya: Gerai pustaka)
Lia Amalia, 2007, Ekonomi Internasional. (Yogyakarta: Graha Ilmu)
Nazaruddin Malik. 2017, Ekonomi Internasional. (Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang,)
Ismawanto. 2012. Teori Perdagangan Internasional, (Yogyakarta: Graha ilmu)
Michael. P. Todaro, 2006, Pembangunan ekonomi didunia ketiga, (Jakarta: ghalia
Indonesia)
M.L. Jhingan, 2007, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada)

14

Anda mungkin juga menyukai