DISUSUN OLEH :
Ridho Fideni (175020201111006)
Fitya Hilyatin Nafis (175020201111021)
Sekar Endah Suryaningtias (175020201111023)
Muhammad Fauzan (175020201111048)
Farieq Afzal Zain (175020207111007)
Renaldi Ulya Mahendra P (175020207111020)
Fara Elisa Hidayah (175020207111043)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Bisnis Internasional tentang Teori Perdagangan Internasional.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah Bisnis Internasional ini.
Akhir kata kami berharap semoga materi Bisnis Internasional tentang Teori
Perdagangan Internasionalini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER MAKALAH……………………………………………………..……….. 01
KATA PENGANTAR…………………………………………………….………..
02
DAFTAR ISI…………………………………………….………………….………
03
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………....….
04
1.1 Latar Belakang………………………………….……………………………04
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………05
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………….
…….05
BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………….. 06
2.1 Teori Perdagangan Internasional…………………………………………….06
2.2 Keunggulan Absolut…………………………………………………………07
2.3 Keunggulan Komparatif……………………………………………………..09
2.4 Teori Heckscher-Ohlin………………………………………………………12
2.5 Teori Siklus Hidup Produk………………………………………………….13
2.6 Teori Perdagangan Baru……………………………………………………..16
2.7 Keunggulan Kompetitif Nasional……………………………………..…….17`
BAB III. PENUTUP…………………………………………………….......……... 20
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….…20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
negara, karena dalam perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar
internasional. Salah satu keuntungan perdagangan internasional adalah
memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang
danjasa secara murah, baik dari segi bahan maupun cara berproduksi. Akan tetapi
manfaat nyata dari perdagangan internasional dapat berupa kenaikan pendapatan,
cadangan devisa, transfer modal dan luasnya kesempatan kerja.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
analisis ini dapat ditingkatkan dengan mengambil satu set negara sebagai patokan,
sehingga menyelidiki perilaku relatif mereka.
Dalam teori perdagangan baru, Michael Porter dari Harvard Business School
mengembangkan suatu teori yang dikenal sebagai teori national competitive
advantage, dengan mencoba untuk menjelaskan mengapa negara-negara tertentu
mencapai sukses internasional dalam industri tertentu. Sebagai tambahan terhadap
faktor endowmet, Porter menunjukan pentingnya faktor negeri seperti permintaan
domestik dan pesaingan domestik dalam menjelaskan suatu kekuatan bangsa dalam
produksi dan ekspor produk tertentu.
Dengan seiring waktu, tidak dapat dihindari bahwa pola dan keseimbangan
perdagangan barang dan jasa terjadi perubahan, mencerminkan kegeseran dalam
keunggulan komparatif dan pergerakan harga relatif terhadap produk-produk yang
diperdagangkan dipasar internasional. Pola perdagangan juga dipengaruhi oleh
pertumbuhan ekonomi danpembangunan dari negara-negara tetentu atau wilayah dan
dengan keputusan investasi asing dari perusahaan dalam dan luar negeri.
Teori Merkantilisme. Merkantilisme muncul di Inggris pada pertengahan Abad
ke-16. Para penganut merkantilisme percaya bahwa negara bisa mendapatkan
keuntungan dari perdagangan internasional hanya dengan mengorbankan negara-
negara lain. Sebagai hasilnya, mereka menganjurkan pembatasan impor, insentif
untuk ekspor, dan peraturan pemerintah yang ketat untuk semua kegiatan ekonomi.
Prinsip utama merkantilisme adalah tujuan utama sebuah negara adalah dengan
mempertahankan trade surplus, dengan lebih banyak mengekspor dibandingkan
mengimpor. Sehingga negara tersebut dapat mengumpulkan emas dan perak sehingga
meningkatkan kesejahteraan, prestis dan kekuasaan. (Thomas Mun, 1630)
Merkantilisme adalah zero sum gameyaitu keuntungan suatu negara adalah kerugian
negara lain.Positive sum game adalah situasi dimana semua negara mendapatkan
keuntungan.
7
Dalam karyanya pada 1776, The Wealth of Nations, Adam Smith menyerang
pedagang yang mengasumsikan bahwa perdagangan adalah zero-sum game. Smith
berpendapat bahwa negara-negara berbeda dalam kemampuan mereka untuk
memproduksi barang secara efisien. Suatu negara memiliki keunggulan absolut dalam
memproduksi produk ketika hal itu lebih efisien daripada negara lain dalam
memproduksi hal tersebut. Menurut Zmith, negara harus mengkhususkan diri dalam
produksi barang-barang yang memiliki keunggulan absolut dan kemudian
perdagangan ini untuk barang yang diproduksi oleh negara lain. Argumen dasar
Smith, menegaskan bahwa negara tidak boleh memproduksi barag-barang yang ada di
negerinya dimana hal tersebut bisa dibeli dengan biaya yang lebih rendah dari negara
lain.
Tabel diatas menjelaskan bahwa, dalam perdagangan dan menukar 1 ton kakao untuk
1 ton beras, produsen dikedua negara bisa mengkonsumsi lebih dari keduanya, yaitu
kakao dan beras. Jika Ghana dan Korea Selatan menukar kakao dan beras atas dasar
one-to-one (satu-untuk-satu) yaitu harga 1 ton kakao adalah sama dengan harga 1 ton
beras. Jika Ghana memutuskan untuk mengekspor 6 ton kakao ke Korea Selatan dan
impor 6 ton beras sebagai gantinya, konsumsi akhir setelah perdagangan akan
menjadi 14 ton kakao dan 6 ton beras. Hal ini terdapat kelebihan sebanayak 4 ton
kakao yang bisa saja dikonsumsi sebelum spesialisasi dan perdaganagn serta 1 ton
lebih beras. Demikian pula konsumsi akhir Korea Selatan setelah perdagangan akan
menjadi 6 ton kakao dan 14 ton beras. Disini terdapat kelebihan 3,5 ton kakao yang
bisa dikonsumsi sebelum spesialisasi dan perdaganga, output dari kedua barang, yaitu
kakao dan beras dapat ditingkatkan serta konsumen di kedua negara akan dapat
8
mengonsumsi lebih banyak. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa perdaganga
adalah positive-sum game, melainkan menghasilkan keuntungan bersih bagi semua
yang terlibat.
9
dalam produksi kakao : Ghana dapat menghasilkan kakao sebanyak 4 kali lebih
banyak dari Korea Selatan, tetapi hanya 1,5 kali lebih banyak dari beras. Ghana
relatif lebih efisien dalam memproduksi kakao daripada beras. Tanpa perdagangan,
produksi kakao gabungan akan menjadi 12,5 ton (10 ton Ghana dan 2,5 Korea
Selatan), dan produksi gabungan beras juga akan menjadi 12.5 ton (7,5 ton di Ghana
dan 5 ton di Korea Selatan). Tanpa perdagangan, setiap negara harus mengkonsumsi
apa yang dihasilkannya. Dengan terlibat perdagangan, kedua negara dapat
meningkatkann produksi beras dan kakao gabungan mereka, dan konsumen di kedua
negara tersebut dapat mengkonsumsi lebih banyak dari kedua barang tersebut.
Keuntungan Perdagangan
Pesan dasar dari teori keunggulan komparatif adalah bahwa potensi prduksi dunia
lebih besar dengan perdagangan bebas tidak terbatas dibandingkan dengan
perdagangan terbatas. Teori Ricardo menunjukkan bahwa konsumen di semua negara
dapat mengkonsumsi lebih banyak jika tidak ada pembatasan pada perdagangan. Ini
terjadi bahkan di negara yang tidak memiliki keunggulan absolut dalam produksi
barang apa pun. Dengan jata lain, pada tingkat yang lebih besar, daripada teori
keunggulan absolut, teori keunggulan komparatif menunjukkan bahwa perdagangan
adalah permainan jumlah positif dimana semua negara berpartisipasi menyadari
10
keuntungan ekonomi. Dengan demikian, teori ini memberikan alasan kuat untuk
mendorong perdagangan bebas.
11
digunakan di dalam negeri. Kedua, perdagangan bebas juga dapat
meningkatkan efisiensi di mana suatu negara menggunakan sumber dayanya.
d. Hubungan antara Perdagangan dan Pertumbuhan
Banyak studi ekonimi telah melihat hubungan antara perdagangan dan
pertumbuhan ekonomi. Secara umum, studi ini menunjukkan bahwa seperti
yang diprediksi oleh teori standar keunggulan komparatif, negara-negara yang
mengadopsi sikap lebih terbuka terhadap perdagangan internasional
menikmati tingkat pertumbihan yang lebih tinggi.
12
4. Adanya kelebihan produksi di dalam negeri sehingga membutuhkan pasar baru
untuk menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan kondisi seperti dalam hal sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk sehingga menyebabkan adanya perbedaan
hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap barang tertentu.
7. Adanya keinginan untuk membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan
dari negara lain.
8. Adanya globalisasi yang membuat tidak satu negara pun di dunia dapat hidup
sendiri.
13
Sebuah tahap awal perusahaan dalammemperkenalkan produknya kepada
konsumen. Pada tahap ini, barang mulaidipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun volume penjualannya belumtinggi.Barang yang di jual umumnya barang
baru karena masih berada pada tahap permulaan. Ciri-ciri pada tahap perkenalan
ini diantaranya produk baru diluncurkan ke pasar, omset penjualan yang masih
rendah, kapasitas produksi masih rendah, biaya per unit yang masih tinggi, cash
flow negatif, distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang
masih belum terbukti kualitasnya, dan diperlukannya promosi secara besar-besaran
dalam rangka memperkenalkan produknya (biaya promosi tinggi). Strategi yang
dapat dilakukan untuk menghadapi tahapan ini yaitu strategi menyaring cepat
(rapid skimming strategy), strategi menyaring lambat(slow skimming strategy),
strategi penetrasi cepat(rapid penetration strategy), strategi penetrasi lambat(slow
penetration strategy)
2. Tahap Perkembangan (Growth)
Pada tahap ini, produk yang diperkenalkan tersebut sudah dikenal dan
diterima oleh konsumen. Jika produk baru menarik perhatian dan cukup
memuaskan konsumen, penjualan mulai menanjak secara signifikan, produk
mulaimemperlihatkan laba, pesaing juga mulai mengikuti, dan mengeluarkan
keunggulan kompetitif. Tahap perkembangan juga dibagi menjadi dua kelompok:
Pertumbuhan cepat (rapid growth): pertumbuhan ini ditandai dengan
melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena produk telah
diterima dan diminta oleh pasar. Strategi pada tahap ini ditujukan terutama
untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi serta
menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik agar
memiliki keunggulan kompetitif sehingga mampu bersaing.
Pertumbuhan lambat (slow growth): pada pertumbuhan ini penjualan masih
meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun. Sebagian
besar pasar telah dijangkau,karena produk perusahaan telah digunakan oleh
mayoritas konsumen yang akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui
produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Strategi yang dapat
14
dilakukan pada kondisi ini yaitu membuat iklan yang menciptakan kesadaran
akan pemilihan produk dan memperkuat merek (branding), menurunkan harga
untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan berikutnya, dan
menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta memperbanyak model atau varian.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
Merupakan titik puncak kejayaan suatu produk yangditunjukan dengan
peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi dan produk perusahaan sudah
dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit
peranannya dalam meningkatkan atau menambah volume penjualan, tetapi pasar
akan semakin tersegmentasi, jadi untuk masing-masingsegmen diperlukan promosi
yang berbeda dengan lainnya. Ciri-ciri pada tahapan ini adalah kapasitas produksi
yang tinggi, memiliki laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin pasar,
cash flow akan berada dalam kondisi positif yang kuat, pesaing yang lemah dan
kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar, dan harga produk mulai turun.
Adapun strategi yang dapat dilakukan pada tahapan ini antara lain perbaikan,
memodifikasi, dan memperbanyak pilihan (model, warna, bau, rasa, estetika);
meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar; kapasitas produksi pada
kondisi yang rasional; menerapkan harga yang lebih bersaing; menggunakan iklan
yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produknya.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan
gejala tahap decline dalam siklus hidup produk. Penurunan penjualan ini
disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi
(baik dari dalam dan luar negeri), perubahan teknologi. Ciri-ciri pada tahap ini
yaitu laba menurun secara signifikan, cash flow akan melemah, pasar menjadi
jenuh, akan banyak pesaing-pesaing yang keluar dari pasar, dan kapasitas produksi
akan menurun. Adapun strategi yang dapat dilakukan dengan mendasarkan pada
kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan
antara lain melakukan promosi untuk mempertahankan pelanggan yang setia,
mempersempit saluran distribusi, mengubah produk atau mencari penggunaan
15
manfaat baru pada produk, meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset
perusahaan, dan lainnya.
Teori perdagangan baru mulai muncul ditahun 1970 ketika sejumlah ekonom
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk mencapai skala ekonomi
mungkin memiliki implikasi penting bagi perdagangan internasional skala ekonomi
adalah pengurangan biayaunit yang terkait dengan skala besar output.
16
FACTOR ENDOWMENTS
Hubungan faktor Advanced dan dasaradalah faktor complex.Basic dapat
menghasilkan keuntungan Perdana yang kemudian diperkuat dan diperluas oleh
investasi dalam lanjutan factors.Kelemahan dalam faktor dasar dapat menciptakan
tekanan untuk berinvestasi dalam faktor maju.
DEMAND CONDITIONS
Porter menekankan permainan peran permintaan rumah di upgrade
ADVANTAGE. Kompetitive biasanya paling sensitif terhadap kebutuhan
karakteristik terdekat mereka. Permintaan rumah sangat penting dalam membentuk
atribut produk dalam negeri dibuat dan dalam menciptakan tekanan untuk inovasi dan
kualitas. Porter berpendapat perusahaan keuntungan yang bangsa keunggulan
kompetitif jika konsumen dalam negeri mereka yang canggih dan menuntut.
17
1. Faktor Pendukung
Posisi negara dalam melakukan kegiatan produksi misalnya tenaga kerja
terampil atau kebutuhan akan infrastruktur untuk bersaing di industri yang
tersedia. Faktor pendukung merupakan pusat dari teori Heckscher-Ohlin.
Sementara teori Porter tidak mengemukakan suatu hal yang baru sama sekali, dia
melakukan analisis karakteristik faktor dari produksi. Dia menyatakan bahwa
faktor kemajuan adalah faktor yang paling signifikan terhadap keunggulan
komparatif. Hubungan antara faktor kemajuan dan dasar sangat rumit. Faktor dasar
mampu mennyediakan keuntungan mula-mula yang kemudian didorong dan
diperluas melalui kegiatan investasi dari faktor kemajuan.
2. Kondisi Permintaan
Merupakan sifat alami permintaan atas produk atau jasa dalam industri. Porter
menekankan peranan permintaan di dalam negeri dalam meningkatkan keunggulan
kompetitif. Umumnya perusahaan sangat peka terhadap kebutuhan dari para
pemakai tetapnya. Oleh karena itu, karakteristik permintaan di dalam negeri
menjadi penting dalam pembentukan atribut membuat produk dalam negeri dan
menciptakan tekanan untuk terus melakukan inovasi dan kualitas. Porter
mengatakan bahwa perusahaan di suatu negara akan memperoleh keunggulan
kompetitif jika para konsumen dalam negeri mereka pandai dan menuntut. Para
pemakai tersebut akan menekan perusahaan setempat untuk memenuhi standar
tinggi mereka atas kualitas produk dan menghasilkan produk yang sangat inovatif.
3. Industri Terkait dan Pendukung
Kehadiran atau ketidakhadiran industri pemasok dan industri terkait yang
kompetitif secara internasional. Atribut ketiga dari keunggulan nasional dalam
suatu industri adalah keberadaan pemasok atau industri terkait yang kompetitif
secara internasional. Keuntungan investasi atas faktor kemajuan dari produksi
dengan industri terkait dan pendukung mampu melampaui batas masuk ke dalam
industri, dengan demikian akan membantu dalam mencapai posisi kompetitif yang
kuat secara internasional.
4. Strategi, Struktur, dan Persaingan Perusahaan
18
Keadaan membentuk bagaimana perusahaan didirikan, diatur, dan dikelola
serta sifat persaingan didalam negeri. Atribut keempat dari keunggulan kompetitif
nasional dalam model Porter adalah strategi, struktur, dan persaingan perusahaan
dalam suatu negara. Porter membuat dua poin penting di sini. Pertama, negara
yang berbeda digolongkan atas ideologi manajemen yang berbeda, yang mana
akan membantu mereka atau tidak untuk membangun suatu keunggulan kompetitif
nasional. Poin kedua Porter adalah terdapat hubungan yang kuat antara persaingan
yang kuat di dalam negeri dan penciptaan serta ketepatan keunggulan kompetitif di
dalam suatu industri. Persaingan yang kuat di dalam negeri menyebabkan
perusahaan mencari cara untuk meningkatkan efisiensi, yang mana akan membuat
mereka menjadi pesaing yang lebih baik secara internasional. Persaingan di dalam
negeri menciptakan tekanan untuk melakukan inovasi, meningkatkan kualitas,
menurunkan biaya, dan menanamkan modal dalam memperbaiki faktor kemajuan.
Keseluruhannya akan membantu untuk menciptakan pesaing pesaing kelas dunia.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Teori perdagangan internasional sangat penting bagi perusahaan perorangan
karena dapat membantu mereka dalam memutuskan dimana akan ditempatkan
berbagai macam kegiatan produksi dilakukan. Aliran merkantilisme menyatakan
bahwa tindakan terbaik bagi suatu negara untuk menjalankan neraca perdagangan
surplus seperti “zero-sum game” yang mana keuntungan yang dialami suatu negara
akan menimbulkan kerugian bagi negara lainnya. Teori keunggulan mutlak
berpendapat bahwa negara-negara yang berbeda dalam kemampuannya untuk
menghasilkan produk secara efisien. Teori keunggulan komparatif menyarankan
perdagangan bebas yang tidak ada hambatan mengarahkan pada peningkatan jumlah
produksi dunia yang memberikan dampak positif layaknya “positive-sum game”.
Teori Heckscher-Ohlin menyatakan bahwa pola perdagangan internasional
dijelaskan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Teori siklus hidup produk
mengatakan pola perdagangan dipengaruhi oleh tempat dimana produk baru tersebut
diperkenalkan. Teori perdagangan baru menyatakan bahwa perdagangan
memungkinkan suatu negara untuk melakukan spesialisasi dalam memproduksi suatu
barang tertentu, mencapai skala ekonomi dan menurunkan biaya produksi barang.
Teori Porter mengenai keunggulan kompetitif nasional menyatakan bahwa pola dari
perdagangan internasional dipengaruhi oleh faktor pendukung; kondisi permintaan;
industri terkait dan pendukung; dan strategi, struktur dan persaingan perusahaan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21