Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


BISNIS INTERNASIONAL

Dosen Pengampu : Dr. Ana Sofia Aryati, SE., MM

DISUSUN OLEH :
Ridho Fideni (175020201111006)
Fitya Hilyatin Nafis (175020201111021)
Sekar Endah Suryaningtias (175020201111023)
Muhammad Fauzan (175020201111048)
Farieq Afzal Zain (175020207111007)
Renaldi Ulya Mahendra P (175020207111020)
Fara Elisa Hidayah (175020207111043)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Bisnis Internasional tentang Teori Perdagangan Internasional.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah Bisnis Internasional ini.
Akhir kata kami berharap semoga materi Bisnis Internasional tentang Teori
Perdagangan Internasionalini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Malang, 08 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH……………………………………………………..……….. 01
KATA PENGANTAR…………………………………………………….………..
02
DAFTAR ISI…………………………………………….………………….………
03
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………....….
04
1.1 Latar Belakang………………………………….……………………………04
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………05
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………….
…….05
BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………….. 06
2.1 Teori Perdagangan Internasional…………………………………………….06
2.2 Keunggulan Absolut…………………………………………………………07
2.3 Keunggulan Komparatif……………………………………………………..09
2.4 Teori Heckscher-Ohlin………………………………………………………12
2.5 Teori Siklus Hidup Produk………………………………………………….13
2.6 Teori Perdagangan Baru……………………………………………………..16
2.7 Keunggulan Kompetitif Nasional……………………………………..…….17`
BAB III. PENUTUP…………………………………………………….......……... 20
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….…20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam bertahun-tahun ini, konsep perdagangan bebas telah menarik banyak
diskusi. Teori perdagangan internasional telah membentuk kebijakan ekonomi banyak
negara selama 50 tahun terakhir. Perdagangan Internasional dalam perekonomian
setiap negara memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan
dunia. Karena dapat dikatakan bahwa tidak ada satu negara di dunia ini yang tidak
melakukan perdagangan Internasional. Oleh karena itu perekonomian menyebabkan
setiap negara berusaha untuk mencapai surplus dalam neraca perdagangan
Internasionalnya.
Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam
perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional,
perekonomian akan saling terjalin dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang
salingmempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan jasa
akanmembentuk perdagangan antar bangsa. Perdagangan internasional merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu
negara.Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negari akan menciptakan
suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya,
salah satunya adalah berupa pertukaran barang dan jasa antarnegara.
Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara
subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain.
Adapunsubyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga
negara biasa, perusahaan swasta dan perusahaan negara maupun pemerintah yang
dapat dilihat dari neraca perdagangan. Secara umum perdagangan internasional dapat
dibedakan menjadi dua yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah penjualan barang
danjasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya. Sementara impor adalah arus
kebalikan dari ekspor, yaitu barang dan jasa dari luar suatu negara yang mengalir
masuk ke negara tersebut.

4
Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
negara, karena dalam perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar
internasional. Salah satu keuntungan perdagangan internasional adalah
memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang
danjasa secara murah, baik dari segi bahan maupun cara berproduksi. Akan tetapi
manfaat nyata dari perdagangan internasional dapat berupa kenaikan pendapatan,
cadangan devisa, transfer modal dan luasnya kesempatan kerja.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang dibahas yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan teori perdagangan internasional?
2. Apa yang dimaksud merkantilisme?
3. Bagaimana teori Heckscher-Ohlin?
4. Apa yang dimaksud dengan keunggulan absolut, keunggulan komparatif, siklus
hidup produk dan keunggulan kompetitif?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui teori perdagangan internasional.
2. Untuk mengetahui merkantilisme.
3. Untuk mengetahui teori Heckscher-Ohlin.
4. Untuk mengetahui maksud darikeunggulan absolut, keunggulan komparatif, siklus
hidup produk dan keunggulan kompetitif.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Perdagangan bebas (free trade) adalah suatu keadaan dimana pemerintah tidak
berusaha mempengaruhi kuota atau pajak terhadap apa yang dibeli oleh warga
negaranya dari negara lain atau apa yang dapat mereka produksi dan jual ke negara
lain. Perdagangan internasional memungkinkan sebuah negara untuk berspesialisasi
dalam memproduksi dan mengekspor barang yang dapat diproduksi secara efisien,
mengimpor barang yang bias diproduksi secara lebih efisien di negara lain. Teori
Smith, Ricardo, dan Heckscher-Ohlin memberitahu bahwa perekonomian negara
mungkin menguntungkan jika warga negaranya membeli produk tertentu dari negara-
negara lin yang bias diproduksi didalam negeri.
Maksud dari perdagangan internasional itu sendiri adalah perdagangan yang
dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar
kesepakatan bersama. Dalam teori Smith, Ricardo dan Heckscher-Ohlin membantu
kearah menjelaskan pola perdagangan internasional yang kita amati didunia ekonomi.
Teori Ricardo menawarkan suatu penjelasan dalam kaitanya dengan perdagangan
internasional karena perbedaan produktivitas. Teori Heckscher-Ohlin menekankan
saling mempengaruhi antara proporsi dimana faktor-faktor produksi ada dinegara-
negara berbeda dengan proporsi dimana mereka diperlukan untuk memproduksi
baang-barang tertentu.Dalam penjelasan ini percaya pada asumsi bahwa negara-
negara mempunyai macam-macam endowment berupa faktor-faktor produksi. Dari
teori ini, menyatakan bahwa lebih sedikit penjelasan kuat dunia nyata tentang pola
perdagangan dibanding pemikiran-pemikiran yang muncul.
Selama empat dekade terahir, keterbukaan perdagangan telah meningkat dan pola
perdagangan internasional telah berkembang secara signifikan.Selain itu, besarnya
dan kecepatan dari perubahan tersebut merupakan indikator langsung dari fleksibilitas
ekonomi dalam mengalokasikan sumber daya antar sektor. Oleh karena itu, unsur-
unsur yang relevan untuk memahami kinerja pertumbuhan ekonomi. Dan jenis

6
analisis ini dapat ditingkatkan dengan mengambil satu set negara sebagai patokan,
sehingga menyelidiki perilaku relatif mereka.
Dalam teori perdagangan baru, Michael Porter dari Harvard Business School
mengembangkan suatu teori yang dikenal sebagai teori national competitive
advantage, dengan mencoba untuk menjelaskan mengapa negara-negara tertentu
mencapai sukses internasional dalam industri tertentu. Sebagai tambahan terhadap
faktor endowmet, Porter menunjukan pentingnya faktor negeri seperti permintaan
domestik dan pesaingan domestik dalam menjelaskan suatu kekuatan bangsa dalam
produksi dan ekspor produk tertentu.
Dengan seiring waktu, tidak dapat dihindari bahwa pola dan keseimbangan
perdagangan barang dan jasa terjadi perubahan, mencerminkan kegeseran dalam
keunggulan komparatif dan pergerakan harga relatif terhadap produk-produk yang
diperdagangkan dipasar internasional. Pola perdagangan juga dipengaruhi oleh
pertumbuhan ekonomi danpembangunan dari negara-negara tetentu atau wilayah dan
dengan keputusan investasi asing dari perusahaan dalam dan luar negeri.
Teori Merkantilisme. Merkantilisme muncul di Inggris pada pertengahan Abad
ke-16. Para penganut merkantilisme percaya bahwa negara bisa mendapatkan
keuntungan dari perdagangan internasional hanya dengan mengorbankan negara-
negara lain. Sebagai hasilnya, mereka menganjurkan pembatasan impor, insentif
untuk ekspor, dan peraturan pemerintah yang ketat untuk semua kegiatan ekonomi.
Prinsip utama merkantilisme adalah tujuan utama sebuah negara adalah dengan
mempertahankan trade surplus, dengan lebih banyak mengekspor dibandingkan
mengimpor. Sehingga negara tersebut dapat mengumpulkan emas dan perak sehingga
meningkatkan kesejahteraan, prestis dan kekuasaan. (Thomas Mun, 1630)
Merkantilisme adalah zero sum gameyaitu keuntungan suatu negara adalah kerugian
negara lain.Positive sum game adalah situasi dimana semua negara mendapatkan
keuntungan.

2.2 KEUNGGULAN ABSOLUT

7
Dalam karyanya pada 1776, The Wealth of Nations, Adam Smith menyerang
pedagang yang mengasumsikan bahwa perdagangan adalah zero-sum game. Smith
berpendapat bahwa negara-negara berbeda dalam kemampuan mereka untuk
memproduksi barang secara efisien. Suatu negara memiliki keunggulan absolut dalam
memproduksi produk ketika hal itu lebih efisien daripada negara lain dalam
memproduksi hal tersebut. Menurut Zmith, negara harus mengkhususkan diri dalam
produksi barang-barang yang memiliki keunggulan absolut dan kemudian
perdagangan ini untuk barang yang diproduksi oleh negara lain. Argumen dasar
Smith, menegaskan bahwa negara tidak boleh memproduksi barag-barang yang ada di
negerinya dimana hal tersebut bisa dibeli dengan biaya yang lebih rendah dari negara
lain.

Tabel diatas menjelaskan bahwa, dalam perdagangan dan menukar 1 ton kakao untuk
1 ton beras, produsen dikedua negara bisa mengkonsumsi lebih dari keduanya, yaitu
kakao dan beras. Jika Ghana dan Korea Selatan menukar kakao dan beras atas dasar
one-to-one (satu-untuk-satu) yaitu harga 1 ton kakao adalah sama dengan harga 1 ton
beras. Jika Ghana memutuskan untuk mengekspor 6 ton kakao ke Korea Selatan dan
impor 6 ton beras sebagai gantinya, konsumsi akhir setelah perdagangan akan
menjadi 14 ton kakao dan 6 ton beras. Hal ini terdapat kelebihan sebanayak 4 ton
kakao yang bisa saja dikonsumsi sebelum spesialisasi dan perdaganagn serta 1 ton
lebih beras. Demikian pula konsumsi akhir Korea Selatan setelah perdagangan akan
menjadi 6 ton kakao dan 14 ton beras. Disini terdapat kelebihan 3,5 ton kakao yang
bisa dikonsumsi sebelum spesialisasi dan perdaganga, output dari kedua barang, yaitu
kakao dan beras dapat ditingkatkan serta konsumen di kedua negara akan dapat

8
mengonsumsi lebih banyak. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa perdaganga
adalah positive-sum game, melainkan menghasilkan keuntungan bersih bagi semua
yang terlibat.

2.3 KEUNGGULAN KOMPARATIF


David Ricardo mengambil teori Adam Smith selangkah lebih maju dengan
mengeksplorasi apa yang mungkin terjadi ketika satu negara memiliki keunggulan
absolut dalam produksi semua barang. Teori keunggulan absolut Smith menunjukkan
bahwa negara semacam itu mungkin tidak memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional. Dalam bukunya 7 Prinsip Ekonomi Politik, Ricardo menunjukkan itu
bukan masalahnya. Menurut teori keunggulan komparatif Ricardo, masuk akal bagi
suatu negara untuk mengkhususkan diri dalam produksi barang-barang yang
diproduksi paling efisien dan untuk membeli barang-barang yang dihasilkannya
kurang efisien dari negara lain.
Asumsikan bahwa Ghana lebih efisien dalam produksi kakao dan beras, yaitu
Ghana memiliki keunggulan absolut dalam produksi kedua produk. Di Ghana
dibutuhkan 10 sumber daya untuk menghasilkan satu ton kakao dan 131/3 sumber daya
untuk menghasilkan satu ton beras. Dengan demikian, dengan 200 unit sumber
dayanya, Ghana dapat menghasilkan 20 ton kakao dan tanpa beras, serta 15 ton beras
dan tanpa kakao atau kombinasi keduanya. Di Korea Selatan, membutuhkan 40
sumber daya untuk menghasilkan satu ton kakao dan 20 sumber daya untuk
menghasilkan satu ton beras. Jadi, korea Selatan dapat menghasilkan 5 ton kakao dan
tidak ada beras, 10 ton beras dan tidak ada kakao atau kombinasi keduanya. Sekali
lagi berasumsi bahwa tanpa berdagangan, setiap negara menggunakan setengah dari
sumber dayanya untuk menghasilkan beras dan setengah untuk menghasilkan kakao.
Dengan demikian, Ghana menghasilkan 10 ton kakao dan 7,5 ton beras, sementara
Korea Selatan akan menghasilkan 2,5 ton kakao dan 5 ton beras.
Mengingat keunggulan absout Ghana dalam produksi kedua barang, kenapa
harus berdagang dengan Korea Selatan? Meskipun Ghana memiliki keunggulan
absolut dalam produksi kakao dan beras, ia hanya memiliki keunggulan komparatif

9
dalam produksi kakao : Ghana dapat menghasilkan kakao sebanyak 4 kali lebih
banyak dari Korea Selatan, tetapi hanya 1,5 kali lebih banyak dari beras. Ghana
relatif lebih efisien dalam memproduksi kakao daripada beras. Tanpa perdagangan,
produksi kakao gabungan akan menjadi 12,5 ton (10 ton Ghana dan 2,5 Korea
Selatan), dan produksi gabungan beras juga akan menjadi 12.5 ton (7,5 ton di Ghana
dan 5 ton di Korea Selatan). Tanpa perdagangan, setiap negara harus mengkonsumsi
apa yang dihasilkannya. Dengan terlibat perdagangan, kedua negara dapat
meningkatkann produksi beras dan kakao gabungan mereka, dan konsumen di kedua
negara tersebut dapat mengkonsumsi lebih banyak dari kedua barang tersebut.

Keuntungan Perdagangan

Pesan dasar dari teori keunggulan komparatif adalah bahwa potensi prduksi dunia
lebih besar dengan perdagangan bebas tidak terbatas dibandingkan dengan
perdagangan terbatas. Teori Ricardo menunjukkan bahwa konsumen di semua negara
dapat mengkonsumsi lebih banyak jika tidak ada pembatasan pada perdagangan. Ini
terjadi bahkan di negara yang tidak memiliki keunggulan absolut dalam produksi
barang apa pun. Dengan jata lain, pada tingkat yang lebih besar, daripada teori
keunggulan absolut, teori keunggulan komparatif menunjukkan bahwa perdagangan
adalah permainan jumlah positif dimana semua negara berpartisipasi menyadari

10
keuntungan ekonomi. Dengan demikian, teori ini memberikan alasan kuat untuk
mendorong perdagangan bebas.

Perpanjangan Model Ricardian

a. Sumber daya tidak bergerak


Dalam model perbandingan sederhana dari Ghana dan Korea selatan, dapat
diasumsikan bahwa produsen dapat dengan mudah mengubah lahan dan
produksi kakao menjadi beras dan sebaliknya. Sementara sumsi ini mungkin
berlaku untuk beberapa produk pertanian, sumber daya tidak selalu bergeser
dengan mudah dari memproduksi satu barang ke barang yang lain.
b. Pengembalian yang berkurang
Lebih realistis untuk mengamsumsikan pengembalian yang semakin
berkurang karena dua alasan. Pertama, tidak semua sumber daya memiliki
kualitas yang sama. Alasan kedua adalah bahwa barang yang berbeda
menggunakan sumber daya dalam proporsi yang berbeda. Pengembalian yang
berkurang menunjukkan bahwa tidak layak bagi suatu negara untuk
mengkhususkan pada tingkat yang disarankan oleh model Ricardian
sederhana. Berkurangnya pengembalian ke spesialisasi menunjukkan bahwa
keuntungan dari spesialisasi cenderung habis sebelum spesialisasi selesai.
Pada dasarnya, sebagian negara tidak berspesialisasi, tetapi malah
menghasilkan serangkaian barang.
c. Efek Dinamis dan Pertumbuhan Ekonomi
Model keunggulan komparatif yang sederhana mengasumsikan bahwa
perdagangan tidak mengubah stok sumber daya suatu negara atau efisisensi
yang digunakannya untuk menggunakan sumber daya tersebut. Asumsi statis
ini tidak membuat perubahan dinamis yang mungkin timbul dari perdagangan.
Jika kita melonggarkan asumsi ini, meenjadi jelas bahwa membuka ekonomi
untuk berdagang cenderung menghasilkan keuntungan dinamis. Pertama,
perdagangan bebas dapat meningkatkan stok sumber daya suatu negara karena
peningkatan pasokan tenaga kerja dan modal dari luar negeri tersedia untuk

11
digunakan di dalam negeri. Kedua, perdagangan bebas juga dapat
meningkatkan efisiensi di mana suatu negara menggunakan sumber dayanya.
d. Hubungan antara Perdagangan dan Pertumbuhan
Banyak studi ekonimi telah melihat hubungan antara perdagangan dan
pertumbuhan ekonomi. Secara umum, studi ini menunjukkan bahwa seperti
yang diprediksi oleh teori standar keunggulan komparatif, negara-negara yang
mengadopsi sikap lebih terbuka terhadap perdagangan internasional
menikmati tingkat pertumbihan yang lebih tinggi.

2.4 TEORI HECKSCHER-OHLIN


Teori Heckscher-Ohlin atau yang biasa disebut sebagai Teori H-O dicetuskan
oleh Eli Heckscher dan muridnya Bertil Olin. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa pola
perdagangan negara-negara cenderung mengekspor barang-barang dengan faktor
produksi yang relatif melimpah secara intensif.Hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan produktivitas yang terjadi akibat perbedaan proporsi faktor tenaga kerja,
modal, dan tanah yang dimiliki oleh suatu negara. Karenanya, teori ini juga disebut
sebagai “The Proportional Factor Theory”.
Teori ini berasumsi bahwa negara dengan faktor produksi yang relatif tinggi
dan murah dalam biaya produksi akan melakukan spesialisasi produksi untuk target
ekspor. Sebaliknya, bagi negara dengan faktor produksi yang relatif langka dan mahal
dalam biaya produksi, ia akan melakukan impor.Dari sinilah, maka dapat dijelaskan
bagaimana pola perdagangan internasional berlangsung, yakni negara-negara yang
cenderung mengekspor barang-barang dengan menggunakan faktor produksi relatif
melimpah secara intensif.Terdapat banyak faktor yang mendorong negara melakukan
perdagangan internasional, menurut teori ini, meliputi:
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa di dalam negeri
2. Keinginan untuk mendapatkan keuntungan serta meningkatkan pendapatan negara
3. Adanya perbedaan kemampuan dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi yang dimiliki

12
4. Adanya kelebihan produksi di dalam negeri sehingga membutuhkan pasar baru
untuk menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan kondisi seperti dalam hal sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk sehingga menyebabkan adanya perbedaan
hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap barang tertentu.
7. Adanya keinginan untuk membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan
dari negara lain.
8. Adanya globalisasi yang membuat tidak satu negara pun di dunia dapat hidup
sendiri.

2.5 TEORI SIKLUS HIDUP PRODUK


Siklus hidup produk (product life cycle) adalah tahapan-tahapan proses
perjalanan hidup suatu produk mulai dari diperkenalkannya kepada pasar hingga pada
akhirnya hilang dari pasaran.Siklus hidup produk juga merupakan suatu konsep
penting yang memberikan pemahamanmendalammengenai dinamika bersaing suatu
produk. Hampir setiap produk yang dihasilkan mengalami siklus hidup produk.
Namun jangka waktu siklus hidup produk pada setiap produk tersebut berbeda-beda,
ada produk yang cepat hilang, dan ada juga yang dapat bertahan dalam jangka waktu
yang lama. Oleh karena itu, mengerti dan memahami konsep siklus hidup produk
merupakan suatu hal yang penting bagi setiap produsen untuk memproduksi dan
memasarkan produknya.Kotler (2006) membagi siklus hidup produk menjadi
beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

13
Sebuah tahap awal perusahaan dalammemperkenalkan produknya kepada
konsumen. Pada tahap ini, barang mulaidipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun volume penjualannya belumtinggi.Barang yang di jual umumnya barang
baru karena masih berada pada tahap permulaan. Ciri-ciri pada tahap perkenalan
ini diantaranya produk baru diluncurkan ke pasar, omset penjualan yang masih
rendah, kapasitas produksi masih rendah, biaya per unit yang masih tinggi, cash
flow negatif, distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang
masih belum terbukti kualitasnya, dan diperlukannya promosi secara besar-besaran
dalam rangka memperkenalkan produknya (biaya promosi tinggi). Strategi yang
dapat dilakukan untuk menghadapi tahapan ini yaitu strategi menyaring cepat
(rapid skimming strategy), strategi menyaring lambat(slow skimming strategy),
strategi penetrasi cepat(rapid penetration strategy), strategi penetrasi lambat(slow
penetration strategy)
2. Tahap Perkembangan (Growth)
Pada tahap ini, produk yang diperkenalkan tersebut sudah dikenal dan
diterima oleh konsumen. Jika produk baru menarik perhatian dan cukup
memuaskan konsumen, penjualan mulai menanjak secara signifikan, produk
mulaimemperlihatkan laba, pesaing juga mulai mengikuti, dan mengeluarkan
keunggulan kompetitif. Tahap perkembangan juga dibagi menjadi dua kelompok:
 Pertumbuhan cepat (rapid growth): pertumbuhan ini ditandai dengan
melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena produk telah
diterima dan diminta oleh pasar. Strategi pada tahap ini ditujukan terutama
untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi serta
menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik agar
memiliki keunggulan kompetitif sehingga mampu bersaing.
 Pertumbuhan lambat (slow growth): pada pertumbuhan ini penjualan masih
meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun. Sebagian
besar pasar telah dijangkau,karena produk perusahaan telah digunakan oleh
mayoritas konsumen yang akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui
produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Strategi yang dapat

14
dilakukan pada kondisi ini yaitu membuat iklan yang menciptakan kesadaran
akan pemilihan produk dan memperkuat merek (branding), menurunkan harga
untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan berikutnya, dan
menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta memperbanyak model atau varian.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
Merupakan titik puncak kejayaan suatu produk yangditunjukan dengan
peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi dan produk perusahaan sudah
dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit
peranannya dalam meningkatkan atau menambah volume penjualan, tetapi pasar
akan semakin tersegmentasi, jadi untuk masing-masingsegmen diperlukan promosi
yang berbeda dengan lainnya. Ciri-ciri pada tahapan ini adalah kapasitas produksi
yang tinggi, memiliki laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin pasar,
cash flow akan berada dalam kondisi positif yang kuat, pesaing yang lemah dan
kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar, dan harga produk mulai turun.
Adapun strategi yang dapat dilakukan pada tahapan ini antara lain perbaikan,
memodifikasi, dan memperbanyak pilihan (model, warna, bau, rasa, estetika);
meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar; kapasitas produksi pada
kondisi yang rasional; menerapkan harga yang lebih bersaing; menggunakan iklan
yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produknya.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan
gejala tahap decline dalam siklus hidup produk. Penurunan penjualan ini
disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi
(baik dari dalam dan luar negeri), perubahan teknologi. Ciri-ciri pada tahap ini
yaitu laba menurun secara signifikan, cash flow akan melemah, pasar menjadi
jenuh, akan banyak pesaing-pesaing yang keluar dari pasar, dan kapasitas produksi
akan menurun. Adapun strategi yang dapat dilakukan dengan mendasarkan pada
kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan
antara lain melakukan promosi untuk mempertahankan pelanggan yang setia,
mempersempit saluran distribusi, mengubah produk atau mencari penggunaan

15
manfaat baru pada produk, meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset
perusahaan, dan lainnya.

2.6 TEORI PERDAGANGAN BARU

Teori perdagangan baru mulai muncul ditahun 1970 ketika sejumlah ekonom
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk mencapai skala ekonomi
mungkin memiliki implikasi penting bagi perdagangan internasional skala ekonomi
adalah pengurangan biayaunit yang terkait dengan skala besar output.

TEORI PERDAGANGAN MEMUAT DUA HAL

1. INCREASING PRODUCT VARIETY


a. Menurut teori perdagangan baru, adalah bahwa setiap negara mungkin
dapat mengkhususkan diri dalam memproduksi berbagai produk
sempit daripada dalam tidak adanya perdagangan, namun dengan
membeli barang yang tidak masuk dari negara lain, setiap negara
dapat secara bersamaan meningkatkan berbagai barang yang tersedia
untuk konsumen dan menurunkan biaya barang-barang. skala
ekonomi yang penting, baik berbagai barang bahwa sebuah negara
dapat memproduksi dan skala produksi terbatas oleh ukuran pasar.
jika pasar nasional adalah kecil, mungkin tidak ada cukup permintaan
untuk memungkinkan produsen untuk mewujudkan skala ekonomi
untuk produk tertentu. oleh karena itu, produk tersebut tidak dapatdi
produksi, ada dengan membatasi berbagai produk tersedia untuk
konsumen.alternatif, mereka mungkin dihasilkan, tetapi dalam
volume rendah seperti bahwa unit biayadan harga jauh lebih tinggi
daripada mereka mungkin jika skala ekonomi dapat direalisasikan.
2. ECONOMIES OF SCALE,FIRST MOVERADVANTAGES,AND THE PATTERN
OF TRADE
a. teori perdagangan baru berpendapat bahwa untuk produk-produk
mana ekonomi untuk skala yang signifikan dan mewakili sebagian
besar dari permintaan dunia, penggerak pertama dalam suatu industri
dapat memperoleh keuntungan biaya skala yang pendatang kemudian
menemukan hampir tidak mungkin untuk mencocokkan. Demikian,
pola perdagangan yang kita amati untuk produk tersebut mungkin
mencerminkan keuntungan penggerak pertama.

16
FACTOR ENDOWMENTS
Hubungan faktor Advanced dan dasaradalah faktor complex.Basic dapat
menghasilkan keuntungan Perdana yang kemudian diperkuat dan diperluas oleh
investasi dalam lanjutan factors.Kelemahan dalam faktor dasar dapat menciptakan
tekanan untuk berinvestasi dalam faktor maju.
DEMAND CONDITIONS
Porter menekankan permainan peran permintaan rumah di upgrade
ADVANTAGE. Kompetitive biasanya paling sensitif terhadap kebutuhan
karakteristik terdekat mereka. Permintaan rumah sangat penting dalam membentuk
atribut produk dalam negeri dibuat dan dalam menciptakan tekanan untuk inovasi dan
kualitas. Porter berpendapat perusahaan keuntungan yang bangsa keunggulan
kompetitif jika konsumen dalam negeri mereka yang canggih dan menuntut.

2.7 KEUNGGULAN KOMPETITIF NASIONAL


Bagi Porter, tugas yang penting adalah menjelaskan mengapa suatu negara bias
mencapai kesuksesan secara internasional didalam industri tertentu. Pertanyaan-
pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan mudah oleh teori Heckscher-Ohlin, dan
teori keunggulan komparatif hanya memeberikan sebagian penjelasan. Porter
mengemukakan teori bahwa ada 4 atribut suatu negara membentuk lingkungan
dimana perusahaan-perusahaan setempat akan bersaing, dan atribut-atribut ini
mendukung atau menghalangi proses penciptaan keunggulan komparatif. Atribut-
atribut tersebut adalah:

17
1. Faktor Pendukung
Posisi negara dalam melakukan kegiatan produksi misalnya tenaga kerja
terampil atau kebutuhan akan infrastruktur untuk bersaing di industri yang
tersedia. Faktor pendukung merupakan pusat dari teori Heckscher-Ohlin.
Sementara teori Porter tidak mengemukakan suatu hal yang baru sama sekali, dia
melakukan analisis karakteristik faktor dari produksi. Dia menyatakan bahwa
faktor kemajuan adalah faktor yang paling signifikan terhadap keunggulan
komparatif. Hubungan antara faktor kemajuan dan dasar sangat rumit. Faktor dasar
mampu mennyediakan keuntungan mula-mula yang kemudian didorong dan
diperluas melalui kegiatan investasi dari faktor kemajuan.
2. Kondisi Permintaan
Merupakan sifat alami permintaan atas produk atau jasa dalam industri. Porter
menekankan peranan permintaan di dalam negeri dalam meningkatkan keunggulan
kompetitif. Umumnya perusahaan sangat peka terhadap kebutuhan dari para
pemakai tetapnya. Oleh karena itu, karakteristik permintaan di dalam negeri
menjadi penting dalam pembentukan atribut membuat produk dalam negeri dan
menciptakan tekanan untuk terus melakukan inovasi dan kualitas. Porter
mengatakan bahwa perusahaan di suatu negara akan memperoleh keunggulan
kompetitif jika para konsumen dalam negeri mereka pandai dan menuntut. Para
pemakai tersebut akan menekan perusahaan setempat untuk memenuhi standar
tinggi mereka atas kualitas produk dan menghasilkan produk yang sangat inovatif.
3. Industri Terkait dan Pendukung
Kehadiran atau ketidakhadiran industri pemasok dan industri terkait yang
kompetitif secara internasional. Atribut ketiga dari keunggulan nasional dalam
suatu industri adalah keberadaan pemasok atau industri terkait yang kompetitif
secara internasional. Keuntungan investasi atas faktor kemajuan dari produksi
dengan industri terkait dan pendukung mampu melampaui batas masuk ke dalam
industri, dengan demikian akan membantu dalam mencapai posisi kompetitif yang
kuat secara internasional.
4. Strategi, Struktur, dan Persaingan Perusahaan

18
Keadaan membentuk bagaimana perusahaan didirikan, diatur, dan dikelola
serta sifat persaingan didalam negeri. Atribut keempat dari keunggulan kompetitif
nasional dalam model Porter adalah strategi, struktur, dan persaingan perusahaan
dalam suatu negara. Porter membuat dua poin penting di sini. Pertama, negara
yang berbeda digolongkan atas ideologi manajemen yang berbeda, yang mana
akan membantu mereka atau tidak untuk membangun suatu keunggulan kompetitif
nasional. Poin kedua Porter adalah terdapat hubungan yang kuat antara persaingan
yang kuat di dalam negeri dan penciptaan serta ketepatan keunggulan kompetitif di
dalam suatu industri. Persaingan yang kuat di dalam negeri menyebabkan
perusahaan mencari cara untuk meningkatkan efisiensi, yang mana akan membuat
mereka menjadi pesaing yang lebih baik secara internasional. Persaingan di dalam
negeri menciptakan tekanan untuk melakukan inovasi, meningkatkan kualitas,
menurunkan biaya, dan menanamkan modal dalam memperbaiki faktor kemajuan.
Keseluruhannya akan membantu untuk menciptakan pesaing pesaing kelas dunia.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Teori perdagangan internasional sangat penting bagi perusahaan perorangan
karena dapat membantu mereka dalam memutuskan dimana akan ditempatkan
berbagai macam kegiatan produksi dilakukan. Aliran merkantilisme menyatakan
bahwa tindakan terbaik bagi suatu negara untuk menjalankan neraca perdagangan
surplus seperti “zero-sum game” yang mana keuntungan yang dialami suatu negara
akan menimbulkan kerugian bagi negara lainnya. Teori keunggulan mutlak
berpendapat bahwa negara-negara yang berbeda dalam kemampuannya untuk
menghasilkan produk secara efisien. Teori keunggulan komparatif menyarankan
perdagangan bebas yang tidak ada hambatan mengarahkan pada peningkatan jumlah
produksi dunia yang memberikan dampak positif layaknya “positive-sum game”.
Teori Heckscher-Ohlin menyatakan bahwa pola perdagangan internasional
dijelaskan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Teori siklus hidup produk
mengatakan pola perdagangan dipengaruhi oleh tempat dimana produk baru tersebut
diperkenalkan. Teori perdagangan baru menyatakan bahwa perdagangan
memungkinkan suatu negara untuk melakukan spesialisasi dalam memproduksi suatu
barang tertentu, mencapai skala ekonomi dan menurunkan biaya produksi barang.
Teori Porter mengenai keunggulan kompetitif nasional menyatakan bahwa pola dari
perdagangan internasional dipengaruhi oleh faktor pendukung; kondisi permintaan;
industri terkait dan pendukung; dan strategi, struktur dan persaingan perusahaan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hill, C.W.L. 2013. International Business an Asian Perspective. 9th. McGraw-


Hills Education.
Hill, C.W.L. 2014. International Business an Asian Perspective. Edisi AS.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1.
(Edisi ke-13). Jakarta: Erlangga.
R. David, Fred dan Forest R. David. 2016. Manajemen Strategik: Konsep Suatu
Pendekatan Keunggulan Bersaing. Edisi ke-15. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

21

Anda mungkin juga menyukai