Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


(MERKANTILISME & KLASIK)

Penulisan resume ini merupakan salah satu tugas


Mata Kuliah Bisnis Internasional
Yang diampu oleh Asep Saepulloh, S.E., M.M

Disusun Oleh :
Siti Nur Rodiva (180301253)
Amilia Alif Safitri (180301258)
Maya Dwi Kurniawati (180301269)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
MAKALAH

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

(MERKANTILISME DAN KLASIK)

Dosen Pengampu

(Asep Saepulloh, S.E., M.M)

Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Menempuh Mata Kuliah Bisnis Internasional

Disusun oleh:

Siti Nur Rodiva (180301253)

Amilia Alif Safitri (180301258)

Maya Dwi Kurniawati (180301269)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur Alhamdulillah, senantiasa penulis panjatkan atas


kehadirat Allah SWT. Karena, dengan Nikmat, Rahmat, Taufiq, Hidayah, Inayah,
serta Petunjuk-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan “Teori
Perdagangan Internasional (Merkantilisme dan Klasik)” dengan baik dan benar.
Dengan selesainya makalah yang memaparkan tentang perencanaan
strategis sumber daya manusia, Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Yaitu:
1. Suwarno, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
2. Anita Handayani, S.E., M.M., selaku Kaprodi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3. Asep Saepulloh, S.E., M.M selaku Dosen Mata Kuliah Bisnis Internasional.
4. Teman-teman, serta semua pihak yang telah membantu, dalam penyelesaian
makalah ini.
Semoga makalah ini, bagi pembaca dapat dijadikan sebagai sumber
bacaan yang berguna untuk menambah ilmu pengetahuan tentang bisnis
internasional.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan penulisan selanjutnya.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii


KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah.................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN ....................................................................... 3
2.1 Perdagangan Dari Sisi Merkantilisme ................................ . 3
2.2 Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Absolut ................. 4
2.3 Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Komparatif .......... 5
2.4 Keunggulan Komparatif dan Biaya Oportunitas ................ 6
2.5 Faktor Endowment Relative (Heckscher-ohlin) .................. 6
BAB III : PENUTUP ................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan.......................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara
subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik
mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud
adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor,
perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen
pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan
Masalah perdagangan internasional sering diperbincangkan di setiap negara.
Perekonomian suatu negara erat kaitannya dengan sistem dan pengelolaan
aktivitas bisnis, baik bersifat nasional, maupun internasional. Dalam makalah ini,
akan membahas tentang bisnis internasional, dan untuk lebih memahami
mengenai semua hal yang berkaitan dengan bisnis internasional.
Teoori perdagangan internasional membantu menjelaskan serta komposisi
perdagangan antara beberapa Negara serta bagaimana efeknya terhadap struktur
perekonomian suatu Negara, disamping itu teori perdagangan internasional juga
dapat menunjukan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdaganang
internasional, beberapa teori yang menerangakan tetntang timbulnya perdagangan
internasional dari beberapa teori salah satunya teori klasik dan teori mekantilisme.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah yaitu :
1. Pandangan dari sisi merkantilisme mengenai perdagangan?
2. Bagaimana perdagangan berdasarkan keunggulan absolut?
3. Bagaimana perdagangan berdasarkan keunggulan komperatif?
4. Bagaimana keunggulan komperatif dan biaya oportunitas?
5. Bagaimana Factor endowment relative (Heckscher-Ohlin)?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui perdagangan dari sisi merkantilisme
2. Untuk mengetahui perdagangan berdasarkan keunggulan absolut
3. Untuk mengetahui perdagangan berdasarkan keunggulan komperatif
4. Untuk mengetaui keunggulan komperatif dan biaya oportunitas
5. Untuk mengetahui factor endowment relative (Heckscher-Ohlin)

1.4 Manfaat Penulisanm


Dengan adanya makalah ini maka akan diperoleh manfaat informasi
tentang teori perdagangan internasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perdagangan Dari Sisi Merkantilisme


Berikut merupakan definisi perdagangan internasional menurut para ahli :
1. Definisi perdagangan internasional menurut M. Rafiqul Islam Menurut Serlika
Aprita dan Rio Adhitya dalam Buku Hukum Perdagangan Internasional (2020),
M. Rafiqul Islam mengatakan jika perdagangan internasional memiliki hubungan
erat dengan keuangan. Kedua hal ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena
saling berkaitan.
2. Definisi perdagangan internasional menurut Huala Adolf Mengutip dari situs
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Huala Adolf
mendefinisikan perdagangan internasional atau international trade sebagai
aktivitas tukar menukar atau jual beli antar negara sebagai upaya mendapatkan
manfaat atau keuntungan.
Perdagangan adalah pertukaran sukarela terhadap barang, jasa, aset atau uang
antara satu orang atau organisasi dengan yang lain. Oleh karena sifatnya sukarela,
kedua pihak dari transaksi tersebut harus meyakini bahwa mereka mendapatkan
keuntungan dari pertukaran tersebut atau mereka tidak akan melakukannya.
Perdagangan internasional adalah perdagangan antar dua penduduk dari dua
negara. Penduduk tersebut dapat berupa individu, perusahaan, organisasi nirlaba,
atau bentuk-bentuk asosiasi lainnya.
Merkantilisme adalah filosofi ekonomi abad ke-16 yang menyatakan bahwa
kemakmuran sebuah negara diukur dari simpanan emas dan peraknya. Menurut
merkantilisme, tujuan sebuah negara harus memperbesar simpanan ini dengan
meningkatkan ekspor menurunkan impor. Logika tersebut sangat jelas bagi para
pembuat kebijakan pada abad ke 16 yaitu “Jika orang asing membeli lebih banyak
barang dari anda dibandingkan anda membeli dari mereka, maka orang asing
tersbeut harus membayar kepada anda selisihnya dalam bentuk emas dan perak,
yang memungknkan anda untuk menumpuk lebih banyak harta”
Namun, sebagian besar anggota masyarakat dirugikan oleh kebijakan seperti
ini. Subsidi pemerintah terhadap ekspor industri tertentu dibayar oleh pembayar
pajak dalam bentuk harga yang lebih tinggi karena perusahaan domestik
3
menghadapi persaingan yang lebih kecil dari produsen asing. Oleh karena
merkantilisme menguntungkan anggota masyarakat tertentu, maka kebijakan
merkantilisme masih menarik secara politik bagi beberapa perusahaan dan pekerja
mereka.

2.2 Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Absolut


Menurut Adam Smith, ahli ekonomi Skotlandia yang dipandang sebagai bapak
ekonomi pasar bebas, permasalahan mendasar merkantilisme adalah bahwa kebijakan
ini mengaburkan akuisisi perolehan harga dengan akuisisi kekayaan. Smith menyerang
basis intelektual dari merkantilisme dan menunjukan bahwa kebijakan ini sebenarnya
melemahkan sebuah negara karena merenggut kemampuan individu untuk berdagang
secara bebas dan mendapatkan keuntungan dari pertukaran sukarela.
Smith mendukung perdagangan bebas antarnegara sebagai cara untuk
memperbesar kekayaan suatu negara. Perdagangan bebas memungkinkan sebuah
negara untuk memperluas jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dengan
mengkhususkan diri dalam produksi beberapa barang dan jasa untuk menukarnya
dengan yang lain.
Output per jam
Prancis Jepang
Anggur 2 1
Radio jam 3 5

Keunggulan absolut dapat ditunjukkan melalui contoh numerik. Asumsikan,


untuk sederhananya, bahwa hanya ada 2 negara di dunia, Perancis dan Jepang, hanya
2 barang, anggur dan radio jam, dan hanya ada 1 faktor produksi, tenaga kerja. Tabel
menunjukkan output dari kedua barang tersebut per jam tenaga kerja untuk kedua
negara. Jika Prancis dan Jepang dapat berdagang dengan satu sama lain, keduanya
akan diuntungkan.

4
2.3 Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Komperatif
Teori keunggulan absolut secara intuitif masuk akal. Sayangnya, teori tersebut
tidak sempurnya. David Ricardo, seorang ahli ekonomi Inggris pada awal abad
ke19, memecahkan permasalahan ini dengan mengembangkan teori keunggulan
komperatif yang menyatakan bahwa sebuah negara harus memproduksi dan
mengekspor barang dan jasa yang mana mereka secara relatif lebih produktif
dibandingkan negara lain dan mengimpor barang dan jasa yang mana negara lain
secara relatif lebih produktif dibandingkan mereka.
Perbedaan antara kedua teori ini hampir tidak kentara. Keunggulan abolut
melihat pada perbedaan produktivitas absolut, keunggulan komperatif melihat pada
perbedaan produktivitas relatif. Perbedaanya terjadi karena keunggulan absolut
memasukkan konsep kerugian kesempatan dalam menentukan barang mana yang
harus diproduksi sebuah negara.

Output per jam


Prancis Jepang
Anggur 4 1
Radio jam 6 5

Tabel diatas memperlihatkan situasi baru ini. Prancis sekarang mempunyai


keunggulan absolut baik pada anggur maupun radio jam. Untuk setiap jam kerja,
prancis dapat memproduksi 3 botol anggur lebih banyak atau 1 radio jam lebih
banyak dibandingkan Jepang. Menurut teori keunggulan absolut, tidak ada
perdagangan yang terjadi karena Prancis lebih produktif dibandingkan Jepang
dalam memproduksi barang.
Berdasarkan teori keunggulan komperatif, Prancis harus mengekspor anggur
Jepang dan harus mengekspor radio jam ke Prancis. Jika mereka melakukannya,
maka keduanya akan diuntungkan.

5
2.4 Keunggulan Kompratif dan Biaya Oportunitas
Pelajaran dari teori keunggulan komperatif adalah sederhana tetapi sangat kuat.
Anda lebih diuntungkan dengan mengkhususkan diri dalam apa yang anda lakukan
secara relatif terbaik. Memproduksi dan mengekspor barang dan jasa yang anda
produksi secara relatif terbaik, dan membeli barang dan jasa lain dari orang yang
relatif lebih baik dalam memproduksinnya dibandingkan anda.
Biaya Biaya
barang di barang di
Prancis Jepang
Buatan Buatan Buatan Buatan
Prancis Jepang Prancis Jepang
Anggur €3 €8 ¥375 ¥1000

Radio €2 €2 ¥250 ¥200


jam

Dengan asumsi-asumsi ini, dengan tiadanya perdagangan, sebotol anggur


Prancis berharga €3 setara dengan ¥375, dan radio jam berharga €2 setara
dengan ¥250. Di Jepang, sebotol anggur berharga ¥1000 dan radio jam
berharga ¥200. Dalam kasus ini, perdagangan akan terjadi karena kepentingan
diri dari wiraswasta individual di Prancis dan Jepang.
Perhatikan bahwa tidak seorang pun dari para perlaku bisnis ini yang perlu
mengetahui teori keunggulan komperatif. Merekan hanya melihat pada
perbedaan harga di kedua pasar tersebut dan mengambil keputusan bsinis
mereka berdasarkan pada keinginan untuk mendapatkan pasokan dengan
hargta serendah mungkin. Mereka juga akan mendapatkan keuntungan dari
keunggulan komperatif karena harga yang ditetapkan dalam pasar bebas
mencerminkan keunggulan komperatif suatu negara.

2.5 Faktor Endowment Relative (Heckscher-Ohlin)


Teori keunggulan komperatif menimbulkan pertanyaan yang lebih luas, yaitu
apa yang menentukan produk suatu negara mempunyai keunggulan kompetitif?
Untuk menjawab pertanyaan ini, 2 orang ahli ekonomi Swedia, Eli Heckscher
dan Bertil Ohlin, mengembangkan teori faktor endowment relatif yang
sekarang sering kali dirujuk sebagai teori Heckscher-Ohlin Teory. Kedua ahli
ekonomi ini melakukan dua pengamatan dasar sebagai berikut:
1. Anugerah faktor (atau jenis sumber daya) bervariasi antatrnegara. Sebagai

6
contoh, Argentina memiliki banyak tanaha yang subur, Arab Saudi mempunyai
cadangan minyak mentah yang besar, dan Bangladesh mempunyai tenaga kerja
tidak terampil yang besar.
2. Perbedaan barang-barang berdasarkan jenis faktor yang digunakan untuk
memproduksinya. Sebagai contoh, gandum membutuhkan tanah yang subur,
produksi minyak bumi membutuhkan cadangan minyak mentah, dan produsen
membutuhkan tenaga kerja tidak terampil.
Dari kegiatan inim Heckscher dan Ohlin mengembangkan teori mereka, yaitu
sebuah negara akan mempunyai keunggulan komperatif dalam memproduksi
produk yang secara intensif menggunakan sumber daya (faktor produksi) yang
mereka miliki secara melimpah.
Teori Hockscher-Ohlin menyatakan bahwa suatu negara harus mengekspor
barang yang secara intensif menggunakan faktor produksi yang relatif
melimpah di negara tersebut. Teori tersebut diuji secara empiris setelah Perang
Dunia II oleh ahli ekonomi Wassily Leontief dengan menggunakan analisis
input-output, sebuah teknik matematis untuk mengukur saling keterkaitan antar
sektor dari suatu ekonomi.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perdagangan internasional adalah perdagangan antar dua penduduk dari dua
negara. Penduduk tersebut dapat berupa individu, perusahaan, organisasi nirlaba,
atau bentuk-bentuk asosiasi lainnya. Merkantilisme adalah filosofi ekonomi abad
ke-16 yang menyatakan bahwa kemakmuran sebuah negara diukur dari simpanan
emas dan peraknya. Menurut merkantilisme, tujuan sebuah negara harus
memperbesar simpanan ini dengan meningkatkan ekspor menurunkan impor.
Menurut Adam Smith, ahli ekonomi Skotlandia yang dipandang sebagai bapak
ekonomi pasar bebas, permasalahan mendasar merkantilisme adalah bahwa kebijakan
ini mengaburkan akuisisi perolehan harga dengan akuisisi kekayaan. Smith menyerang
basis intelektual dari merkantilisme dan menunjukan bahwa kebijakan ini sebenarnya
melemahkan sebuah negara karena merenggut kemampuan individu untuk berdagang
secara bebas dan mendapatkan keuntungan dari pertukaran sukarela.
David Ricardo, seorang ahli ekonomi Inggris pada awal abad ke19, memecahkan
permasalahan ini dengan mengembangkan teori keunggulan komperatif yang
menyatakan bahwa sebuah negara harus memproduksi dan mengekspor barang dan
jasa yang mana mereka secara relatif lebih produktif dibandingkan negara lain dan
mengimpor barang dan jasa yang mana negara lain secara relatif lebih produktif
dibandingkan mereka.
Teori Hockscher-Ohlin menyatakan bahwa suatu negara harus mengekspor
barang yang secara intensif menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah di
negara tersebut. Teori tersebut diuji secara empiris setelah Perang Dunia II oleh
ahli ekonomi Wassily Leontief dengan menggunakan analisis input-output, sebuah
teknik matematis untuk mengukur saling keterkaitan antar sektor dari suatu
ekonomi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Griffin W. Ricky. 2014. Bisnis Internasional Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai