dalam negeri karena menjadi amanat konstitusi Republik Indonesia. • Proklamator dan Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta pun mengkonsepsikan koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa Indonesia. • Saat ini, ratusan ribu koperasi tercatat aktif di Indonesia. • Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, sampai akhir Desember 2018, ada 126.343 koperasi aktif di 34 provinsi dengan jumlah anggota mencapai 20-an juta orang. • Nilai volume usaha 126 ribu koperasi itu mencapai Rp145,8 triliun dengan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagikan ke jutaan anggota sebesar Rp6,1 triliun. • Akan tetapi, nilai di atas belum seberapa, Kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga 5 Juni 2019, baru 5,1 persen. • Oleh karena itu, Indonesia perlu lebih banyak koperasi yang dikelola secara baik dan inovatif. Landasan Hukum Koperasi Pendirian koperasi dan legalitasnya sebagai badan hukum selama ini diatur berdasarkan sejumlah peraturan perundang-undangan. Sejumlah peraturan tersebut adalah: • UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian • PP 4/1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian, dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi • PP 17/1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah • PP 9/1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi • PP 98/1998 tentang Modal Penyertaan oleh Koperasi • Kepmen Koperasi dan UKM Nomor 98 Tahun 2004 tentang Notaris Pembuat Akta Koperasi • Permen koperasi dan UKM Nomor 10 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Koperasi • Permen Koperasi dan UKM 15 tahun 2015 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi • Permen Koperasi dan UKM 9/2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian. • Permen KUMHAM 14/2019 tentang Pengesahan Koperasi. • Menurut pasal 1 (angka 1) UU Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang, atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. • Sedangkan dari segi tingkatan, koperasi dibedakan jadi koperasi primer dan sekunder. • Koperasi primer beranggotakan sejumlah orang (minimal 20). Sementara koperasi sekunder beranggotakan badan hukum koperasi (minimal 3). • Berdasar jenis usaha atau kepentingan ekonomi anggotanya, lembaga ini dibedakan menjadi koperasi produsen, koperasi konsumen, koperasi jasa, koperasi simpan-pinjam dan koperasi pemasaran. Syarat Pendirian Koperasi 1. Koperasi primer harus didirikan oleh minimal 20 orang yang punya kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Sedangkan pendiri koperasi sekunder minimal 3 badan hukum Koperasi 2. Para Pendiri atau kuasa pendiri koperasi mengajukan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi secara tertulis dan/atau secara elektronik kepada Menteri Koperasi dan UMKM sekarang dialihkan ke Menteri Hukum dan HAM 3. Pengajuan pengesahan akta pendirian koperasi perlu melampirkan: 2 rangkap akta pendirian koperasi dan satu di antaranya bermaterai; berita acara Rapat Pendirian Koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan; surat bukti penyetoran modal yang paling sedikit sebesar simpanan pokok; dan rencana awal kegiatan usaha Koperasi. Syarat Pendirian Koperasi 4. Berita acara Rapat Pendirian Koperasi harus dilengkapi: daftar hadir rapat pendirian; foto copy KTP pendiri sesuai daftar hadir; surat kuasa pendiri; surat rekomendasi instansi terkait dengan bidang usaha yang akan dijalani 5. Untuk koperasi sekunder harus ditambahkan dokumen: Hasil berita acara rapat pendirian koperasi dan surat kuasa koperasi primer dan/atau koperasi sekunder untuk pendirian koperasi sekunder; Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer dan/atau sekunder calon anggota; Koperasi primer dan/ atau sekunder calon anggota melampirkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) aktif 6. Ada syarat tambahan untuk pendirian koperasi simpan pinjam dan koperasi simpan pinjam syariah (bisa dilihat di pasal 10 ayat 5 dan 6 Permen Koperasi dan UKM 9/2018). Tahapan dan tata cara pendirian koperasi sesuai diatur Permen Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018 adalah: 3. Rapat Pendirian Koperasi • Dihadiri calon pendiri, minimal 20 orang (untuk 1. Perencanaan Pendirian Koperasi : koperasi primer) • Ada minimal 20 anggota • Dihadiri pejabat penyuluh dari dinas atau (koperasi primer) kementerian • Menentukan tempat kedudukan • Dapat dihadiri notaris koperasi 2. Penyampaian • Rapat pendirian koperasi dipimpin oleh pimpinan • Punya modal sendiri (minimal rencana dan dan sekretaris yang ditunjuk para pendiri dari simpanan pokok, bisa konsultasi ke • Rapat memilih pengurus dan pengawas serta dinas (daerah) menentukan masa bhaktinya ditambah simpanan wajib, • Rapat pendirian koperasi membahas rancangan hibah) atau pusat anggaran dasar • Tentukan nama koperasi (paling (Kementerian) • Hasil rapat dibuat dalam notulen rapat dan/atau sedikit 3 kata setelah frasa Berita Acara Rapat koperasi) • Notulen rapat atau berita acara rapat dituangkan • Buat rencana awal usaha Ada dalam rancangan Anggaran Dasar Koperasi calon pengurus dan pengawas • Notaris mencatat kesepakatan tentang pokok-pokok hasil pembahasan dalam rapat pendirian • Pokok-pokok hasil pembahasan dirumuskan dalam Akta Pendirian Koperasi Tahapan dan tata cara pendirian koperasi sesuai diatur Permen Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018 adalah: 6. Verifikasi Dokumen Permohonan 5. Pengajuan Pengesahan Akta Pendirian • Lampiran permohonan Pengesahan 4. Verifikasi Nama Koperasi Koperasi Akta Pendirian Koperasi yang • Notaris mengonfirmasi • Untuk mendapatkan pengesahan akta diajukan oleh pemohon dilengkapi penetapan nama pendirian Koperasi, pendiri atau kuasa persyaratan dan berkas dokumen koperasi pada Sistem para pendiri mengajukan permintaan pendukung (untuk memenuhi Administrasi Layanan pengesahan secara tertulis kepada syarat pendirian koperasi) Badan Hukum Koperasi menteri melalui Sisminbhkop • Dokumen diserahkan pemohon (Sisminbhkop) • Permintaan pengesahan diajukan untuk diperiksa dan diteliti oleh • Koperasi yang telah dengan melampirkan: 2 rangkap akta pejabat berwenang melalui memperoleh pendirian Koperasi, dan satu di Sisminbhkop persetujuan nama wajib antaranya bermaterai cukup; Berita • Pejabat yang berwenang mengajukan acara rapat pendirian Koperasi, menerbitkan tanda terima kepada permohonan Akta termasuk pemberian kuasa untuk pemohon, setelah dokumen Pendirian di dalam mengajukan permohonan pengesahan dinyatakan lengkap dan memenuhi waktu paling lama 30 apabila ada; bukti penyetoran modal persyaratan hari minimal sebesar simpanan pokok; dan • Berkas dokumen dan surat tanda rencana awal kegiatan usaha Koperasi terima disimpan oleh Notaris Tahapan dan tata cara pendirian koperasi sesuai diatur Permen Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018 adalah:
8. Pengesahan Pendirian Koperasi
7. Mekanisme di Sisminbhkop • Menteri menerbitkan keputusan pengesahan Akta • Permohonan pengesahan Akta Pendirian Pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 7 Koperasi dilakukan secara tertulis dengan hari terhitung sejak pengisian format isian akta pendirian mengisi Form Isian Akta Pendirian Koperasi dan dokumen yang diunggah dinyatakan telah dipenuhi sebagaimana tersedia pada Sisminbhkop secara lengkap dan benar • Permohonan pengesahan Akta Pendirian • Keputusan Menteri disampaikan kepada Pemohon Koperasi diajukan pemohon dengan cara secara elektronik. memindai dan mengunggah dokumen • Notaris bisa langsung mencetak Surat Keputusan Menteri • Administrator Sisminbhkop memeriksa format tentang pengesahan Akta Pendirian Koperasi isian dan dokumen dari pemohon • Keputusan pengesahan Akta Pendirian Koperasi • Apabila format isian tidak sesuai dengan dihimpun Kementerian Koperasi dan UKM dan dicatat ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam Buku Daftar Umum Koperasi dan dapat dibuat pejabat berwenang memberitahukan alasan secara elektronik penolakan kepada pemohon secara elektronik • Kementerian Koperasi dan UKM wajib menyampaikan • Penolakan dapat dikoreksi atau diperbaiki salinan keputusan pengesahan Akta Pendirian Koperasi pemohon dan selanjutnya disampaikan kepada Dinas (provinsi/kabupaten/kota) di lokasi kembali melalui Sisminbhkop kedudukan koperasi. PEMBUBARAN KOPERASI • Alasan Pembubaran Koperasi Koperasi sebagai suatu organisasi ekonomi yang berstatus badan hukum, hidup-berkembang, tumbuhmati • bubarnya Koperasi diatur dengan suatu peraturan, baik yang dibuat oleh Pemerintah ataupun yang dibuat oleh anggota Koperasi seperti dimuat di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. • Dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang untuk selanjutnya disebut dengan Undang-undang Perkoperasian, ketentuan Pasal 46 sampai Pasal 50 mengatur tentang cara pembubaran Koperasi beserta penjelasanya. Menurut ketentuan Pasal 46 Undang-undang Perkoperasian terdapat 2 (dua) cara yang dapat dilakukan untuk membubarkan Koperasi, yaitu : 1. Keputusan Rapat Anggota • Pembubaran koperasi atas kehendak Rapat Anggota • Sebagai perangkat organisasi yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi, dalam memutuskan untuk membubarkan Koperasi terlebih dahulu memperhitungkan dan mempertimbangkan baik- buruk, untung-rugi dari keputusan yang akan diambil tersebut. • Jika ternyata Koperasi tersebut sudah tidak dapat diharapkan kelangsungan hidupnya, barulah rapat anggota boleh mengambil keputusan untuk membubarkan koperasi tersebut. 2 Keputusan Pemerintah • Berdasarkan Pasal 48 Undangundang Perkoperasian, Pemerintah diberikan kewenangan untuk membubarkan Koperasi berdasarkan alasan-alasan tertentu. • Berdasarkan peraturan pemerintah ini, kewenangan Pemerintah untuk membubarkan Koperasi dilimpahkan kepada Menteri yang membidangi Koperasi dan pelaksanaanya dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk Menteri. • Pembubaran koperasi atas kehendak pemerintah hanya dilakukan bila koperasi dirasakan dapat membahayakan atau menghambat sistem perkoperasian, misalnya ternyata kelangsungan hidupnya tidak dapat dipertahankan (meskipun sudah diberikan bantuan atau bimbingan), telah benar-benar terbukti melanggar peraturan yang berlaku, koperasi terbukti sudah tidak sejalan lagi dengan kepentingan para anggotanya, tidak sejalan dengan Undang-undang Perkoperasian atau Anggaran dasar Koperasi Pembentukan Tim Penyelesai • Selama dalam proses penyelesaian, sesuai Pasal 52 UU Perkoperasian Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan “Koperasi dalam penyelesaian”. • Pembentukan Tim Penyelesai ditunjuk berdasarkan Keputusan Rapat Anggota dilakukan setelah Rapat Anggota Pembubaran Koperasi memutuskan pembubaran koperasi. • Jadi Rapat Anggota memutuskan pembubaran sekaligus menunjuk dan memberi kuasa kepada beberapa Anggota dan Pengurus untuk melaksanakan penyelesaian pembubaran koperasi sebagai Tim Penyelesai. Pertanggungjawaban pengurus koperasi yaitu : Berdasarkan Pasal 34 UU Perkoperasian dikatakan bahwa pertanggungjawaban pengurus terhadap pembubaran koperasi baik berdasarkan Keputusan Rapat Anggota maupun Keputusan Pemerintah adalah : • baik bersama-sama maupun pribadi menanggung kerugian yang diderita oleh koperasi apabila pengurus terbukti melakukan kesengajaan atau kelalaian. • Apabila kelalaian pengurus tersebut melibatkan beberapa orang anggota pengurus, maka mereka akan menanggung kerugian yang terjadi secara bersama-sama. • Jika seorang anggota pengurus tersebut dapat membuktikan bahwa kerugian tersebut tidak disebabkan karena kelalaiannya maka anggota pengurus tersebut bebas dari tanggungannya. • Dalam hal penentuan tanggungan pengurus ini tidak tercapai kesepakatan maka jalan keluar yang harus ditempuh adalah mencari penyelesaian secara hukum