Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Koperasi

 Menurut pasal 1 (angka 1) UU Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang


beranggotakan orang seorang, atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan.

 Sedangkan dari segi tingkatan, koperasi dibedakan jadi koperasi primer dan sekunder.
Koperasi primer beranggotakan sejumlah orang (minimal 20). Sementara koperasi
sekunder beranggotakan badan hukum koperasi (minimal 3). Berdasar jenis usaha
atau kepentingan ekonomi anggotanya, lembaga ini dibedakan menjadi koperasi
produsen, koperasi konsumen, koperasi jasa, koperasi simpan-pinjam dan koperasi
pemasaran.

Syarat Pendirian Koperasi

Untuk mendirikan koperasi terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi, berikut
persyaratannya:

 Koperasi primer harus didirikan oleh minimal 20 orang yang punya kegiatan dan
kepentingan ekonomi yang sama. Sedangkan pendiri koperasi sekunder minimal 3
badan hukum Koperasi

 Para Pendiri atau kuasa pendiri koperasi mengajukan permintaan pengesahan akta
pendirian koperasi secara tertulis dan/atau secara elektronik kepada Menteri Koperasi
dan UKM.

 Pengajuan pengesahan akta pendirian koperasi perlu melampirkan: 2 rangkap akta


pendirian koperasi dan satu di antaranya bermaterai; berita acara Rapat Pendirian
Koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan;
surat bukti penyetoran modal yang paling sedikit sebesar simpanan pokok; dan
rencana awal kegiatan usaha Koperasi.

 Berita acara Rapat Pendirian Koperasi harus dilengkapi dengan daftar hadir rapat
pendirian, foto copy KTP pendiri sesuai daftar hadir, surat kuasa pendiri, surat
rekomendasi instansi terkait dengan bidang usaha yang akan dijalani.

 Untuk koperasi sekunder harus ditambahkan dokumen: Hasil berita acara rapat
pendirian koperasi dan surat kuasa koperasi primer dan/atau koperasi sekunder untuk
pendirian koperasi sekunder; Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer
dan/atau sekunder calon anggota; Koperasi primer dan/ atau sekunder calon anggota
melampirkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) aktif .

 Ada syarat tambahan untuk pendirian koperasi simpan pinjam dan koperasi simpan
pinjam syariah (bisa dilihat di pasal 10 ayat 5 dan 6 Permen Koperasi dan UKM
9/2018).
Tahapan Pendirian Koperasi

Mengenai tahapan dan tata cara pendirian koperasi sesuai diatur Permen Koperasi dan
UKM Nomor 9 Tahun 2018 adalah:

1. Perencanaan Pendirian Koperasi

 Ada minimal 20 anggota (koperasi primer)

 Menentukan tempat kedudukan koperasi

 Punya modal sendiri (minimal dari simpanan pokok, bisa ditambah


simpanan wajib, hibah)

 Tentukan nama koperasi (paling sedikit 3 kata setelah frasa koperasi)

 Buat rencana awal usaha

 Ada calon pengurus dan pengawas.

2. Penyampaian rencana dan konsultasi ke dinas (daerah) atau pusat (Kementerian)

3. Rapat Pendirian Koperasi

 Dihadiri calon pendiri, minimal 20 orang (untuk koperasi primer) .

 Dihadiri pejabat penyuluh dari dinas atau kementerian .

 Dapat dihadiri notaris.

 Rapat pendirian koperasi dipimpin oleh pimpinan dan sekretaris yang


ditunjuk para pendiri .

 Rapat memilih pengurus dan pengawas serta menentukan masa bhaktinya

 Rapat pendirian koperasi membahas rancangan anggaran dasar.

 Hasil rapat dibuat dalam notulen rapat dan/atau Berita Acara Rapat .

 Notulen rapat atau berita acara rapat dituangkan dalam rancangan


Anggaran Dasar Koperasi.

 Notaris mencatat kesepakatan tentang pokok-pokok hasil pembahasan


dalam rapat pendirian.

 Pokok-pokok hasil pembahasan dirumuskan dalamAkta Pendirian Koperai

Verifikasi Nama Koperasi

 Notaris mengonfirmasi penetapan nama koperasi pada Sistem Administrasi Layanan


Badan Hukum Koperasi (Sisminbhkop)
 Koperasi yang telah memperoleh persetujuan nama wajib mengajukan permohonan
Akta Pendirian di dalam waktu paling lama 30 hari

Pengajuan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi

 Untuk mendapatkan pengesahan akta pendirian Koperasi, pendiri atau kuasa para
pendiri mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis kepada menteri melalui
Sisminbhkop

 Permintaan pengesahan diajukan dengan melampirkan: 2 rangkap akta pendirian


Koperasi, dan satu di antaranya bermaterai cukup; Berita acara rapat pendirian
Koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan
apabila ada; bukti penyetoran modal minimal sebesar simpanan pokok; dan rencana
awal kegiatan usaha Koperasi

Verifikasi Dokumen Permohonan

 Lampiran permohonan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi yang diajukan oleh


pemohon dilengkapi persyaratan dan berkas dokumen pendukung (untuk memenuhi
syarat pendirian koperasi)

 Dokumen diserahkan pemohon untuk diperiksa dan diteliti oleh pejabat berwenang
melalui Sisminbhkop

 Pejabat yang berwenang menerbitkan tanda terima kepada pemohon, setelah


dokumen dinyatakan lengkap dan memenuhi persyaratan

 Berkas dokumen dan surat tanda terima disimpan oleh Notaris

Mekanisme di Sisminbhkop

 Permohonan pengesahan Akta Pendirian Koperasi dilakukan secara tertulis dengan


mengisi Form Isian Akta Pendirian Koperasi sebagaimana tersedia pada Sisminbhkop

 Permohonan pengesahan Akta Pendirian Koperasi diajukan pemohon dengan cara


memindai dan mengunggah dokumen

 Administrator Sisminbhkop memeriksa format isian dan dokumen dari pemohon

 Apabila format isian tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,


pejabat berwenang memberitahukan alasan penolakan kepada pemohon secara
elektronik

 Penolakan dapat dikoreksi atau diperbaiki pemohon dan selanjutnya disampaikan


kembali melalui Sisminbhkop.
Pengesahan Pendirian Koperasi

 Menteri menerbitkan keputusan pengesahan Akta Pendirian koperasi dalam jangka


waktu paling lama 7 hari terhitung sejak pengisian format isian akta pendirian dan
dokumen yang diunggah dinyatakan telah dipenuhi secara lengkap dan benar.

 Keputusan Menteri disampaikan kepada Pemohon secara elektronik.

 Notaris bisa langsung mencetak Surat Keputusan Menteri tentang pengesahan Akta
Pendirian Koperasi.

 Keputusan pengesahan Akta Pendirian Koperasi dihimpun Kementerian Koperasi dan


UKM dan dicatat dalam Buku Daftar Umum Koperasi dan dapat dibuat secara
elektronik.

 Kementerian Koperasi dan UKM wajib menyampaikan salinan keputusan pengesahan


Akta Pendirian Koperasi kepada Dinas (provinsi/kabupaten/kota) di lokasi kedudukan
koperasi.

Koperasi simpan pinjam

adalah koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha.
Berbeda dengan badan usaha lain yang didirikan dengan prinsip mencari keuntungan sebesar-
besarnya, koperasi harus menjalankan usahanya sesuai dengan nilai dan prinsip yang dianut,
seperti kekeluargaan, demokrasi, dan persamaan. Selain itu, dalam koperasi siapapun dapat
bergabung menjadi anggota karena prinsip keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

Sama halnya dengan PT, koperasi juga merupakan salah satu badan usaha yang memiliki
status badan hukum sehingga saat didirikan koperasi harus melakukan pemisahan kekayaan
para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha. Koperasi sendiri dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi primer adalah
koperasi yang didirikan dan beranggotakan oleh paling sedikit 20 orang perseorangan dengan
memisahkan sebagian kekayaan pendiri atau anggota sebagai modal awal koperasi.
Sedangkan koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
koperasi.

Dalam menjalankan usahanya, koperasi simpan pinjam akan melakukan pengelolaan


simpanan milik anggotanya dari mulai simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dan
simpanan sukarela hingga hibah yang diperoleh. Ketika ada yang membutuhkan, koperasi
simpan pinjam akan memberikan pinjaman atau kredit dan anggota yang meminjam harus
mengembalikan pinjaman tersebut beserta jasanya. Pengurus koperasi kemudian akan
memberikan pendapatan dari hasil kegiatan usaha tersebut untuk para anggotanya.  

Pendirian koperasi dilakukan dengan akta pendirian koperasi yang dibuat oleh notaris
dalam bahasa Indonesia. Apabila di wilayah kecamatan tempat didirikannya koperasi tidak
terdapat notaris maka akta pendirian dapat dibuat oleh camat yang telah disahkan sebagai
pejabat pembuat akta koperasi oleh menteri. Akta pendirian harus memuat anggaran dasar
dan keterangan lain yang berkaitan dengan pendirian koperasi.

Keterangan yang dimaksud setidaknya harus memuat :

 Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, tempat tinggal, dan pekerjaan pendiri
perseorangan atau nama, tempat kedudukan, dan alamat lengkap. Khusus untuk
pendirian koperasi sekunder maka harus dicantumkan pula nomor dan tanggal
pengesahan badan hukum koperasi pendiri.

 Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, tempat tinggal, dan pekerjaan
Pengawasdan Pengurus yang pertama kali diangkat. Karena biasanya koperasi didirikan
oleh lebih dari satu pendiri maka dalam pembuatan akta pendirian seorang pendiri dapat
diwakili oleh pendiri lain berdasarkan surat kuasa. Akta pendirian yang telah dibuat
kemudian diajukan oleh para pendiri secara bersama-sama atau melalui kuasanya kepada
Setelah permohonan pengajuan nama koperasi diterima, pemohon dapat mengajukan
permohonan pengesahan akta pendirian koperasi. Permohonan pengesahan akta
pendirian tersebut harus dimuat atau dinyatakan dalam akta notaris dan diajukan dalam
jangka waktu paling lama 60 hari terhitung sejak tanggal akta pendirian telah
ditandatangani. Pemohon juga harus mengisi formulir serta melengkapi sejumlah
dokumen pendukung. Dokumen yangdimaksudmeliputi

1. Minuta akta pendirian koperasi, beserta berkas pendukung akta;

2. Berita acara rapat pendirian koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk


mengajukan permohonan pengesahan;

3. Surat bukti penyetoran modal, paling sedikit sebesar simpanan pokok serta
dapa tditambah simpanan wajibdan hibah;

4. Rencana kerja koperasi. Khusus untuk koperasi simpan pinjam dan koperasi
yang memiliki unit usaha simpan pinjam maka terdapat dokumen persyaratan
khusus yang meliputi rencana kerja paling singkat 3 tahun, administrasi dan
pembukuan, nama dan riwayat hidup calon pengelola, serta daftar saran.

Setelah memperoleh pengesahan, koperasi juga harus mengajukan izin usaha dan izin
operasional koperasi. Izin usaha simpan pinjam oleh koperasi yang dimaksud terdiri atas

1. Izin Koperasi Simpan Pinjam (KSP)/Unit Simpan Pinjam Koperasi (USP);

2.  Izin Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS)/Unit


Simpan PinjamdanPembiayaanSyariah(USPPS).

Sedangkan izin operasional, terdiri atas

 izin pembukaan kantor cabang,

 izin pembukaan kantor cabang pembantu,


 izin pembukaan kantor kas.  Pemohon dapat mengajukan izin tersebut dengan
cara memasukan Nomor Pengesahan Badan Hukum Koperasi dilaman OSS.

Anda mungkin juga menyukai