NO. BP : 1710112141
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dalam undang undang ini
menegaskan bahwa pembinaan koperasi, pengesahan perubahan anggaran dasar dan pemberian
status badan hukum koperasi merupakan wewenang serta tanggung jawab pemerintah.
Wewenang tersebut dapat dilimpahkan pada menteri yang membidangi koperasi. Dengan
demikian pemerintah bukan untuk mencampuri urusan internal organisasi koperasi namun hanya
mengawasi dan memperhatikan prinsip kemandirian koperasi.
Undang undang ini di susun dengan maksud untuk memperjelas dan mempertegas jati
diri, tujuan, peran, manajemen, kedudukan serta pemodalan dan pembinaan koperasi agar dapat
terwujudnya kehidupan koperasi sesuai dengan azas koperasi yaitu azas kekeluargaan.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Koperasi perlu diberikan
status badan hukum agar dapat melaksanakan fungsi dan perannya secara efektif . Untuk
mendapatkan status badan hukum koperasi harus memperoleh akta pendirian yang sudah
mendapatkan pengesahan dari pemerintah yang selanjutnya koperasi bertindak secara mandiri
dan melakukan tindakan hukum sesuai maksud dan tujuannya.
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
Peraturan pemerintah ini mengatur tentang prinsip modal yang meliputi sumber modal
penyertaan, hak dan kewjiban, pengelolaan dan pengawasan, perjanjian sebagai dasar
penyelenggaraan, pengalihan modal penyertaan dan ketentuan peralihan dibiayai oleh modal
penyertaan bagi koperasi yang selama ini telah menyelenggarakan usaha. Pelaksanaan modal
penyertaan perlu diatur dalam sebuah peraturan pemerintah untuk mempertegas kedudukan
modal penyertaan dan memberikan kepastian hukum bagi pemodal dan koperasi.
Koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana diketahui sistem itu merupakan
himpunan komponen-komponen atau bagian yang saling berkaitan yang secara bersama-sama
berfungsi mencapai tujuan.
Tujuan yang dimaksud adalah tujuan ekonomi atau dengan kata lain bahwa koperasi
harus berdasarkan atas motif ekonomi atau mencari keuntungan, sedangkan bagian-bagian yang
saling berkaitan tersebut merupakan unsur-unsur ekonomi seperti digunakannya sistem
pembukuan yang baku, ditiadakannya pemeriksaan secara periodic, adanya cadangan, dan
sebagainya. Sedangkan unsur sosial, bukan dalam arti kedermawanan, tetapi lebih untuk
menerangkan kedudukan anggota dan hubungan anggota dengan pengurus. Juga unsur sosial
ditemukan dalam cara koperasi yang demokratis, kesamaan derajat, kebebasan keluar masuk
anggota, calon anggota, persaudaraan, pembagian sisa hasil usaha kepada anggota secara
proposional dengan jasanya, serta menolong diri sendiri.
Untuk mendirikan koperasi terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Berikut
persyaratannya:
a. Koperasi primer harus didirikan oleh minimal 20 orang yang punya kegiatan dan
kepentingan ekonomi yang sama. Sedangkan pendiri koperasi sekunder minimal 3
badan hukum Koperasi;
b. Para Pendiri atau kuasa pendiri koperasi mengajukan permintaan pengesahan akta
pendirian koperasi secara tertulis dan/atau secara elektronik kepada Menteri
Koperasi dan UKM;
c. Pengajuan pengesahan akta pendirian koperasi perlu melampirkan: 2 rangkap akta
pendirian koperasi dan satu di antaranya bermaterai; berita acara Rapat Pendirian
Koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan;
surat bukti penyetoran modal yang paling sedikit sebesar simpanan pokok; dan
rencana awal kegiatan usaha Koperasi;
d. Berita acara Rapat Pendirian Koperasi harus dilengkapi: daftar hadir rapat
pendirian; foto copy KTP pendiri sesuai daftar hadir; surat kuasa pendiri; surat
rekomendasi instansi terkait dengan bidang usaha yang akan dijalani;
e. Untuk koperasi sekunder harus ditambahkan dokumen: Hasil berita acara rapat
pendirian koperasi dan surat kuasa koperasi primer dan/atau koperasi sekunder
untuk pendirian koperasi sekunder; Keputusan pengesahan badan hukum koperasi
primer dan/atau sekunder calon anggota; Koperasi primer dan/ atau sekunder
calon anggota melampirkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) aktif;
f. Ada syarat tambahan untuk pendirian koperasi simpan pinjam dan koperasi
simpan pinjam syariah (bisa dilihat di pasal 10 ayat 5 dan 6 Permen Koperasi dan
UKM 9/2018).
Tahapan Pendirian Koperasi Mengenai tahapan dan tata cara pendirian koperasi sesuai
diatur Permen Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018 adalah:
Sumber:
Pachta W., Andjar dkk. 2008. Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendirian,
dan Modal Usaha. Jakarta: Kencana.
Website:
Tirto.id