PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Zaman dan teknologi yang terus berkembang seperti pada zaman modern saat ini,
terus menghasilkan barang-barang atau produk-produk yang tentunya memiliki kualitas yang
jauh lebih baik dari yang ada sebelumnya. Ketika barang atau produk tersebut ingin di
pasarkan atau di perkenalkan kepada masyarakat, tentunya barang atau produk tersebut
haruslah memiliki merek. Agar masyarakat dapat lebih mengenal barang atau produk yang di
hasilkan oleh suatu perusahaan tersebut dan juga, dengan adanya merek dapat menjadi
pembangun suatu karakter bagi perusahaan terhadap barang atau produk yang dihasilkannya.
Sehingga merek dapat sebagai tanda pembeda antara hasil barang atau produk dari
suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hak Merek ini merupakan suatu hak ekslusif
yang diberikan oleh negara pemilik merek terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka
waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada
pihak lain untuk menggunakannya.
1
BAB II
PERMASALAHAN
A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah yang akan
dikemukakan adalah sebagai berikut:
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui hak merek, siapa yang berhak mengajukan hak merek, dan hal-hal
yang berkaitan dengan hak merek;
2. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan administrasi hak merek;
3. Untuk mengetahui pelaggaran atas hak merek.
2
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sejarah Merek
Merek telah digunakan sejak ratusan tahun untuk memberikan tanda dari produk yang
dihasilkan dengan maksud menunjukan asal-usul barang (indication of origin). Merek dan
sejenisnya dikembangkan oleh para pedagang sebelum adanya indusrialisasi. Bentuk sejenis
merek mulai dikenal dari bentuk tanda resmi (hallmark) di Inggris bagi tukang emas, tukang
perak, dan alat-alat pemotong. Sistem tanda resmi seperti itu terus dipakai karena dapat
membedakan dari penghasil barang sejenis lainnya.1
Kasus mengenai merek yang pertama diselesaikan di pengadilan Inggris adalah kasus
Lord Hadwicke L.C. in Blanchard lawan Hill pada tahun 1742. Sedangkan peraturan
merek yang pertama dibuat ialah Merchandise Marks Act pada tahun 1862. Sebelumnya
Inggris pada tahun 1857 telah mengadopsi sistem pendaftaran merek dari hukum Prancis. 3
3
Dalam sejarah perundang-undangan merek di Indonesia dapat dicatat bahwa pada
masa colonial Belanda berlaku Reglement Industriele Eigendom (RIE) yang dimuat dalam
Stb. 1912 No. 545 Jo. Stb. 1913 No. 214.5 Kemudian pada zaman penjajahan Jepang
dikeluarkan peraturan merek yang dikenal dengan Osamu Seirei Nomor 30 tentang
Menyambung Pendaftaran Cap Dangang yang mulai berlaku pada tanggal 1 bulan 9 tahun
Syowa (2603). Selanjutnya peraturan-peraturan tersebut diganti dengan undang-undang
Nomor 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan. Kemudian diganti
pula dengan Undang-undang nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek dan diubah dengan
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang perubahan undang-undang Nomor 19 Tahun
1992 tentang Merek, dan pada tahun 2001 diganti pula dengan Undang-undang nomor 15
Tahun 2001 tentang Merek.6
Untuk memahami apa yang dimaksudkan dengan hak merek, terlebih dahulu
diperlukannya pemahaman mengenai apa itu merek, berdasarkan Kamus Besar Indonesia
(selanjutnya: KBBI) merek adalah:
me-rek /mérek/ n 1 tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan
sebagainya) pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal; cap (tanda) yang
menjadi pengenal untuk menyatakan nama dan sebagainya.7
Merek adalah alat untuk membedakan barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
perusahaan. Menurut Prof. Molengraaf:
4
nomor 19 Tahun 1992 tentang merek, dicantumkan rumusan merek pada pasal 1 angka 1,
yaitu:
“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
Susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.”
Sebuah merek dapat disebut merek apabila memenuhi syarat mutlak berupa adanya
daya pembeda yang cukup (capable of distinguishing). Maksudnya, tanda yang dipakai (sign)
tersebut mempunyai kekuatan untuk membedakan barang atau jasa yang diproduksi sesuatu
perusahaan dari perusahaan lainnya.
“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
Susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.”
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakannya dengan barang sejenis lainnya. Sedangkan merek jasa adalah merek yang
digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan jasa-jasa lainnya yang sejenis.
5
Kelas barang atau jasa adalah kelompok jenis barang atau jasa yang mempunyai
persamaan dalam sifat, cara pembuatan, dan tujuan penggunaannya. Pada prinsipnya suatu
permohonan pendaftara bagi suatu barang atau jasa tertentu hanya dapat diajukan untuk satu
kelas barang atau jasa, tetapi dalam hal dibutuhkan pendaftaran untuk lebih dari satu kelas,
maka terhadap setiap kelas yang diinginkan harus diajukan permohonan pendaftarannya.
4. Fungsi Merek
Dengan melihat arti kata merek dan objek yang dilindunginya, maka merek digunakan
untuk membedakan barang atau produksi perusahaan lain yang sejenis. Dengan demikian,
merek adalah tanda pengenal asal barang dan jasa, sekaligus mempunyai fungsi
menghubungkan barang dan jasa yang bersangkutan dengan produsennya, maka hal itu
menggambarkan jaminan kepribadian (individuality) dan reputasi barang dan jasa hasil
usahannya tersebut suatu diperdagangkan.
Merek juga memberikan jaminan nilai atau kualitas dari barang dan jasa yang
bersangkutan. Selanjutnya merek juga berfungsi untuk sarana promosi (means of trade
promotion) dan reklame bagi produsen atau pengusaha-pengusaha yang memperdagangkan
barang dan jasa bersangkutan.
Merek juga dapat berfungsi merangsang pertumbuhan industry dan perdagangan yang
sehat, dan menguntungkan semua pihak.
5. Merek Dagang
Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 mengartikan
merek dadang sebagai berikut:
Setiap lambang, atau kombinasi dari beberapa lambang, yang mampu membedakan
barang atau jasa suatu usaha dari usaha lain, dapat menjadi merek dagang. Lambang-lambang
8
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek
6
dimaksud, terutama yang berupa rangkaian kata-kata dari nama pribadi, huruf, angka, unsur
figur dan kombinasi dari beberapa warna dapat didaftarkan sebagai Merek Dagang. Pemilik
merek dagang terdaftar mempunyai hak eksklusif untuk mencegah pihak ketiga yang tidak
memperoleh izinnya untuk menggunakan merek dagang tersebut untuk usaha yang sejenis,
atau menggunakan lambang yang mirip untuk barang yang sejenis, atau mirip dengan barang
untuk mana suatu merek dagang didaftarkan, di mana penggunaan tersebut dapat
menyebabkan ketidakpastian.
Merek Dagang dipakai pada barang berdasarkan kelas-kelasnya. Kelas barang adalah
kelompok jenis barang yang mempunyai persamaan dalam sifat, cara pembuatan, dan tujuan
penggunaannya. Kelas barang bagi pendaftaran merek diatur dalam Peraturan Pemerintah
6. Merek Jasa
Yang dimaksudkan dengan Merek Jasa berdasarkan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001 adalah:
3. Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
Merek jasa sebagaimana merek dagang juga dipakai pada jasa berdasarkan kelas-
kelasnya. Yang dimaksud kelas jasa yaitu kelompok jenis jasa yang mempunyai persamaan
dalam sifat dan tujuan penggunaannya.
7. Merek Kolektif
Di dalam Konvensi Paris diatur mengenai merek kolektif. Merek kolektif ini
merupakan merek dari suatu perkumpulan atau asosiasi.
9
Loc. Cit, Pasal 1 ayat (3)
7
Pengertian merek kolektif, menurut ketentuan peraturan yang lama tercantum pada
ketentuan pasal 1 angka 4 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang merek, yaitu:
“Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa
sejenis lainnya.”
a. Sifat, ciri-ciri umum atau mutu dari barang atau jasa yang diproduksi dan
perdagangannya akan menggunakan merek kolektif tersebut.
b. Ketentuan bagi pemilik merek kolektif untuk melakukan pengawasan yang efektif
atas penggunaan merek tersebut dengan peraturan.
c. Sanksi atas penggunaan merek kolektif yang bertentangan dengan peraturan.
Menurut Soedjono Dirdjosisworo, subjek hukum atau subject van een recht yaitu
“orang” yang mempunyai hak, manusia pribadi atau badan hukum yang berhak, berkehendak
atau melakukan perbuatan hukum11.
Orang yang memperoleh hak atas merek disebut pemilik hak atas merek, namanya
terdaftar dalam Daftar Umum Merek yang diumumkan dalam Berita Resmi Merek. Menurut
Abdulkadir Muhammad Pemilik Merek terdiri dari:
a. Orang perseorangan (one person);
b. Beberapa orang secara bersama-sama (several persons jointly), atau
10
Abdulkadir Muhammad. 2007. Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual. PT. Cntra Aditya Bakti,
Bandung. hal 136.
11
Ibid
8
c. Badan hukum (legal entity).12
12
Abdulkadir Muhammad. Op. Cit, hal. 130.
13
Pasal 503 Kitab UndangUndang Hukum Perdata
9
Permohonan pendaftaran merek diajukan secara tertulis kepada Ditjen HKI. Surat
permohonan pendaftaran merek tersebut harus diajukan dalam bahasa Indonesia kepada
Ditjen HKI, di dalam permohonan pendaftaran harus memuat:
a. Surat pernyataan merek yang dimintakan pendaftaran adalah miliknya.
b. Dua puluh helai etiket merek yang bersangkutan. Jika etiket merek itu ditulis dalam bahasa
asing wajib disertai terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.
c. Tambahan Berita Negara yang memuat akta pendirian badan hukum atau salinan yang sah
akta pendirian badan hukum apabila pemilik merek adalah badan hukum.
d. Surat kuasa apabila permintaan pendaftaran merek dikuasakan kepada orang lain.
e. Pembayaran seluruh biaya dalam rangka permintaan pendaftaran merek yang sejenis, yang
besarnya ditetapkan oleh Menteri Kehakiman.
Suatu merek dapat menjadi merek terdaftar harus melalui prosedur pendaftaran
merek. Setelah terdaftar di Dirjen HKI, pemilik merek memperoleh hak atas merek.
10
2) Kasus Lexus
3) Kasus Monster Energy Company
4) Kasus Bioneuron
5) Kasus IKEA14
E. Pengaturan Merek
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi
Geografis
1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1995 Tentang Komisi Banding
Merek ditetapkan Tanggal 29 Agustus 1995
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1993 Tentang Kelas Barang
atau Jasa Bagi Pendaftaran Merek ditetapkan Tanggal 31 Maret 1999
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif
Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Kementrian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
1) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
2016 tentang Pendaftaran Merek
1) Keputusan Direktur Jendral Kekayaan Intelektual Nomor HKI-02. KI. 06. 01 Tahun 2017
tentang Penetapan Formulir Permohonan Merek15
11
yang diadakan pada tanggal 20 Maret tahun 1883, yang khusus diadakan untuk memberikan
perlindungan pada hak milik perindustrian. Konvensi ini ditandatangani oleh 11 negara
peserta. Kemudian anggotanya bertambah hingga pada tanggal 1 Januari tahun 1976
berjumlah 82 negara, termasuk Indonesia. Teks yang berlaku untuk Republik Indonesia
adalah teks revisi dari Paris Convention yang dilakukan di London pada tahun 1934.16
16
https://www.kompasiana.com/anasofiana/584fe751967a612e13cc809d/perlindungan-merek-secara-
internasional diakses pada 26 Februari 2019 jam 19.34
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk, dimana merek suatu
produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek tidak hanya sebuah
nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-
produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu akan
lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada saat
pembelian ulang produk tersebut. Pada dasarnya merek terdiri dari dua bagian yaitu bagian
yang dapat diucapkan yaitu nama merek, dan bagian yang dapat dikenali tetapi tidak dapat
diucapkan yaitu tanda merek.
Bahwa telah kita bahas dihalaman sebelumnya tentang perlindungan terhadap pemilik hak
merk sudah sangat ketat dengan melalui beberapa tahap proses penyeleksian terhadap
pendaftaran merk dan itu dibuktikannya dengan beberapa undang-undang dan peraturan
pemerintah Republik Indonesia yang selalu di perbaharui seiring perkembangan dan semakin
maraknya persaingan di dunia perdagangan baik nasional maupun internasional. Sehingga
dengan adanya beberapa regulasi tersebut dapat menekan berbagai macam tindak kejahatan
dibidang Hak Kekayaan Intelektual khususnya Merk.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan melalui penulisan makalah ini ialah, agar setiap orang
yang membacanya dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan merek serta bagaimana
tahapan- tahapan dalam pendaftarannya, kita juga harus mngerti agar suatu saat tidak terjadi
hal – hal yang tidak diinginkan mengenai penetapan merek yang akan dibuat maupun
menjaga merek yang telah dimliki dengan mendaftarkannya sebagai bukti kepemilikan merek
tertentu.
13
DAFTAR PUSTAKA
Djumhana, Muhammad dan Djubaedillah. 2003. Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori, dan
Prakteknya di Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Saidin, OK. 2004. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
KBBI ke V.
14