MANAJEMEN A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Bentuk koperasi berdasarkan undang – undang koperasi
Penjenisan koperasi diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian yang mana menyebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan
kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dengan demikian, sebelum kita mendirikan
koperasi harus metentukan secara jelas keanggotaan dan kegiatan usaha. Dasar untuk
menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi
anggotanya.
Beberapa jenis koperasi menurut ketentuan undang-undang, adalah :
a. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat baik selaku
konsumen maupun produsen barang. Usaha koperasi jenis ini adalah
menyelenggarakan fungsi penghimpun dana dan menyediakan pinjaman/modal untuk
kepentingan anggota, baik selaku konsumen maupun produsen. Koperasi ini dapat
dianggap pula sebagai koperasi jasa.
b. Koperasi Konsumen adalah koperasi yang beranggotakan para konsumen atau
pemakai barang kebutuhan sehari-hari. Usaha koperasi jenis ini adalah
menyelenggarakan fungsi penyedia barang-barang keperluan sehari-hari untuk
kepentingan anggota dan masyarakat selaku konsumen.
c. Koperasi Produsen adalah koperasi yang beranggotakan para produsen barang dan
memiliki usaha rumah tangga. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan
fungsi penyedia bahan/sarana produksi, pemrosesan dan pemasaran barang yang
dihasilkan anggota selaku produsen.
d. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang beranggotakan para pemasok barang hasil
produksi. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi
pemasaran/distribusi barang yang dihasilkan/diproduksi oleh anggota.
e. Koperasi Jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi pelayanan jasa tertentu
untuk kepentingan anggota, misalnya jasa asuransi, angkutan, audit, pendidikan dan
pelatihan, dan sebagainya
Perlu diketahui, setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil,dan
Menengah (PP 7/2021), dalam Pasal 4 PP 7/2021 menyatakan, bahwa koperasi memperoleh
status badan hukum pada tanggal diterbitkan surat keputusan Menteri Hukum dan HAM
(Menkumham).
Adapun prosedur pendirian koperasi diatur dalam Pasal 12 Permen KUKM 9/2018, sebagai
berikut:
Rapat pembentukan koperasi dapat dilakukan secara daring dan/atau luring. Hal ini guna
memaksimalkan kehadiran setiap anggota koperasi, khususnya dalam menyampaikan
pendapatnya. Hasil rapat pembentukan dinyatakan dengan notulen atau berita acara yang
ditandatangani oleh pimpinan rapat, dalam bentuk paraf atau tanda tangan dengan tinta basah
atau elektronik.
Rapat pembentukan tersebut, membahas materi rancangan anggaran dasar. Adapun isi dari
anggaran dasar dalam akta pendirian koperasi, yaitu:
→ Setelah rapat pembentukan selesai maka Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK) dapat
membuat akta pendirian koperasi.
→ Selanjutnya para pendiri atau kuasa pendiri dapat mengajukan akta pendirian koperasi
kepada Menteri dalam jangka waktu 30 hari setelah koperasi mendapat persetujuan nama
koperasi dari sistem Administrasi Hukum Umum (AHU) online. Apabila dalam jangka
waktu tersebut koperasi tidak mengajukan akta pendirian koperasi, maka persetujuan nama
koperasi melalui AHU online kadaluarsa.
Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018 telah mengatur tentang
tahapan dan tata cara pendirian koperasi, yaitu :
Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM No. 9/2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan
Perkoperasian telah mengatur mengenai persyaratan pendirian Koperasi di Indonesia.
Pendirian koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat pendirian koperasi yang harus
dihadiri oleh para pendiri, dan juga dihadiri oleh pejabat yang berguna untuk melakukan
penyuluhan terkait koperasi. Jumlah orang yang hadir dalam pendirian koperasi akan berbeda
tergantung jenisnya. Untuk pendirian koperasi primer dihadiri oleh 20 orang dan akan lebih
sedikit untuk koperasi sekunder.
→ Syarat Koperasi Primer
Pendiri koperasi mengajukan akta pendirian koperasi baik itu secara tertulis maupun secara
elektronik kepada Menteri dengan melampirkan beberapa persyaratan, yaitu:
Syarat untuk mendirikan koperasi sekunder sama seperti koperasi primer, namun terdapat
beberapa tambahan dokumen berupa:
Pasal 10 ayat (5) Permen Koperasi dan UKM No. 9 thn 2018
Setelah pengajuan akta pendirian koperasi, dan mendapatkan penilaian terkait anggaran
dasar serta persyaratan administrasi. Maka Menteri akan menerbitkan dua opsi surat, yaitu
Surat Keputusan (SK) penerimaan, atau penolakan.
Daftar Pustaka
https://kopkun.com/learning-coop/bentuk-dan-jenis-koperasi.html
https://cucoindo.org/2020/04/20/bentuk-dan-jenis-koperasi/
https://smartlegal.id/badan-usaha/pendirian-koperasi/2021/03/01/pendirian-koperasi-2021-
begini-syarat-dan-prosedur-lengkapnya/
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2020/12/29/syarat-pendirian-koperasi/