Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM No. 9/2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian
telah mengatur mengenai persyaratan pendirian Koperasi di Indonesia. Pendirian koperasi dilakukan
dengan mengadakan rapat pendirian koperasi yang harus dihadiri oleh para pendiri, dan juga dihadiri
oleh pejabat yang berguna untuk melakukan penyuluhan terkait koperasi.
Jumlah orang yang hadir dalam pendirian koperasi akan berbeda tergantung jenisnya. Untuk pendirian
koperasi primer dihadiri oleh 20 orang dan akan lebih sedikit untuk koperasi sekunder.
Pendiri koperasi mengajukan akta pendirian koperasi baik itu secara tertulis maupun secara elektronik
kepada Menteri dengan melampirkan beberapa persyaratan, yaitu:
Syarat untuk mendirikan koperasi sekunder sama seperti koperasi primer, namun terdapat beberapa
tambahan dokumen berupa:
NPWP aktif untuk setiap calon anggota koperasi primer dan/atau sekunder
Pasal 10 ayat (5) Permen Koperasi dan UKM No. 9 thn 2018
Setelah pengajuan akta pendirian koperasi, dan mendapatkan penilaian terkait anggaran dasar serta
persyaratan administrasi. Maka Menteri akan menerbitkan dua opsi surat, yaitu Surat Keputusan (SK)
penerimaan, atau penolakan.
Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018 telah mengatur tentang tahapan dan tata
cara pendirian koperasi, yaitu :
Mekanisme di Sisminbhkop
Seperti badan usaha yang lain , koperasi juga memerlukan modal untuk memulai menjalankan kegiatan
usaha. Berikut adalah jenis modal pendirian koperasi :
Simpanan Pokok
Simpanan wajib
Dana cadangan
Hibah
Anggota
Calon anggota
Penerbitan obligasi
Pada Pasal 46 UU 25/1992 mengatur bahwa terdapat 2 cara pembubaran koperasi dengan cara yang
sah, yaitu :
Koperasi dapat dikatakan telah bubar apabila adanya keputusan rapat anggota hal ini dikarenakan
jangka waktu koperasi telah berakhir. Keputusan ini akan dianggap sah apabila disetujui oleh 2/3 dari
jumlah suara anggota koperasi.
Keputusan Pemerintah
Alasan yang menyebabkan terjadinya pembubaran koperasi yang dilakukan oleh pemerintah terdapat
pada Pasal 47 UU 25/1992 yaitu:
Koperasi melakukan kegiatan yang bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan;
Kelangsungan koperasi sudah tidak diharapkan.
Pasal 43 Permen Koperasi dan UKM No. 9 tahun 2018 juga telah mengatur hal-hal yang menyebabkan
pembubaran koperasi oleh pemerintah, yaitu:
Tidak adanya kegiatan usaha yang dilakukan secara nyata selama 2 (dua) tahun berturut-turut