NIM: 190106031
MK: Hukum Dagang
Persyaratan / Pelayanan
Untuk koperasi primer minimal beranggotakan 20 orang untuk
koperasi sekunder minimal beranggotakan 3 badan hukum koperasi
Usaha yang akan dilaksanakan harus layak secara ekonomi yang nyata
bagi anggota
Anggota harus orang Indonesia asli
Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan ekstra
yang akan dilaksanakan oleh koperasi khusus untuk KSP/USP harus
memiliki modal minimal Rp. 15.000.000,-
Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi
Para pendiri koperasi wajib mengadakan rapat pembentukan koperasi.
Adapun yang dibahas dalam rapat pembentukan koperasi tersebut
adalah meliputi penyusunan rancangan akta pendirian yang
didalamnya memuat anggaran dasar koperasi
Anggaran Dasar Koperasi sekurang-kurangnya memuat : daftar nama
pendiri, nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta bidang
usaha, ketentuan mengenai keanggotaan, ketentuan mengenai
pengelolaan, ketentuan mengenai permodalan, ketentuan mengenai
jangka waktu berdirinya, ketentuan mengenai sisa hasil usaha,
ketentuan mengenai sanksi
Dalam rapat pembentukan tersebut dibuat daftar hadir, berita acara
keputusan rapat anggota, daftar nama pendiri
Waktu
3 bulan
b. Pembubaran Koperasi
Dasar Hukum
UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Peraturan Pemerintah No.17 Tahun 1994 tentang Pembubaran
Koperasi oleh Pemerintah
Peraturan Daerah No.9 Tahun 2002 tentang Pengesahan Akta
Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar serta Pembubaran Koperasi
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No
104.1/Kep/M.KUKM/X/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pembentukan Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran
Dasar Koperasi
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.
NPAK.0001/Kep/M.KUKM/X/2004 tentang Penetapan Notaris
Pembuat Akta Koperasi
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No
98/Kep/M.KUKM/X/2004 tentang Notaris sebagai Pembuat Akta
Koperasi
Kep. Men. Neg. Koperasi dan UKM RI No
123/Kep/M.KUKM/X/2004 tentang Penyelenggaraan Tugas
Pembantuan dalam rangka Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan
Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi pada Propinsi dan
Kabupaten / Kota
Persyaratan / Pelayanan
Dibentuk tim penyelesai
Tim penyelesai bertugas menyelesaikan hak dan kewajiban antara
koperasi dengan anggota dan koperasi dengan pihak ketiga
Dalam proses penyelesaian oleh tim penyelesai maka koperasi tersebut
disebut dengan koperasi dalam penyelesaian
Apabila sudah selesai tim penyelesai mengajukan permohonan kepada
pejabat berwenang yang dilampiri dengan hasil penyelesaian oleh tim
penyelesai
Pejabat meneliti penyelesaian tugas dari tim apabila sudah diselesaikan
hak dan kewajibannya baik dengan anggota maupun non anggota maka
dapat diterbitkan Surat Keputusan Pembubaran Koperasi
b. Pembubaran UMKM
Pada Pasal 46 UU 25/1992 mengatur bahwa terdapat 2 cara pembubaran koperasi
dengan cara yang sah, yaitu :
1) Rapat Anggota
Koperasi dapat dikatakan telah bubar apabila adanya keputusan rapat
anggota hal ini dikarenakan jangka waktu koperasi telah berakhir. Keputusan ini
akan dianggap sah apabila disetujui oleh 2/3 dari jumlah suara anggota koperasi.
2) Keputusan Pemerintah
Alasan yang menyebabkan terjadinya pembubaran koperasi yang
dilakukan oleh pemerintah terdapat pada Pasal 47 UU 25/1992 yaitu:
Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan UU 25/1992
Koperasi melakukan kegiatan yang bertentangan dengan ketertiban umum
dan kesusilaan;
Kelangsungan koperasi sudah tidak diharapkan.
Pasal 43 Permen Koperasi dan UKM No. 9 tahun 2018 juga telah mengatur
hal-hal yang menyebabkan pembubaran koperasi oleh pemerintah, yaitu:
Koperasi tidak melaksanakan ketentuan anggaran dasar
Koperasi dinyatakan pailit
Tidak diadakan rapat anggota selama 3 (tiga) tahun berturut-turut;
Tidak adanya kegiatan usaha yang dilakukan secara nyata selama 2 (dua)
tahun berturut-turut.