Di zaman ini globalisasi semakin meluas. Globalisasi bersifat tanpa batas di
antara negara dan mempengaruhi hampir seluruh kehidupan manusia. Dampak globalisasi menyebabkan negara Indonesia ikut dalam pergaulan hidup bersama dengan negara lain.
Adanya pergaulan hidup dengan bangsa- bangsa lain, melahirkan berbagai
persoalan hukum yang memperlihatkan unsur asing. Untuk memecahkan persoalan-persoalan yang disebabkan karena hubungan- hubungan secara ”internasional”, yang memperlihatkan unsur asing tersebut perlu dikembangkan ilmu hukum yang mengatur hubungan-hubungan hidup antara warga negara dengan warga negara lain. Semakin terbukanya Indonesia dalam pergaulan internasional, baik karena adanya investasi dari perusahaan-perusahaan asing di Indonesia, berkembangnya pariwisata, mengakibatkan banyaknya turis-turis asing yang datang ke Indonesia, banyaknya pemuda-pemudi Indonesia yang sekolah ke luar negeri, dan sebaliknya, memungkinkan pula terjadinya hubungan-hubungan hukum yang mempunyai unsur asing.
Anak merupakan anugerah terindah yang tidak tergantikan dalam sebuah
keluarga. Mengangkat anak dapat dikatakan sebagai upaya mempertahankan keutuhan ikatan perkawinan yang sejatinya memiliki kekhawatiran akan terjadinya ketidakharmonisan suatu perkawinan dan suatu keluarga karena tidak adanya keturunan. Adopsi berasal dari kata adoptie (Bahasa Belanda) atau adopt (adoption) dalam Bahasa Inggris yang berarti pengangkatan anak.
Adopsi Internasional (intercountry adoption) cenderung dilihat sebagai
praktik yang dibuat untuk memuaskan keuntungan finansial sedangkan kenyataannya praktiknya ditujukan untuk memenuhi cinta kasih untuk anak. Banyak dari keluarga di negara maju yang ingin mengadopsi anak asing untuk menyelamatkan mereka dari kondisi yang mengerikan, khususnya pada saat ini di dunia internasional marak sekali praktik jual beli anak yang tak kalah berbahaya dari perdagangan manusia (human trafficking).