Anda di halaman 1dari 40

PERSEROAN

TERBATAS
NABILAH AMALIA BALAD, S.H., M.Kn.
Pengertian

• Badan hukum yg merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjia,


melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yg seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yg ditetapkan dalam UU PT. (UU 40/2007 ttg PT)
• Badan usaha dg status badan hukum yg memiliki kekayaan, hak dan kewajiban tersendiri
yg terpisah dari kekayaan, hak dan kewajiban para pendiri maupun pemilik badan usaha
tsb
Penggolongan

• Badan usaha berbadan hukum milik swasta :


1. Perseroan terbatas
2. Koperasi
3. Yayasan
• Badan usaha berbadan hukum milik negara :
1. BUMN
2. BUMD
Ciri-ciri

• U/ mendapatkan keuntungan
• Memiliki fungsi komersial dan ekonomi
• Modal perusahaan PT didapat dari lembar saham yang dijual dan obligasi.
• Perusahaan PT tidak memperoleh fasilitas apapun dari negara
• RUPS atau Rapat Umum Pemegang saham akan menentukan kekuasaan tertinggi perusahaan PT.
• Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab atas perusahaan sebanyak modal saham yang ditanamkan.
• Pemilik saham akan mendapatkan keuntungan saham dalam bentuk dividen
• Direksi adalah pemimpin utama perusahaan PT
Tujuan dan Bentuk Modal

• Bertujuan untuk membentuk kegiatan usaha yg menguntungkan


• Bentuk modalnya berupa saham atas nama pemiliknya
Pendirian

• Didirikan dengan akta otentik min. oleh 2 org/ lebih


• Memiliki modal yg terpisah dari kekayaan pribadi pendirinya
• Pendaftaran Akta Pendirian, Anggaran Dasar, Nama PT ke KEMENKUMHAM
• Pengesahan dan pengumuman dalam Tambahan Berita Negara RI
Organ dalam PT

• RUPS : Menentukan arah PT, termasuk perubahan AD, mengangkat Direksi & Komisaris.

• Direksi : Pengurusan PT sesuai AD & UU, mewakili PT didalam & diluar pengadilan. Tidak
bertanggung jawab pribadi atas kerugian PT sepanjang sesuai dg Ps. 97 UU PT, dst.

• Dewan Komisaris: Pengawasan Direksi & jalannya PT, memberi nasihat pd saat RUPS
Jenis

• PT Terbuka : Penyetoran modal terbuka u/ masyarakat lewat Pasar Modal. Ex: PT. BCA Tbk, PT. Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk.
• PT Tertutup : Penyetoran modal tidak terbuka, biasanya hanya dari lingkup terdekat. Ex : Sinar Mas Group, Bakrie Group
• PT Kosong : PT yang telah mengantongi izin usaha dan izin lainnya, tapi belum memiliki kegiatan yang dilakukan untuk
kelangsungan perusahaan.
• PT Domestik : PT yang sudah berdiri dan menjalankan operasional perusahaannya di dalam negeri dan harus mengikuti
seluruh aturan yang berlaku di dalam negeri.
• PT perseorangan : PT yang seluruh sahamnya hanya dipegang dan dimiliki oleh satu orang saja.
• PT asing: yang telah didirikan di luar negeri atau negara lain dengan mengikuti dan menjalankan peraturan yang berlaku
dalam negara tersebut.
Permodalan

• MODAL DASAR
Modal perusahaan PT yang sudah ditentukan dengan seberapa besar perusahaan tersebut, kaitannya dg skala perusahaan PT, apakah
PT dengan skala kecil, sedang atau besar.
• MODAL YG DITEMPATKAN
Modal ini akan mengacu pada jumlah modal yang diberikan oleh para pemegang saham perusahaan. Berdasarkan Pasal 33
tentang UU PT, total jumlah modal yang harus ditempatkan adalah minimal 25% dari modal dasar perusahaan.
• MODAL YG DISETOR
Modal ini adalah sumber keuangan perusahaan PT yang disetorkan oleh para pemilik saham. Jenis modal ini diklaim sebagai sumber
dana yang sangat nyata. Seluruh total modal yang harus disetorkan oleh para pemegang saham minimal harus 25% dari modal dasar.
Artinya, jumlah modal yang disetorkan nanti harus sama dengan modal yang ditempatkan oleh para pemilik perusahaan.
Kelebihan dan Kekurangan PT

• Kelebihan :
Pertanggung jawabannya hanya sebatas modal yg disetor
• Kekurangan :
Pendiriannya memakan biaya yg cukup besar dan rumit
BADAN HUKUM
= KOPERASI =
NABILAH AMALIA BALAD, S.H., M.Kn
DASAR HUKUM

• Dasar hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang


Perkoperasian.
• UU ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden RI
Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116.

• Dengan terbitnya UU 25 Tahun 1992 maka dinyatakan tidak berlaku UU Nomor 12


Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian,
• Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 23, dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967
Nomor 2832.
DASAR HUKUM

1. PP. nomor 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tatacara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
2. PP. nomor 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah
3. PP nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi.
4. PP. nomor 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
5. Surat Keputusan Menteri Koperasi dan PPK nomor 36/Kep/M/II/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan
Peleburan Koperasi.
6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM nomor 19/KEP/Meneg/III/2000 tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha
Koperasi.
7. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal 9
Januari 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
DEFINISI KOPERASI

• Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. (Ps. 1 angka 1)
SYARAT PENDIRIAN KOPERASI :

• Syarat Pendirian :
• Orang yg mendirikan koperasi harus memp. Kepentingan ekonomi & tujuan yg sama;
• Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (duapuluh) orang. (Ps. 6 ayat 1)
• Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi. (Ps. 6 ayat 2)
• Memenuhi syarat wilayah ttt;
• Koperasi mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia. (Ps. 7 ayat 2)
• Tempat kedudukan = alamat tetap kantor koperasi.

• Telah membuat konsep AD Koperasi;


• Pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan dengan akta pendirian yang memuat
Anggaran Dasar. (Ps. 7 ayat 1)
Syarat Pembentukan Koperasi
(PMN Koperasi & UKM No. 01/Per/M.KUKM/I/2006)

• Ps. 3 ayat 2 :
• Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (duapuluh) orang yg memp. Kegiatan & kepentingan ekonomi yg
sama;
• Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi;
• Pendiri koperasi primer : WNI, cakap scr hk & mampu melakukan perbuatan hukum;
• Pendiri koperasi sekunder : pengurus koperasi primer yg diberi kuasa dr masing2 koperasi primer u/ menghadiri rapat
pembentukan koperasi sekunder;
• Usaha yg akan dilaksanakan hrs layak scr ekonomi, dikelola scr efisien & mampu memberi manfaat ekonomi yg nyata bg
anggota;
• Modal cukup;
• Memiliki tenaga terampil & mampu mengelola koperasi.
Rapat Persiapan Pembentukan Koperasi
(PMN Koperasi & UKM No. 01/Per/M.KUKM/I/2006)

• Ps. 4 :
• Pr pendiri wajib mengadakan rapat persiapan pembentukan koperasi yg membahas hal2
berkaitan dgn rencana pembentukan koperasi a.l. : penyusunan rencana AD/materi muatan AD,
ART, dll;
• Dlm rapat persiapan pembentukan koperasi dilakukan penyuluhan koperasi terlebih dhl o/
pejabat dr DepKop & UKM, thd pr pendiri.
Rapat Pembentukan Koperasi
(PMN Koperasi & UKM No. 01/Per/M.KUKM/I/2006)

• Ps. 5 :
• Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (duapuluh) orang pendiri, sedangkan Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-
kurangnya 3 (tiga) Koperasi yg diwakili pengurus koperasi primer yg diberi kuasa dr masing2 koperasi primer u/ menghadiri rapat
pembentukan koperasi sekunder;
• Rapat dipimpin o/ seorang/bbrp orang dr pendiri atau kuasa pendiri;
• Rapat dihadiri o/ pejabat2 :
• Tk. Nasional : pejabat Kementrian Koperasi & UKM
• Tk. Propinsi : Pejabat Dinas/Instansi yg membidangi koperasi tk. Propinsi
• Tk. Kab./kota : Pejabat Dinas/Instansi yg membidangi koperasi tk. Kab./Kota
• Pembahasan mengenai pokok2 materi muatan AD Koperasi & susunan nama pengurus & pengawas yg pertama.
• Pelaksanaan rapat anggota pembentukan koperasi wajib dituangkan dlm :
• BA rapat pendirian koperasi, atau
• Notulen rapat pendirian koperasi.
PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI
UU 25/1992

Pengesahan
selambat- Pener
lambatnya 30 hari
PP 4/1994 Diterima sejak berkas
bitan
• Pejabat yang berwenang diterima lengkap SK
wajib melakukan penelitian
terhadap materi Anggaran
PERMEN 01/2006 Dasar yang diajukan dan
syarat administrasi lainnya. Keputusan penolakan dan
alasannya disampaikan
Sekelompok orang • Pejabat yang berwenang kembali kepada kuasa
pendiri paling lama 30 hari
melakukan pengecekan
dengan memisahkan terhadap keberadaan
sejak diterimanya
permohonan
sebagian kekayaan koperasi tersebut.
pendiri atau Anggota
sebagai modal awal Terhadap penolakan,
para pendiri dapat
Koperasi. Pengajuan usulan mengajukan
Ditolak permohonan ulang
Nama Koperasi dalam jangka waktu
PRA KOPERASI paling lama 30 hari
sejak diterimanya
penolakan.
Kop. Primer
- Paling sedikit di Keputusan terhadap
Rapat Internal Pendiri pengajuan permohonan
hadiri 20 orang ulang tersebut diberikan
Rapat Persiapan Pendirian pendiri. Mengajukan paling lambat
permohanan 30 hari.
(dihadiri Pejabat)
Membahas Anggaran Dasar Koperasi yg memuat antara lain :
pengesahan secara
• Nama dan tempat kedudukan; tertulis kepada Pejabat
• wilayah keanggotaan; Kop. Sekunder berwenang. (Dilengkapi
• tujuan, kegiatan usaha, dan jenis Koperasi;
• jangka waktu berdirinya Koperasi; dengan Persyaratan
• ketentuan mengenai modal Koperasi;
- Dihadiri paling Administrasi)
• tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian
sedikit 3 (tiga) Disetujui Ditolak
Pengawas dan Pengurus; (Keputusan
• hak dan kewajiban Anggota, Pengawas, dan Pengurus; koperasi primer Akhir)
• ketentuan mengenai syarat keanggotaan;
• ketentuan mengenai Rapat Anggota;
melalui wakil-
• ketentuan mengenai penggunaan Selisih Hasil Usaha; wakilnya.
• ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar;
• ketentuan mengenai pembubaran;
• ketentuan mengenai sanksi; dan
• ketentuan mengenai tanggungan Anggota.
Pendirian Koperasi
(Pembuatan Akta oleh
Notaris)
20
Time Schedule
Pengajuan
Pengesahan
akte
Pengajuan
pendirian
Ulang
Ditolak

Rapat
Persiapan
Pendirian 30 Hari 30 Hari 30 Hari

Penolakan

Pendirian
Pengesahan Pengesahan
Penanda
tanganan
Akte
Di depan
Notaris
1. Para pendiri koperasi atau kuasanya mengajukan permohonan pengesahan akta
pendirian koperasi secara tertulis dengan melampirkan salinan akta pendirian yang
dibuat oleh Notaris, kepada Menteri Koperasi dan UKM c/q. Pejabat yang berwenang.

2. Pejabat yang berwenang wajib melakukan penelitian dan verifikasi terhadap materi
Anggaran Dasar.

3. Pejabat yang berwenang melakukan pengecekan terhadap koperasi yang bersangkutan


untuk memastikan keberadaan koperasi tersebut terutama yang berkaitan dengan
domisili/alamat koperasi, kepengawasan, kepengurusan, usaha yang dijalankan dan
keanggotaan koperasi.

4. Dalam hal hasil pengecekan dan penelitian pejabat terhadap koperasi layak, maka
pejabat mengesahkan akta pendirian koperasi paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari.

5. Namun apabila hasil pengecekan dan penelitian pejabat terhadap koperasi tidak layak,
maka pejabat membuat surat penolakan sebelum 30 hari disertai alasan-alasannya, dan
para pendiri atau kuasanya dapat mengajukan kembali dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari.

6. Apabila dalam pengajuan ulang tersebut, tetap ditolak dan disertai alasan tertulis oleh
pejabat yang berwenang maka itu merupakan keputusan akhir.
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN DAN PENUGASAN PEJABAT YANG BERWENANG
DALAM RANGKA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN,
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN KOPERASI
PADA PROPINSI , KABUPATEN/KOTA DAN TINGKAT NASIONAL

Menteri

Keputusan Menteri Keputusan Menteri


Nomor:123/Kep/M.KUKM/X/2004 Nomor:124/Kep/M.KUKM/X/2004

Bupati/Walikota Gubernur Deputi Bidang Kelembgaan


Koperasi dan UKM

1. Pengesahan Akta Pendirian 1. Pengesahan Akta Pendirian


1. Pengesahan Akta Pendirian
2. Perubahan Anggaran Dasar 2. Perubahan Anggaran Dasar
2. Perubahan Anggaran Dasar
3. Pembubaran 3. Pembubaran
3. Pembubaran

Koperasi Primer dan Sekunder Koperasi Primer dan Sekunder Koperasi Primer dan Sekunder
Anggotanya berdomisili di Wilayah Anggotanya berdomisili lebih dari Anggotanya berdomisili lebih dari
Kab/Kota bersangkutan satu Kab/Kota dalam wilyah satu Propinsi/DI
Propinsi bersangkutan
Pembinaan selanjutnya Pembinaan selanjutnya
dilakukan oleh Kepala Pembinaan selanjutnya dilakukan oleh Kementerian
Dinas/kantor/Badan/Lembaga dilakukan oleh Kepala Koperasi dan UKM
yang menangani urusan Dinas/kantor/Badan/Lembaga
perkoperasian di Kab/Kota yang menangani urusan
perkoperasian di Prop/DI

SK Pengesahan Diumumkan Dalam Lembar Berita Negara


Status Badan Hukum

• Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Pemerintah. (Ps. 9)
• Pr pendiri koperasi/kuasanya dpt mempersiapkan sndr akta pendirian koperasi atau mell. Bantuan Notaris
pembuat akta koperasi(PMN Koperasi & UKM No. 01/Per/M.KUKM/I/2006)

• Untuk mendapatkan pengesahan, para pendiri mengajukan permintaan tertulis disertai akta pendirian
Koperasi. (Ps. 10 ayat 1)
• Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelah diterimanya
permintaan pengesahan. (Ps. 10 ayat 2)
• Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam BNRI. (Ps. 10 ayat 3)
• Pasal 11 :
• Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan
diberitahukan kepada para pendiri secara tertulis dalam. waktu paling lambat 3
(tiga) bulan setelah diterimanya permintaan.
• Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat mengajukan
permintaan ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya
penolakan.
• Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang.
Keanggotaan Koperasi
Ps. 19
• Keanggotaan Koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup
usaha Koperasi.
• Keanggotaan Koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah syarat sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar dipenuhi.
• Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindahtangankan.
• Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap Koperasi
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.
Kewajiban & Hak Anggota Koperasi
Ps. 20
• Setiap anggota mempunyai kewajiban:
1. mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota;
2. berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi;
3. mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan.

• Setiap anggota mempunyai hak:


1. menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat Anggota;
2. memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas;
3. meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar;
4. mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus diluar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta;
5. memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota;
6. mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.
Modal Koperasi
Ps. 41 & 42
• Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal • Modal pinjaman dapat berasal dari:
pinjaman. a. anggota;
• Modal sendiri dapat berasal dari:
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya;
a. simpanan pokok; c. bank dan lembaga keuangan lainnya;
b. simpanan wajib;
d. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
c. dana cadangan; e. sumber lain yang sah.
d. hibah. • Koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang
berasal dari modal penyertaan.
Organ Koperasi

• Perangkat organisasi Koperasi terdiri dari : (Ps. 21)


a. Rapat Anggota;
b. Pengurus;
c. Pengawas.
RAPAT ANGGOTA

• Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.


• Rapat Anggota menetapkan:
a. Anggaran Dasar;
b. kebijaksanaan umum dibidang organisasi manajemen, dan usaha Koperasi;
c. pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas;
d. rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi, serta pengesahan laporan keuangan;
e. pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;
f. pembagian sisa hasil usaha;
g. penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran Koperasi.
• Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.

• Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan suara terbanyak.
• Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara.

• Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas mengenai
pengelolaan Koperasi.
• Rapat Anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun.

• Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban Pengurus diselenggarakan paling lambat 6 (enam)
bulan setelah tahun buku lampau.
• Selain Rapat Anggota, Koperasi dapat melakukan Rapat Anggota Luar Biasa apabila keadaan mengharuskan
adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada Rapat Anggota.
• Rapat Anggota Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan wewenang Rapat Anggota
PENGURUS

• Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota.
• Pengurus merupakan pemegangkuasa Rapat Anggota.
• Untuk pertama kali, susunan dan nama anggota Pengurus dicantumkan dalam akta
pendirian.
• Masa jabatan Pengurus paling lama 5 (lima) tahun.
• Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus ditetapkan dalam
Anggaran Dasar.
• Pengurus bertugas: pengadilan;
a. mengelola Koperasi dan usahanya; b. memutuskan penerimaan dan penolakan
b. mengajukan rancangan rencana kerja serta anggota baru serta
rancangan rencana c. pemberhentian anggota sesuai dengan
c. anggaran pendapatan dan belanja Koperasi; ketentuan dalam Anggaran Dasar;

d. menyelenggarakan Rapat Anggota; d. melakukan tindakan dan upaya bagi


kepentingan dan kemanfaatan Koperasi sesuai
e. mengajukan laporan keuangan dan
dengan tanggung jawabnya dan keputusan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
Rapat Anggota.
f. menyelenggarakan pembukuan keuangan dan
inventaris secara tertib;
g. memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

• Pengurus berwenang:
a. mewakili Koperasi di dalam dan di luar
• Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan Koperasi dan usahanya kepada Rapat
Anggota atau Rapat Anggota Luar Biasa.
• Pengurus Koperasi dapat mengangkat Pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha.
• Dalam hal Pengurus Koperasi bermaksud untuk mengangkat Pengelola, maka rencana pengangkatan tersebut
diajukan kepada Rapat Anggota untuk mendapat persetujuan.
• Pengelola bertanggung jawab kepada Pengurus.
• Pengelolaan usaha oleh Pengelola tidak mengurangi tanggung jawab Pengurus.
• Hubungan antara Pengelola usaha dengan Pengurus Koperasi merupakan hubungan kerja atas dasar perikatan.
• Pengurus, baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri, menanggung kerugian yang diderita Koperasi, karena
tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau kelalaiannya.
• Disamping penggantian kerugian tersebut, apabila tindakan itu dilakukan dengan kesengajaan, tidak menutup
kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan penuntutan.
• Setelah tahun buku Koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum diselenggarakan rapat anggota
tahunan, Pengurus menyusun laporan tahunan.
PENGAWAS

• Pengawas dipilih dari dan oleh anggota Koperasidalam Rapat Anggota.


• Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
• Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
• Pengawas bertugas:
a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi;
b. membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

• Pengawas berwenang:
a. meneliti catatan yang ada pada Koperasi;
b. mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
LAPANGAN USAHA KOPERASI

• Usaha Koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha
dan kesejahteraan anggota.
• Kelebihan kemampuan pelayanan Koperasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan
anggota Koperasi.
• Koperasi menjalankan kegiatanusaha dan berperan utama di segala bidang kehidupan ekonomi rakyat.
• Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk :
a. anggota Koperasi yang bersangkutan;
b. Koperasi lain dan/atau anggotanya.

• Kegiatan usaha simpan pinjam dapatdilaksanakan sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha Koperasi.
SHU

• Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan.
• Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota standing
dengan jasa usaha yang dilakukan oleh, masing-masing anggota dengan Koperasi, serta
digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi,
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
• Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
PEMBUBARAN KOPERASI

• Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan:


a. keputusan Rapat Anggota, atau
b. keputusan Pemerintah.

• Keputusan pembubaran oleh Pemerintah dilakukan apabila:


a. terdapat bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan Undang-undang ini;
b. kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;
c. kelangsungan hidupnya tidakdapat lagi diharapkan.

• Keputusan pembubaran Koperasi oleh Rapat Anggota diberitahukan secara tertulis oleh Kuasa Rapat Anggota kepada: semua
kreditor dan Pemerintah.
• Pemberitahuan kepada semua kreditor dilakukan oleh Pemerintah, dalam hal pembubaran tersebut berlangsung berdasarkan
keputusan Pemerintah.
PENYELESAIAN

• Untuk kepentingan kreditor dan para anggota Koperasi,terhadap pembubaran Koperasi dilakukan penyelesaian
pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian.
• Penyelesaian dilakukan oleh penyelesai pembubaran yang selanjutnya disebut Penyelesai.
• Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan RapatAnggota, Penyelesai ditunjuk oleh Rapat Anggota.
• Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Pemerintah, Penyelesai ditunjuk oleh Pemerintah.
• Selama dalam proses penyelesaian,Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan "Koperasi dalam penyelesaian".
• Penyelesaian segera dilaksanakan setelah dikeluarkan keputusan pembubaran Koperasi.
• Penyelesai bertanggung jawab kepada Kuasa Rapat Anggota dalam hal Penyelesai ditunjuk oleh Rapat Anggota dan
kepada Pemerintah dalam hal Penyelesai ditunjuk oleh Pemerintah.
• Penyelesai mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban sebagai berikut:
a. melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama "Koperasi dalam
penyelesaian";
b. mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan;
c. memanggil Pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan, baik
sendiri-sendiri maupun bersama-sama;
d. memperoleh, memeriksa, dan menggunakan segala catatan dan arsip Koperasi;
e. menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan
dari pembayaran hutang lainnya;
f. menggunakan sisa kekayaan Koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban
Koperasi;
g. membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota;
h. membuat berita acara penyelesaian.
HAPUSNYA STATUS BADAN HUKUM

• Pemerintah mengumumkan pembubaran Koperasi dalam Berita Negara Republik


Indonesia.
• Status badan hukum Koperasi hapus sejak tanggal pengumuman pembubaran Koperasi
tersebut dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai