DOSEN PENGAMPU:
Hasan Abidin, M.Pd.I.
DIKERJAKAN OLEH:
Muhammad Nizar Fanani (210301175)
2. Untuk mempertahankan hakekat dan eksistensi manusia sebagai hamba Allah SWT
yaitu dengan cara berfikir dan berakal. Manusia adalah makhluk yang diciptakan
dengan kesempurnaan dalam cara berpikir serta caranya untuk mengendalikan diri..
Dengan kelebihan akal pikiran dan budi pekerti yang Allah SWT berikan, manusia
mampu berpikir tentang perkembangan pola pikir yang luas, setiap bentuk dari
masalah yang dialaminya akan menemui jalan keluar sendiri.
tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa
yang dia niatkan”. (HR Bukhari Muslim)
2. Mendo’akan Saudara
Jika kita mendo’akan saudara kita tanpa sepengetahuannya, insya Allah kita akan
mendapatkan apa yang kita do’akan.
Dari Abu Darda’ra bahwasannya ia mendengar Rasulullah SAW. bersabda: “Tiada
seorang muslim yang mendo’akan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya,
kecuali malaikat berkata: Dan untuk kamu pula seperti itu”. (HR. Muslim)
3. Memiliki Ilmunya
“Dan sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah
seperti keutamaan (cahaya) bulan purnama atas seluruh cahaya bintang”. (H.R.
Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majjah)
“Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu dan
barangsiapa menghendaki sukses akherat hendaklah diraihnya dengan ilmu,
barangsiapa ingin sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan ilmu” . (Iman Syafi’i)
4. Berubahlah
Allah yang menentukan, namun perintah All ah juga agar kita mau mengubah diri
sendiri. Jika anda ingin meraih apa yang anda inginkan atau mengubah kondisi anda,
maka berubahlah.
“Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang
mengubah nasib atau keadaan yang ada pada dirin ya”. (QS Ar-Ra’d, 13:11)
5. Silahturahim
“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau dikenang bekasnya (perjuangan
atau jasanya), maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi”. (HR Muslim)
“Barang siapa yang senang dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekin ya, dan
dijauhkan dari kematian yang buruk, maka hendaklah bertakwa kepada Allah dan
menyambung silaturahmi”. (HR Imam Bazar, Imam Hakim)
6. Berdo’a
”Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah
bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang-orang yang memohon kepada-
Ku. Maka bermohonlah kepada-Ku dan berimanlah kepada-Ku agar mereka selalu
berada dalam kebenaran”. (Q.S Al-Baqarah, 2:186)
Hadis dari Imam Turmidzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa
Nabi SAW. bersabda : “Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu -pintu
rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh
Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a
bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada
yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada
do’a”. (HR Turmudzi dan Hakim)
7. Tawakal
Dari Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam
Tirmidzi)
8. Sahadaqah
”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang -orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia -Nya) lagi Maha
10. Bertakwa
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka -sangkanya. Dan
Talaq, 65:2-3)
Referensi : Makalah materi Manusia dan Kehidupan pertemuan ke-4
4. Sebagai seorang muslim yang mengimani takdir dan ketentuan Allah, kita wajib
meyakini bahwa musibah wabah covid-19 yang terjadi saat ini di berbagai belahan
dunia merupakan takdir yang telah Allah tetapkan jauh sebelum manusia diciptakan.
Namun demikian, dalam menyikapi musibah yang sedang terjadi seorang muslim
hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut ini:
Setiap muslim hendaknya pasrah dan tawakkal kepada Allah atas segala
sesuatu yang terjadi. Allah berfirman:
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah;
dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun: 11)
2. Menjaga aturan Allah
Kita harus ingat apabila kita menjaga aturan Allah, memperhatikan perintah dan menjauhi
larangan-Nya, pastilah Allah akan menjaga kita pula. Dalam nasihat Rasulullah kepada Ibnu
‘Abbas disebutkan:
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Hakim)
3. Mengingat keadaan seorang mukmin antara bersyukur dan bersabar
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini
tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia
bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik
baginya.” (HR. Muslim).
4. Melakukan ikhtiar dan sebab
Seorang muslim hendaknya melakukan sebab dan berbagai upaya untuk menanggulangi
wabah dan musibah Covid-19 ini, baik sebab secara fisik (sebab kauni) maupun sebab
secara syar’i (non fisik). Diantara upaya melakukan sebab secara fisik adalah dengan
melakukan pencegahan secara individu dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan
sekitar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
Sering mencuci tangan dengan air dan sabun dengan langkah yang benar
khususnya saat baru pulang dari bepergian, sebelum dan sesudah makan, dan
lain-lain.
Menghindari untuk berjabat tangan secara langsung
Menjaga jarak dalam berinteraksi dengan orang lain ( physical distancing)
minimal 1,5 meter.
Menutup mulut saat bersin dan batuk dengan lengan atas dan segera
mencuci tangan
Menggunakan masker saat keluar rumah dan beraktifitas diluar.
Sering membersihkan/mengelap permukaan benda seperti meja/kursi yang
sering disentuh.
Hindari berkumpul tatap muka dengan banyak orang dan menunda kegiatan
bersama (social distancing)
Adapun upaya dalam menempuh sebab non fisik (sebab syar’i) dapat dilakukan dengan
cara:
Meyakini bahwa Allah telah menakdirkan segala sesuatu. Allah berfirman:
“Dan Allah menciptakan segala sesuatu dan menetapkan takdirnya dengan sebenar -
benarnya.” (QS. al-Furqan: 2)
Menyempurnakan tawakal kepada Allah dan menyandarkan segala urusan
kepada-Nya. Allah berfirman:
“Katakanlah; Tidak akan menimpa kami kecuali apa -apa yang telah ditetapkan Allah
menimpa kami, Dia lah penolong bagi kami. Dan kepada Allah semata hendaknya o rang-
orang mukmin bertawakal.” (QS. At-Taubah : 51).
Kembali kepada Allah dan bertaubat kepada -Nya
Menempuh sebab-sebab (upaya nyata) untuk menghindar dari wabah. Allah
berfirman:
“Dan janganlah kalian dengan sengaja menjerumuskan diri kalian menuju kebi nasaan.” (QS.
Al-Baqarah: 195)
Bersungguh-sungguh dalam mengambil informasi yang berkaitan dengan
wabah ini dari sumber-sumber yang terpercaya dan ahli pada bidangnya.
bersungguh-sungguh dalam berdoa kepada Allah karena doa itulah intisari
dari ibadah. Baik itu doa secara umum agar dihindarkan atau diangkat dari
bencana yang menimpa, atau dengan doa -doa secara khusus seperti:
Membaca surat al-Falaq dan an-Naas
Membaca doa
“Allahumma inni a’uudzu bika minal barash wal junun wal judzam wa sayyi’il asqam”
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada -Mu dari penyakit belang, gila, kusta, dan dari
segala penyakit yang buruk lainnya.”
5. Merutinkan dzikir pagi dan petang
Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dari setiap harinya dan setiap petang
dari setiap malamnya kalimat: Bismillahilladzi Laa Yadhurru Ma’asmihi Syai-Un Fil Ardhi Wa
Laa Fis Samaa’ Wa Huwas Samii’ul ‘Aliim sebanyak tiga kali, maka tidak akan ada apa pun
yang membahayakannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Mengingat wabah Covid-19 yang masih melanda di berbagai penjuru dunia, termasuk di
Indonesia, maka sebagai seorang muslim yang beriman hendaknya senantiasa bersabar,
bertawakal, dan memuji kepada Allah, serta agar selalu menerapkan pola hidup sehat
dengan selalu menjaga kebersihan diri, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, dan
rutin menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga.
Referensi : Sikap Seorang Muslim Dalam Menyikapi Wabah Covid-19 - Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta (uii.ac.id)
1. Berbuat syirik
Syirik merupakan salah satu dosa besar yang sangat dibenci Allah SWT. Sebagaimana
firman Allah Ta’aala bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang
menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan mengampuni dosa -dosa lainnya bagi yang
Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 116). Syirik terbagi atas dua macam, yaitu syirik besar dan
kecil. Di mana syirik besar itu mengakui adanya Tuhan selain Allah SWT, sementara
syirik kecil itu berupa mengakui adanya kekuatan selain Allah Ta’ala yait u memiliki
jimat-jimat, guna-guna dan sebagainya.
2. Murtad
Berarti keluar dari agama Islam. Dengan demikian, hal ini otomatis syahadatnya juga
batal dan semua amalan yang dilakukannya selama menjadi muslim akan sia -sia dan
tidak terhitung.
Dalam sebuah riwayat disebutkan Umar bin Khattab mengatakan, thagut adalah
syaitan. Sementara Jabir menjelaskan, thagut adalah tukang tenung yang turu n
padanya syaitan-syaitan. Sementara hukum thagut adalah hukum yang dibuat
manusia dan saat ini banyak orang yang lebih menggunakan hukum ini dibandingkan
hukum Islam. Padahal jika dibandingkan tentunya hal ini sungguh tidak sebanding.
Perilaku ini tentunya menjadi salah satu perilaku yang membatalkan syahadat. Sebab,
bagaimana mungkin seseorang mengaku Islam bila membenci sunnah rasul. Oleh
sebab itulah Allah SWT pun menghapus pahala dari setiap amal kebaikan yang telah
diperbuatnya.
Selain membenci sunnah rasul, tak jarang pula mereka memperolok -olok agamanya
sendiri dengan alasan hanya bermain-main dan bersenda gurau. Dengan demikian,
perilaku seperti ini sudah membatalkan keislaman mereka.
Selain berbuat syirik, perilaku seperti ini juga merupakan salah satu perilaku yang
dibenci Allah SWT. Sehingga meskipun dengan alasan apa pun, jika seorang muslim
melakukannya maka perbuatannya ini telah me mbatalkan keislamannya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah SAW bersikap keras terhadap kaum
kafir dan lembut terhadap muslimin. Namun, sayangnya sebagian kaum muslimin ada
yang menjadi duri dalam daging . Di mana mereka hidup dan mengaku sebagai
seorang muslim namun amalannya digunakan untuk memusuhi saudara -saudara
seiman.
Perilaku ini juga salah satu penyebab batalnya syahadat seorang muslim. Bahkan saat
ini kelompok yang seperti ini semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Di mana
mereka adalah orang-orang yang hobi mengutak-atik agama Allah menurut selera
akal mereka.
10. Tidak mau mempelajari dan mengamalkan agama
Sebagaimana kita ketahui syarat seorang muslim sejati adalah melaksanakan ajaran
Allah sesuai Alquran dan sunnahnya. Namun dikarenakan kesombongannya, mereka
melakukan rekayasa akal dengan cara menyelewengkan pesan Allah dalam Alquran
dan sunnahnya. Sehingga perilaku seperti inilah yang da pat menyebabkan batalnya
syahadat seorang muslim
8. Bangun kekerabatan dengan orang -orang yang baik, terutama yang memiliki
ilmu agama