Anda di halaman 1dari 27

ISLAM DAN PERSOALAN

HIDUP DAN KERJA

Oleh : Baidarus, MM.,M.Ag


Menurut saudara bagaimana seharusnya kita
bekerja dalam hidup ini ?

Diskusikan dengan teman di samping anda.

Siapa yang mau berbagi pengetahuan ?


Hakekat Hidup dan Kerja
 HIDUP ini sebuah misteri dan penuh rahasia! Manusia
memiliki keterbatasan dalam memahami makna hidup.
 Pada umumnya, manusia tidak mengetahui banyak hal
tentang sesuatu, yang mereka ketahui hanyalah realitas
yang nampak saja (Q.S 30: 6-7).
 Tidak ada seorang pun yang tahu berapa lama ia akan
hidup, di mana ia akan mati, (Q.S 31: 34) dalam keadaan
apa ia akan mati, dan dengan cara apa ia akan mati,
sebagian manusia menyangka bahwa hidup ini hanya satu
kali dan setelah itu mati ditelan bumi.
 Mereka meragukan dan tidak percaya bahwa mereka akan
dibangkitkan kembali setelah mati (Q.S An-Naml: 67).
 Seorang filusuf Yunani Descartes pernah mendefinisikan,
manusia ada dan dinyatakan hidup di dunia bila ia
melakukan aktivitas berpikir.
 Karl Marx menyatakan, manusia ada dan dinyatakan hidup
jika manusia mampu berusaha untuk mengendalikan alam
dalam rangka mempertahankan hidupnya.
 Islam menjelaskan manusia ada dan dianggap hidup jika
ia telah melakukan aktivitas "jihad" seperti yang telah
dijelaskan oleh Allah SWT (Q.S. Ali Imron: 169). Yaitu jihad
dalam pengertian yang sangat luas.
 Jihad dalam pengertian bukan hanya sebatas mengangkat
senjata dalam peperangan saja, tetapi jihad dalam konteks
berusaha mengisi hidup dengan karya dan kerja nyata.
 Jihad dalam arti berusaha memaksimalkan potensi diri
agar hidup ini berarti dan bermanfaat bagi diri, keluarga,
masyarakat, dan bangsa.
 Hidup dalam pandangan Islam adalah kebermaknaan
dalam kualitas secara berkesinambungan dari kehidupan
dunia sampai akhirat, hidup yang penuh arti dan manfaat
bagi lingkungan.
 Hidup seseorang dalam Islam diukur dengan seberapa
besar ia melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai
manusia hidup yang telah diatur oleh Dienull Islam.
 Ada dan tiadanya seseorang dalam Islam ditakar dengan
seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh umat
dengan kehadiran dirinya.
 Sebab Rasul pernah bersabda "Sebaik-baiknya manusia
di antara kalian adalah yang paling banyak memberikan
manfaat kepada orang lain. (Al-Hadis).
 Dengan demikian, seorang muslim dituntut untuk
senantiasa meningkatkan kualitas hidup sehingga
eksistensinya bermakna dan bermanfaat di hadapan
Allah SWT, yang pada akhirnya mencapai derajat Al-
hayat Al-thoyyibah (hidup yang diliputi kebaikan).
 Untuk mencapai derajat tersebut maka setiap muslim
diwajibkan beribadah, bekerja, berkarya berinovasi
atau dengan kata lain beramal saleh.
 Sebab esensi hidup itu sendiri adalah bergerak (Al-
Hayat) kehendak untuk mencipta (Al-Khoolik),
dorongan untuk memberi yang terbaik (Al-Wahhaab)
serta semangat untuk menjawab tantangan zaman (Al-
Waajid).
 Kerja atau amal maknanya adalah melakukan
pekerjaan atau usaha yang menjadi salah satu
unsur terpenting dan titik tolak bagi proses
kegiatan ekonomi seluruhnya.
 Kerja dalam makna ini menurut Islam terbagi
kepada:
1. Kerja yang bercorak jasmani.
2. Kerja yang bercorak aqli/fikiran.
 konsep kerja menurut Islam adalah meliputi segala
bidang ekonomi yang dibolehkan oleh syarak, dan
sebagai imbalan akan diberi upah atau bayaran.
Ayat dan hadis Rasul tentang pentingnya bekerja :
"Dan katakanlah wahai Muhammad, beramallah kamu
akan segala apa yang diperintahkan, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat
apa yang kamu kerjakan." (al-Taubah: 105)
"Tidaklah ada makanan seseorang itu yang lebih baik
daripada apa yang dimakannya dari hasil usaha
tangannya sendiri". (Riwayat al-Bukhari)
“Sesungguhnya apabila seseorang di antara kalian
mengambil tambang kemudian mencari kayu bakar dan
diletakkan diatas punggungnya, hal itu adalah lebih baik
baginya dari pada ia mendatangi seseorang yang telah
dikarunai keutamaan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
kemudian meminta-minta padanya, adakalanya diberi dan
ada kalanya ditolak.” (HR. Bukhari & Muslim)
 Islam menjadikan kerja sebagai tuntutan fardu
atas semua umatnya, dan kerja sebagai bentuk
ibadah kita kepada Allah SWT.
 Adapun prinsip kerja, adalah :
1. Kerja sebagai Sumber Nilai;
2. Kerja sebagai Sumber Pencaharian;
3. Kerja sebagai Azas Kemajuan Umat.
Rahmat Allah terhadap Orang yang Rajin
Bekerja.
 Umar bin Khattab berkata “aku benci orang berpangku
tangan, tanpa ada aktifitas kerja, baik kerja untuk dunia
atau untuk kepentingan di akhirat kelak”.
 Khalifah umar sangat menghargai dan menyenangi orang
yang rajin bekerja dan beraktifitas sebagai muslim yang
ta’at, Umar selalu mendorong umat Islam untuk memiliki
semangat bekerja dan beramal, serta menjauhkan diri dari
sifat malas.
 Rasulullah bersabda “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu
dari lemah pendirian, sifat malas, penakut, kikir, hilangnya
kesadaran, terlilit utang dan dikendalikan orang lain. Dan
akau berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan dari
fitnah (ketika hidup dan mati). (HR. Bukhari & Muslim)
 Orang muslim yang berhasil dalam hidupnya
adalah orang meninggalkan perbuatan yang
melahirkan kemalasan/tidak produktif dan
digantinya dengan amalan yang bermanfa’at.
 Sabda Rasulullah saw. Dari Abu hurairah “Sebaik-
baik Islamnya seseorang adalah meninggalkan
perbuatan yang tidak bermanfa’at” (HR. Tarmizi).
 Bekerja bagi seorang muslim adalah dalam
rangka mendapatkan rezki yang halal
dan memberikan manfa’at yang sebesar-besarnya
bagi masyarakat sekaligus sebagai ibadah kepada
Allah swt. Firman-Nya :“Apabila shalat telah
ditunaikan, maka bertebaranlah kamu dimuka
bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”
(al-Jumu’ah: 10)
 Bekerja merupakan perintah Allah SWT, dan menjadi
kewajiban setiap manusia, semenjak masa Nabi Adam
as hingga Nabi Muhammad SAW.
 Nabi Daud as tidak makan melainkan dari hasil jerih
payah kerja tangan beliau sendiri, Nabi Zakaria adalah
seorang tukang kayu, Rasulullah SAW adalah seorang
pedagang.
 Beliau juga pernah bersabda, “Tidak seorang Rasul
pun diutus Allah kecuali ia bekerja sebagai
penggembala domba. Para sahabat bertanya,
“Bagaimana dengan dirimu, wahai Rasulullah? Beliau
menjawab, “Ya, saya dulu mengembala domba untuk
penduduk Makkah.” (HR. Bukhari, 8/21)
Rasulullah SAW. sebagai seorang teladan selalu
memberikan motivasi kepada semua sahabatnya
untuk selalu giat dan bekerja dengan benar,
seperti dalam penuturan beliau:

 “Pedagang yang lurus dan jujur kelak akan tinggal


bersama para Nabi, Shiddiqin, dan Syuhada’,” (HR.
Tirmidzi).
 “Setiap Muslim yang menanam satu tanaman atau
menyemai satu semaian lalu (buahnya) dimakan oleh
manusia atau binatang, maka ia dianggap telah
bersedekah.” (Muttaffaqqun ‘alaih)
Bekerja adalah bagian dari ibadah dan jihad, jika sang
konsisten terhadap hukum Allah, suci niatnya, serta
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan diri, keluarga
bahkan masyarakat dan negara. Disabdakan :
“…kalau ada seseorang keluar dari rumahnya untuk bekerja
guna membiayai anaknya yang masih kecil, maka ia telah
berusaha Fisabilillah. Jikalau ia keluar bekerja untuk kedua
orangtuanya yang sudah tua, maka ia Fisabilillah. Jikalau ia
bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta
pada orang lain, itupun Fisabilillah. Jikalau ia bekerja untuk
keluarganya, maka ia Fisabilillah. Tetapi apabila ia bekerja
untuk pamer atau untuk bermegah-megahan, maka itulah
Fisabili Syaithan atau karena mengikuti jalan Syaithan.” (HR.
Thabrani 2/148)
Akhlak Dalam Bekerja
Pandangan Islam mengenai akhlak dalam bekerja atau
disebut juga dengan etos kerja Islami, di mulai dari usaha
mengangkap sedalam-dalamnya sabda nabi yang
mengatakan bahwa niali setiap bentuk kerja itu tergantung
pada niat-niat yang dipunyai pelakunya, jika tujuannya
tinggi (mencari keridhaan Allah) maka ia pun akan
mendapatkan nilai kerja yang tinggi, dan begitu sebaliknya.
Adapun etos kerja yang islami tersebut adalah:
1. Niat ikhlas karena Allah semata;
2. Kerja keras, dan;
3. Memiliki cita-cita yang tinggi.
 Menurut Dr. Musa Asy’arie etos kerja islami adalah
rajutan nilai-nilai khalifah dan abd yang membentuk
kepribadian muslim dalam bekerja.
 Nilai-nilai khalifah adalah bermuatan kreatif,
produktif, inovatif, berdasarkan pengetahuan
konseptual, sedangkan nilai-nilai ‘abd bermatan
moral, taat dan patuh pada hukum agama dan
masyarakat.
 Toto Tasmara mengatakan bahwa semangat kerja
dalam Islam kaitannya dengan niat semata-mata
bahwa bekerja merupakan kewajiban agama dalam
rangka menggapai ridha Allah, sebab itulah
dinamakan jihad fisabilillah
Ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja, atau
etos yang tinggi, dapat dilihat dari sikap dan tingkah
lakunya, diantaranya:
 Orientasi kemasa depan;
 Kerja keras, tekun, ulet dan teliti serta menghargai
waktu;
 Bertanggung jawab;
 Hemat dan sederhana;
 Adanya iklim kompetisi atau bersaing secara jujur
dan sehat.
Keutamaan Kerja Keras
 Menunjukkan telah mengoptimalkan potensi dirinya.
 Seseorang dapat mengubah nasib dirinya agar menjadi lebih
baik.
 Menunjukkan sikap tanggung jawab dengan memenuhi
kebutuhan dirinya sendiri.
 Dapat hidup mandiri sehingga tidak menjadi beban orang lain.
 Turut serta dalam memajukan lingkungan sekitar dan negara.
 Menunjukkan persiapan agar dapat menggapai kesuksesan
pada hari esok.
Keutamaan Tekun dan Ulet
 Menjadi orang yang disukai Allah.
 Memiliki perencanaan yang matang dalam menjalankan
sesuatu.
 Pekerjaan menjadi cepat selesai sehingga tidak membuang
waktu.
 Bersikap disiplin dalam menyelesaikan sesuatu.
 Tidak mudah bergantung pada orang lain.
 Bersikap optimis dalam menjalani hidup.
Keutamaan Teliti
 Terhindar dari kesalahan atau kekeliruan dalam
melakukan sesuatu.
 Terhindar dari sifat suuzan atau buruk sangka
terhadap orang lain.
 Meningkatkan kesempurnaan setiap pekerjaan.
 Terhindar dari penyesalan akibat kegagalan yang
disebabkan ketergesa-gesaan.
Keharusan Profesionalisme
Dalam Bekerja
 Profesonal berarti berkualitas, bermutu dan ahli dalam
satu bidang pekerjan yang menjadi profesinya.
 Suatu pekerjaan yang dilaksanakan oleh seseorang yang
memang ahlinya, tentu akan mendapatkan hasil yang
bermutu dan baik.
 Sebaliknya suatu pekerjaan yang dilaksanakan oleh
seseorang yang bukan profesinya, akan mendapatkan
hasil yang tidak bermutu dan bahkan akan berantakan.
Sabda Rasul Saw. “Bila menyerahkan suatu urusan
kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah
kehancuran”
Hadis di atas, menegaskan bahwa seseorang dalam
bekerja, apapun pekerjaannya, kalau ingin
mengharapkan hasil yang berkualitas dan baik, maka
dia harus profeisinal/ahli dalam pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya itu.

Dalam Sabda yang lain Rasul sampaikan:


“Sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya
seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-
baiknya (profesional) ” (HR. Baihaqi )
Which of the
strategies we’ve
covered would
you like to try in
your own classes?
Summarize the most important
points in today’s lecture.

Anda mungkin juga menyukai