penyusun
Maulana Muhammad (145610155)
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN INFORMATIKA AKAKOM
YOGYAKARTA
2015/2016
A. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN
HAK
KEWAJIBAN
HAK
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,”
Setelah manusia menjalankan kewajibannya, Maka dia sepantasnya
memperoleh hak-hak yang seharusnya ia peroleh. Misalnya hak ganjaran dan
pengampunan.
Apa saja yang seorang hamba kerjakan ketika ia hidup di dunia
sepantasnya memperoleh ganjaran dari tuhan yang maha esa. Seberapapun
amal yang ia kerjakan maka sebanyak itu ia peroleh. Jika amal baik yang ia
kerjakan, maka balasannya adalah kebaikan pula. Namun jika kejelekan yang
ia kerjakan, maka seorang hamba dituntut untuk memohon ampun atas
kesalahannya itu. Karena jika tidak maka balasannya adalah kejelekan pula.
Allah berfirman dalam surat Az-Zalzalah 7-8:
Artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan
yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.” (Q.S Al-Maidah : 32)
Hak untuk hidup merdeka
Rasul juga bersabda yang artinya: "Tiada kelebihan seorang arab atas
seorang non arab, juga tidak ada kelebihan seorang non arab atas orang
arab, juga tidak ada kelebihan orang berkulit putih atas kulit hitam, juga
tidak ada kelebihan orang berkulit hitam atas kulit putih, kecuali dengan
taqwa. Semua manusia dari nabi Adam, dan nabi Adam dari tanah". (HR.
Tirmidzi, disahihkan imam albani).
Hak untuk saling menopang secara maknawi dalam hidup
bermasyarakat
Point ini meliputi banyak hal. Di antara arahan dan anjuran islam
yaitu tidak dibolehkan menyembunyikan ilmu yang bermanfaat,
memberikan nasehat kepada yang membutuhkan, agama adalah nasehat
begitulah sabda rasulullah dalam sebuah hadits riwayat Bukhori dan
Muslim. Islam juga menganjurkan untuk menolong orang yang dholim dan
didholimi. Rasulullah bersabda: "Bantulah saudaramu yang dholim,
menganiaya- dan saudaramu yang teraniaya". Para shahabat bertanya: "ya
Rasulullah, kami menolong yang teraniaya, bagaimana menolong orang yang
menganiaya?. Rasul menjawab: "menghalanginya untuk berbuat aniaya“.
(HR. Bukhori)
Hak dan kewajiban merupakan ketentuan yang pasti dan melekat sebagai satu
ciptaan, satu realita yang sudah ada dan pasti ada.
Untuk mencapai dan menjaga kesempurnaan ciptaan Allah, Allah telah
menunjukkan kepada manusia selaku individu cara untuk memelihara hak dan
kewajiban. Menjaga keseimbangan Hak dengan kewajiban merupakan, kewajiban bagi
mahkluq terhadap Sang Khaliq.
Maka untuk menjaga keseimbangan Hak dengan Kewajiban, Allah telah
menyerahkan satu sisi untuk manusia dan sisi yang lain Allah SWT akan
memeliharanya.
Mengapa harus demikian ?
Karena manusia tidak akan pernah bisa berlaku adil, akan menambah yang
disenangi dan mengurangi apa yang tidak disenangi. Hanya Allah yang Maha tahu apa
yang terkandung dalam hati manusia maka hanya Allah pula yang dapat menjaga
keseimbangan Hak dan Kewajiban. .
Itulah mengapa Rasulullah mengajarkan umatnya untuk melakukan kewajiban
karena Allah akan memberikan hak yang muncul karenanya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tunai kanlah kewajibanmu dan
mintalah kepada Allah untuk mendapatkan hakmu.”( HR. Bukhari -Muslim)
Jika dihubungkan dengan kewajiban yang dikenal dalam islam, maka dapat
difahami bahwa manusia sebagai makhluk Allah memiliki kewajiban. Kewajiban ini
dimiliki oleh setiap pemeluknya. Setiap dari mereka memikul tanggung jawab yang
dipikul masing-masing. Sehingga setiap individu memiliki beban dalam memenuhi
kewajibannya tersebut.
Memenuhi kewajiban-kewajiban kita sebagai seorang muslim juga bisa diartikan
sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas segala hak-hak kita yang telah
dipenuhinya. Sehingga, seperti yang telah dibahas di atas, antara kewajiban dan hak
selalu berjalan beriringan. Jika kita memenuhi kewajiban kita dengan baik, maka Allah
senantiasa selalu menambah nikmat kepada kita. Selalu memenuhi hak-hak yang
semestinya kita peroleh. Tentunya dalam memenuhi kewajiban di sini harus lillahi
ta’ala. Yaitu dikerjakan karena mengharap ridha Allah semata.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7:
Setiap muslim dan muslim harus bersabar (tabah lahir dan batin) menerima
segala resiko sebagai konsekwensi orang yang mengimani islam, mengilmui
islam,mengamalkan islam, dan menda’wahkan islam dari segala tantangan.
Kesimpulan
Sebagai makhluk Allah yang baik tentunya kita sebagai makhlukNya telah
diperintahkan untuk melakukan semua perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Sebagai pahala (hak) yang kita peroleh dariNya adalah kita tidak
akan mendapat siksa di akhirat kelak. Seperti yang telah difirmankan:
Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga
(QS; Ar Rahman: 46)
Allah tidak memberi apa yang manusia inginkan
Banyak cara yang dapat dilakukan seorang hamba Allah untuk mendapatkan
haknya. Salah satu dengan berdoa. Namun yang Perlu digaris bawahi adalah,
tidak jarang manusia menginginkan haknya semata akan tetapi melalaikan
kewajibannya sebagai hamba Allah. Terkadang hanya berdoa saat dalam
keadaan sulit saja. Padahal belum tentu Allah akan mengabulkan doanya
tersebut. Bisa jadi Allah menangguhkan ia hamba tersebut dan mengganti
denngan hal yang lain, semisal terselamatkan dari kecelakaan dan lain
sebagainya.