Anda di halaman 1dari 8

PERAN PERS ATAU MEDIA DALAM SISTEM

DEMOKRASI INDONESIA

M ALTHAF GHAZALI
210501123

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


PRODI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2022/2023
Abstrak

Media tidak hanya bergantung pada faktor produksi, tetapi juga faktor luar
produksi disebut off-print. Salah satu faktor tersebut adalah peran surat kabar
sebagai "jembatan" antara publik, pemerintah, dan bisnis. Oleh karena itu,
Suara.media ini menjadi bukti peran UKM dalam meningkatkan daya saing
kabupaten/kota di Pusat daerah, selain juga best practice yang dapat dijadikan
model peran surat kabar di Indonesia pembangunan daerah, terhadap system
demokrasi Indonesia

Kata Kunci: Media, demokrasi, pers

PENDAHULUAN

Pers2 mempunyai fungsi ideologis dan melakukan manuver politik sesuai


dengan fungsi ideologinya. Hal ini akan mencakup masalah siapa, kepentingan apa,
dan perspektif mana yang akan memperoleh akses ke media. Di luar fungsi ideologis
yang dijalankan, bagaimanapun, pers perlu dilihat sebagai institusi ekonomi. Oleh
karena itu, manuver politik yang dijalankan melalui politik pemberitaan juga dikemas
sebagai komoditi informasi yang berusaha menyiasati tuntutan serta peluang pasar.
Pemain industri media kita tampaknya hanya akan terdiri atas kaum yang itu-itu saja.
Media pun memiliki fungsi ideologinya (Sudibyo, Agus, 2001: X).

Pers mempunyai fungsi memberi pendidikan (education), memberi informasi


(information), dan memberi hiburan (entertainment). Tiga fungsi itu dilakukan dalam
bingkai membentuk pendapat umum (public opinion). Oleh karena itu, peranan pers
sangat besar dalam konteks pemberdayaan masyarakat. Pers dapat memberikan
pendidikan kepada masyarakat mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah,
memberikan informasi tentang kegiatan dan dinamika masyarakat, memberikan
hiburan kepada masyarakat di tengah-tengah berbagai krisis. Dalam melakukan fungsi-
fungsi tersebut, pers membentuk pendapat umum, sehingga sangat berpengaruh
terhadap kehidupan masyarakat dan negara.
Besarnya tingkat pengaruh pers terhadap kehidupan masyarakat dan negara
dikemukakan oleh Dedy N. Hidayat (Jurnal ISKI, 1999: vii) ketika menjelaskan
mengenai ruang publik (public sphere). Diskursus seputar media massa, khususnya
dalam konteks kajian demokratisasi, pada akhirnya akan sulit mengesampingkan
keberadaan konsep ruang publik (public sphere). Pers sebagai ruang publik, menjaga
keseimbangan antara negara (state), kekuasaan (power), dan masyarakat (society).
Secara ideal, pers mampu menjadi pendulum yang menjaga agar kekuasaan tidak
terlalu berat kepada negara, demikian pula tidak terlalu berat kepada rakyat.

PEMBAHASAN

Sebagai suratkabar yang terbit dan berkembang bersama “denyut nadi”


masyarakat Jawa Tengah, SM sadar betul akan peran dan fungsi pers seperti diuraikan
dalam Pendahuluan tersebut. Oleh sebab itu, suratkabar “perekat komunitas Jawa
Tengah” ini selalu berusaha memajukan masyarakat Jawa Tengah melalui berbagai
kegiatan. Salah satu kegiatan itu adalah Survei Daya Saing Daerah (SDSD) 2010.
Dalam survei tersebut, SM dipercaya oleh Steering Committee (SC) menjadi
Koordinator Organizing Committee (OC).

Steering Committee terdiri atas Bank Indonesia Kantor Wilayah V Jawa


TengahDIY, Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD), Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda), lembaga kerja sama pemerintah Indonesia dan
Jerman, GIZ-Red, dan Suara Merdeka. Mengapa SM bersedia berpartisipasi dalam
pelaksanaan survei? Pertimbangan utama adalah, partisipasi tersebut sebagai bentuk
nyata dari semangat sebagai “perekat komunitas Jawa Tengah”. Sejak terbit perdana
pada 11 Februari 1950 SM selalu berusaha memberikan kontribusi terhadap kemajuan
masyarakat di provinsi ini. Kontribusi tersebut bukan hanya melalui pemberitaan,
melainkan juga keterlibatan langsung dalam kegiatan pemerintah dan masyarakat.
Survei daya saing merupakan survei yang sangat strategis bagi upaya peningkatan
kinerja investasi, yang mempunyai trickledown effect yang sangat bermanfaat bagi
Jawa Tengah.

Peningkatan investasi akan membawa dampak positif bagi pengembangan


dinamika bisnis, pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja, pengurangan
pengangguran dan kemiskinan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu,
dengan aktif dalam kegiatan survei, maka SM menjalankan perannya sebagai
“jembatan” antara aspirasi rakyat, kepentingan pengusaha, dan kepentingan
pemerintah daerah. Hasil survei dapat digunakan sebagai cermin bagi pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk memperbaiki kinerjanya, sekaligus
sebagai tolok ukur yang dapat digunakan oleh pengusaha dan masyarakat dalam
menilai kinerja pemerintah daerah. Pemerintah daerah (provinsi maupun
kabupaten/kota), dengan demikian, dapat membenahi dan memperbaiki kinerjanya
demi memenuhi kepentingan pengusaha dan aspirasi masyarakat.

Teori Pers Tanggung Jawab Sosial secara umum menerima enam fungsi tersebut,
tetapi menyatakan tidak puas terhadap interpretasi para pemilik dan pelaksana media
tentang fungsi itu, dan terhadap cara pers melaksanakan fungsi itu. Teori Pers
Tanggung Jawab Sosial menerima peran pers dalam melayani sistem politik, memberi
penerangan kepada masyarakat dan menjaga hak-hak orang per orang. Teori ini
menyatakan, bahwa selama ini pers tidak menjalankan fungsi itu secara sempurna.
Teori Pers Tanggung Jawab Sosial menerima peran pers dalam melayani sistem
ekonomi, tetapi tidak menghendaki diprioritaskannya fungsi itu melebihi fungsi
mendukung proses demokrasi atau memberikan penerangan kepada masyarakat. Teori
Pers Tanggung Jawab Sosial menerima peran pers dalam menyajikan hiburan, dengan
syarat hiburan itu harus “baik”. Teori ini menerima keharusan pers sebagai lembaga
yang bebas secara finansial, tetapi bila perlu melarang beberapa media tertentu
memasuki pasar. Relevansi Teori Pers Tanggung Jawab Sosial dengan penelitian antara
lain: (1) Objek penelitian (SM) adalah pers yang aktif sebagai OC Survei Daya Saing
Daerah dalam rangka menjalankan fungsi melayani sistem politik dengan menyediakan
informasi, diskusi, dan perdebatan tentang masalah daya saing daerah di Jawa Tengah;
(2) Melalui survei tersebut, Suara Merdeka juga memberikan penerangan kepada
masyarakat, terutama mengenai kinerja pemerintah dan dunia usaha di wilayahnya,
sehingga mendorong masyarakat mampu mengatur diri sendiri; (3) Lewat kegiatan
survei, Suara Merdeka bertindak sebagai “anjing penjaga” yang mengawasi pemerintah
dalam menjalankan tugas-tugas meningkatkan daya saing; (4) Melalui survei, SM
mempertemukan kepentingan pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah dan
kepentingan investor, dengan tujuan meningkatkan kinerja investasi; (5) Meskipun
aktif sebagai OC Survei Daya Saing Daerah, namun SM tetap menjalankan fungsi
memberikan hiburan kepada masyarakat, selain juga menjalankan fungsi edukasi dan
informasi; (6) Dengan menjadi OC Survei Daya Saing Daerah, bekerja sama dengan
pemangku kepentingan yang lain, Suara Merdeka pun berpartisipasi secara finansial,
sehingga objektivitas survei terjaga dan bebas dari tekanan pihak-pihak yang memiliki
kepentingan tertentu .

Selain itu, pemilihan topik penelitian ini untuk memberikan kesadaran pada
masyarakat dan pers untuk mengutamakan kepentingan nasional dibandingkan
kepentingan golongan tertentu saja. Peran pers dalam negara demokrasi tidak hanya
memberikan hiburan kepada masyarakat, tetapi sebagai alat kontrol kepada pemerintah
jika pers menjalankan fungsi kontrol sosialnya dengan baik, dan merespons peringatan
awal bencana dari BMKG. Peristiwa bencana di NTT ini dapat dijadikan evaluasi
beberapa pihak di antaranya masyarakat, pers dan pemerintah untuk saling mendukung
agar peristiwa serupa tidak akan memiliki dampak yang masif. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat bagaimana peran pers dalam negara demokrasi ikut dalam
menyosialisasikan gerakan sosial digital di Twitter sebagai bentuk tanggung jawab pers
kepada masyarakat. Pers merupakan pilar keempat atau fourth estate dalam negara
demokrasi, setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Menurut McNair (2018), fungsi
pers dalam negara demokrasi, yaitu: fungsi pengawasan, fungsi mendidik, memberikan
platform terhadap diskursus politik publik, sebagai pengawas pemerintah. Hsu, Yu, &
Wu (2014) mengatakan bahwa media sosial memberikan peluang bagi para pengguna
untuk membentuk ikatan dan membangun suatu jaringan sosial dengan berinteraksi
sesamanya melalui internet. Internet telah menjadi ruang publik dalam konteks virtual.
Internet memfasilitasi berbagai interaksi dan komunikasi antar penggunanya.
Berdasarkan karakteristik tersebut, internet khususnya media sosial telah menjadi
bagian hidup semua orang yang ada di dunia.

Menurut Lim (2014), media sosial memiliki kemampuan mendorong mobilisasi


dan menggalang respon dengan cepat. Penggunaan media sosial Twitter oleh
masyarakat dalam peristiwa bencana banjir bandang di NTT, salah satu upaya dari
masyarakat untuk melakukan mobilisasi bantuan moral bagi para korban bencana
banjir di NTT. Bantuan moral bagi masyarakat dapat diberikan juga oleh pers. Salah
satunya adalah upaya menyosialisasikan gerakan sosial digital. Serta dapat melihat
peran pers dalam struktur jaringan masyarakat di Twitter dengan tagar
#SolidaritasUntukNTT. Struktur jaringan masyarakat di Twitter dapat dideskripsikan
dan divisualisasikan menggunakan metode analisis jaringan sosial. Segala aspek sosial
yang ada dalam internet dapat dianalisis menggunakan metode analisis jaringan sosial.
Menurut Bakry (2020) penelitian analisis jaringan sosial mampu mengidentifikasi
perkembangan suatu jaringan dan alur informasi dalam jaringan sosial di Twitter.
Berdasarkan penjabaran di atas segala fenomena sosial dalam media sosial, khususnya
Twitter dapat dianalisis menggunakan perspektif analisis jaringan (network). Network
merupakan relasi antar aktor dalam interaksi di suatu jaringan. Studi jaringan
menggambarkan relasi antar aktor dalam struktur sosial tertentu (Sari & Dwiyanti,
2018).

Makna fungsi biasanya mengarah pada peran dan manfaat. Sedangkan


fungsi Pers secara umum adalah bertujuan memberikan informasi berupa berita yang
aktual, penyalur aspirasi berupa opini, dan lain sejenisnya. Secara spesifik, ada
lima fungsi pers, diantaranya: fungsi informatif, fungsi kontrol sosial, fungsi
edukatif, fungsi menghibur, dan fungsi mempengaruhi. Sementara dalam Undang-
Undang Pers, hanya ada 4 fungsi yakni, informasi, kontrol, edukasi, dan
menghibur.7Fungsi Informatif (Informative). Yaitu pers memiliki fungsi dalam
penyajian segala bentuk informasi yang dibutuhkan masyarakat.

Entah berupa informasi seputar politik, ekonomi, atau sosial-budaya. Setiap


informasi tersebut telah dibenarkan oleh khalayak, dan tidak bisa diputuskan atau
ditarik kembali oleh orang selain anggota pers.Didalam penyajian informasi yang
dibutuhkan masyarakat, pers harus menyaring informasi yang layak dan yang baik
tehadap perkembangan anak, karena informasi-informasi tersebut sangat berpengaruh
dalam pola tumbuh anak, apabila seorang anak tertarik dengan informasi yang
baru dia dengar, anak akanmudah meniru informasi-informasi yang disajikan
media pers tanpa memikirkan efek positif atau negatifnya.Fungsi Kontrol Sosial.
Fungsi kedua ini menyatakan bahwa pers adalah untuk mencari dan menyelidiki
stabilitas kerja pemerintah atau birokrat Negaraterhadap perlindungan dan
kesejahteraan anak.Terhadap fungsi kontrol sosial, media pers harus bisa
mengontrol hal-hal yang akan disajikan, agar perkembangan anak dapat dikontrol
dengan baik, dan masyarakat dapat mengetahui bagaimana peran pemerintah,
masyarakat keluarga terhadap perlindungan dan kesejahteran anak.Fungsi Edukasi
(Education).
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (jurnal), April 1999, Menuju Paradigma Baru
Penelitian Komunikasi, Bandung, ISKI dan PT Remaja Rosdakarya.
Sudibyo, Agus, 2001, Politik Media dan Pertarungan Wacana, Yogyakarta, LKiS

Anwar, M. T., Iriani, A., & Manongga, D. H. (2018). Analisis pola persebaran
pornografi pada media sosial dengan social network analysis. Jurnal Buana
Informatika, 9(1), 43–52. https://doi.org/10.24002/jbi.v9i1.1667

Fatoni, A. (2019). Chain network akun Twitter BMKG (@infoBMKG) dalam


penyebaran informasi cuaca, iklim dan gempa bumi. Mediakom: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 3(1), 1–17. https://doi.org/10.35760/mkm.2019.v3i1.1978

Dewi Fiska, Hak Anak Untuk Mendapatkan Pendidikan Kesehatan Dinegara


Kesatuan Republik Indonesia, Jurnal Advokasi, Volume 5 Nomor 1, Juli 2014.

Anda mungkin juga menyukai