Disusun Oleh :
Ahmas Fauzil F Z (16312100)
Fathimatuz Zuhroh (180301078)
Devi Larasati (180301081)
Disusun Oleh :
Ahmas Fauzil F Z (16312100)
Fathimatuz Zuhroh (180301078)
Devi Larasati (180301081)
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan masalah
Berdasarkan permasalahan yang dibahas dalam makalah ini maka penulis
memperoleh tujuan dari makalah ini. Ada beberapa tujuan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui pandangan dari sisi merkantilisme mengenai perdagangan
2. Dapat mengetahui perdagangan berdasarkan keunggulan absolut
3. Dapatmengetahui perdagangan berdasarkan keunggulan komparatif
4. Dapat mengetahui keunggulan komparatif dan biaya oportunitas
5. Dapat mengetahui faktor endowment relative (heckscher-ohlin)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Absolut
Adam Smith memulai dengan prinsip yang sederhana bahwa dua negara
hanya akan berdagang dengan satu sama lain secara suka rela apabila kedua negara
mendapatkan manfaat. Jika satu negara tidak mendpatkan apa-apa atau kehilangan,
dia kan menolak untuk berdagang. Namun, bagaiman suatu perdagangan yang
saling menguntungkan dapat berlangsung dan dari mana keuntungan dari
perdangan tersebut datang.
a. Keunggulan Absolut
Menurut Adam Smith perdagangan antara dua negara didasarkan pada
keunggukan absolut. Ketika satu negara lebih efisien dari pada (atau memiliki
keunggulan absolut) yang lain dalam produksi satu komoditas tetapi kurang efisien
daripada (atau memiliki kelemahan absolut terhadap) negara lain dalam
memproduksi komoditas kedua, kedua negara dapat mendapatkan manfaat dengan
masing-masing mengkhususkan diri dalam produksi komoditas yang memiliki
keunggulan absolut dan bertukar hasil dengan negara lain untuk komoditas yang
memiliki kelemahan absolut. Dengan proses ini, sumber daya digunakan dengan
cara yang paling efisien dan hasil dari kedua komoditas akan naik. Peningkatan
dalam hasil komoditas kedua merupakan ukuran keuntungan dari spesialisasi dalam
produksi yang tersedia untuk dibagi antara kedua negara melalui perdagangan.
Sementara para penganut merkantilisme percaya bahwa satu negara bisa
mendapatkan keuntungan hanya dengan mengorbankan negara lain dan
menganjurkan control pemerintah yang ketat dari semua kegiatan ekonomi dan
perdagangan, Adam Smith (dan ekonom klasik lainnya yang mengikutinya)
percaya bahwa semua negara akan memperoleh keuntungan dari perdagangan
bebas dan sanagt menganjurkan kebijakan Laissez-Faire (yakni membatasi campur
tangan pemerintah sekecil mungkin dalaam system ekonomi). Perdagangan bebas
akan menyebabkan sumber daya dunia akan digunakan dengan cara yang paling
efisien dan akan memaksimalkan kesejahteraan dunia. Ada beberapa pengecualian
untuk kebijakan Laissez-Faire dan perdagangan bebas ini. Salah satunya adalah
perlindungan industry penting bagi pertahanan nasional. Teori Adam Smith
melayani kepentingan pemilik pabrik (yang dapat membayar upah lebih rendah
4
karena impor pangan murah) dan merugikan pemilik tanah di inggris (karena
makanan menjadi berlimpah akibat impor maka harga menjadi lebih murah), dan
itu menunjukkan hubungan antara tekanan social dan pengembangan teori-teoti
ekonomi baru untuk mendukung mereka.
b. Ilustrasi keunggulan absolut
Menunjukkan bahwa satu jam dari waktu kerja dapat menghasilkan enam
gantang gandum di Amerika Serikat, tetapi hanya satu di inggris. Di sisi lain, satu
jam dari waktu kerja menghasilkan lima meter kain di Inggris tapi hanya empat di
Amerika Serikat. Dengan demikian demikian Amerika Serikat lebih efisien dari
pada, atau memiliki keunggulan absolut atas, inggris dalam produksi gandum,
sedangkan inggris lebih efisien dari pada, atau memiliki keeunggulan absolut atau
Amerika Serikat dalam produksi lain. Dengan perdaganagn, amerika serikat akan
mengkhususkan diri dalam produksi gandum dan sebagian diperdagangan untuk
mendapatkan kain dari inggris.. kondisi sebaliknya juga berlaku untuk inggris.
Fakta bahwa inggris mendapatkan keuntungan jauh lebih banyak dari pada amerika
serikat tidak penting untuk saat ini. Yang terpenting adalah bahwa kedua negara
dapat memperoleh keuntungan dari spesialisasi dalam produksi dan perdagangan.
5
Menurut hukum keunggulan koparatif, bahakan jika suatu negara kurang
efisien dari pada (memiliki kelemahan absolut terhadap) negara lain dalam produksi
kedua komoditas, masih ada landasan untuk perdagangan yang saling
menguntungkan. Negraa pertama harus mengkhususkan diri dalam produksi dan
ekspor komoditas yang mempunyai kerugian absolut yang lebih kecil (ini yang akn
menjadi komoditas yang merupakan keunggulan koparatfi) dan mengimpor
komoditas yang mempunyai kerugian absolut yang lebih besar (ini yang akan
menjadi komoditas dengan kerugian komperatif).
Tabel 1.2 Keunggulan Komparatif
Amerika Serikat Inggris
Gandum (gantang/jam) 6 1
Kain (meter/jam) 4 2
6
enam jam ini, untuk menghasilkan 12K dan melepaskan 6K untuk kemudia
mendapatkan 6G dari amerika serikat. Dengan demikian inggris kan mendapatkan
keuntungan 6K atau menyimpan jam dari waktu kerja. Ekali lagi, bahwa
fakta mengatakan inggris mendapatkan keuntungan lebih dari perdagangan ini
disbanding amerika serikat tidak penting pada saat ini. Yang terpenting adalh dua
negara dapat memperolrh keuntungan drai perdagnagn bahkan jika salah satu drai
mereka (dalamhal ini inggris) kurang efisien dari pada yang lain dalam produksi
kedua komoditas.
c. Pengecualian hokum keunggulan komparatif
Hal ini terjadi ketika kelemahan absolut yang dimiliki satu negara terhadap
negara lain adalah sama di kedua komoditas. Bahkan, jika satu negara memiliki
kelemahan absolut disbanding negara lain dalam produksi kedua komoditas, masih
ada landasan untuk perdagangan yang saling menguntungkan, kecuali kelemahan
absolut (yang dimiliki satu negara terhadap negara lain) berada dalam proporsi yang
sama untk kedua komoditas. Di lain pihak, hambatan perdagangan alami seperti
biaya transportasi malah dapat menghalangi perdagangan bahkan ketika beberapa
keunggulan komparatif ada. Pada kondisi ini, bagaimanapun, kita berasumsi bahwa
tidak ada hambatan alami atau buatan (seperti tarif) yang terjadi selama
perdagangan.\
d. Keunggulan komparatif dengan uang
Menurut hokum keunggulan komparatif (dan mengabaikan pengecualian
yang disebut diatas), bahakan jika satu negara (inggris dalam hal ini) memiliki
kelemahan absolut dalam produksi kedua komoditas dibandingkan dengan negara
lain (amerika serikat), masih ada landasan untuk perdangan yang saling
mengutungkan. Bagaimana mungkin ?, jawabannya adalah bahwa upah di inggris
akan cukup rendah dibandingkan upah di amerika serikat, sehingga membuat harga
kain (komoditas yang mana inggris keunggulan komparatif) lebih rendah di inggris,
dan hanya harag gandum lebih rendah di amerika serikat ketika kedua komoditas
disajikan dalam bentuk nilai tukar di kedua negara.
Tabel 1.3 Harga Dolar Gandum dan Kain di Amerika Serikat dan Inggris
pada Kurs £1 = $2
7
Amerika Serikat Inggris
Harga satu gantang gandum $1,00 $2,00
Harga satu meter kain 1,50 1,00
Kita dapat melihat bahwa harga dolaar gandum (komoditas di mas amerika serikat
memiliki keunggulan komparatif) lebih rendah di amerika serikat daripada di
inggris. Disisi lain, harga dolar kain (komoditas dimana inggris memiliki
keunggulan komparatif) lebih rendah di ingris (hasilnya akan sama jika harga
kedua komoditas dinyatakan dalam pound). Dengan demikian, argument yang bisa
terjadi di amerika serikat adalah bahwa amerika serikat perlu melindungi upah dan
standart hidup pekerjanya yang tinggi terhadap buruh inggris yang umumnya murah
adalah salah. Demikian pula argument sebaliknya yang terdapat di inggris bahw
tenagakerj mereka membuthkan perlindungan terhdap tenaga kerja amerik srikat
yang lebih efisien juga salah.
8
faktor produksi, juga tidak digunakan dalam proporsi yang tetap dan selalu sama
dalam produksi semua komoditas. Selain itu , biasanya ada bebrapa kemungkinan
substitusi antara tenaga kerja , modal, dan faktor-faktor lain dalam produksi
komoditas. Selain itu, tenaga kerja jelas tidak homogen, tetapi sangat bervariasi
dalam pelatihan, produktivitas, dan upah.
b. Teori biaya oportunitas
Haberler pada 1936 akhirnya menjelaskan atau mendasarkan teori
keunggulan komparatif pada Teori Biaya Oportunitas (Opportunity Cost Theory).
Dalam bentuk ini, hukum keunggulan komparatif kadang-kadang disebut sebagai
hokum perbandingan biaya. Menurut biaya oportunitas, biaya komoditas adalah
jumlah komoditas kedua yang harus diberikan untuk dapat menggunkan sumber
daya yang cukup untuk memproduksi satu unit tambahan komoditas pertama. Tidak
ada asumsi yang dibuat menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan satu-satunya
faktor produksi atau tenaga kerja yang homogen. Juga tidak diasumsikan bahwa
biaya atau harga suatu komoditas tergantung pada, atau dapat dinilai secara
eksklusif dari, komposisi tenaga kerjanya. Akibatnya, negara dengan baiay
oportunitas lebih rendah dalam produksikomoditas, memiliki keunggulan
komparatif dalam komoditas (kelemahan komparatif dalam komoditas kedua).
c. Batas kemungkinan produksi dalam biaya yang konstan
Biaya oportunitas dapat digambarkan dengan kurva batas kemungkinan
produksi, atau kurva transformasi. Garis batas kemungkinan produksi adalah kurva
yang menunjukkan alternative kombinasi dari komoditas yang dapat dihasilkan
sutau negara dengan sepenuhnya memanfaatkan sumber dayanya dengan teknolodi
terbaik yang tersedia.
9
150 20 50 20
120 40 40 40
90 60 30 60
60 80 20 80
30 100 10 100
0 120 0 120
Gambar 1.1
Kurva Batas Kemungkinan Produksi Amerika Serikat dan Inggris
10
Titik-titik yang berada di dalam, atau dibawah, kurva batas kemungkinan
produksi juga melambangkan kemungkinan komosisi produksi, tetapi tidak efisien,
dalam arti bahwa negara tersebut masih memiliki beberapa sumber daya yang
belum digunakan secara maksimal dan atau belum menggunakan teknologi terbaik
yang tersedia untuk itu. Di sisilain, titik-titik diatas batas kemungkinan produksi
yang tidak dapat dicapai dengan sumber daya dan teknologi yang saat ini tersedia
untuk negara tersebut.
Biaya Oportunitas yang Konstan (Constant Opportunity Cost) muncul
ketika sumber daya atau faktor produksi yang digunakan merupakan barang
substitusi yang sempurna untuk satu sama lain atau digunakan dengan proporsi
yang tetap dalam produksi kedua komoditas, dan semua unit dari faktor produksi
yang sama adalah homogen atau peris sama kualitasnya. Dengan demikian, kita
memiliki biaya konstan dalam arti bahwa jumlah yang sama dari salah satu
komoditas harus diberikan untuk produksi setiap unit tambahan komoditas kedua.
Walaupun biaya oportunitas sifatnya kosntan disetiap negara, nilai merka berbeda
masing-masing negara, hal ini menyediakan ladasan untuk terjadinya perdagangan.
Namun pada kenyataanya, biaya yang konstan sebenarnya tidak realsitis. Mereka
dipakai hanya karena mereka berfungsi untuk mempermudah penjelasan awal
sebelum masuk ke kasus yang lebih realistis, yaitu biaya meningkat.
d. Biaya oportunitas dan ahrga komoditas relative
Gambar 1.1 menunjukkab kemirigan absolut dari kurva transformasi
amerika serikat adalah 120/180 = 2/3 = biaya oportunitas untuk gandum di amerika
serikat dan nilainya tetap konstan. Kemiringan kurva transformasi inggris adalah
120/60 = 2 = biaya oportunitas untuk gandum di inggris dan nilainya tetap konstan.
Pada asumsi bahwa harga sama dengan biaya produksi dan masing-masing negara
menghasilkan beberapa gandum dan kain, biaya oportunitas gandum sama dengan
harga gandum relative terhadap harga kain (PG/PK).
Dengan demiakian, PG/PK = 2/3 di amerika serikat, dan sebaliknya PK/PG = 3/2 =
1,5. Di inggris PG/PK = 2, dan PK/PG = 1/2. Nilai PG/PK yang lebih rendah di amerika
serikat (2/3 dibandingkan dengan 2 di inggris) adalah refleksi dari keunggulan
komparatif dalam gandum amerika serikat. Demikian pula, PK/PG yang lebih rendah
11
di inggris (1/2 dibandingkan dengan 2/3) mencerminkan keunggulan komparatif
dalam kain. Perhatikan bahwa dalam kondisi biaya konstan, PG/PK, ditentukan
secara eksklusif oleh pertimbanagn produksi,atau penawaran, disetiap negara.
Pertimbangan permintaan tidak masuk sama sekali dalam penentuan Harga
Komoditas Relatif (Relative Commodity Prices). Kita dapat mengatakan bahwa
perbedaan harga komoditas relative antaar kedua negara (yang ditunjukkan oleh
perbedaan kemiringan kurva transformasi mereka) adalah refleksi dari keunggulan
komparatif mereka dan menyediakan landasan untuk perdagangan yang saling
mengutungkan.
12
membuat cacat karya Leontief. Leontief berasumsi bahwa terdapat dua faktor
produksi homogen yaitu tenaga kerja, dan modal. Namun, ada faktor produksi
lainnya, terutama tanah, modal manusia, dan teknologi, tidak satupun darinya yang
dimasukkan dalam analisis Leontief.
Pendekatan Leontief mengukur modal fisik (pabrik, property, dan peralatan)
dan tenaga kerja fisik yang digunakan untuk membangun peswat terbang Boing,
tetapi gagal untuk mengukur secara memadai peran modal manusia dan teknologi
dalam operasi perusahaan tersebut. Meskipun demikian, modal manusia (teknisi
berpendidikan tinggi yang merancang pesawat terbang tersebut dan ahli mesin
berketerampilan tinggi yang merakitnya) dan teknologi (tenik manajemen vanggih
yang mengendalikan lini perakitan terbessar di dunia tersebut) adalah lebih penting
bagi keberhasilan Boeing dibandingkan hanya modal fisik dan tenaga kerja fisik.
Kegagalan Leontief untuk mengukur peran yang dimainkan oleh faktor-faktor
produksi lainnya ini dalam menentukan pola perdaganagn internasional dapat
berkontribusi pada hasil paradoksal yang di dapatkannya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah ini membahas perkembangan teori perdagangan dari
merkantilisme, Adam Smith, David Ricardo, dan Haberler. Para penganut
merkantilisme percaya bahwa negara bisa mendapatkan keuntungan dari
perdagangan internasional hanya dengan mengorbankan negara-negara lain.
Sebagai hasilnya, mereka menganjurkan pembatasan impor, insentif untuk ekspor,
dan peraturan pemerintah yang ketat untuk semua kegiatan ekonomi. Menurut
Adam Smith, perdagangan didasarkan pada keunggulan absolut dan manfaat kedua
negara. (Pembahasan mengasumsikan dunia dengan dua-negara, dua-komoditas.)
Artinya, ketika setiap negara mengkhususkan diri dalam produksi komoditas yang
memiliki keunggulan absolut dan menjual sebagian dari output komoditas dengan
kelemahan absolut, kedua negara berakhir mengonsumsi lebih dari kedua
komoditas tersebut.
David Ricardo memperkenalkan hukum keunggulan komparatif, bahwa
bahkan jika satu negara kurang efisien dibandingkan negara lain dalam produksi
kedua komoditas, masih ada landasan untuk perdagangan yang saling
menguntungkan (asalkan kelemahan absolut negara pertama yang berkaitan dengan
yang kedua adalah tidak dalam proporsi yang sama di kedua komoditas). Ricardo,
bagaimanapun, menjelaskan hukum keunggulan komparatif dalam hal teori nilai
tenaga kerja tidak dapat diterima. Gottfried Haberler datang menyelamatkan"
model pedagangan Ricardian dengan menjelaskan hukum keunggulan komparatif
dalam hal teori biaya oportunitas. Ia menyatakan bahwa biaya komoditas adalah
jumlah komoditas kedua yang harus diberikan untuk mendapatkan sumber daya
yang hanya cukup untuk memproduksi satu unit tambahan komoditas pertama.
Biaya oportunitas komoditas sama dengan harga relatif komoditas itu dan nilainya
sama dengan kemiringan (absolut) dari garis batas kemungkinan produksi. Sebuah
garis batas kemungkinan produksi yang lurus mencerminkan biaya oportunitas
yang konstan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15