Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


(MERKANTILISME & KLASIK)

Penulisan makalah ini sebagai salah satu tugas semester


Mata Kuliah Bisnis Internasional
Yang diampu oleh Asep Saepuloh, S.E., M.M

Disusun Oleh :
Ahmas Fauzil F Z (16312100)
Fathimatuz Zuhroh (180301078)
Devi Larasati (180301081)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
MAKALAH

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


(MERKANTILISME & KLASIK)

Penulisan makalah ini sebagai salah satu tugas semester


Mata Kuliah Bisnis Internasional
Yang diampu oleh Asep Saepuloh, S.E., M.M

Disusun Oleh :
Ahmas Fauzil F Z (16312100)
Fathimatuz Zuhroh (180301078)
Devi Larasati (180301081)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur Alhamdulillah , senantiasa penulis panjatkan atas


kehadirat Allah SWT Dzat yang menciptakan alam seisinya. Dzat yang
memperjalankan siang dan malam dengan teratur. Dzat yang wajib disembah oleh
hamba – hamba–Nya. Karena, dengan Nikmat Rahmat Taufiq, Hidayah, Inayah
serta Petunjuk-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan benar.
Dengan selesainya makalah yang memaparkan tentang Teori Perdagangan
Internasional (Merkantilisme & Klasik), penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, Yaitu :
1. Bapak Asep Saepuloh, S.E., M.M Selaku Dosen Mata Kuliah Bisnis
Internasional
2. Teman – teman, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini
Semoga atas jerih payah dan sumbangsih pemikirannya diterima oleh
Allah SWT amin., dan penulis berharap, semoga makalah ini, bagi pembaca dapat
dijadikan sebagai sumber bacaan yang berguna untuk menambah ilmu pengetahuan
berbahasa indonesia.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan penulisan selanjutnya.

Gresik, 29 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar belakang masalah .................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ............................................................................. 1
1.3. Tujuan penulisan ............................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................... 3


2.1. Pandangan Dari Sisi Merkantilisme Mengenai Perdagangan ............ 3
2.2. Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Absolut .............................. 4
2.3. Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Komparatif ......................... 5
2.4. Keunggulan Komparatif dan Biaya Oportunitas .............................. 8
2.5. Factor Endowment Relative (Heckscher-Ohlin) .............................. 12

BAB III : PENUTUP ........................................................................................ 14


3.1. Kesimpulan ....................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pembahasan singkat tentang doktrin-doktrin ekonomi yang dikenal teori
keunggulan absolut yang dikembangkan oleh Adam Smith: Namun, dibutuhkan 40
tahun sebagai merkantilisme yang berlaku selama abad XVII dan XVIII.
Kemudian, berlanjut membahas setelah Adam Smith bagi David Ricardo untuk
benar-benar menjelaskan pola dan keuntungan dari perdagangan dengan hukum
keunggulan komparatifnya. Hukum keunggulan komparatif adalah salah satu
hukum yang paling penting dalam ilmu ekonomi, dengan penerapan yang luas
untuk yang negara serta individu dan berguna untuk mengekspos kekeliruan serius
dari banyak penalaran tampak logis.
Namun, masih ada satu masalah. Ricardo pada awalnya mendasarkan
penjelasan tentang hukum keunggulan komparatif pada teori nilai tenaga kerja,
yang kemudian ditolak. Baru pada awal abad kedua puluh, Gottfried Haberler
muncul untuk menyelamatkan" teori Ricardo dengan menjelaskan hukum
keunggulan komparatif dalam hal teori biaya opportunitas Sebagaimana tercermin
dalam kurva batas-batas kemungkinan produksi, atau kurva transformasi. Dalam
makalan ini, akan membahas tentang Teori Perdagangan International
(Merkantilisme&Klasik), dan untuk lebih memahami mengenal semau hal yang
berkaitan dengan Teori Perdagangan International (Merkantilisme&Klasik), dapat
menyimak pokok-pokok pembahasan berikut.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa pandangan dari sisi merkantilisme mengenai perdagangan ?
2. Apa perdagangan berdasarkan keunggulan absolut ?
3. Apa perdagangan berdasarkan keunggulan komparatif ?
4. Apa keunggulan komparatif dan biaya oportunitas ?
5. Apa faktor endowment relative (heckscher-ohlin) ?

1
1.3. Tujuan masalah
Berdasarkan permasalahan yang dibahas dalam makalah ini maka penulis
memperoleh tujuan dari makalah ini. Ada beberapa tujuan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui pandangan dari sisi merkantilisme mengenai perdagangan
2. Dapat mengetahui perdagangan berdasarkan keunggulan absolut
3. Dapatmengetahui perdagangan berdasarkan keunggulan komparatif
4. Dapat mengetahui keunggulan komparatif dan biaya oportunitas
5. Dapat mengetahui faktor endowment relative (heckscher-ohlin)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pandangan dari Sisi Merkantilisme Mengenai Perdagangan


Secara singkat, para penganut merkantilisme menyatakan bahwa jalan bagi
suatu negara untuk menjadi kaya dan berkuasa adalah dengan mengekspor lebih
dari jumlah impor. Serplus ekspor yang dihasilkan kemuadian akan dibayar
menggunakan aliran arus logam mulia yang masuk, terutama emas dan perak.
Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki suatu negara maka semakin kaya
dan kuat negara itu. Dengan demikian, pemerintah harus melakukan semua yang
ada dalam kekuasaannya untuk merangsang ekspor suatu negara, dan mencegah
serta membatasi impor (khususnya impor barang mewah). Merkantilisme
mengukur kekayaan suatu negara dengan stok logam mulia yang dimilikinya.
Sebaliknya, saat ini kita mengukur kekayaan suatu negara dengan populasi
manusia, produktivitas manusia, dan sumber daya alam yang tersedia untuk
memproduksi barang dan jasa. Semakin besar stok sumber daya yang berguna,
semakin besar arus barang dan jasa untuk memenuhi keinginan manusia, dan
semakin tinggi standar hidup di negara tersebut.
Terdapat alasan yang rasional dalam menjelaskan keinginan para penganut
merkantilisme untuk mengakumulasi logam mulia. Jika melihat bahwa
merkantilisme bekerja terutama untuk para pengusaha dan bertujuan meningkatkan
kekuatan nasional. Dengan lebih banyak emas, penguasa dan bertujuan
meningkatkan kekuatan nasional. Dengan lebih banyak emas, penguasa bisa
membangun kekuatan militer yang lebih besar dan lebih baik serta
mengonsolidasikan kekuasaan mereka didalam negeri, tantara da Angkatan laut
yang diperkuat juga memungkinkan mereka untuk memperoleh koloni lagi. Selain
itu, emas berlebih berarti lebih banyak uang (contohnya, lebih banyak koin emas)
dalam sirkulasi dan aktivitas bisnis yang lebih besar. Selain itu, dengan mendorong
ekspor dan membatasi impor, pemerintah akan mendorong ouput nasional dan
kesempatan kerja.

3
2.2 Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Absolut
Adam Smith memulai dengan prinsip yang sederhana bahwa dua negara
hanya akan berdagang dengan satu sama lain secara suka rela apabila kedua negara
mendapatkan manfaat. Jika satu negara tidak mendpatkan apa-apa atau kehilangan,
dia kan menolak untuk berdagang. Namun, bagaiman suatu perdagangan yang
saling menguntungkan dapat berlangsung dan dari mana keuntungan dari
perdangan tersebut datang.
a. Keunggulan Absolut
Menurut Adam Smith perdagangan antara dua negara didasarkan pada
keunggukan absolut. Ketika satu negara lebih efisien dari pada (atau memiliki
keunggulan absolut) yang lain dalam produksi satu komoditas tetapi kurang efisien
daripada (atau memiliki kelemahan absolut terhadap) negara lain dalam
memproduksi komoditas kedua, kedua negara dapat mendapatkan manfaat dengan
masing-masing mengkhususkan diri dalam produksi komoditas yang memiliki
keunggulan absolut dan bertukar hasil dengan negara lain untuk komoditas yang
memiliki kelemahan absolut. Dengan proses ini, sumber daya digunakan dengan
cara yang paling efisien dan hasil dari kedua komoditas akan naik. Peningkatan
dalam hasil komoditas kedua merupakan ukuran keuntungan dari spesialisasi dalam
produksi yang tersedia untuk dibagi antara kedua negara melalui perdagangan.
Sementara para penganut merkantilisme percaya bahwa satu negara bisa
mendapatkan keuntungan hanya dengan mengorbankan negara lain dan
menganjurkan control pemerintah yang ketat dari semua kegiatan ekonomi dan
perdagangan, Adam Smith (dan ekonom klasik lainnya yang mengikutinya)
percaya bahwa semua negara akan memperoleh keuntungan dari perdagangan
bebas dan sanagt menganjurkan kebijakan Laissez-Faire (yakni membatasi campur
tangan pemerintah sekecil mungkin dalaam system ekonomi). Perdagangan bebas
akan menyebabkan sumber daya dunia akan digunakan dengan cara yang paling
efisien dan akan memaksimalkan kesejahteraan dunia. Ada beberapa pengecualian
untuk kebijakan Laissez-Faire dan perdagangan bebas ini. Salah satunya adalah
perlindungan industry penting bagi pertahanan nasional. Teori Adam Smith
melayani kepentingan pemilik pabrik (yang dapat membayar upah lebih rendah

4
karena impor pangan murah) dan merugikan pemilik tanah di inggris (karena
makanan menjadi berlimpah akibat impor maka harga menjadi lebih murah), dan
itu menunjukkan hubungan antara tekanan social dan pengembangan teori-teoti
ekonomi baru untuk mendukung mereka.
b. Ilustrasi keunggulan absolut

Tabel 1.1 Keunggulan Absolut


Amerika Serikat Inggris
Gandum (gantag/jam) 6 1
Kain (meter/jam) 4 5

Menunjukkan bahwa satu jam dari waktu kerja dapat menghasilkan enam
gantang gandum di Amerika Serikat, tetapi hanya satu di inggris. Di sisi lain, satu
jam dari waktu kerja menghasilkan lima meter kain di Inggris tapi hanya empat di
Amerika Serikat. Dengan demikian demikian Amerika Serikat lebih efisien dari
pada, atau memiliki keunggulan absolut atas, inggris dalam produksi gandum,
sedangkan inggris lebih efisien dari pada, atau memiliki keeunggulan absolut atau
Amerika Serikat dalam produksi lain. Dengan perdaganagn, amerika serikat akan
mengkhususkan diri dalam produksi gandum dan sebagian diperdagangan untuk
mendapatkan kain dari inggris.. kondisi sebaliknya juga berlaku untuk inggris.
Fakta bahwa inggris mendapatkan keuntungan jauh lebih banyak dari pada amerika
serikat tidak penting untuk saat ini. Yang terpenting adalah bahwa kedua negara
dapat memperoleh keuntungan dari spesialisasi dalam produksi dan perdagangan.

2.3 Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Komparatif


Pada 1817, David Ricardo menerbitkan tulisannya mengenai principles of
Political Economy and Taxation, yang mana ia menyajikan hokum keunggulan
komperatif . ini adalah salah satu hokum yang paling penting dan masih tak
tertandingi dalam bidang ekonomi, dan bisa diaplikasikan.
a. Hukum keunggulan komparatif

5
Menurut hukum keunggulan koparatif, bahakan jika suatu negara kurang
efisien dari pada (memiliki kelemahan absolut terhadap) negara lain dalam produksi
kedua komoditas, masih ada landasan untuk perdagangan yang saling
menguntungkan. Negraa pertama harus mengkhususkan diri dalam produksi dan
ekspor komoditas yang mempunyai kerugian absolut yang lebih kecil (ini yang akn
menjadi komoditas yang merupakan keunggulan koparatfi) dan mengimpor
komoditas yang mempunyai kerugian absolut yang lebih besar (ini yang akan
menjadi komoditas dengan kerugian komperatif).
Tabel 1.2 Keunggulan Komparatif
Amerika Serikat Inggris
Gandum (gantang/jam) 6 1
Kain (meter/jam) 4 2

Amerika Serikat memiliki keunggulan absolut dikedua abrang, gandum dan


kain, dibandingkan dengan inggris, tapi karena keunggulan absolut lebih besar
dalam gandum (6:1) dibandingkan kain (4:2), amerika serikat memiliki keunggulan
komparatif dalam gandum. Keunggulan absolut amerika lebih besar dalam gandum,
sedangkan kelemahan absolut inggris lebih kecil di kain sehingga keunggulan
komparatifnya terletak pada kain. Menurut hokum keunggulan komparatif, kedua
negara dapat memperoleh manfaat perdagangan jika amerika serikat
mengkhususkan diri dalam produksi gandum dan mengekspor sebagian dalam
perdagangan untuk mendapatkan kain dari inggris (pada saat yang sama, inggris
mengkhususkan diri dalam produksi dan ekspor kain).
b. Keuntungan dai perdagangan
Untuk menunjukkan bahwa kedua negara dapat memperoleh keuntungan,
misalkan amerika serikat bisa menjual 6G untuk mendappatkan 6K dengan inggris.
Amerika serikat kemudian akan mendapat keuntungan besar 2K (atau menyimpan
½ jam waktu kerja) karena amerika serikat hanya bisa menjual 6G untuk
mendapatkan 4K dalam negeri. Untuk melihat bahwa inggris juga mendapatkan
keuntungan, perhatikan bahwa 6G yang diterima inggris dari amerika serikat akan
membutuhkan enam jam untuk diprduksi di inggris. Inggris bisa menggunakan

6
enam jam ini, untuk menghasilkan 12K dan melepaskan 6K untuk kemudia
mendapatkan 6G dari amerika serikat. Dengan demikian inggris kan mendapatkan
keuntungan 6K atau menyimpan jam dari waktu kerja. Ekali lagi, bahwa
fakta mengatakan inggris mendapatkan keuntungan lebih dari perdagangan ini
disbanding amerika serikat tidak penting pada saat ini. Yang terpenting adalh dua
negara dapat memperolrh keuntungan drai perdagnagn bahkan jika salah satu drai
mereka (dalamhal ini inggris) kurang efisien dari pada yang lain dalam produksi
kedua komoditas.
c. Pengecualian hokum keunggulan komparatif
Hal ini terjadi ketika kelemahan absolut yang dimiliki satu negara terhadap
negara lain adalah sama di kedua komoditas. Bahkan, jika satu negara memiliki
kelemahan absolut disbanding negara lain dalam produksi kedua komoditas, masih
ada landasan untuk perdagangan yang saling menguntungkan, kecuali kelemahan
absolut (yang dimiliki satu negara terhadap negara lain) berada dalam proporsi yang
sama untk kedua komoditas. Di lain pihak, hambatan perdagangan alami seperti
biaya transportasi malah dapat menghalangi perdagangan bahkan ketika beberapa
keunggulan komparatif ada. Pada kondisi ini, bagaimanapun, kita berasumsi bahwa
tidak ada hambatan alami atau buatan (seperti tarif) yang terjadi selama
perdagangan.\
d. Keunggulan komparatif dengan uang
Menurut hokum keunggulan komparatif (dan mengabaikan pengecualian
yang disebut diatas), bahakan jika satu negara (inggris dalam hal ini) memiliki
kelemahan absolut dalam produksi kedua komoditas dibandingkan dengan negara
lain (amerika serikat), masih ada landasan untuk perdangan yang saling
mengutungkan. Bagaimana mungkin ?, jawabannya adalah bahwa upah di inggris
akan cukup rendah dibandingkan upah di amerika serikat, sehingga membuat harga
kain (komoditas yang mana inggris keunggulan komparatif) lebih rendah di inggris,
dan hanya harag gandum lebih rendah di amerika serikat ketika kedua komoditas
disajikan dalam bentuk nilai tukar di kedua negara.
Tabel 1.3 Harga Dolar Gandum dan Kain di Amerika Serikat dan Inggris
pada Kurs £1 = $2

7
Amerika Serikat Inggris
Harga satu gantang gandum $1,00 $2,00
Harga satu meter kain 1,50 1,00

Kita dapat melihat bahwa harga dolaar gandum (komoditas di mas amerika serikat
memiliki keunggulan komparatif) lebih rendah di amerika serikat daripada di
inggris. Disisi lain, harga dolar kain (komoditas dimana inggris memiliki
keunggulan komparatif) lebih rendah di ingris (hasilnya akan sama jika harga
kedua komoditas dinyatakan dalam pound). Dengan demikian, argument yang bisa
terjadi di amerika serikat adalah bahwa amerika serikat perlu melindungi upah dan
standart hidup pekerjanya yang tinggi terhadap buruh inggris yang umumnya murah
adalah salah. Demikian pula argument sebaliknya yang terdapat di inggris bahw
tenagakerj mereka membuthkan perlindungan terhdap tenaga kerja amerik srikat
yang lebih efisien juga salah.

2.4 Keunggulan Komparatif dan Biaya Oportunitas


David Ricardo mendasarkan hukum keunggulan komparatif pada sejumlah
asumsi sederhana yaitu hanya dua negara dan dua komoditas, perdagangan bebas,
mobilitas tenaga kerja yang sempurna didalam setiap negara tapi tidak di antara
kedua negara, biaya produksi konstan, biaya transportasi tidak ada, tidak ada
perubahan teknis, dan teori nilai tenaga kerja. Sementara asumsi pertama hingga
keenam dengan mudah dapat dicapai, sedangkan asumsi ketujuh tidak valid dan
tidak boleh digunakan untuk menjelaskan keunggulan komparatif.
a. Keunggulan komparatif ddan teori buruh terhadap nilai
Berdasarkan teori nilai tenaga kerja, nilai atau harga suatu komoditas
tergantung secara eksklusif pada jumlah tenaga kerja yang akan masuk ke produksi
komoditas. Ini berarti, bahwa tenaga kerja adalah satu-satunya faktor produksi atau
tenaga kerja yang digunakan dalam proporsi yang tetap sama dalam produksi
komodiitas, dan tenaga kerja adalah homogen (misalnya, hanya satu jenis). Karena
tidak satupun dari asumsi ini benar, kita tidak bisa mendasarkan teori keunggulan
komparatif pada teori nilai tenaga kerja. Secara khusus tenaga kerja satu-satunya

8
faktor produksi, juga tidak digunakan dalam proporsi yang tetap dan selalu sama
dalam produksi semua komoditas. Selain itu , biasanya ada bebrapa kemungkinan
substitusi antara tenaga kerja , modal, dan faktor-faktor lain dalam produksi
komoditas. Selain itu, tenaga kerja jelas tidak homogen, tetapi sangat bervariasi
dalam pelatihan, produktivitas, dan upah.
b. Teori biaya oportunitas
Haberler pada 1936 akhirnya menjelaskan atau mendasarkan teori
keunggulan komparatif pada Teori Biaya Oportunitas (Opportunity Cost Theory).
Dalam bentuk ini, hukum keunggulan komparatif kadang-kadang disebut sebagai
hokum perbandingan biaya. Menurut biaya oportunitas, biaya komoditas adalah
jumlah komoditas kedua yang harus diberikan untuk dapat menggunkan sumber
daya yang cukup untuk memproduksi satu unit tambahan komoditas pertama. Tidak
ada asumsi yang dibuat menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan satu-satunya
faktor produksi atau tenaga kerja yang homogen. Juga tidak diasumsikan bahwa
biaya atau harga suatu komoditas tergantung pada, atau dapat dinilai secara
eksklusif dari, komposisi tenaga kerjanya. Akibatnya, negara dengan baiay
oportunitas lebih rendah dalam produksikomoditas, memiliki keunggulan
komparatif dalam komoditas (kelemahan komparatif dalam komoditas kedua).
c. Batas kemungkinan produksi dalam biaya yang konstan
Biaya oportunitas dapat digambarkan dengan kurva batas kemungkinan
produksi, atau kurva transformasi. Garis batas kemungkinan produksi adalah kurva
yang menunjukkan alternative kombinasi dari komoditas yang dapat dihasilkan
sutau negara dengan sepenuhnya memanfaatkan sumber dayanya dengan teknolodi
terbaik yang tersedia.

Tabel 1.4. Daftar Kemungkinan produksi untuk Gandum dan Kain di


Amerika Serikat dan Inggris
Amerika Serikat Inggris
Gandum Kain Gandum Kain
180 0 60 0

9
150 20 50 20
120 40 40 40
90 60 30 60
60 80 20 80
30 100 10 100
0 120 0 120

Table 1.4 memberikan kemungkinan (hipotesis) komposisi produksi


gandum (dalam juta gantang/tahun) dan kain (dalam juta meter/tahun) untuk
amerika serikat dan inggris. Untuk setiap 30G yang diberikan amerika serikat,
hanya dapat menghasilkan sumber daya yang cukup untuk menghasilkan tambahan
20K. Artinya, 30G = 20K (dalam arti bahwa keduanya membutuhkan jumlah
sumber daya yang sama). Dengan demikian, biaya oportunitas dari satu unit
gandum di amerika serikat adalah 1G = 2/3K, dan tetap konstan. Sedangkan, inggris
bisa meningkatkan ouput sebesar 20K untuk setiap 10G yang dilepaskan. Dengan
demikian, biaya oportunitas gandum di inggris adalah 1G = 2K dan tetap konstan.

Gambar 1.1
Kurva Batas Kemungkinan Produksi Amerika Serikat dan Inggris

10
Titik-titik yang berada di dalam, atau dibawah, kurva batas kemungkinan
produksi juga melambangkan kemungkinan komosisi produksi, tetapi tidak efisien,
dalam arti bahwa negara tersebut masih memiliki beberapa sumber daya yang
belum digunakan secara maksimal dan atau belum menggunakan teknologi terbaik
yang tersedia untuk itu. Di sisilain, titik-titik diatas batas kemungkinan produksi
yang tidak dapat dicapai dengan sumber daya dan teknologi yang saat ini tersedia
untuk negara tersebut.
Biaya Oportunitas yang Konstan (Constant Opportunity Cost) muncul
ketika sumber daya atau faktor produksi yang digunakan merupakan barang
substitusi yang sempurna untuk satu sama lain atau digunakan dengan proporsi
yang tetap dalam produksi kedua komoditas, dan semua unit dari faktor produksi
yang sama adalah homogen atau peris sama kualitasnya. Dengan demikian, kita
memiliki biaya konstan dalam arti bahwa jumlah yang sama dari salah satu
komoditas harus diberikan untuk produksi setiap unit tambahan komoditas kedua.
Walaupun biaya oportunitas sifatnya kosntan disetiap negara, nilai merka berbeda
masing-masing negara, hal ini menyediakan ladasan untuk terjadinya perdagangan.
Namun pada kenyataanya, biaya yang konstan sebenarnya tidak realsitis. Mereka
dipakai hanya karena mereka berfungsi untuk mempermudah penjelasan awal
sebelum masuk ke kasus yang lebih realistis, yaitu biaya meningkat.
d. Biaya oportunitas dan ahrga komoditas relative
Gambar 1.1 menunjukkab kemirigan absolut dari kurva transformasi
amerika serikat adalah 120/180 = 2/3 = biaya oportunitas untuk gandum di amerika
serikat dan nilainya tetap konstan. Kemiringan kurva transformasi inggris adalah
120/60 = 2 = biaya oportunitas untuk gandum di inggris dan nilainya tetap konstan.
Pada asumsi bahwa harga sama dengan biaya produksi dan masing-masing negara
menghasilkan beberapa gandum dan kain, biaya oportunitas gandum sama dengan
harga gandum relative terhadap harga kain (PG/PK).
Dengan demiakian, PG/PK = 2/3 di amerika serikat, dan sebaliknya PK/PG = 3/2 =
1,5. Di inggris PG/PK = 2, dan PK/PG = 1/2. Nilai PG/PK yang lebih rendah di amerika
serikat (2/3 dibandingkan dengan 2 di inggris) adalah refleksi dari keunggulan
komparatif dalam gandum amerika serikat. Demikian pula, PK/PG yang lebih rendah

11
di inggris (1/2 dibandingkan dengan 2/3) mencerminkan keunggulan komparatif
dalam kain. Perhatikan bahwa dalam kondisi biaya konstan, PG/PK, ditentukan
secara eksklusif oleh pertimbanagn produksi,atau penawaran, disetiap negara.
Pertimbangan permintaan tidak masuk sama sekali dalam penentuan Harga
Komoditas Relatif (Relative Commodity Prices). Kita dapat mengatakan bahwa
perbedaan harga komoditas relative antaar kedua negara (yang ditunjukkan oleh
perbedaan kemiringan kurva transformasi mereka) adalah refleksi dari keunggulan
komparatif mereka dan menyediakan landasan untuk perdagangan yang saling
mengutungkan.

2.5 Factor Endowment Relative (Heckscher-Ohlin)


Teori Factor Endowment Relative (Theory Of Relative Factor
Endowments), yang sekarang sering kali dirujuki sebagai Teori Heckscher-Ohlin
(Heckscher-Ohlin Theory). Kedua ahli ekonomi ini melakukan dua pengamatan
dasar sebagai berikut :
a. Anugerah faktor (atau jenis sumber daya) bervariasi antarnegara.
b. Perbedaan barag-barang berdasarkan jenis faktor yang digunakan untuk
memproduksinya.
Dari pengamatan in, Heckscher dan Ohlin mengembangkan teori mereka,
bahwa sebuah negara akan mempunyai keunggulan komparatif dalam
memproduksi produk yang secara intensif menggunakan sumber daya (faktor
produksi) yang mereka miliki secara melimpah. Teori Heckscher-Ohlin
mengatakan bahwa suatu negara harus mengekspor barang yang secara insentif
menggunakan faktor produksi yang relative melimpah di negara tersebut. Leontief
meyakini bahwa amerika serikat adalah sebuah ekonomi yang melimpah modal dan
langka tenaga kerja. Karena itu, menurut teori Heckscher-Ohlin, ia berpikir bahwa
amerika serikat harus mengekspor barang padat modal, seperti bahan kimia, dan
baja, serta mengimpor barang padat karya, seperti pakaian dan alas kaki. Teori
Heckscher-Ohlin secraa intuitif masuk akal, tetapi temuan Leontief berkebalikan
dengan yang diperkirakan. Oleh karenanya lahirlah Paradoks Leontief (Leontief
Paradox).Sejumlah sarjana berargumen bahwa terdapat masalah pengukuran yang

12
membuat cacat karya Leontief. Leontief berasumsi bahwa terdapat dua faktor
produksi homogen yaitu tenaga kerja, dan modal. Namun, ada faktor produksi
lainnya, terutama tanah, modal manusia, dan teknologi, tidak satupun darinya yang
dimasukkan dalam analisis Leontief.
Pendekatan Leontief mengukur modal fisik (pabrik, property, dan peralatan)
dan tenaga kerja fisik yang digunakan untuk membangun peswat terbang Boing,
tetapi gagal untuk mengukur secara memadai peran modal manusia dan teknologi
dalam operasi perusahaan tersebut. Meskipun demikian, modal manusia (teknisi
berpendidikan tinggi yang merancang pesawat terbang tersebut dan ahli mesin
berketerampilan tinggi yang merakitnya) dan teknologi (tenik manajemen vanggih
yang mengendalikan lini perakitan terbessar di dunia tersebut) adalah lebih penting
bagi keberhasilan Boeing dibandingkan hanya modal fisik dan tenaga kerja fisik.
Kegagalan Leontief untuk mengukur peran yang dimainkan oleh faktor-faktor
produksi lainnya ini dalam menentukan pola perdaganagn internasional dapat
berkontribusi pada hasil paradoksal yang di dapatkannya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Makalah ini membahas perkembangan teori perdagangan dari
merkantilisme, Adam Smith, David Ricardo, dan Haberler. Para penganut
merkantilisme percaya bahwa negara bisa mendapatkan keuntungan dari
perdagangan internasional hanya dengan mengorbankan negara-negara lain.
Sebagai hasilnya, mereka menganjurkan pembatasan impor, insentif untuk ekspor,
dan peraturan pemerintah yang ketat untuk semua kegiatan ekonomi. Menurut
Adam Smith, perdagangan didasarkan pada keunggulan absolut dan manfaat kedua
negara. (Pembahasan mengasumsikan dunia dengan dua-negara, dua-komoditas.)
Artinya, ketika setiap negara mengkhususkan diri dalam produksi komoditas yang
memiliki keunggulan absolut dan menjual sebagian dari output komoditas dengan
kelemahan absolut, kedua negara berakhir mengonsumsi lebih dari kedua
komoditas tersebut.
David Ricardo memperkenalkan hukum keunggulan komparatif, bahwa
bahkan jika satu negara kurang efisien dibandingkan negara lain dalam produksi
kedua komoditas, masih ada landasan untuk perdagangan yang saling
menguntungkan (asalkan kelemahan absolut negara pertama yang berkaitan dengan
yang kedua adalah tidak dalam proporsi yang sama di kedua komoditas). Ricardo,
bagaimanapun, menjelaskan hukum keunggulan komparatif dalam hal teori nilai
tenaga kerja tidak dapat diterima. Gottfried Haberler datang menyelamatkan"
model pedagangan Ricardian dengan menjelaskan hukum keunggulan komparatif
dalam hal teori biaya oportunitas. Ia menyatakan bahwa biaya komoditas adalah
jumlah komoditas kedua yang harus diberikan untuk mendapatkan sumber daya
yang hanya cukup untuk memproduksi satu unit tambahan komoditas pertama.
Biaya oportunitas komoditas sama dengan harga relatif komoditas itu dan nilainya
sama dengan kemiringan (absolut) dari garis batas kemungkinan produksi. Sebuah
garis batas kemungkinan produksi yang lurus mencerminkan biaya oportunitas
yang konstan.

14
DAFTAR PUSTAKA

W. Griffin, Ricky., dan Michael W. Pustay. 2015. Bisnis Internasional.


Jakarta: Salemba Empat.
Salvatore, Dominick. 2017. Ekonomi Internasional. Jakarta: Salemba Empat.

15

Anda mungkin juga menyukai