EKONOMI INTERNASIONAL
“MODEL PERDAGANGAN STANDAR”
DOSEN PENGAMPU
Dr. Ir. Helmi Ali, MP., ME
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4:
Kenny Robert Junior
Ridhwa Rahman
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Model Perdagangan
Standar” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
pada Ekonomi Internasional. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasanbagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ir. Helmi Ali, MP.,ME selaku
dosen mata kuliah Ekonomi Internasional yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambahkan pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
a. Latar Belakang.....................................................................................................................1
b. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
c. Tujuan.....................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................................3
a. Model Standar Perekonomian Dagang.........................................................................4
BAB III.........................................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................................
a. Kesimpulan.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Uraian dalam bab-bab terdahulu mengembangkan sejumlah model yang masing-
masing menjelaskan aspek khusus dari segi penawaran dalam perdagangan
internasional. Untuk membuat pokok-pokok terpenting bisa Nampak sejelas mungkin,
setiap model terpaksa meninggalkan sebagian aspek realitas. Model-model itu adalah
sebagai berikut:
Model Ricardo. Kemungkinan-kemungkinan produksi ditentukan oleh alokasi
satu faktor produksi tunggal, takni tenaga kerja, ke berbagai sektor ekonomi.
Model ini menyampaikan gagasan dasar yang penting mengenai keunggulan
komparatif, namun tidak memungkinkan kita membahas distribusi pendapatan
Model faktor spesifik. Kalau tenaga kerja bisa bergerak bebas antar-sektor, ada
sejumlah faktor produksi yang bersifat spesifik atau terikat pada sektor tertentu.
Model ini sangat baik untuk memahami distribusi pendapatan, namun tidak
mampu menjelaskan soal pola perdagangan
Model Heckscher-Ohlin. Dalam model ini berbagai faktor produksi
dimungkinkan bergerak antar-sektor. Rumusannya lebih rumit, namun perlu
diketahui karena model menyampaikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang bagaimana keberadaan sumber daya menentukan pola perdagangan.
Pada bab ini, aspek realitas itulah yang akan ditekankan, karena jika kita hendak
menganalisis persoalan-persoalan yang nyata, kita perlu mendasarkan pemahaman
teoritis kita dari berbagai macam model yang telah dipelajari sebelumnya. Misalnya
saja, pada pertengahan tahun 1990-an, salah satu perubahan inti dalam kegiatan
perdagangan dunia adalah pertumbuhan ekspor yang sedemikian pesatnya dari
negara-negara industri baru. Negara-negara ini telah mengalami pertumbuhan
produktivitas uang sangat cepat. Untuk membahas implikasi-implikasi dari
pertumbuhan produktivitas ini agaknya kita masih perlu menerapkan model
perdagangan unternasional Ricardo yang telah dibahas secara panjang lebar pada Bab
2. Perubahan pola perdagangan mempunyai dampak-dampak yang berbeda bagi setiap
kelompok masyarakat atau sektor ekonomi di Amerika Serikat maupun di negara-
negara lain. Untuk memahami dampak-dampak yang muncul dari meningkatnya
perdagangan di kawasan Pasifik terhadap distribusi pendapatana di Amerika Serikat,
kita agaknya akan perlu menerapkan model perdagangan atas dasar faktor-faktor
spesifik yang secara rinci telah dibahas pada Bab 3. Akhirnya dengan terus
berlangsungnya perjalanan waktu, sumber daya di negara-negara Asia Timur telah
berubah. Mereka telah berhasil memupuk modal dan tenaga kerja terampil tang telah
berpendidikan, sedangkan tenaga kerja tidak terampil kian langka di negara-negara
tersebut. Untuk memahami implikasi-implikasi dari terjadinya berbagai pergeseran
yang penting ini, kemunkinan besar kita akan berpaling pada model perdaganan
Heckscher-Ohlin yang teladi dipelajari sebelumnya dalam Bab 4.
Terlepas dari berbagai macam perbedaan dalam penjabarannya, model-model
tersebut memiliki sejumlah kesamaan sebagai berikut:
1. Kapasitas produktif dari suatu perekonomian dapat diketahui berdasarkan kurva
batas-batas kemungkinan produksinya, dan sesungguhnya perbedaan di dalam
batas-batas kemungkinan produksi itulahyang membuka peluang bagi terjadinya
hubungan perdagangan di antara segenap perekonomian atau negara-negara yang
bersangkutan.
2. Batas-batas kemungkinan produksi tersebut senantiasa menentukan schedule
penawaran relatif dari masing-masing negara.
3. Ekuilibrium atau keseimbangan dunia akan ditentukan oleh permintaan relatif
dunia dan schedule penawaran relatif dunia yang terletak antara schedule-
schedule penawaran relatif nasional (per negara)
Sehubungan dengan adanya sejumah karakterustik atau ciri umum inilah, maka
model-model yang sampaisejauh ini telah kita pelajari bisa dipandang sebagai kasus-
kasus khusus dari suato model perekonomian perdaganan dunia yang lebih umum.
Banyak persoalan penting internasional yang analisisnya dapat diarahkan dalam lingkup
model umum ini, sedangkan rinciannya bergantung kepada model khusus yang dipilih.
Rentanngan persoalannya sendiri meliputi dampak yang akan ditumbukan oleh
pergeseran-pergeseran penawaran dunia sebagai akibat dari ada pertumbuhan ekonomi,
pergeseran-pergeseran permintaan dunia sebagai akibat dari bantuan luar negeri,
pembayaran rampasan perang, dan berbagai macam bentuk transfer pendapatan
internasional lainnya; serta pergeseran-pergeseran penawaran dan permintaan secara
serentak sebagai akibat dari penerapan tarif dan pemberian subsidi ekspor.
Pembahasan dalam bab ini menekankan usaha untuk mencapai pemahaman
terhadap masalah-masalah di atas dari segi tinjau teori pedaganan internasional yang
tidak akan semata0mata bergantung pada unsur-unsur segi penawaran (supply side) dari
suatu perekonomian. Mengembangkan suato model standar dari perekonomian
perdagangan dunia dimana model-model pada Bab 2, 3, dan 4 dapat diperlakukan
sebagai kasus khusus atau bentuk-bentuk rincinya. Selanjutnya kita akan menggunakan
model ini untuk menjawab berbaga pernyataan di seputar aneka perubahan dalam
parameter-parameter pokok yang mempengaruhi kondisi ekono internasional.
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana model standar perekonomian dagang?
2. Bagaimana transfer pendapatan internasional: pergeseran kurva RD?
3. Bagaimana tarif dan subsidi ekspor: pergeseran serentak kurva RS dan RD?
c. Tujuan
1. Mengetahui model standar perekonomian dagang
2. Mengetahui transfer pendapatan internasional: pergeseran kurva RD
3. Mengetahui tarif dan subsidi ekspor: pergeseran serentak kurva RS dan RD
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Model perdagangan standar membentuk kurva penawaran relatif dunia dari
kemungkinan-kemungkinan produksi dan kurva permintaan relatif dunia atas dasar
preferensi-preferensi masyarakat. Harga ekspor relatif terhadap impor, atau nilai tukar
perdagangan suatu negara, sepenuhnya akan ditentukan oleh perpotongan antara kurva
penawaran relatif dan kurva permintaan relatif dunia. Jika faktor-faktor lain tak
berubah (cateris paribus), kenaikan nilai tukar perdagangan suatu negara akan
meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Sebaliknya, penurunan nilai tukar
perdagangan dari suatu negara akan menyebabkan negara tersebut mengalami
kerugian sehingga tingkat kesejahteraan penduduknya terancam akan merosot.
2. Pertumbuhan ekonomi di suatu negara berarti adanya suatu pergeseran ke luar dari
batas-batas kemungkinan produksi negara yang bersangkutan. Pertumbuhan seperti ini
biasanya bias—artinya, batas kemungkinan produksi tersebut biasa bergeser ke Juar
tidak secara proporsional, melainkan bergerak lebih jauh ke salah satu arah,
3. Arah dampak terhadap nilai tukar perdagangan bergantung kepada karakteristik
pertumbuhan ekonomi yang berlangsung. Pertumbuban yang bias terhadap ekspor
(pertumbuhan yang lebih meningkatkan kemampuan perekonomian yang bersangkutan
untuk memproduksi barang-barang yang sejak lama telah menjadi andalan ekspornya
lebih besar daripada meningkatkan kemampuan untuk memproduksi barang-barang
yang bersaing dengan impor) akan memperburuk nilai tukar perdagangan. Sebaliknya,
pertumbuhan yang bias terhadap impor, yang secara tidak proporsional akan
meningkatkan kemampuan untuk memproduksi barang-barang yang bersaing dengan
impor, cenderung memperbaiki nilai tukar perdagangan suatu negara. Mungkin saja
pertumbuhan yang bias terhadap impor itu akan merugikan negara yang bersangkutan.
4. Transfer pendapatan internasional seperti pampasan perang dan arus bantuan luar
negeri bisa mempengaruhi nilai tukar perdagangan suatu negara lewat pergeseran
kurva permintaan relatif dunia. Jika suatu negara yang menerima transfer pendapatan
kemudian membelanjakan dalam proporsi yang lebih besar daripada peningkatan
pendapatan berupa transfer itu, maka transfer tersebut meningkatkan permintaan relatif
dunia terhadap barang-barang yang diekspor oleh negara penerima dan karenanya akan
dapat memperbaiki nilai tukar perdagangannya. Perbaikan ini memperkuat dampak
transfer dan memberikan keuntungan secara tidak langsung yang menambah transfer
pendapatan langsung.
5. Dalam kenyataannya, banyak negara yang lebih banyak mengadakan pembelanjaan
atas barang-barang yang diproduksi di dalam negeri daripada barang-barang impor.
Hal ini tidak selamanya disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam selera, akan
tetapi bisa juga disebabkan oleh adanya berbagai macam hambatan perdagangan, baik
itu yang alamiah maupun yang artifisial, yang selanjutnya menyebabkan banyak
barang menjadi tidak dapat diperdagangkan secara internasional. Jika barang-barang
yang tidak dapat diperdagangkan secara internasional itu bersaing dengan —barang-
barang ekspor dalam hal penggunaan sumber daya, maka keberadaan transter biasanya
akan meningkatkan nilai tukar perdagangan negara penerima. Bukti-bukti empiris
yang berhasil dikumpulkan menunjukkan secara jelas bahwa hal tersebut memang
sering terjadi.
6. Tarif impor dan subsidi ekspor menimbulkan pengaruh yang kuat, baik terhadap
penawaran relatif maupun permintaan relatif dari barang-barang yang diimpor oleh
suatu negara. Penerapan tarif akan meningkatkan penawaran relatif produk impor dari
suatu negara, dan sekaligus akan menurunkan permintaan relatifnya. Pemberlakuan
tarif akan dapat memperbaiki nilai tukar perdagangan dari suatu negara dan merugikan
negara-negara lain. Subsidi ekspor memunculkan dampak-dampak yang sebaliknya
yakni ia akan meningkatkan penawaran relatif dan menurunkan permintaan relatif
untuk barang ekspor suatu negara, dan karenanya memperburuk nilai tukar
perdagangan.
7. Adanya dampak-dampak terhadap nilai tukar perdagangan yang bersumber dari
subsidi ekspor cenderung merugikan negara yang memberikan subsidi dan
menguntungkan negara-negara lain. Sementara itu, penerapan tarif berdampak
sebaliknya. Ini berarti pemberian subsidi ekspor sesungguhnya sama sekali tidak
mengandung alasan atau logika ekonomis bila ditinjau dari sudut kepentingan
nasional. Betapa tidak, subsidi ekspor justru akan menguntungkan negara lain atas
dasar kerugian negara pelakunya. Itulah sebabnya kalau ada negara lain yang
memberikan subsidi ekspor kepada kalangan pengusahanya, maka hal itu hendaknya
kita sambut dengan gembira karena hal itu akan menguntungkan kita (bukannya
ditentang atau dikecam). Namun, baik tarif maupun subsidi sama-sama menimbulkan
dampak negatif yang kuat terhadap distribusi pendapatan di dalam suatu negara, dan
dampak ini lebih diperhitungkan dalam perumusan kebijakan dibandingkan dengan
pertimbangan atas dampaknya terhadap nilai tukar perdagangan.
DAFTAR PUSTAKA
Rudiger Dornbusch, Stanley Fischer, dan Paul Samuelson. “Comparative Advantage, Trade,
and Payments in a Ricardian Model with a Continuum of Goods.” American Economic
Review (1977). Artikel ini, yang dikutip pada Bab 2, juga memberikan eksposisi yang
gamblang dari peranan barang-barang tak diperdagangkan secara internasional (non-
traded goods) dalam membentuk anggapan-anggapan bahwa transfer dapat memperbaiki
nilai tukar perdagangan negara penerima.
J. R. Hicks. “The Long Run Dollar Problem.” Oxford Economic Papers 2 (1953), h. 117-135.
Ini adalah analisis modern tentang pertumbuhan ekonomi dan perdagangan yang bermula
dari kekhawatiran masyarakat Eropa di awal periode setelah Perang Dunia Kedua bahwa
Amerika Serikat telah membentuk kepemimpinan ekonomi yang tidak dapat disaingi
(anggapan ini memang tidak berlaku lagi sekarang, tetapi banyak dari argumen serupa
telah mendukung fenomena Jepang). Artikel karangan Hicks ini merupakan eksposisi yang
paling menonjol mengenai topik tersebut.
Harry G. Johnson. “Economic Expansion and International Trade” Manchester School of
Social and Economic Studies 23 (1955), h. 95-112. Artikel ini memaparkan perbedaan
penting antara pertumbuhan yang bias ekspor dan yang bias impor.
Paul Krugman. “Does Third World Growth Hurt First World Prosperity?” Harvard Business
Review (Juli-Agustus 1994), h. 113—121. Tulisan ini berisikan analisis yang mencoba
menjelaskan mengapa pertumbuhan di negara-negara berkembang tidak perlu diartikan
akan merugikan negara-negara maju, baik dalam teori maupun praktek.
Paul Samuelson. “The Transfer Problem and Transport Costs.” Economic Journal 62 (1952).
h. 278-304 (Bagian I) dan 64 (1954), h. 264-289 (Bagian II). Persoalan transfer, seperti
banyak permasalahan ekonomi lainnya, dianalisis secara formal dan. mendasar oleh Paul
Samuelson.
John Whalley. Trade Liberalization Among Major World Trading Areas. Cambridge: MIT
Press. 1985. Dampak penerapan tarif terhadap perekonomian internasional merupakan
pokok bahasan yang ekstensif. Perkembangan yang paling menarik mengenai hal itu
adalah bermunculannya model-model “computable general eguilibrium”, yakni model-
model numerik yang hanya didasarkan pada data-data aktual sehingga memungkinkan
penghitungan dampak dari perubahan-perubahan tarif dan kebijakan-kebijakan
perdagangan lainnya secara tajam. Buku karya Whalley menyajikan salah satu dari model-
model ini yang dirumuskan secara seksama