Anda di halaman 1dari 26

PAPER PENGANTAR EKONOMI INTERNASIONAL

Skala Ekonomi Eksternal dan Internasional


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Internasional
Dosen Pengampu :
I Nyoman Wahyu Widiana, S.E., M.Si.

Penyusun :
Qori Khonaah (2307511052)
Ni Kadek Feby Cintya Arianti (2307511053)
Ni Putu Dita Haryanti (2307511055)
Puspa Yanti (2307511056)
Ni Made Hari Alit Dana Laksmi (2307511057)

PROGRAM STUDI SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunianya
kami dapat menyelesaikan Laporan Makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah
ini adalah “ Skala Ekonomi Eksternal dan Internasional “. Adapun tujuan dari laporan ini adalah
untuk memenuhi tugas dari I Nyoman Wahyu Widiana, S.E., M.Si. pada program studi sarjana
ekonomi pembangunan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
bagaimana Skala Ekonomi Eksternal dan Internasional bagi para pembaca dan juga penyusun.
Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Jimbaran, 22 Maret 2024

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3. Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 3
2. 1 Teori Skala Ekonomis Eksternal dan Internal .................................................................. 3
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................................. 5
3.1 Skala Ekonomi Eksternal dan Internasional..................................................................... 5
3.1.1 Ekonomi Eksternal Dan Keseimbangan Pasar .......................................................... 8
3.1.2 Ekonomi Eksternal dan Perdagangan Internasional ................................................. 9
3.1.3 Perdagangan Antar Wilayah dan Geografi Ekonomi................................................ 9
3.2 Teori Skala Ekonomi Internasional ................................................................................ 11
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................... 20
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 20
4.2 Saran ............................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Ekonomi Eksternal dan Keseimbangan Pasat ............................................................ 8


Gambar 1. 2 Penetapan Harga Monopoli dan Keputusan Produksi ............................................. 13

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Contoh Industri .............................................................................................................10

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Analisis perdagangan berdasarkan skala ekonomi menghadirkan masalah- masalah
tertentu yang selama ini kita hindari. Hingga saat ini, kita telah mengasumsikan bahwa
pasar adalah pasar yang bersaing sempurna, sehingga semua keuntungan monopoli selalu
bersaing. Namun, ketika ada peningkatan keuntungan, perusahaan besar mungkin memiliki
keuntungan lebih besar daripada perusahaan kecil, sehingga pasar cenderung didominasi
oleh satu perusahaan (monopoli) atau, lebih sering, oleh beberapa perusahaan (oligopoli).
Jika hal ini terjadi, analisis perdagangan kita harus memperhitungkan dampak dari
persaingan tidak sempurna. Namun demikian, skala ekonomi tidak perlu mengarah pada
persaingan tidak sempurna jika mereka mengambil bentuk ekonomi eksternal, yang
berlaku di tingkat industri dan bukan di tingkat perusahaan individu. Skala ekonomi
eksternal dan internal memiliki implikasi yang berbeda terhadap struktur industri. Sebuah
industri di mana skala ekonomi murni bersifat eksternal (yaitu, di mana tidak ada
keuntungan bagi perusahaan besar) biasanya akan terdiri dari banyak perusahaan kecil dan
menjadi kompetitif sempurna. Sebaliknya, skala ekonomi internal memberikan perusahaan
besar keunggulan biaya dibandingkan perusahaan kecil dan mengarah pada struktur pasar
yang tidak bersaing sempurna. Baik skala ekonomi eksternal maupun internal merupakan
penyebab penting dari perdagangan internasional. Namun, karena keduanya memiliki
implikasi yang berbeda terhadap struktur pasar, sulit untuk membahas kedua jenis
perdagangan berbasis skala ekonomi ini dalam model yang sama. Oleh karena itu, kami
akan membahasnya satu per satu.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi eksternal dan keseimbangan pasar
2. Apa itu ekonomi eksternal dan perdagangan internasional
3. Apa peran perdagangan antar wilayah dan geografi ekonomi dalam ekonomi eksternal
4. Apa itu teori persaingan tidak sempurna dalam konteks teori skala ekonomi
internasional
5. Apa yang dimksud dengan persaingan usaha dan perdagangan monopoli

1
6. Bagaimana tanggapan perusahaan tergadap perdagangan
7. Bagaimana biaya perdagangan dan keputusan ekspor dalam ekonomi internasional
8. Apa yang dimaksud dengan dumping?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ekonomi ekternal dan keseimbangan pasar
2. Untuk mengetahui ekonomi eksternal dan perdagangan internasional
3. Untuk mengetahui peran perdagangan antar wilayah dan geografi ekonomi dalam
ekonomi eksternal
4. Untuk mengetahui teori persaingan tidak sempurna dalam konteks teori skala ekonomi
internasional
5. Untuk mengetahui maksud dari persaingan usaha dan perdagangan monopoli
6. Untuk mengetahui tanggapan perusahaan tergadap perdagangan
7. Untuk mengetahui biaya perdagangan dan keputusan ekspor dalam ekonomi
internasional
8. Untuk mengetahui pengertian dari dumping

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Teori Skala Ekonomis Eksternal dan Internal


Analisa perdagangan yang yang didasarkan pada skala ekonomis menyajikan
masalah-masalah tertentu , dan kita berpegang pada bentuk pasar persaingan sempurna
sehingga segala bentuk keuntungan monopoli tidak pernah terwujud. Namun jika prinsip
hasil yang terus meningkat itu benar-benar berlaku,maka perusahan–perusahaan besar
biasanya akan berusaha mengungguli kalau perlu menggusur, perusahaan–perusahaan lain
yang lebih kecil, sehingga keseluruhan pasar cenderung akan didominasi hanya oleh satu
perusahaan monpoli atau beberapa perusahaan saja yang situasinya biasa disebut oligopoli.
Jika prinsip hasil dan imbalan terus meningkat itu turut menjadi tolakan bagi
berlangsungnya perdagangan ,maka pasarnya akan berbentuk persaingan tidak sempurna.
Tinjuan umum mengenai konsep konsep skala ekonomi dan pasar (perekonomian).
Persaingan tidak sempurna, disusul ke model perdagangan internasional yang
memperlihatkan betapa skala ekonomi dan persaingan sempurna itu dalam kenyataannya
memegang peranan penting, yakni model persaingan monopoli dan model dumping.
Sisanya akan membahas peranan yang dimainkan oleh prinsip hasil atau imbalan yang
meningkat dan ekonomi eksternal (external economies) dalam proses pembentukan pola
perdagangan.
Keunggulan komparatif senantiasa didasarkan pada asumsi atau prinsip skala hasil
yang konstan (constant return to scale) artinnya mengasumsikan bahwa jika input untuk
suatu industri dilipat duakan ,maka output indutri tersebut juga akan berlipat dua. Namun
dalam kenyataannya, banyak industri atau skala ekonomi yang beroperasi atas dasar skala
ekonomi dan juga pada prinsip imbalan yang kian meningkat sehingga semakin besar skala
produksinya ,akan semakin besar produktivitasnya (dengan kelipatan yang semakin lama
semakin besar ). Jika terdapat skala ekonomis pelipat dua input yang digunakan oleh suatu
sektor industri akan meningkatkan produksi indutri lebih dari dua kali lipat. Semakin
banyak input yang ditambahkan akan semakin besar kelipatannya .
Skala ekonomis eksternal dan internal masing-masing menimbulkan implikasi–
implikasi yang berbeda terhadap struktur industri. Suatu industri dimana skala

3
ekonomisnya sepenuhnya bersifat eksternal (tidak ada keunggulan khusus bagi perusahaan
– perusahaan berskala besar) biasanya akan terdiri dari banyak perusahaan kecil.
Sebaliknya jika skala ekonomi internal memberikan perusahan-perusahaan berukuran
besar suatu keunggulan biaya atas perusahaan – perusahaan kecil, maka hal ini pada
akhirnya dapat menciptakan struktur pasar persaingan tidak sempurna. Baik skala ekonomi
eksternal maupun internal merupakan penyebab penting bagi terjadinya perdagangnan
internasional. Peranan skala ekonomis dalam perdagangan internasional ternyata
menemukan dua alasan untuk lebih menitik beratkan perhatian pada ekonomi internal.
Yang pertama, skala ekonomi internal lebih mudah diidentifikasi dalam praktek
dibandingkan dengan skala ekonomi eksternal.ditinjau dari perspektif umum,konsep skala
hasil yang meningkat mengacu pada situasi produksi bertambah lebih proporsioanal
ketimbang peningkatan input atau faktor – faktor produksinya artinya seandainya semua
input dilipat duakan , maka output akan bertambah lebih dua kali lipat. Demikian pula jika
semua input ditambah hingga tiga kali lipat dari pada sebelumnya, maka outputnya pun
akan bertambah tiga kali lipat. Skala hasil yang meningkat ini dapat terjadi karena operasi
yang lebih besar cenderung meningkatkan pembagian kerja.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Skala Ekonomi Eksternal dan Internasional


Analisis perdagangan berdasarkan skala ekonomi menghadirkan masalah- masalah
tertentu yang selama ini kita hindari. Hingga saat ini, kita telah mengasumsikan bahwa
pasar adalah pasar yang bersaing sempurna, sehingga semua keuntungan monopoli selalu
bersaing. Namun, ketika ada peningkatan keuntungan, perusahaan besar mungkin memiliki
keuntungan lebih besar daripada perusahaan kecil, sehingga pasar cenderung didominasi
oleh satu perusahaan (monopoli) atau, lebih sering, oleh beberapa perusahaan (oligopoli).
Jika hal ini terjadi, analisis perdagangan kita harus memperhitungkan dampak dari
persaingan tidak sempurna. Namun demikian, skala ekonomi tidak perlu mengarah pada
persaingan tidak sempurna jika mereka mengambil bentuk ekonomi eksternal, yang
berlaku di tingkat industri dan bukan di tingkat perusahaan individu.
Namun dalam praktiknya, banyak industri yang memiliki karakteristik skala
ekonomi (juga disebut sebagai keuntungan yang meningkat), sehingga produksi akan
semakin efisien jika skala produksi semakin besar. Ketika ada skala ekonomi,
menggandakan input ke sebuah industri akan meningkatkan produksi industri tersebut
lebih dari dua kali lipat. Skala ekonomi eksternal terjadi ketika biaya per unit tergantung
pada ukuran industri, tetapi tidak tergantung pada ukuran satu perusahaan. Skala ekonomi
internal terjadi ketika biaya per unit tergantung pada ukuran perusahaan individu tetapi
tidak harus pada ukuran industri.
Perbedaan antara ekonomi eksternal dan internal dapat diilustrasikan dengan
sebuah contoh hipotesis. Bayangkan sebuah industri yang awalnya terdiri dari 10
perusahaan, masing-masing memproduksi 100 widget, dengan total produksi industri 1.000
widget. Sekarang pertimbangkan dua kasus. Pertama, anggaplah industri tersebut
berukuran dua kali lipat, sehingga sekarang terdiri dari 20 perusahaan, masing-masing
masih memproduksi 100 widget. Ada kemungkinan bahwa biaya setiap perusahaan akan
turun sebagai akibat dari peningkatan ukuran industri; misalnya, industri yang lebih besar
memungkinkan penyediaan layanan atau mesin khusus yang lebih efisien. Jika ini yang
terjadi, industri menunjukkan skala ekonomi eksternal. Artinya, efisiensi perusahaan

5
meningkat dengan adanya industri yang lebih besar, meskipun setiap perusahaan memiliki
ukuran yang sama seperti sebelumnya. Kedua, anggaplah output industri dipertahankan
konstan di angka 1.000 widget, tetapi jumlah perusahaan dipotong setengahnya sehingga
masing-masing dari lima perusahaan yang tersisa memproduksi 200 widget. Jika biaya
produksi turun dalam kasus ini, maka ada ekonomi internal skala: Sebuah perusahaan akan
lebih efisien jika outputnya lebih besar.
Skala ekonomi eksternal dan internal memiliki implikasi yang berbeda terhadap
struktur industri. Sebuah industri di mana skala ekonomi murni bersifat eksternal (yaitu, di
mana tidak ada keuntungan bagi perusahaan besar) biasanya akan terdiri dari banyak
perusahaan kecil dan menjadi kompetitif sempurna. Sebaliknya, skala ekonomi internal
memberikan perusahaan besar keunggulan biaya dibandingkan perusahaan kecil dan
mengarah pada struktur pasar yang tidak bersaing sempurna.
Baik skala ekonomi eksternal maupun internal merupakan penyebab penting dari
perdagangan internasional. Namun, karena keduanya memiliki implikasi yang berbeda
terhadap struktur pasar, sulit untuk membahas kedua jenis perdagangan berbasis skala
ekonomi ini dalam model yang sama. (hal 182-184)
1. Teori Skala Ekonomi Eksternal
Ketika skala ekonomi berlaku di tingkat industri dan bukan di tingkat perusahaan
individu, maka hal ini disebut sebagai ekonomi eksternal. Analisis ekonomi eksternal
sudah ada sejak lebih dari satu abad yang lalu, sejak ekonom Inggris Alfred Marshall,
yang tertarik pada fenomena "distrik industri" - konsentrasi geografis industri yang tidak
dapat dengan mudah dijelaskan oleh sumber daya alam. Pada masa Marshall, contoh
yang paling terkenal adalah konsentrasi industri seperti klaster produsen alat makan di
Sheffield dan klaster perusahaan kaus kaki di Northampton. Marshall berpendapat bahwa
ada tiga alasan utama mengapa sebuah klaster perusahaan mungkin lebih efisien daripada
sebuah perusahaan individual yang berdiri sendiri: kemampuan sebuah klaster untuk
mendukung pemasok khusus; cara industri yang terkonsentrasi secara geografis
memungkinkan penyatuan pasar tenaga kerja; dan cara industri yang terkonsentrasi
secara geografis membantu menumbuhkan limpahan pengetahuan. Faktor-faktor yang
sama ini terus berlaku hingga saat ini.
a. Pemasok Khusus

6
Di banyak industri, produksi barang dan jasa-dan pada tingkat yang lebih
besar, pengembangan produk baru-membutuhkan penggunaan peralatan khusus
atau layanan dukungan; namun perusahaan individu tidak menyediakan pasar
yang cukup besar untuk layanan ini agar pemasok tetap bertahan dalam bisnis.
Klaster industri lokal dapat mengatasi masalah ini dengan menyatukan banyak
perusahaan yang secara kolektif menyediakan pasar yang cukup besar untuk
mendukung berbagai pemasok khusus. Sebagai contoh, beberapa perusahaan di
Silicon Valley yang berspesialisasi dalam menyediakan chip komputer yang
sangat canggih untuk pelanggan tertentu telah memilih untuk menjadi "fabless",
yaitu, mereka tidak memiliki pabrik untuk membuat chip. Sebaliknya, mereka
berkonsentrasi pada desain chip, dan kemudian menyewa perusahaan lain untuk
membuat chip tersebut.
b. Penyatuan Pasar Tenaga Kerja
Sumber ekonomi eksternal yang kedua adalah cara sekelompok
perusahaan dapat menciptakan pasar gabungan untuk pekerja dengan
keterampilan yang sangat khusus. Pasar yang terkumpul seperti itu akan
menguntungkan baik bagi produsen maupun pekerja, karena produsen lebih
kecil kemungkinannya untuk mengalami kekurangan tenaga kerja dan pekerja,
lebih kecil kemungkinan untuk menganggur. Seorang insinyur dikutip
mengatakan bahwa "bukanlah sebuah bencana besar jika Anda berhenti bekerja
pada hari Jumat dan mendapatkan pekerjaan baru pada hari Senin. Anda bahkan
tidak perlu memberi tahu istri Anda. Anda tinggal pergi dengan mobil ke arah
lain pada Senin pagi."1 Fleksibilitas ini membuat Silicon Valley menjadi lokasi
yang menarik bagi para pekerja berketerampilan tinggi dan perusahaan yang
mempekerjakan mereka.
c. Limpahan Pengetahuan
Sudah menjadi hal yang klise bahwa dalam ekonomi modern,
pengetahuan merupakan input yang sama pentingnya dengan faktor-faktor
produksi seperti tenaga kerja, modal, dan bahan baku. Hal ini terutama berlaku
dalam industri yang sangat inovatif, di mana ketinggalan beberapa bulan saja
dalam teknik produksi atau desain produk dapat membuat perusahaan

7
mengalami kerugian besar. Perusahaan dapat memperoleh teknologi melalui
upaya penelitian dan pengembangan mereka sendiri. Mereka juga dapat
mencoba belajar dari para pesaing dengan mempelajari produk mereka dan,
dalam beberapa kasus, dengan membongkar produk mereka untuk "merekayasa
ulang" desain dan manufaktur mereka. Namun, sumber penting dari pengetahuan
teknis adalah pertukaran informasi dan ide secara informal yang terjadi pada
tingkat pribadi. Misteri perdagangan tidak lagi menjadi misteri, tetapi seolah-
olah ada di udara Bagus pekerjaan dihargai dengan tepat, penemuan dan
perbaikan dalam mesin, dalam proses, dan organisasi bisnis secara umum segera
didiskusikan: Jika seseorang memulai sebuah ide baru, ide tersebut akan diambil
oleh orang lain dan digabungkan dengan saran-saran mereka sendiri; dan dengan
demikian ide tersebut menjadi sumber ide baru selanjutnya.

3.1.1 Ekonomi Eksternal Dan Keseimbangan Pasar


Dalam gambar 1.1 keseimbangan pasar biasa, kurva permintaan miring ke
bawah, sedangkan kurva penawaran miring ke atas. Namun, dengan adanya skala
ekonomi eksternal, terdapat kurva penawaran yang menurun ke depan: semakin
besar output industri, semakin rendah harga yang bersedia dijual oleh perusahaan,
karena biaya produksi rata-rata mereka turun seiring dengan naiknya output
industri. Dengan tidak adanya perdagangan internasional, kemiringan kurva
penawaran yang tidak biasa pada Gambar dibawah tampaknya tidak terlalu penting.
Seperti dalam analisis permintaan dan penawaran konvensional, harga
keseimbangan, P1, dan output, Q1 , ditentukan oleh perpotongan antara kurva
permintaan dan kurva penawaran. Akan tetapi, seperti yang akan kita lihat
selanjutnya, skala ekonomi eksternal membuat perbedaan besar pada pandangan
kita tentang penyebab dan dampak perdagangan internasional.

8
Gambar 1.1 Kurva Ekonomi Eksternal dan Keseimbangan Pasar

3.1.2 Ekonomi Eksternal dan Perdagangan Internasional


Ekonomi eksternal mendorong banyak perdagangan baik di dalam maupun
antar negara. Sebagai contoh, New York mengekspor jasa keuangan ke seluruh
Amerika Serikat, sebagian besar karena ekonomi eksternal dalam industri investasi
telah menyebabkan konsentrasi perusahaan keuangan di Manhattan. Demikian
pula, Inggris mengekspor jasa keuangan ke seluruh Eropa, sebagian besar karena
ekonomi eksternal yang sama telah menyebabkan konsentrasi perusahaan keuangan
di London. Namun, apa implikasi dari perdagangan semacam ini? Pertama-tama
kita akan melihat dampak perdagangan terhadap output dan harga; kemudian
faktor-faktor penentu pola perdagangan; dan terakhir dampak perdagangan
terhadap kesejahteraan.
a. Ekonomi Eksternal, Output, dan Harga
b. Ekonomi Eksternal dan Pola Perdagangan
c. Perdagangan dan Kesejahteraan dengan Ekonomi Eksternal
d. Pengembalian yang Meningkat Dinamis

3.1.3 Perdagangan Antar Wilayah dan Geografi Ekonomi


Ekonomi eksternal memainkan peran penting dalam membentuk pola
perdagangan internasional, tetapi mereka bahkan lebih menentukan dalam

9
membentuk pola perdagangan antar wilayah-perdagangan yang terjadi antar
wilayah di dalam suatu negara. Untuk memahami peran ekonomi eksternal dalam
perdagangan antar wilayah, pertama-tama kita perlu membahas sifat ekonomi
regional-yaitu, bagaimana ekonomi wilayah di dalam suatu negara masuk ke dalam
ekonomi nasional.

Industri yang dapat diperdagangkan Industri yang tidak dapat diperdagangkan

Sumber: Antoine Gervais dan J. Bradford Jensen, "Kemampuan diperdagangkannya jasa: Konsentrasi

Tabel 1. 1 Contoh Industri


Apakah kekuatan yang mendorong perdagangan antar wilayah benar-benar
berbeda dengan kekuatan yang mendorong perdagangan internasional. Jawabannya
adalah tidak, terutama jika kita melihat perdagangan antara ekonomi nasional yang
terintegrasi secara erat, seperti di Eropa Barat. Memang, London memainkan peran
sebagai ibu kota keuangan Eropa mirip dengan peran yang dimainkan oleh New
York sebagai ibu kota keuangan Amerika. Dalam beberapa tahun terakhir, ada
gerakan yang berkembang di antara para ekonom untuk memodelkan perdagangan
antarwilayah dan internasional, serta fenomena seperti kebangkitan kota, sebagai
aspek-aspek yang berbeda dari fenomena yang sama-interaksi ekonomi di seluruh
ruang. Pendekatan seperti ini sering disebut sebagai geografi ekonomi.
Perdagangan tidak harus merupakan hasil dari keunggulan komparatif.
Sebaliknya, perdagangan dapat terjadi karena adanya peningkatan keuntungan atau
skala ekonomi, yaitu dari kecenderungan biaya unit yang lebih rendah dengan
output yang lebih besar. Skala ekonomi memberikan insentif kepada negara-negara
untuk melakukan spesialisasi dan perdagangan bahkan tanpa adanya perbedaan
sumber daya atau teknologi antar negara. Skala ekonomi dapat bersifat internal
(tergantung pada ukuran perusahaan) atau eksternal (tergantung pada ukuran
industri).

10
Skala ekonomi dapat menyebabkan rusaknya persaingan sempurna, kecuali
jika skala ekonomi tersebut berbentuk ekonomi eksternal, yang terjadi di tingkat
industri, bukan di tingkat perusahaan. Ekonomi eksternal memberikan peran
penting pada sejarah dan kecelakaan dalam menentukan pola perdagangan
internasional. Ketika ekonomi eksternal penting, sebuah negara yang memulai
dengan keuntungan besar dapat mempertahankan keuntungan tersebut meskipun
negara lain berpotensi memproduksi barang yang sama dengan lebih murah. Ketika
ekonomi eksternal penting, negara-negara bisa saja mengalami kerugian dari
perdagangan.

3.2 Teori Skala Ekonomi Internasional


Skala ekonomi internal menyiratkan bahwa biaya produksi rata-rata perusahaan
perusahaan akan menurun jika semakin banyak output yang dihasilkan. Persaingan
sempurna yang mendorong harga suatu barang hingga mencapai biaya marjinal akan
menyiratkan kerugian bagi perusahaan-perusahaan tersebut karena mereka tidak akan
dapat mengembalikan biaya yang lebih tinggi yang dikeluarkan untuk memproduksi unit
output. Akibatnya, persaingan sempurna akan memaksa perusahaan-perusahaan tersebut
keluar dari pasar, dan proses ini akan terus berlanjut hingga keseimbangan yang
menampilkan persaingan tidak sempurna tercapai. Memodelkan persaingan tidak
sempurna berarti kita akan secara eksplisit mempertimbangkan perilaku-perilaku masing-
masing perusahaan.
Hal ini akan memungkinkan kita untuk memperkenalkan dua karakteristik
tambahan dari perusahaan yang lazim di dunia nyata: (1) Di sebagian besar sektor,
perusahaan memproduksi barang yang berbeda satu sama lain. Dalam kasus tertentu
(seperti air minum dalam kemasan dan bahan makanan pokok), perbedaan-perbedaan antar
produk tersebut mungkin kecil, sementara pada produk lain (seperti mobil dan telepon
seluler), perbedaannya jauh lebih lebih signifikan. (2) Ukuran kinerja (seperti ukuran dan
keuntungan) sangat bervariasi di seluruh perusahaan. Kami akan memasukkan
karakteristik pertama ini (diferensiasi produk) ke dalam analisis kami di seluruh bab ini.
Untuk memudahkan penjelasan dan membangun intuisi, pertama-tama kita akan
mempertimbangkan kasus ketika tidak ada perbedaan kinerja antar perusahaan. Dengan

11
demikian, kita akan melihat bagaimana skala ekonomi internal dan diferensiasi produk
diferensiasi produk untuk menghasilkan beberapa sumber keuntungan baru dari
perdagangan melalui integrasi ekonomi.
3.2.1 Teori Persaingan Tidak Sempurna
Dalam pasar persaingan sempurna-pasar yang memiliki banyak pembeli
dan penjual, tidak ada yang mewakili sebagian besar pasar-perusahaan adalah
pengambil harga. Artinya, mereka adalah penjual produk yang percaya bahwa
mereka dapat menjual sebanyak yang mereka suka dengan harga sewa tetapi tidak
dapat mempengaruhi harga yang mereka terima untuk produk mereka. Dalam
persaingan tidak sempurna, perusahaan- perusahaan sadar bahwa mereka dapat
mempengaruhi harga produk mereka dan bahwa mereka dapat menjual lebih
banyak hanya dengan menurunkan harganya. Situasi ini terjadi dalam salah satu
dari dua cara: ketika hanya ada beberapa produsen utama dari suatu barang tertentu,
atau ketika setiap perusahaan memproduksi barang yang berbeda (di mata
konsumen) dari yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan pesaing. . Dalam
kondisi seperti ini, setiap perusahaan memandang dirinya sebagai penentu harga,
memilih harga produknya, dan bukan sebagai penerima harga.
Ketika perusahaan-perusahaan bukan pengambil harga, maka perlu
dikembangkan perangkat tambahan untuk menggambarkan bagaimana harga dan
output ditentukan. Struktur pasar persaingan tidak sempurna yang paling sederhana
untuk dikaji adalah struktur pasar monopoli murni, yaitu pasar di mana tidak ada
perusahaan yang menghadapi persaingan; perangkat yang kami kembangkan untuk
struktur ini dapat digunakan untuk mengkaji struktur pasar yang lebih kompleks.

12
Gambar 1. 2 Penetapan Harga Monopoli dan Keputusan Produksi
(a) Monopoli: Ulasan Singkat
Gambar 2.1 menunjukkan posisi sebuah perusahaan monopoli.
Perusahaan tersebut menghadapi kurva permintaan yang miring ke bawah,
yang ditunjukkan pada gambar sebagai D. Kemiringan ke bawah dari D
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dapat menjual lebih banyak
unit output hanya jika harga output turun. Seperti yang mungkin Anda ingat
dari ekonomi mikro dasar, kurva pendapatan marjinal berhubungan dengan
kurva permintaan. Pendapatan marjinal adalah pendapatan ekstra atau
marjinal yang diperoleh perusahaan dari penjualan unit tambahan.
Pendapatan marjinal untuk perusahaan monopoli selalu lebih kecil dari
harga karena untuk menjual satu unit tambahan, perusahaan harus
menurunkan harga semua unit (bukan hanya unit marjinal). Dengan
demikian, untuk perusahaan monopoli, kurva pendapatan marjinal, MR,
selalu berada di bawah kurva permintaan.
Hubungan antara pendapatan marjinal dan harga tergantung pada
dua hal. Pertama, tergantung pada berapa banyak output yang sudah dijual
oleh perusahaan: Perusahaan yang tidak menjual banyak unit tidak akan
rugi banyak dengan memotong harga yang diterimanya dari unit-unit
tersebut. Kedua, kesenjangan antara harga dan pendapatan marjinal

13
bergantung pada kemiringan kurva permintaan, yang menunjukkan
seberapa besar perusahaan monopoli harus memotong harga jualnya.
(b) Persaingan Monopoli
Keuntungan monopoli jarang sekali tidak terbantahkan. Perusahaan
yang menghasilkan laba tinggi biasanya menarik para pesaing. Dengan
demikian, situasi monopoli murni jarang terjadi dalam praktiknya. Dalam
banyak kasus, pesaing tidak menjual produk yang sama-baik karena mereka
tidak bisa (karena alasan hukum atau teknologi) atau karena mereka lebih
suka membuat ceruk produk sendiri. Hal ini mengarah ke pasar di mana
pesaing menjual produk yang berbeda. Dengan demikian, meskipun
terdapat banyak pesaing, diferensiasi produk memungkinkan perusahaan
untuk tetap menetapkan harga untuk "variasi" produk atau merek mereka
sendiri. Namun, semakin banyak persaingan menyiratkan penjualan yang
lebih rendah untuk perusahaan tertentu pada harga yang dipilih: Kurva
permintaan setiap perusahaan bergeser ketika terdapat lebih banyak pesaing
(kami akan memodelkan hal ini secara lebih eksplisit pada bagian
selanjutnya). Permintaan yang lebih rendah, pada gilirannya, diterjemahkan
ke dalam laba yang lebih rendah.
Mari kita fokus pada kasus persaingan tidak sempurna yang lebih
sederhana, yang dikenal sebagai persaingan monopolistik. Struktur pasar ini
muncul ketika jumlah keseimbangan perusahaan yang bersaing cukup besar
dan tidak ada perusahaan yang mencapai pangsa pasar yang besar.
Kemudian, keputusan penetapan harga d a r i perusahaan tertentu tidak akan
mempengaruhi agregat pasar dan kondisi permintaan untuk perusahaan lain,
sehingga keputusan penetapan harga perusahaan tidak lagi saling terkait.
Setiap perusahaan menetapkan harga dengan mempertimbangkan agregat
pasar tersebut, dengan mengetahui bahwa respon dari perusahaan lain tidak
akan berpengaruh. Kami kemudian mengembangkan model persaingan
monopolistik tersebut. Kami kemudian memperkenalkan perdagangan di
bawah struktur pasar ini di bagian berikut.
• Asumsi-asumsi model

14
• Keseimbangan pasar

3.2.2 Persaingan Usaha dan Perdagangan Monopoli


Dalam industri yang memiliki skala ekonomi, baik variasi barang yang
dapat diproduksi oleh suatu negara maupun skala produksinya dibatasi oleh ukuran
pasar. Dengan berdagang satu sama lain, dan karena itu membentuk pasar dunia
yang terintegrasi yang lebih besar daripada pasar nasional individu, negara-negara
dapat melonggarkan batasan-batasan ini. Dengan demikian, setiap negara dapat
berspesialisasi dalam memproduksi lebih banyak jenis produk dibandingkan jika
tidak ada perdagangan; namun dengan membeli dari negara lain barang-barang
yang tidak dibuatnya, setiap negara dapat secara simultan meningkatkan variasi
barang yang tersedia bagi konsumennya. Sebagai hasilnya, perdagangan
menawarkan kesempatan untuk saling menguntungkan bahkan ketika negara-
negara tidak memiliki sumber daya atau teknologi yang berbeda.
a) Efek dari Peningkatan Ukuran Pasar
Jumlah perusahaan dalam industri yang bersaing secara monopolistik dan
harga yang mereka tetapkan dipengaruhi oleh ukuran pasar. Di pasar yang lebih
besar biasanya akan terdapat lebih banyak perusahaan dan lebih banyak penjualan
per perusahaan; konsumen di pasar yang besar akan ditawarkan harga yang lebih
rendah dan variasi produk yang lebih banyak dibandingkan dengan konsumen di
pasar yang kecil.
b) Keuntungan dari Pasar Terpadu: Sebuah Contoh Numerik
Di pasar yang lebih besar, konsumen memiliki pilihan yang lebih luas,
namun setiap perusahaan memproduksi lebih banyak dan karena itu dapat
menawarkan produknya dengan harga yang lebih rendah. Untuk merealisasikan
keuntungan- keuntungan dari integrasi ini, negara-negara harus terlibat dalam
perdagangan internasional. Untuk mencapai skala ekonomi, setiap perusahaan
harus memusatkan produksinya di satu negara-baik di dalam maupun di luar
negeri.
c) Pentingnya Perdagangan Intra-Industri

15
Pengukuran perdagangan intra-industri bergantung pada sistem klasifikasi
industri yang mengelompokkan barang ke dalam berbagai industri. Bergantung
pada tingkat kekasaran klasifikasi industri yang digunakan (ratusan klasifikasi
industri yang berbeda versus ribuan), perdagangan intra-industri menyumbang
seperempat hingga hampir setengah dari seluruh arus perdagangan dunia.
Perdagangan intra-industri memainkan peran yang lebih menonjol dalam
perdagangan barang-barang manufaktur di antara negara-negara industri maju,
yang menyumbang sebagian besar perdagangan dunia.

3.2.3 Tanggapan Perusahaan terhadap Perdagangan: Pemenang, Pecundang, dan


Kinerja Industri
Dalam contoh numerik industri otomotif dengan dua negara, kita melihat
bagaimana integrasi ekonomi menyebabkan peningkatan persaingan antar
perusahaan. Perubahan komposisi ini memiliki konsekuensi penting di tingkat
industri: Ketika perusahaan-perusahaan yang berkinerja lebih baik berekspansi dan
perusahaan- perusahaan yang berkinerja lebih buruk berkontraksi atau keluar, maka
kinerja industri secara keseluruhan akan membaik. Ini berarti bahwa perdagangan
dan integrasi ekonomi dapat berdampak langsung pada kinerja industri: Seolah-
olah ada pertumbuhan teknologi di tingkat industri. Secara empiris, perubahan
komposisi ini menghasilkan peningkatan substansial dalam produktivitas industri.
1. Perbedaan Kinerja di Seluruh Produsen
2. Efek dari Peningkatan Ukuran Pasar

3.2.4 Biaya Perdagangan dan Keputusan Ekspor


Hingga saat ini, kami telah memodelkan integrasi ekonomi sebagai
peningkatan ukuran pasar. Hal ini secara implisit mengasumsikan bahwa integrasi
ini terjadi sedemikian rupa sehingga sebuah pasar gabungan terbentuk. Pada
kenyataannya, integrasi jarang terjadi sejauh itu: Biaya perdagangan di antara
negara-negara memang berkurang, tetapi tidak hilang. Dalam ekonomi terintegrasi
tanpa biaya perdagangan, perusahaan-perusahaan tidak peduli dengan lokasi
pelanggan mereka.

16
Apa saja dampak dari biaya perdagangan terhadap keputusan perusahaan
mengenai pasar ekspor? Kita tahu dari analisis sebelumnya bahwa biaya marjinal
yang lebih tinggi mendorong perusahaan untuk menaikkan harga, yang
menyebabkan kuantitas output yang dijual lebih rendah dan keuntungan yang lebih
rendah. Kita juga tahu bahwa jika biaya marjinal dinaikkan di atas tingkat ambang
batas c*, maka perusahaan tidak dapat beroperasi secara menguntungkan di pasar
tersebut.

3.2.5 Dumping
Dalam pasar persaingan tak sempurna, perusahaan2 kadangkala
menetapkan satu harga untuk suatu barang jika barang tersebut diekspor dan harga
yang berbeda untuk barang yang sama jika barang tersebut dijual di pasar domestik.
Secara umum, praktek pengenaan harga yang berbeda untuk konsumen yang
berbeda disebut diskriminasi harga (price discrimination). Bentuk paling umum
dari diskriminasi harga dalam perdagangan ini ialah dumping, yaitu praktek
penetapan harga dimana perusahaan mengenakan harga yang lebih rendah untuk
barang2 yang diekspor dibandingkan dengan yang dijual di pasar domestik.
Model persaingan usaha monopoli kami menyoroti bagaimana biaya
perdagangan memiliki kecenderungan alamiah untuk mendorong perusahaan-
perusahaan untuk menurunkan harga jual mereka di pasar ekspor, di mana mereka
menghadapi persaingan usaha yang lebih ketat karena berkurangnya pangsa pasar
mereka. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan domestik relatif lebih mudah
untuk mengajukan pengaduan dumping terhadap eksportir di pasar mereka. Dalam
praktiknya, undang- undang antidumping tersebut kemudian dapat digunakan
untuk membangun hambatan perdagangan dengan cara mendiskriminasi para
eksportir di suatu pasar.

3.2.6 Perusahaan Multinasional dan Outscoring


Kapan sebuah perusahaan dianggap multinasional? Dalam statistik AS,
sebuah perusahaan AS dianggap dikendalikan oleh asing, dan oleh karena itu
merupakan anak perusahaan dari perusahaan multinasional yang berbasis di luar

17
negeri, jika 10 persen atau lebih dari sahamnya dimiliki oleh perusahaan asing;
idenya adalah bahwa 10 persen sudah cukup untuk menunjukkan kontrol yang
efektif. Demikian pula, perusahaan yang berbasis di AS dianggap sebagai
perusahaan multinasional jika memiliki lebih dari 10 persen saham perusahaan
asing. Perusahaan pengendali (pemilik) disebut perusahaan induk multinasional,
sedangkan perusahaan yang "dikendalikan" disebut afiliasi multinasional.
Ketika sebuah perusahaan AS membeli lebih dari 10 persen saham
perusahaan asing, atau ketika perusahaan AS membangun fasilitas produksi baru di
luar negeri, investasi tersebut dianggap sebagai arus keluar investasi asing langsung
(FDI) AS. Yang terakhir ini disebut FDI greenfield, sedangkan yang pertama
disebut FDI brownfield (atau merger dan akuisisi lintas batas). Sebaliknya,
investasi oleh perusahaan-perusahaan asing dalam fasilitas produksi di Amerika
Serikat dianggap sebagai arus masuk PMA AS.

3.2.7 Keputusan Perusahaan mengenai Investasi Asing Langsung


a. PMA horisontal sebagian besar melibatkan negara-negara maju dengan harga
faktor produksi yang sama. : Biaya perdagangan yang lebih tinggi di satu sisi
dan biaya produksi tetap yang lebih rendah di sisi lain, keduanya menurunkan
batas PMA. Namun, skala perusahaan tergantung pada ukuran kinerjanya.
Perusahaan dengan biaya yang cukup rendahi akan ingin menjual lebih banyak
b. Keputusan PMA Vertikal Keputusan perusahaan untuk memecah rantai
produksinya dan memindahkan sebagian dari rantai tersebut ke afiliasi asing
juga akan melibatkan pertukaran antara biaya per unit dan biaya tetap-sehingga
skala aktivitas perusahaan akan menjadi elemen penting yang menentukan hasil
ini. Dalam hal PMA vertikal, penghematan biaya utama tidak terkait dengan
pengiriman barang melintasi batas negara, tetapi lebih pada perbedaan biaya
produksi untuk bagian-bagian rantai produksi yang dipindahkan. Seperti yang
telah kita bahas sebelumnya, perbedaan biaya tersebut sebagian besar berasal
dari kekuatan keunggulan komparatif.
1. Pengalihdayaan

18
Sebagai pengganti PMA horisontal, perusahaan induk dapat
memberikan lisensi kepada perusahaan independen untuk memproduksi
dan menjual produknya di lokasi asing; sebagai pengganti PMA vertikal,
perusahaan induk dapat membuat kontrak dengan perusahaan independen
(pemasok) untuk melakukan bagian tertentu dari proses produksi di lokasi
asing dengan keuntungan biaya terbaik. Pengganti PMA vertikal ini dikenal
sebagai outsourcing asing (kadang-kadang hanya disebut sebagai
outsourcing, di mana lokasi asing tersirat).
Offshoring merupakan relokasi bagian dari rantai produksi ke luar
negeri dan mengelompokkan outsourcing asing dan PMA vertikal.
Offshoring telah meningkat secara dramatis dalam dekade terakhir dan
merupakan salah satu pendorong utama peningkatan perdagangan jasa di
seluruh dunia (seperti jasa bisnis dan telekomunikasi); di bidang
manufaktur, perdagangan barang setengah jadi menyumbang 40 persen dari
perdagangan di seluruh dunia pada tahun 2008.
Seperti yang telah kita lihat, hal ini menyiratkan adanya batasan skala
bagi perusahaan untuk memilih salah satu dari kedua opsi offshoring
tersebut. Dengan demikian, hanya perusahaan-perusahaan besar yang akan
memilih salah satu opsi offshoring dan mengimpor beberapa input antara
mereka.
Skema pemilahan bagi perusahaan-perusahaan untuk mengimpor barang
setengah jadi ini serupa dengan yang kami jelaskan untuk pilihan ekspor
perusahaan: Hanya sebagian kecil perusahaan yang relatif lebih produktif (berbiaya
lebih rendah) yang akan memilih untuk melakukan ekspor (mengimpor barang
setengah jadi) dan ekspor (menjangkau pelanggan asing) - karena mereka adalah
perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam skala yang cukup besar sehingga
mendukung pertukaran yang melibatkan biaya tetap yang lebih tinggi dan biaya per
unit yang lebih rendah (terkait dengan produksi atau perdagangan).

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Skala ekonomis menandakan bahwa input yang dibutuhkan per unit produksi,
semakin kecil unit produksi akan menyebabkan semakin banyaknya output yang
diproduksi. Namun kita tidak menyangka bagaimana peningkatan produksi itu sendiri
dapat dicapai oleh suatu perusahaan, dimana perusahaan yang bersangkutan sudah bisa
melakukan tidak hanya sekedar untuk memproduksi barrang yang lebih banyak , atau
sebaliknya akan tetapi harus ada jumlah peningkatan jumlah perusahaan. Untuk
menganalisi dampak skala ekonomis terhadap adanya strktur pasar, kita membutuhkan
kejelasan mengenai peningkatan suatu produksi seperti yang diperlukan untuk menurunkan
biaya pasar rata-rata.
Skala ekonomis eksternal (external economies of scale) akan tercipta apabila
jumlah biaya per unit sudah tergantung pada besarnya industry, tidak perlu pada besarnya
suatu perusahaan. Selanjutnya skala ekonomis internal (internal economies of scale) akan
muncul apabila biaya per unit tergantung pada besarnya suatu perusahaan, sehingga hal itu
tidak perlu dikaitkan dengan besarnya tingkat industry yang bersangkutan tersebut.
Skala ekonomis eksternal dan internal masing-masing menimbulkan implikasi-
implikasi yang berbeda terhadap struktur industry. Suatu industry yang skala ekonominya
eksternal (yakni, tidak ada keunggulan khusus bagi suatu perusahaan yang memiliki skala
besar) biasanya terciri dari banyak perusahaan kecil, dan strukturnya berkembang menjadi
persaingan sempurna.

4.2 Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu, kami selaku pebuat makalah ini sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan
makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Krugman, P. R., Obstfeld, M., Melitz. M. J. (2015). International Economics Theory & Policy.
𝑇𝑒𝑛𝑡ℎ Edition. Boston: The Pearson Series.
http://repository.undaris.ac.id/id/e

21

Anda mungkin juga menyukai