Penyusun :
Qori Khonaah (2307511052)
Ni Kadek Feby Cintya Arianti (2307511053)
Ni Putu Dita Haryanti (2307511055)
Puspa Yanti (2307511056)
Ni Made Hari Alit Dana Laksmi (2307511057)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunianya
kami dapat menyelesaikan Laporan Makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah
ini adalah “ Skala Ekonomi Eksternal dan Internasional “. Adapun tujuan dari laporan ini adalah
untuk memenuhi tugas dari I Nyoman Wahyu Widiana, S.E., M.Si. pada program studi sarjana
ekonomi pembangunan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
bagaimana Skala Ekonomi Eksternal dan Internasional bagi para pembaca dan juga penyusun.
Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3. Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 3
2. 1 Teori Skala Ekonomis Eksternal dan Internal .................................................................. 3
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................................. 5
3.1 Skala Ekonomi Eksternal dan Internasional..................................................................... 5
3.1.1 Ekonomi Eksternal Dan Keseimbangan Pasar .......................................................... 8
3.1.2 Ekonomi Eksternal dan Perdagangan Internasional ................................................. 9
3.1.3 Perdagangan Antar Wilayah dan Geografi Ekonomi................................................ 9
3.2 Teori Skala Ekonomi Internasional ................................................................................ 11
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................... 20
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 20
4.2 Saran ............................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 21
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Bagaimana tanggapan perusahaan tergadap perdagangan
7. Bagaimana biaya perdagangan dan keputusan ekspor dalam ekonomi internasional
8. Apa yang dimaksud dengan dumping?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ekonomi ekternal dan keseimbangan pasar
2. Untuk mengetahui ekonomi eksternal dan perdagangan internasional
3. Untuk mengetahui peran perdagangan antar wilayah dan geografi ekonomi dalam
ekonomi eksternal
4. Untuk mengetahui teori persaingan tidak sempurna dalam konteks teori skala ekonomi
internasional
5. Untuk mengetahui maksud dari persaingan usaha dan perdagangan monopoli
6. Untuk mengetahui tanggapan perusahaan tergadap perdagangan
7. Untuk mengetahui biaya perdagangan dan keputusan ekspor dalam ekonomi
internasional
8. Untuk mengetahui pengertian dari dumping
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
ekonomisnya sepenuhnya bersifat eksternal (tidak ada keunggulan khusus bagi perusahaan
– perusahaan berskala besar) biasanya akan terdiri dari banyak perusahaan kecil.
Sebaliknya jika skala ekonomi internal memberikan perusahan-perusahaan berukuran
besar suatu keunggulan biaya atas perusahaan – perusahaan kecil, maka hal ini pada
akhirnya dapat menciptakan struktur pasar persaingan tidak sempurna. Baik skala ekonomi
eksternal maupun internal merupakan penyebab penting bagi terjadinya perdagangnan
internasional. Peranan skala ekonomis dalam perdagangan internasional ternyata
menemukan dua alasan untuk lebih menitik beratkan perhatian pada ekonomi internal.
Yang pertama, skala ekonomi internal lebih mudah diidentifikasi dalam praktek
dibandingkan dengan skala ekonomi eksternal.ditinjau dari perspektif umum,konsep skala
hasil yang meningkat mengacu pada situasi produksi bertambah lebih proporsioanal
ketimbang peningkatan input atau faktor – faktor produksinya artinya seandainya semua
input dilipat duakan , maka output akan bertambah lebih dua kali lipat. Demikian pula jika
semua input ditambah hingga tiga kali lipat dari pada sebelumnya, maka outputnya pun
akan bertambah tiga kali lipat. Skala hasil yang meningkat ini dapat terjadi karena operasi
yang lebih besar cenderung meningkatkan pembagian kerja.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
meningkat dengan adanya industri yang lebih besar, meskipun setiap perusahaan memiliki
ukuran yang sama seperti sebelumnya. Kedua, anggaplah output industri dipertahankan
konstan di angka 1.000 widget, tetapi jumlah perusahaan dipotong setengahnya sehingga
masing-masing dari lima perusahaan yang tersisa memproduksi 200 widget. Jika biaya
produksi turun dalam kasus ini, maka ada ekonomi internal skala: Sebuah perusahaan akan
lebih efisien jika outputnya lebih besar.
Skala ekonomi eksternal dan internal memiliki implikasi yang berbeda terhadap
struktur industri. Sebuah industri di mana skala ekonomi murni bersifat eksternal (yaitu, di
mana tidak ada keuntungan bagi perusahaan besar) biasanya akan terdiri dari banyak
perusahaan kecil dan menjadi kompetitif sempurna. Sebaliknya, skala ekonomi internal
memberikan perusahaan besar keunggulan biaya dibandingkan perusahaan kecil dan
mengarah pada struktur pasar yang tidak bersaing sempurna.
Baik skala ekonomi eksternal maupun internal merupakan penyebab penting dari
perdagangan internasional. Namun, karena keduanya memiliki implikasi yang berbeda
terhadap struktur pasar, sulit untuk membahas kedua jenis perdagangan berbasis skala
ekonomi ini dalam model yang sama. (hal 182-184)
1. Teori Skala Ekonomi Eksternal
Ketika skala ekonomi berlaku di tingkat industri dan bukan di tingkat perusahaan
individu, maka hal ini disebut sebagai ekonomi eksternal. Analisis ekonomi eksternal
sudah ada sejak lebih dari satu abad yang lalu, sejak ekonom Inggris Alfred Marshall,
yang tertarik pada fenomena "distrik industri" - konsentrasi geografis industri yang tidak
dapat dengan mudah dijelaskan oleh sumber daya alam. Pada masa Marshall, contoh
yang paling terkenal adalah konsentrasi industri seperti klaster produsen alat makan di
Sheffield dan klaster perusahaan kaus kaki di Northampton. Marshall berpendapat bahwa
ada tiga alasan utama mengapa sebuah klaster perusahaan mungkin lebih efisien daripada
sebuah perusahaan individual yang berdiri sendiri: kemampuan sebuah klaster untuk
mendukung pemasok khusus; cara industri yang terkonsentrasi secara geografis
memungkinkan penyatuan pasar tenaga kerja; dan cara industri yang terkonsentrasi
secara geografis membantu menumbuhkan limpahan pengetahuan. Faktor-faktor yang
sama ini terus berlaku hingga saat ini.
a. Pemasok Khusus
6
Di banyak industri, produksi barang dan jasa-dan pada tingkat yang lebih
besar, pengembangan produk baru-membutuhkan penggunaan peralatan khusus
atau layanan dukungan; namun perusahaan individu tidak menyediakan pasar
yang cukup besar untuk layanan ini agar pemasok tetap bertahan dalam bisnis.
Klaster industri lokal dapat mengatasi masalah ini dengan menyatukan banyak
perusahaan yang secara kolektif menyediakan pasar yang cukup besar untuk
mendukung berbagai pemasok khusus. Sebagai contoh, beberapa perusahaan di
Silicon Valley yang berspesialisasi dalam menyediakan chip komputer yang
sangat canggih untuk pelanggan tertentu telah memilih untuk menjadi "fabless",
yaitu, mereka tidak memiliki pabrik untuk membuat chip. Sebaliknya, mereka
berkonsentrasi pada desain chip, dan kemudian menyewa perusahaan lain untuk
membuat chip tersebut.
b. Penyatuan Pasar Tenaga Kerja
Sumber ekonomi eksternal yang kedua adalah cara sekelompok
perusahaan dapat menciptakan pasar gabungan untuk pekerja dengan
keterampilan yang sangat khusus. Pasar yang terkumpul seperti itu akan
menguntungkan baik bagi produsen maupun pekerja, karena produsen lebih
kecil kemungkinannya untuk mengalami kekurangan tenaga kerja dan pekerja,
lebih kecil kemungkinan untuk menganggur. Seorang insinyur dikutip
mengatakan bahwa "bukanlah sebuah bencana besar jika Anda berhenti bekerja
pada hari Jumat dan mendapatkan pekerjaan baru pada hari Senin. Anda bahkan
tidak perlu memberi tahu istri Anda. Anda tinggal pergi dengan mobil ke arah
lain pada Senin pagi."1 Fleksibilitas ini membuat Silicon Valley menjadi lokasi
yang menarik bagi para pekerja berketerampilan tinggi dan perusahaan yang
mempekerjakan mereka.
c. Limpahan Pengetahuan
Sudah menjadi hal yang klise bahwa dalam ekonomi modern,
pengetahuan merupakan input yang sama pentingnya dengan faktor-faktor
produksi seperti tenaga kerja, modal, dan bahan baku. Hal ini terutama berlaku
dalam industri yang sangat inovatif, di mana ketinggalan beberapa bulan saja
dalam teknik produksi atau desain produk dapat membuat perusahaan
7
mengalami kerugian besar. Perusahaan dapat memperoleh teknologi melalui
upaya penelitian dan pengembangan mereka sendiri. Mereka juga dapat
mencoba belajar dari para pesaing dengan mempelajari produk mereka dan,
dalam beberapa kasus, dengan membongkar produk mereka untuk "merekayasa
ulang" desain dan manufaktur mereka. Namun, sumber penting dari pengetahuan
teknis adalah pertukaran informasi dan ide secara informal yang terjadi pada
tingkat pribadi. Misteri perdagangan tidak lagi menjadi misteri, tetapi seolah-
olah ada di udara Bagus pekerjaan dihargai dengan tepat, penemuan dan
perbaikan dalam mesin, dalam proses, dan organisasi bisnis secara umum segera
didiskusikan: Jika seseorang memulai sebuah ide baru, ide tersebut akan diambil
oleh orang lain dan digabungkan dengan saran-saran mereka sendiri; dan dengan
demikian ide tersebut menjadi sumber ide baru selanjutnya.
8
Gambar 1.1 Kurva Ekonomi Eksternal dan Keseimbangan Pasar
9
membentuk pola perdagangan antar wilayah-perdagangan yang terjadi antar
wilayah di dalam suatu negara. Untuk memahami peran ekonomi eksternal dalam
perdagangan antar wilayah, pertama-tama kita perlu membahas sifat ekonomi
regional-yaitu, bagaimana ekonomi wilayah di dalam suatu negara masuk ke dalam
ekonomi nasional.
Sumber: Antoine Gervais dan J. Bradford Jensen, "Kemampuan diperdagangkannya jasa: Konsentrasi
10
Skala ekonomi dapat menyebabkan rusaknya persaingan sempurna, kecuali
jika skala ekonomi tersebut berbentuk ekonomi eksternal, yang terjadi di tingkat
industri, bukan di tingkat perusahaan. Ekonomi eksternal memberikan peran
penting pada sejarah dan kecelakaan dalam menentukan pola perdagangan
internasional. Ketika ekonomi eksternal penting, sebuah negara yang memulai
dengan keuntungan besar dapat mempertahankan keuntungan tersebut meskipun
negara lain berpotensi memproduksi barang yang sama dengan lebih murah. Ketika
ekonomi eksternal penting, negara-negara bisa saja mengalami kerugian dari
perdagangan.
11
demikian, kita akan melihat bagaimana skala ekonomi internal dan diferensiasi produk
diferensiasi produk untuk menghasilkan beberapa sumber keuntungan baru dari
perdagangan melalui integrasi ekonomi.
3.2.1 Teori Persaingan Tidak Sempurna
Dalam pasar persaingan sempurna-pasar yang memiliki banyak pembeli
dan penjual, tidak ada yang mewakili sebagian besar pasar-perusahaan adalah
pengambil harga. Artinya, mereka adalah penjual produk yang percaya bahwa
mereka dapat menjual sebanyak yang mereka suka dengan harga sewa tetapi tidak
dapat mempengaruhi harga yang mereka terima untuk produk mereka. Dalam
persaingan tidak sempurna, perusahaan- perusahaan sadar bahwa mereka dapat
mempengaruhi harga produk mereka dan bahwa mereka dapat menjual lebih
banyak hanya dengan menurunkan harganya. Situasi ini terjadi dalam salah satu
dari dua cara: ketika hanya ada beberapa produsen utama dari suatu barang tertentu,
atau ketika setiap perusahaan memproduksi barang yang berbeda (di mata
konsumen) dari yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan pesaing. . Dalam
kondisi seperti ini, setiap perusahaan memandang dirinya sebagai penentu harga,
memilih harga produknya, dan bukan sebagai penerima harga.
Ketika perusahaan-perusahaan bukan pengambil harga, maka perlu
dikembangkan perangkat tambahan untuk menggambarkan bagaimana harga dan
output ditentukan. Struktur pasar persaingan tidak sempurna yang paling sederhana
untuk dikaji adalah struktur pasar monopoli murni, yaitu pasar di mana tidak ada
perusahaan yang menghadapi persaingan; perangkat yang kami kembangkan untuk
struktur ini dapat digunakan untuk mengkaji struktur pasar yang lebih kompleks.
12
Gambar 1. 2 Penetapan Harga Monopoli dan Keputusan Produksi
(a) Monopoli: Ulasan Singkat
Gambar 2.1 menunjukkan posisi sebuah perusahaan monopoli.
Perusahaan tersebut menghadapi kurva permintaan yang miring ke bawah,
yang ditunjukkan pada gambar sebagai D. Kemiringan ke bawah dari D
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dapat menjual lebih banyak
unit output hanya jika harga output turun. Seperti yang mungkin Anda ingat
dari ekonomi mikro dasar, kurva pendapatan marjinal berhubungan dengan
kurva permintaan. Pendapatan marjinal adalah pendapatan ekstra atau
marjinal yang diperoleh perusahaan dari penjualan unit tambahan.
Pendapatan marjinal untuk perusahaan monopoli selalu lebih kecil dari
harga karena untuk menjual satu unit tambahan, perusahaan harus
menurunkan harga semua unit (bukan hanya unit marjinal). Dengan
demikian, untuk perusahaan monopoli, kurva pendapatan marjinal, MR,
selalu berada di bawah kurva permintaan.
Hubungan antara pendapatan marjinal dan harga tergantung pada
dua hal. Pertama, tergantung pada berapa banyak output yang sudah dijual
oleh perusahaan: Perusahaan yang tidak menjual banyak unit tidak akan
rugi banyak dengan memotong harga yang diterimanya dari unit-unit
tersebut. Kedua, kesenjangan antara harga dan pendapatan marjinal
13
bergantung pada kemiringan kurva permintaan, yang menunjukkan
seberapa besar perusahaan monopoli harus memotong harga jualnya.
(b) Persaingan Monopoli
Keuntungan monopoli jarang sekali tidak terbantahkan. Perusahaan
yang menghasilkan laba tinggi biasanya menarik para pesaing. Dengan
demikian, situasi monopoli murni jarang terjadi dalam praktiknya. Dalam
banyak kasus, pesaing tidak menjual produk yang sama-baik karena mereka
tidak bisa (karena alasan hukum atau teknologi) atau karena mereka lebih
suka membuat ceruk produk sendiri. Hal ini mengarah ke pasar di mana
pesaing menjual produk yang berbeda. Dengan demikian, meskipun
terdapat banyak pesaing, diferensiasi produk memungkinkan perusahaan
untuk tetap menetapkan harga untuk "variasi" produk atau merek mereka
sendiri. Namun, semakin banyak persaingan menyiratkan penjualan yang
lebih rendah untuk perusahaan tertentu pada harga yang dipilih: Kurva
permintaan setiap perusahaan bergeser ketika terdapat lebih banyak pesaing
(kami akan memodelkan hal ini secara lebih eksplisit pada bagian
selanjutnya). Permintaan yang lebih rendah, pada gilirannya, diterjemahkan
ke dalam laba yang lebih rendah.
Mari kita fokus pada kasus persaingan tidak sempurna yang lebih
sederhana, yang dikenal sebagai persaingan monopolistik. Struktur pasar ini
muncul ketika jumlah keseimbangan perusahaan yang bersaing cukup besar
dan tidak ada perusahaan yang mencapai pangsa pasar yang besar.
Kemudian, keputusan penetapan harga d a r i perusahaan tertentu tidak akan
mempengaruhi agregat pasar dan kondisi permintaan untuk perusahaan lain,
sehingga keputusan penetapan harga perusahaan tidak lagi saling terkait.
Setiap perusahaan menetapkan harga dengan mempertimbangkan agregat
pasar tersebut, dengan mengetahui bahwa respon dari perusahaan lain tidak
akan berpengaruh. Kami kemudian mengembangkan model persaingan
monopolistik tersebut. Kami kemudian memperkenalkan perdagangan di
bawah struktur pasar ini di bagian berikut.
• Asumsi-asumsi model
14
• Keseimbangan pasar
15
Pengukuran perdagangan intra-industri bergantung pada sistem klasifikasi
industri yang mengelompokkan barang ke dalam berbagai industri. Bergantung
pada tingkat kekasaran klasifikasi industri yang digunakan (ratusan klasifikasi
industri yang berbeda versus ribuan), perdagangan intra-industri menyumbang
seperempat hingga hampir setengah dari seluruh arus perdagangan dunia.
Perdagangan intra-industri memainkan peran yang lebih menonjol dalam
perdagangan barang-barang manufaktur di antara negara-negara industri maju,
yang menyumbang sebagian besar perdagangan dunia.
16
Apa saja dampak dari biaya perdagangan terhadap keputusan perusahaan
mengenai pasar ekspor? Kita tahu dari analisis sebelumnya bahwa biaya marjinal
yang lebih tinggi mendorong perusahaan untuk menaikkan harga, yang
menyebabkan kuantitas output yang dijual lebih rendah dan keuntungan yang lebih
rendah. Kita juga tahu bahwa jika biaya marjinal dinaikkan di atas tingkat ambang
batas c*, maka perusahaan tidak dapat beroperasi secara menguntungkan di pasar
tersebut.
3.2.5 Dumping
Dalam pasar persaingan tak sempurna, perusahaan2 kadangkala
menetapkan satu harga untuk suatu barang jika barang tersebut diekspor dan harga
yang berbeda untuk barang yang sama jika barang tersebut dijual di pasar domestik.
Secara umum, praktek pengenaan harga yang berbeda untuk konsumen yang
berbeda disebut diskriminasi harga (price discrimination). Bentuk paling umum
dari diskriminasi harga dalam perdagangan ini ialah dumping, yaitu praktek
penetapan harga dimana perusahaan mengenakan harga yang lebih rendah untuk
barang2 yang diekspor dibandingkan dengan yang dijual di pasar domestik.
Model persaingan usaha monopoli kami menyoroti bagaimana biaya
perdagangan memiliki kecenderungan alamiah untuk mendorong perusahaan-
perusahaan untuk menurunkan harga jual mereka di pasar ekspor, di mana mereka
menghadapi persaingan usaha yang lebih ketat karena berkurangnya pangsa pasar
mereka. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan domestik relatif lebih mudah
untuk mengajukan pengaduan dumping terhadap eksportir di pasar mereka. Dalam
praktiknya, undang- undang antidumping tersebut kemudian dapat digunakan
untuk membangun hambatan perdagangan dengan cara mendiskriminasi para
eksportir di suatu pasar.
17
negeri, jika 10 persen atau lebih dari sahamnya dimiliki oleh perusahaan asing;
idenya adalah bahwa 10 persen sudah cukup untuk menunjukkan kontrol yang
efektif. Demikian pula, perusahaan yang berbasis di AS dianggap sebagai
perusahaan multinasional jika memiliki lebih dari 10 persen saham perusahaan
asing. Perusahaan pengendali (pemilik) disebut perusahaan induk multinasional,
sedangkan perusahaan yang "dikendalikan" disebut afiliasi multinasional.
Ketika sebuah perusahaan AS membeli lebih dari 10 persen saham
perusahaan asing, atau ketika perusahaan AS membangun fasilitas produksi baru di
luar negeri, investasi tersebut dianggap sebagai arus keluar investasi asing langsung
(FDI) AS. Yang terakhir ini disebut FDI greenfield, sedangkan yang pertama
disebut FDI brownfield (atau merger dan akuisisi lintas batas). Sebaliknya,
investasi oleh perusahaan-perusahaan asing dalam fasilitas produksi di Amerika
Serikat dianggap sebagai arus masuk PMA AS.
18
Sebagai pengganti PMA horisontal, perusahaan induk dapat
memberikan lisensi kepada perusahaan independen untuk memproduksi
dan menjual produknya di lokasi asing; sebagai pengganti PMA vertikal,
perusahaan induk dapat membuat kontrak dengan perusahaan independen
(pemasok) untuk melakukan bagian tertentu dari proses produksi di lokasi
asing dengan keuntungan biaya terbaik. Pengganti PMA vertikal ini dikenal
sebagai outsourcing asing (kadang-kadang hanya disebut sebagai
outsourcing, di mana lokasi asing tersirat).
Offshoring merupakan relokasi bagian dari rantai produksi ke luar
negeri dan mengelompokkan outsourcing asing dan PMA vertikal.
Offshoring telah meningkat secara dramatis dalam dekade terakhir dan
merupakan salah satu pendorong utama peningkatan perdagangan jasa di
seluruh dunia (seperti jasa bisnis dan telekomunikasi); di bidang
manufaktur, perdagangan barang setengah jadi menyumbang 40 persen dari
perdagangan di seluruh dunia pada tahun 2008.
Seperti yang telah kita lihat, hal ini menyiratkan adanya batasan skala
bagi perusahaan untuk memilih salah satu dari kedua opsi offshoring
tersebut. Dengan demikian, hanya perusahaan-perusahaan besar yang akan
memilih salah satu opsi offshoring dan mengimpor beberapa input antara
mereka.
Skema pemilahan bagi perusahaan-perusahaan untuk mengimpor barang
setengah jadi ini serupa dengan yang kami jelaskan untuk pilihan ekspor
perusahaan: Hanya sebagian kecil perusahaan yang relatif lebih produktif (berbiaya
lebih rendah) yang akan memilih untuk melakukan ekspor (mengimpor barang
setengah jadi) dan ekspor (menjangkau pelanggan asing) - karena mereka adalah
perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam skala yang cukup besar sehingga
mendukung pertukaran yang melibatkan biaya tetap yang lebih tinggi dan biaya per
unit yang lebih rendah (terkait dengan produksi atau perdagangan).
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Skala ekonomis menandakan bahwa input yang dibutuhkan per unit produksi,
semakin kecil unit produksi akan menyebabkan semakin banyaknya output yang
diproduksi. Namun kita tidak menyangka bagaimana peningkatan produksi itu sendiri
dapat dicapai oleh suatu perusahaan, dimana perusahaan yang bersangkutan sudah bisa
melakukan tidak hanya sekedar untuk memproduksi barrang yang lebih banyak , atau
sebaliknya akan tetapi harus ada jumlah peningkatan jumlah perusahaan. Untuk
menganalisi dampak skala ekonomis terhadap adanya strktur pasar, kita membutuhkan
kejelasan mengenai peningkatan suatu produksi seperti yang diperlukan untuk menurunkan
biaya pasar rata-rata.
Skala ekonomis eksternal (external economies of scale) akan tercipta apabila
jumlah biaya per unit sudah tergantung pada besarnya industry, tidak perlu pada besarnya
suatu perusahaan. Selanjutnya skala ekonomis internal (internal economies of scale) akan
muncul apabila biaya per unit tergantung pada besarnya suatu perusahaan, sehingga hal itu
tidak perlu dikaitkan dengan besarnya tingkat industry yang bersangkutan tersebut.
Skala ekonomis eksternal dan internal masing-masing menimbulkan implikasi-
implikasi yang berbeda terhadap struktur industry. Suatu industry yang skala ekonominya
eksternal (yakni, tidak ada keunggulan khusus bagi suatu perusahaan yang memiliki skala
besar) biasanya terciri dari banyak perusahaan kecil, dan strukturnya berkembang menjadi
persaingan sempurna.
4.2 Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu, kami selaku pebuat makalah ini sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan
makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Krugman, P. R., Obstfeld, M., Melitz. M. J. (2015). International Economics Theory & Policy.
𝑇𝑒𝑛𝑡ℎ Edition. Boston: The Pearson Series.
http://repository.undaris.ac.id/id/e
21