Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKONOMI MAKRO II

“Aliran Barang dan Modal Internasional”


Dosen Pengampu: Asdar,SE.,M.Si.

Disusun Oleh Kelompok III:

- Surya Andini
- Feby Reski Utami
- Sri Wahyuni
- Fara Fadilla

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala karena dengan anugrah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan Kemampuan yang kami miliki.
Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak ASDAR, SE., M.Si. selaku dosen mata kuliah
EKONOMI MAKRO II yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangankekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran, dan usukan yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya, sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami pribadi maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenang dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Makassar, 22 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................... 3
C. TUJUAN PENULISAN ...................................................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................. 4
A. Arus Barang dan Modal Internasional ............................................................................................. 4
B. Harga Untuk Transaksi Internasional .............................................................................................. 6
C. Teori Pertama Penentuan Nilai Tukar .............................................................................................. 7
BAB III ............................................................................................................................................................ 9
PENUTUP ....................................................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasar modal adalah salah satu konsep terpenting dari sistem ekonomi modern. Transaksi
yang dilakukan di pasar modal global berdampak pada keseluruhanperkembangan ekonomi
di seluruh dunia. Pasar modal memilikirentang fungsi yang luas, diantaranya pasar yang
memungkinkan terjadinya mekanisme transfer dana olehagen ekonomi yang mempunyai
kelebihan keuangan yang dinvestasikannya (surplus) kepada mereka yang kekurangan
keuangan(Bernard J. Foley, 1998).Selanjutnya Cvjeticanin (2004), menyatakan bahwa pasar
modaladalah salah satu bagian dari pasar keuangan di mana transaksi jangka panjang
dilakukan,terutama untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan.

Pasar modal dunia telah mencatat pertumbuhan yang signifikan selama dua dekade
terakhir,terutama abad terakhirdi tahun 90-an . Memasuki milenium baru, nilaiindeks pasar saham
AS naik drastis berdasarkan daya tarik sekuritas ekuitas perusahaan internet yang sangat
berlebihan. Pertumbuhan yang kuat, diikutioleh koreksi pasar yang sangat buruk bagi dana
investasipara investor.

Kondisi pasar modal global merupakan suatu kumpulan dari fenomena umum yang
dampaknya sangat luas, terutama dampak yang sangat besar terhadap suatu bisnis perusahaan.
Semua kegiatan bisnis sangat terpengaruh oleh perubahan yang terjadi dalam variable ekonomi
makro. Sensitivitas terhadap ekonomi makro sangat ditentukan oleh tingkat ketergantungan
ekonomi. Makin besar ketergantungan ekonomi, makin besar pula dampak yang ditimbulkan oleh
perubahan ekonomi makro. Indonesia, sebagai negara dengan ekonomi yang terbuka tidakluputdari
keadaan ekonomi global(Husnan, 2009).

Pasar modal juga merupakan representasi untuk menilai kondisi perusahaan -perusahaan
di suatu negara. Mauliono (2009) berpendapat bahwa hampir semua industri di suatu negara
terwakili oleh pasar modal. Sutrisno (2009),menyatakan pasar modal memiliki beberapa fungsi
antara lainsebagai sumber penghimpun dana, sarana investasi, sarana pemerataan pendapatan;
danpendorong investasi.

Pasar modal internasional bukanlah merupakan hal asing lagi dalam hubungan ekonomi
internasional, yang jelas adalah bagian penting dalam transaksi keuangan antar negara, dengan
adanya pasar modal internasional tentunya mempermudah aliran pertukaran valas dan
modal.Semakin terbukanya perekonomian dunia yang ditandai dengan besarnya arus modal

1
keluar masuk pada suatu pasar negara, memberikan kesempatan bagi para investor dan
pelaku usaha dalam meningkatkan keuntungan dan mengurangi risiko dari investasi yang akan
ditanamkan.

Beberapa perusahaan dunia baik yang berskala internasional, multinasional, maupun


lokal meningkatkan modalnya dalam bentuk hutang modal yang diperolehnya melalui pasar
modal. Terutama, perusahaan yang menginternasionalisasi dapat meminjam dollar Amerika
dari dari sumber luar negeri atau dapat meningkatkan hutang modalnya dengan meminjam mata
uang asing (daripada dollar Amerika), perlu diingat bahwa perusahaan memiliki target ratio
hutang dan akan selalu memiliki jumlah hutang yang pasti(Ruhupatty, 2008).

Perusahaan Global mengantarkan dunia pada tatanan kerjasama ekonomi yang lebih
kompleks. Jika dulu aktor hubungan internasional dalam bidang ekonomi masih banyak
diperankan oleh negara, sekarang hal itu seolah tak lagi berlaku. Muncul perusahaan-
perusahaan skala internasional yang kini memainkan peran penting dalam Taslim & Khaira
Amalia F,Arus Modal dan Integrasi Pasar Modal Internasional94hubungan
internasional.Perusahaan Multinasional atau Multinational Corporation (MNC) merupakan aktor
utama dalam bisnis internasional. Merekalah yang menjadi pemain utama dalam kegiatan
ekspor, impor, transaksi internasional, dan pola operasi internasional lain seperti usaha
patungan, penanaman modal asing dan sistem lisensi.Induk perusahaan MNC dapat
menggunakan pasar uang atau obligasi internasional untuk memperoleh dana dengan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan dana domestik karena adanya perbedaan suku bunga
di tiap negara. Dengan melakukan hal tersebut, MNC dapat mengurangi biaya utang dan
karena mengurangi rata-rata tertimbang biaya modal sehingga menghasilkan penilaian yang lebih
tinggi.

Secara teoritis, “hukum satu harga” menunjukkan bahwa aset harus memiliki harga yang sama
di seluruh negara setelah disesuaikan dengan biaya transaksi. Kontrol modal dan variasi tingkat
teknologi membuat pasar modal lintas negara mengarah pada tingkat integrasi yang berbeda (Darrat
et al., 2000, Bekaert et al., 2009). Selain itu, literatur menunjukkan bukti bahwa integrasi
keuangan internasional tidak menunjukkan tanda-tanda yang lebih kuat dari waktu ke
waktu, bahkan mungkin menunjukkan arah sebaliknya dalam beberapa periode (Bekaert dan
Harvey, 1995; Rose dan Wieladek, 2014).

Adanya fenomena kesepakatan-kesepakatan economic community yang diakui oleh


beberapa negara saat ini melahirkan peraturan baru yang membolehkan investor asing
menanamkan modalnya di pasar modal antar negara. Aliran modal yang terjadi antar negara

2
tersebut dapat mengintegrasikan antar pasar-pasar modal.Dengan meningkatnya arus modal lintas
batas, banyak perusahaan mulai memasukkan saham mereka ke dalam daftar silangpasar modal
asing untuk mengejar manfaat terkait, seperti biaya modal rendah, likuiditas tinggidalam
perdagangan saham, dan peningkatan reputasi (Karolyi, 2006).

Secara teoritis pasar modal global yang terintegrasikan sepenuhnya (artinya tidak ada
hambatan apapun untuk memiliki sekuritas di setiap pasar modal, dan juga tidak ada hambatan
dalam capital inflow out flow) akan menciptakanbiaya modal yang lebih rendah dari pada
seandainya pasar modal tidak terintegrasikan, hal ini disebabkan karena para pemodalbisa
melakukan diversifikasi investasi dengan lebih luas (bukan hanya antara industri, tetapi antar
negara).TujuanPenelaahan LiteraturTujuan penelaahan literatur ini adalah untuk menggali
pemahaman tentang arus modal dan integrasi pasar modal internasional

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana analisis arus barang dan modal internasional di dunia ?
2. Bagaimana peran harga untuk transaksi internasional ?
3. Bagaimana cara menentukan nilai tukar ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan arus barang dan modal internasional di dunia.
2. Mengetahui peran harga untuk transaksi internasional.
3. Mengetahui cara menentukan nilai tukar.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Arus Barang dan Modal Internasional
Tidak hanya di zaman sekarang ini, beberapa abad yang lalu para pedagang yang berlayar
dengan kapal juga sudah melakukan kegiatan jual beli barang antar wilayah padahal perekonomian
saat itu belum berkembang seperti sekarang ini. Jika kita nilai kegiatan ekspor dan impor sekarang
ini justru memiliki peranan penting dalam perekonomian antar negara yang salah satu penyebabnya
mungkin karena perbedaan sumber daya dan perbedaan kepentingan antar negara yang satu dengan
negara yang lainnya. Sebuah perekonomian terbuka berinteraksi dengan perekonomian lain dengan
dua cara, yaitu membeli dan menjual barang dan jasa di pasar produk dunia, serta membeli dan
menjual aset modal, seperti saham dan surat obligasi di pasar uang dunia.

1. Arus Barang: Ekspor, Impor, dan Ekspor Neto


Ekspor (experts) adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri untuk dijual
ke luar negeri. Impor (imports) adalah barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri untuk
dijual di dalam negeri. Seperti contoh Indonesia menjual minyak mentah ke luar negeri berarti
Indonesia disebut sebagai negara pegekspor, lalu di Indonesia kekurangan minyak atau bahan
bakar minyak, maka Indonesia membeli minyak dari luar negri, maka Indonesia disebut
sebagai negara pengimpor. Ekspor Neto (net exsports) setiap negara adalah nilai ekspor suatu
negara dikurangi dengan nilai impornya. Karena ekspor neto menunjukan suatu negara yang
merupakan penjual dan pembeli dipasar barang dan jasa dunia dan ekspor neto juga dapat
disebut dengan neraca perdagangan (trade balance). Penjulan minyak mentah Indonesia
meningkatkan ekspor neto, sedangkan pembelian bahan bakar mengurangi ekspor neto
Indonesia.
Jika ekspor neto bernilai positif, ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor yang
mengindikasikan bahwa negara tersebut lebih banyak menjual barang dan jasanya keluar
negeri dibandingkan dengan membeli barang dan jasa dari negara lain Oleh karena itu negara
tersebut dikatakan memiliki surplus perdagangan (trade surplus) sedangkan, jika ekspor neto
bernilai negatif, ekspor lebih kecil dibandingan dengan impor yang mengindikasikan bahwa
negara tersebut lebih sedikit menjual barang dan jasa ke luar negeri dibandingkan dengan
membeli barang dan jasa dari negara lain, hal ini dinamakan defisit perdagangan (trade
defisit). Jika ekspor neto bernilai nol, ekspor dan impor memiliki jumlah yang sama. Dengan
demikian, negara tersebut dikatakan memiliki perdagangan seimbang (balanced trade). Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi ekspor impor, dan ekspor neto suatu negara, yaitu:

4
a. Selera konsumen untuk barang-barang produksi dalam dan luar negeri.
b. Harga di dalam negeri dan luar negeri.
c. Biaya transportasi barang dari satu negara ke negara lain:
d. Nilai tukar dimana orang-orang dapat menggunakan mata uang domestic untuk
membeli mata uang asing.
e. Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri, dan
f. Kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional.
2. Aliran Sumber Daya Keuangan: Arus Keluar Modal Neto
Arus keluar modal neto (net capital outflow) adalah merujuk pada pembelian aset luar negeri
oleh warga domestik dikurangi dengan pembelian aset domestik oleh warga asing terkadang
disebut juga dengan investasi luar negeri neto. Ketika Indonesia menanam saham di Cina maka
hal ini akan meningkatkan arus keluar modal neto Indonesia. Sedangkan ketika Indonesia menjual
surat obligasi ke pasar luar negeri dan masyarakat luar negeri membeli surat obligasi Indonesia
maka hal ini akan mengurangi arus keluar modal neto Indonesia.
Di dalam arus keluar modal ke luar negeri terdapat dua bentuk. Pertama, investasi luar negeri
langsung ini jika seorang warga negara aktif dalam mengelola investasinya. Contohnya seperti
perusahaan Indonesia membangun pabrik di Singapura. Kedua, investasi portofolio luar negeri
dalam hal ini seorang warga negara yang bersifat pasif. Contohnya seperti seorang warga
Indonesia membeli saham perusahaan Singapura. Di sini akan dijelaskan mengenai variabel yang
lebih penting yang memengaruhi arus keluar modal neto, yaitu:
a. Suku bunga riil yang dibayarkan atas aset luar negeri.
b. Suku bunga riil yang dibayarkan atas asset domestik.
c. Risiko ekonomi dan politik dalam memegang aset luar negeri.
d. Kebijakan pemerintah yang memengaruhi kepemilikan aset domestik oleh investor asing

Sebagai contoh, seorang warga Singapura sedang mempertimbangkan untuk membeli


surat obligasi pemerintah Thailand atau Singapura (surat obligasi adalah IOU dari penerbit surat
obligasi). Untuk mengambil keputusan ini, investor Singapura membandingkan suku bunga riil
yang ditawarkan oleh kedua surat obligasi ini. Semakin tinggi suku bunga riil surat obligasi
tersebut maka semakin menarik obligasi tersebut bagi investor. Namun, ketika membuat
perbandingan ini investor Singapura juga harus mempertimbangkan risiko utang yang mungkin
dihindari oleh pemerintah (yakni tidak membayar bunga atau pokoknya ketika mencapai tanggal
waktu), serta batasan-batasan yang dibebankan oleh pemerintah Thailand saat ini atau pada masa
mendatang kepada investor asing Thailand.

5
B. Harga Untuk Transaksi Internasional
Selain variabel jumlah ini, para ekonom makro juga mempelajari variabel yang mengukur
harga-harga pada transaksi internasional ini. Seperti halnya harga di setiap pasar yang memainkan
peranan penting dalam mengoordinasikan antara pembeli dan penjualan di pasar tersebut, harga
internasional mengoordinasikan keputusan konsmen dan produsen ketika mereka berinteraksi di
pasar dunia.

1. Nilai Tukar Nominal

Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) merupakan nilai yang digunakan seseorang saat
menukarkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Jika nilai tukar berubah,
sehingga suatu satu dolar Singapura dapat membeli mata uang asing lebih banyak, maka perubahan
tersebut dinamakan apresiasi (appreciation). Jika nilai tukar berubah sehingga satu dolar Singapura
membeli mata uang asing lebih sedikit maka perubahan tersebut dinamakan depresiasi
(depreciation).

Mungkin kita sering mendengar berita di media massa bahwa mata uang lokal "menguat" atau
"melemah". Deskripsi ini biasanya merujuk pada perubahan nilai tukar nominal terbaru. Ketika mata
uang terapresiasi, mata uang tersebut dikatakan menguar karena dapat membeli mata uang asing
lebih banyak. Begitu pula sebaliknya ketika suatu mata uang terdepresiasi, ia dikatakan melemah

2. Nilai Tukar Riil

Nilai tukar riil (real exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan
barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain. Nilai tukar riil dan nilai tukar
nominal berkaitan erat. Keterkaitan antara nilai tukar nominal dan nilai tukar riil dapat dirumuskan

Nilai tukar riil= nilai tukar nominal xharga domestik


harga luar negeri

Dengan demikian, nilai tukar rill bergantung pada nilai tukar nominal dan pada harga barang
di dua negara yang diukur dalam mata uang lokal. Depresiasi (penurunan) nilai tukar riil domestik
berarti bahwa barang- barang domestik menjadi lebih murah dibandingkan dengan barang-barang
negara asing. Perubahan ini mendorong konsumen dalam negeri dan luar negeri untuk membeli lebih
banyak barang domestik dan membeli lebih sedikit barang dari negara lain. Hasilnya, ekspor
meningkat dan impor menurun, dan perubahan ini meningkatkan ekspor neto negara. Sebaliknya,
apresiasi (peningkatan) nilai tukar riil domestik berarti bahwa barang domestik menjadi lebih mahal
dibanding dengan barang luar negeri sehingga ekspor neto menurun.

6
C. Teori Pertama Penentuan Nilai Tukar
Teori ini diperkenalkan oleh ekonom klasik bemama David Ricardo Konsep ini kemudian
dipopulerkan oleh ekonom Swedia yang bernama Gustave Cassel pada tahun 1920, saat negara-
negara Eropa seperti Jerman, Uni Soviet, dan Hongaria mengalami inflasi tinggi. Paritas daya beli
purchasing power parity) adalah teori nilai tukar yang menyatakan bahwa satu unit mata uang tertentu
harus mampu membeli barang dalam jumlah yang sama di semua negara

Teori paritas daya beli menyatakan bahwa kurs antar mata uang sama dengan nisbah tingkat
harga masing-masing negara pemiliknya, tingkat harga ini dihitung berdasarkan harga uang dari suatu
komoditi acuan. Purchasing Power Parity sama artinya dengan pernyataan bahwasannya daya beli
suatu mata uang sama besarnya di setiap negara. Selain PPP absolut, teori PPP masih memiliki versi
yang lain, yakni Purchasing Power Parity relatif yang memprediksikan bahwa perubahan persentase
kurs sama dengan tingkat inflasi nasional

Landasan utama teori Purchasing Power Parity adalah dalil satu harga (law) of one price).
Dalil ini menyatakan apabila perdagangan benar-benar bebas dan tidak ada hambatan apapun
terhadapnya, maka suatu barang pasti dijual di bagian manapun dari dunia ini dengan harga yang
sama. Namun para pendukung teori PPP sering menegaskan bahwa kesahihan teori PPP tidak
ditentukan oleh keberlakuan dalil satu harga atas setiap komoditi.

1. Logika Dasar dari Teori Paritas Daya Beli

Teori ini didasarkan pada prinsip yang disebut dengan hukum satu harga. Hukum ini
menyatakan bahwa sebuah barang harus dijual dengan harga yang sama disemua lokasi. Jika tidak,
maka akan ada peluang keuntungan yang tidak tereksploitasi. Berdasarkan teori ini, suatu mata uang
harus memiliki daya beli yang sama disemua Negara dan jelas nama teori ini telah menjelaskan
definisinya dengan baik. Paritas berarti kesamaan dan daya beli merujuk pada nilai uang. Paritas
daya beli menyatakan bahwa satu unit semua mata uang harus memiliki nilai riil yang sama di setiap
negara.

2. Implikasi Teori Paritas Daya Beli

Teori paritas daya beli menjelaskan bahwa nilai tukar nominal antar mata uang dua negara
bergantung pada tingkat harga di negara-negara tersebut. Jika satu mata uang domestik membeli
barang dalam jumlah yang sama di negara asal (harga diukur dalam mata uang negara asal) seperti di
Jepang (yen), maka jumlah yen per unit mata uang negara asal harus mencerminkan harga barang di
negara asal dan Jepang. Untuk memahami cara kerjanya kita menggunakan ilmu matematika dan

7
rumusnya yaitu 1/P-e/P. Dengan sedikit penyesuaian, persamaannya menjadi 1-eP/P. Di sini
perhatikan bahwa sisi kiri persamaan ini adalah konstanta dan sisi kanan persamaan ini adalah nilai
tukar riil. Dengan demikian, jika daya beli mata uang suatu negara selalu sama di negara asal dan
negara lain maka nilai tukar riil harga relatif barang domestic dan luar negeri tidak dapat berubah.

Untuk memahami implikasi analisis nilai tukar nominal ini, dapat disesuaikan persamaan
terakhir untuk memecahkan nilai tukar nominal: e-P/P. Artinya, nilai tukar nominal sama dengan rasio
tingkat harga asing (yang diukur dalma unit mata uang asing) terhadap tingkat harga domestik (yang
diukur dalam unit mata uang domestik). Berdasarkan teori paritas daya beli,nilai tukar nominal antara
mata uang kedua negara tersebut harus mencerminkan tingkat harga yang berbeda dikedua negara
tersebut.

Implikasi utama teori ini adalah nilai tukar nominal berubah ketika tingkat harga berubah.
Seperti yang telah diketahui tingkat harga disetiap negara disesuaikan untuk menyeimbangkan jumlah
uang yang beredar dan jumlah permintaan uang. Karena nilai tukar nominal bergantung pada tingkat
harga, nilai tukar tersebut juga bergantung pada persediaan dan permintaan uang disetiap negara.
Ketika bank sentral menecetak uang dalam jumlah banyak, uang kehilangan nilainya untuk membeli
barang dan jasa, serta untuk membeli mata uang Negara lain.

3. Keterbatasan Teori Paritas Daya Beli

Teori paritas daya beli tidak sepenuhnya akurat. Artinya, nilai tukar tidak selalu bergerak
untuk memastikan bahwa suatu unit mata uang negara asal memiliki nilai riil yang sama disemua
negara. Terdapat dua alasan mengapa teori paritas daya beli tidak akurat disini.

- Alasan pertama, bahwa banyak barang yang tidak mudah untuk diperdagangkan. Misalnya,
harga potong rambut di Amerika Serikat lebih mahal daripada di Indonesia..
- Alasan kedua, barang-barang yang dapat diperdagangkan sekalipun tidak selalu merupakan
barang subtitusi yang sempurna ketika diproduksi di negara-negam yang berbeda. Misalnya,
beberapa konsumen lebih suka mobil Jerman dan konsumen lain lebih menyukai mobil
Jepang. Jika terjadi peningkatan permintaan terhadap mobil Jerman maka akan menyebabkan
kenaikan harga mobil Jemman daripada mobil Jepang. Meskipun ada perbedaan harga
tersebut, tidak akan ada kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dari arbitrase karena
konsumen tidak memandang ekuivalen kedua mobil tersebut.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekspor neto adalah nilai barang dan jasa dalam negeri dijual di luar negeri dikurangi nilai
barang asing dan jasa yang dijual di dalam negeri. Istilah arus keluar modal neto (net capital outflow)
merujuk pada pembelian aset luar negeri oleh warga domestik dikurangi dengan pembelian aset
domestik oleh warga asing (terkadang disebut dengan investasi luar negeri neto). Tabungan suatu
negara dapat digunakan untuk membiayai investasi domestik atau membeli aset luar negeri. Dengan
demikian, tabungan nasional sama dengan investasi domestik ditambah dengan arus keluar modal
neto.

Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat
menukarkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Nilai tukar riil (real exchange
rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan
barang dan jasa negara lain. Nilai tukar riil dan nilai tukar nominal berkaitan erat.

Paritas daya beli (purchasing power parity) adalah teori nilai tukar yang menyatakan bahwa
satu unit mata uang tertentu harus mampu membeli barang dalam jumlah yang sama disemua negara.
Teori ini mengimplikasikan bahwa nilai tukar nominal antara mata uang dua negara harus
mencerminkan tigkat harga di negara-negara tersebut. Akibatnya, negara-negara dengan inflasi yang
relatif tinggi akan memiliki mata uang yang terdepresiasi, sedangkan negara-negara dengan inflasi
yang relatif rendah akan memiliki mata uang yang terapresiasi.

B. Saran
Sebaiknya pemerintah harus menyeimbangkan antara ekspor neto negara dengan arus
keluarnya modal netonya, suatu negara harus memperdagangkan barang substitusi sempurna dengan
barang yang sama dari negara lain agar teori paritas daya beli akan lebih akurat. Untuk mengatasi
arus masuk modal yang besar dan berkelanjutan maka, pemerintah harus mengurutkan pembebasan
finansial secara seksama dan melakukan usaha perlindungan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Bagya Kertiyasa Martin, 2014. “factor-faktor yang mempengaruhi masuknya modal asing”,
https://economy.okezone.com/amp/2014/06/08/20/995716/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
masuknya-modal-
asing#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16691311645780&referrer=https%3A%2F%2Fwww.goo
gle.com

10

Anda mungkin juga menyukai