Anda di halaman 1dari 15

OLIGOPOLI DAN KONSENTRASI PASAR

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Ekonomi Manajerial

Dosen Pengampu:
Isyrohil Muyassaroh, SE., MSA

Disusun Oleh:
1. Moh. Asyrofi Ni’am (934116619)
2. Nofiyana Hidayatul Hikmah (934119419)
3. Bagas Mukti Raharjo (934120819)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT Maha dari segala
Pencipta alam semesta yang telah memberikan kami rahmat sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami ucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada dosen Ekonomi Manajerial yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu,
sangat diharapkan kritik serta saran yang membangun dari rekan-rekan pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

12 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A. Oligopoli Model Cournot ............................................................................. 3
B. Oligopoli Model Permintaan Patah .............................................................. 5
C. Oligopoli Model Kartel ................................................................................ 7
D. Oligopoli Model Kepemimpinan Harga....................................................... 8
E. Oligopoli ModelMemaksimumkan Penjualan ............................................. 9
BAB III : PENUTUP........................................................................................... 11
Kesimpulan ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar pada umumnya merupakan tempat bertemunya atau proseshubungan
timbal balik antara para penjual dan pembeli dimana di dalam pasar tersebut
menjual berbagai macam kebutuhan manusia seperti kebutuhan pangan, sandang
dan papan. Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyakat, baik
masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah atau masyarakat yang berada
di kalangan kelas atas.pasar kadangkalanya diartikan hanya ada seorang atau
sekelompok orang yang bersekutu untuk menguasai pasar tersebut. Karena dari
beberapa pengertian itulah pasar dapat digolongkan dari beberapa jenis
diantaranya pasar monopoli, monopolistis, dan oligopoli.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya
setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan
permainan permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan
tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi,
iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dilakukan
dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek
oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan
juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha
untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan
harga jual, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang
melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk oligopoli model Cournot?
2. Bagaimana bentuk oligopoli model permintaan patah?
3. Bagaimana bentuk oligopoli model Kartel?
4. Bagaimana bentuk oligopoli model kepemimpinan harga?

1
5. Bagaimana bentuk oligopoli model memaksimumkan penjualan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bentuk oligopoli model Cournot?
2. Mengetahui bentuk oligopoli model permintaan patah?
3. Mengetahui bentuk oligopoli model Kartel?
4. Mengetahui bentuk oligopoli model kepemimpinan harga?
5. Mengetahui bentuk oligopoli model memaksimumkan penjualan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Oligopoli Model Cournot


Model cournot adalah model pasar duopoli yang pertama kali diteliti oleh
Agustin Cournot tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa jika sebuah
perusahaan telah menentukan tingkat produksinya, maka perusahaan tersebut
tidak akan mengubahnya. Atas dasar asumsi inilah perusahaan pesaingnya akan
menentukan tingkat produksinya. Dalam pasar duopoli hanya terdapat dua
perusahaan yang menjual produk yang homogen, dengan demikian hanya
terdapat satu harga pasar. Harga pasar ditentukan oleh keseimbangan antara
jumlah total output yang dihasilkan oleh dua perusahaan dengan permintaan
pasar.1
Dalam Model Cournot ini apabila terdapat dua perusahaan maka masing-
masing dari dua perusahaan tersebut dapat menentukan kuantitas yang akan
diproduksi dan kemudian dilanjutkan dengan menentukan harga yang sekiranya
dapat diterima di pasar. Model Cournot dapat diwujudkan apabila terjadi
keseimbangan seperti:
1. Pelaku usaha A bisa memperoleh keuntungan maksimal;
2. Pelaku usaha B memperoleh keuntungan maksimal sama dengan pelaku
usaha A;
3. Seluruh hasil produksi pelaku usaha A dan B telah habis di pasar.
Keseimbangan yang diwujudkan oleh Model Cournot ini mendekati pasar
keseimbangan dari persaingan sempurna. Dapat disimpulkan bahwa dalam
Model Cournot para pelaku duopoli membuat pengaturan untuk membagi pasar
menjadi dua dan membaginya sama rata, serta setiap perusahaan yang terlibat
menerima harga barang dan/atau jasa berdasarkan kuantitas atau
ketersediaannya. Kedua perusahaan yang terlibat pun sebisa mungkin
mempertahankan hubungan antara keduanya berkaitan dengan harga pasar. Tak

1
Sugiarto, dkk., Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2007), 438.

3
dapat dipungkiri pula kedua perusahaan ini dapat berubah dalam hal ingin
membuat perubahan dan penyesuaian terkait produksi barang dan/atau
jasaqterkait, dan hal ini semua dapat berakhir ketika keseimbangan terhadap
pasar telah dicapai oleh masing-masing perusahaan.2
Frank (2015) menyatakan bahwa asumsi pokok dari model Cournot adalah
setiap perusahaan menentukan jumlah outputnya tanpa mengetahui apa yang
dilakukan pesaingnya. Misalkan Aqua dan Cleo bersaing merebut pangsa pasar
air mineral di Indonesia. Untuk ini Aqua memproduksi air mineral sejumlah QA
dan Cleo juga memproduksi air mineral sejumlah QC sehingga kurva permintaan
total pasar air mineral adalah:
P = a-b(QA+QC)
Sekarang perhatikan lebih dulu problem maksimasi laba yang dihadapi oleh
Aqua. Jika diasumsikan output Cleo adalah tetap sebesar QC, maka kurva
permintaan yang dihadapi Aqua adalag:
PA = (a-bQC) - bQA
Jika QC = 0 maka Aqua menghadapi kurva permintaan pasar semuanya
untuk dirinya sebagaimana yang ditunjukkan kurva permintaan D pada Gambar
di bawah. Tapi jika QC > 0 maka kita peroleh kurva permintaan Aqua dengan
menggeser sumbu vertikal gambar permintaan ke kanan sebesar QC unit. Dengan
demikian, kurva permintaan Aqua sekarang adalah bagian dari kurva permintaan
awal yang terletak di sebelah kanan sumbu vertikal yang baru atau disebut kurva
permintaan sisa (residual demand curve)

2
Ranesya Maharani Alkemsky, “Karakteristik Penguasaan Pasar Perusahaan Transportasi Online”,
Jurist-Diction Vol. 4 No. 6, 2021, 2461-2462.

4
Gambar di atasmenjelaskan fungsi antara Aqua dan Cleo. Awalnya Aqua
memproduksi air mineral QA0 yang lantas direspon Cleo untuk produksi
sejumlah QC yang berkorespondensi dengan QA0 pada fungsi reaksinya. Cleo
pun meresponnya sejumlah air mineral yang baru pada funsgi reaksinya.
Demikian seterusnya sehingga aksi-reaksi Aqua dan Cleo berhenti di titik
keseimbangan E pada produksi air mineral sebanya a/b unit.
Sekarang laba Aqua dan Cleo dapat ditentukan. Jika output Aqua dan Cleo
masing-masing adalah a/3b, maka jumlah total air mineral dalam pasar adalah
2(a/3b) = 2a/3b. Dari sini, harga pasar adalah P = a-b(QA+QC) = a-b(2a/3b) =
a/3. Pada tingkat harga ini, penerimaan total TRA = TRC = (a/3)(a/3b) = a2/9b.
Jika MC = 0 maka laba Aqua dan Ckei adalah sama, yaitu sebesar a2/9b.3

B. Oligopoli Model Permintaan Patah


Model Kurva Permintaan Patah Model ini muncul karena adanya kekakuan
dalam menetapkan harga yang sering terjadi pada pasar oligopoli. Model kurva
permintaan adalah patah (kinked demand curve model) pertamakali
dikemukawkan oleh Paul Sweezy. Model ini menjelaskan bahwa setiap
perusahaan dalam industri akan menyesuaikan harga untuk mempertahankan
bagian pasar mereka. Suatu perusahaan tidak akan menaikkan harga, karena
perusahaan lain tidak akan menaikkan harga produknya sehingga suatu
perusahaan tersebut akan kehilangan sebagian pelanggannya. Demikian

3
Arif Hoetoro, Ekonomi Mikro Islam: Pendekatan Integratif (Malang: UB Press, 2018), 271-271.

5
sebaliknya. Oleh sebab itu, setiap perusahaan dalam industri (duopolis) tidak
akan mengubah harga dalam memperbesar bagian pasar ke atas produknya
melainkan diferensiasi produknya. Memaksimumkan Keuntungan Kurva
Permintaan Patah Melalui kurva permintaan patah dapat ditentukan jumlah
produksi yang dihasilkan pada tingkat harga tertentu. Melalui kurva permintaan
patah ini oligopolis dapat memaksimumkan keuntungannya dengan menerapkan
syarat MR=MC. Berbeda dengan kurva permintaan pada pasar persaingan tidak
sempurna lainnya, kurva permintaan ini tidak lurus, tetapi mempunyai kesamaan
yaitu berslop negatif. Demikian juga, kurva penerimaan marjinal tidak berbentuk
seperti biasanya, MR terdiri dari dua bagian mengikuti kurva permintaan patah
tersebut. Satu bagian merupakan garis lurus menurun miring dari atas ke kanan,
kemudian dihubungkan oleh garis putus-putus vertikal ke bagian kedua.

Pada gambar kurva diatas dijelaskan bahwa, sebuah perusahaan


memproduksi (q) unit pada harga (p). Kurva permintaan perusahaan ini
tergantung apakah perusahaan lain mengikuti perubahan harga atau tidak. Pada
kurva DD menjelaskan bahwa seorang pesaing tidak akan menandingi
perubahan harga. Tapi pada kurva D’D’ menjelaskan bahwa pesaing akan
menandingi bila terjadi perubahan harga.
Pada gambar kurva tersebut menjelaskan, jika seorang pesaing mengikuti
penurunan harga pesaingnya tapi tidak mengikuti kenaikan harganya, maka
kurva permintaannya terdiri dari 2 bagian yaitu berupa DeD’. Pada kurva De
menjelaskan jika terjadi kenaikan harga, sedangkan kurva eD’ menjelaskan
tentang keadaan bila terjadi penurunan harga De akan terlihat lebih datar (elastic)

6
jika dibandingkan dengan eD’ (inelastic), itu dikarenakan pesaing lebih
menandingi penurunan harga dari pada kenaikan harga.
Maka bila disimpulkan model kinked demand dalam pasar oligopoli ini
menjelaskan bahwa, jika produsen menurunkan harga, maka perusahaan lain
juga akan punya inisiatif yang sama untuk menurunkan harga yang agar tidak
kehilangan konsumen, tetapi jika satu produsen menaikan harga maka produsen
pesaingnya tidak akan ikut menaikan harga. Model ini menjelaskan mengapa
dalam pasar oligopoli tingkat harga itu selalu cenderung tegar atau tidak
berubah-ubah.4

C. Oligopoli Model Kartel


Model ini biasanya hanya untuk pasar oligopoli yang telah bergabung.
Kartel adalah suatu perjanjian atau kesepakatan yang bersifat resmi diantara
beberapa perusahaan dalam oligopoli. Perjanjian kesepakatan tersebut
menetapkan suatu harga dan menyepakati jumlah yang akan di produksi masing-
masing anggota. Tujuan kartel adalah untuk memaksimumkan keuntungan
bersama. Keuntungan yang maksimum itu akan mudah dicapai jika kartel
menaikan harga produknya, mengurangi jumlah output dipasar, dan
menghalangi masuknya pesaing baru. Maka dalam hal ini yang merasa di
rugikan adalah konsumen, karena harga menjadi lebih tinggi akibat output yang
terbatas.
Laba kartel itu begitu menggoda, karena laba yang mereka dapatkan adalah
laba yang bersifat monopoli. Dalam kartel, setelah mereka menentukan harga
untuk masing-masing anggota dan telah merasakan keuntungannya, biasanya
masing-masing produsen mempunyai inisiatif sendiri untuk melakukan
kecurangan demi mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi, yaitu dengan
secara diam-diam produsen memproduksi lebih banyak dari jumlah yang

4
McEachern, William A, Pengantar Ekonomi Mikro: Pendekatan Kontemporer (Jakarta: Salemba
2001), 66.

7
ditentukan atau disepakati bersama. Apabila kadaan ini mereka jalani secara
terus menerus maka model kartel ini akan hancur.
Ringkasnya, kartel tidak akan efektif jika produknya terdeferensiasi antar
perusahaan, jika biaya oprasional antar perusahaan itu berbeda, jika banyak
terdapat perusahaan-perusahan baru di dalam pasar dan halangan masuk
kedalam pasar itu rendah, dan yang paling penting jika Tindakan curang dan
melanggar kesepakatan itu meluas.5

D. Oligopoli Model Kepemimpinan Harga


Perilaku pimpinan harga terjadi dalam struktur oligopoly yang kolusif,
dalam hal ini ada perusahaan yang dominan dan perusahaan yang tidak dominan.
Perusahaan yang dominan dinamakan sebagai pimpinan (leader) sedangkan satu
atau lebih perusahaan yang tidak dominan disebut sebagai pengikut (follower).
Perilaku perusahaan yang dominan akan menjadi contoh dan indicator untuk
diikuti oleh perusashaan lain untuk menghindari resiko. Model kepemimpinan
berbeda dengan kartel, pada kartel kedudukan anggota lebih formal dan relative
terikat, sedangkan dalam kepemimpinan harga perusahaan-perusahaan dalam
struktur industri tersebut relative lebih bebas.
Model oligopoly kepemimpinan harga ini dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
a. Pimpinan harga dari perusahaan yang mempunyai biaya terendah atau biaya
rendah
b. Pimpinan harga dari perusahaan yang dominan
c. Pimpinan harga yang bersifat barometric.
Model pimpinan harga dengan biaya terendah atau biaya rendah
memisalkan bahwa perusahaan yang ada dalam industri dibagi menjadi dua,
perusahaan pertama mewakili perusahaan yang memiliki biaya produksi yang
relatif rendah dan perusahaan kedua mewakili perusahaan yang memiliki biaya
yang relatif tinggi. Asumsi yang digunakan adalah produk yang dihasilkan

5
T. Sunaryo, Ekonomi Manajerial Aplikasi Teori Ekonomi Mikro, h. 178

8
homogen dan tingkat harga adalah berbeda per satuan. Yang dimaksud pimpinan
harga (leader) adalah perusahaan pertama, sedangkan pengikut (follower) adalah
perusahaan kedua atau perusahaan yang tingkat biayanya relatif tinggi.
Perusahaan kedua dapat bersaing dengan perusahaan pertama jika menetapkan
harga yang lebih rendah, hal ini lebih baik dari pada melakukan perang harga,
dan ini tentu saja margin keuntungan yang diperoleh perusahaan kedua lebih
rendah dari perusahaan pertama.
Pada tipe pimpinan harga oleh perusahaan yang dominan, ada sekelompok
perusahaan yang sangat menentukan tingkat harga sedangkan perusahaan
lainnya berskala lebih kecil. Perusahaan yang dominan dianggap mengetahui
kurva permintaan perusahaan yang berskla lebih kecil dan sewaktu-waktu
perusahaan yang dominan dapat mendesak perusahaan kecil untuk keluar dari
pasar. Apabila perusahaan yang dominan menetapkan tingkat harga lebih rendah
maka pangsa pasarnya akan menjadi lebih besar.
Sedangkan tipe kepimpinan harga yang bersifat barometrik, perusahaan
pimpinan harga hanya sekedar barometer bagi perusahaan kecil untuk
menghindari resiko. Ada beberapa pertimbangan suatu perusahaan yang dapat
dijadikan sebagai barometer bagi perusahaan lainnya, yaitu:
a. Terjadinya persaingan yang sehat dalam suatu industri,
b. Dapat mengurangi kerja administrasi karena perhitugan yang berulang-
ulang,
c. Perusahaan yang menjadi barometer telah menunjukkan prestasi yang bagus
dan ramalan-ramalan jarang meleset.6

E. Oligopoli Model Memaksimumkan Penjualan


Didalam pasar oligopoli, dalam upaya memaksimumkan keuntungan diatas
normal, beberapa perusahaan dapat melakukan kolusi sehingga dapat bertindak
sebagai monopoli atau sebaliknya, mereka akan berkompetisi untuk menguasai

6
Diakses melalui http://web-suplemen.ut.ac.id/espa4513/espa4513a/fC.1.Kepemimpinan%20
Harga.htm, pada hari Senin 18 April 2022 pada pukul 21.34 WIB

9
pasar. Jumlah beberapa produsen yang paling mudah dipahami adalah adanya 2
(dua) produsen. Oleh karena itu, fokus analisis pasar oligopoli adalah duopoli.
Analisis duopoli ini mewakili analisis oligopoli.
Dalam struktur pasar oligopoli perusahaan mengambil keputusan dengan
memperhitungkan perkiraan reaksi kompetitornya. Contoh : di pasar ada dua
produsen, A dan B. Apabila A menaikkan harga produknya B tidak akan
mengikuti strategi A. Dengan demikian, B bisa menjual lebih banyak.
Akibatnya, penjualan A akan turun besar.
Dari contoh diatas apabila A menaikkan harga, berarti A menghadapi kurva
permintaan yang elastis. Yaitu dengan menaikkan harga sedikit, penjualan A
turun relatif banyak. Jika A merubah strategi dengan menurunkan harga, maka
B juga ikut menurunkan harga supaya tidak kehilangan penjualan. Akibat dari A
menurunkan harga, penjualan A memang akan naik, tetapi tidak banyak karena
B juga ikut menurunkan harga. Jadi, apabila A menurunkan harga, A
menghadapi kurva permintaan yang tidak elastis.7

7
Diakses melalui http://www.tabungananak.com/2020/05/Mengenal-Keuntungan-Pasar-Monopoli-
Oligopoli-Monopolistik.html pada tanggal 18 April 2022 pukul 22.31 WIB.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Model cournot adalah model pasar duopoli ysng pertama kali diteliti oleh
Agustin Cournot tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan
dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos
produksi per unit sama.
Model kurva permintaan adalah patah (kinked demand curve model)
pertamakali dikemukawkan oleh Paul Sweezy. Model ini menjelaskan bahwa setiap
perusahaan dalam industri akan menyesuaikan harga untuk mempertahankan
bagian pasar mereka.
Kartel adalah suatu perjanjian atau kesepakatan yang bersifat resmi diantara
beberapa perusahaan dalam oligopoli. Perjanjian kesepakatan tersebut menetapkan
suatu harga dan menyepakati jumlah yang akan di produksi masing-masing
anggota. Tujuan kartel adalah untuk memaksimumkan keuntungan bersama.
Keuntungan yang maksimum itu akan mudah dicapai jika kartel menaikan harga
produknya, mengurangi jumlah output dipasar, dan menghalangi masuknya pesaing
baru.
Perilaku pimpinan harga terjadi dalam struktur oligopoly yang kolusif, dalam
hal ini ada perusahaan yang dominan dan perusahaan yang tidak dominan.
Perusahaan yang dominan dinamakan sebagai pimpinan (leader) sedangkan satu
atau lebih perusahaan yang tidak dominan disebut sebagai pengikut (follower).
Didalam pasar oligopoli, dalam upaya memaksimumkan keuntungan diatas
normal, beberapa perusahaan dapat melakukan kolusi sehingga dapat bertindak
sebagai monopoli atau sebaliknya, mereka akan berkompetisi untuk menguasai
pasar. Jumlah beberapa produsen yang paling mudah dipahami adalah adanya 2
(dua) produsen. Oleh karena itu, fokus analisis pasar oligopoli adalah duopoli.
Analisis duopoli ini mewakili analisis oligopoli.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alkemsky, Ranesya Maharani. “Karakteristik Penguasaan Pasar Perusahaan


Transportasi Online”. Jurist-Diction Vol. 4 No. 6, 2021.
Diakses melalui http://web-suplemen.ut.ac.id/espa4513/espa4513a/fC.1.
Kepemimpinan%20Harga.htm, pada hari Senin 18 April 2022 pada pukul
21.34 WIB
Diakses melalui http://www.tabungananak.com/2020/05/Mengenal-Keuntungan-
Pasar-Monopoli-Oligopoli-Monopolistik.html pada tanggal 18 April 2022
pukul 22.31 WIB.
Hoetoro, Arif. Ekonomi Mikro Islam: Pendekatan Integratif. Malang: UB Press,
2018.
McEachern dan William A. Pengantar Ekonomi Mikro: Pendekatan Kontemporer.
Jakarta: Salemba, 2001.
Sugiarto, dkk. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2007.
Sunaryo, T. Ekonomi Manajerial Aplikasi Teori Ekonomi Mikro.

12

Anda mungkin juga menyukai