Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI MIKRO LANJUTAN

“INDUSTRI OLIGOPOLI”

Disusun Oleh:
KELOMPOK 8

Dosen Pengampu : Dra. Ni Putu Martini Dewi, M.Si


Nama Anggota : Putu Krishna Candrawinata (2107511236)
I Gede Rihardika Adi Wiguna (2107511237)
I putu yoga arya semarandana (2107511240)

UNIVERSITAS UDAYANA
Kampus Bukit, Jl. Raya Kampus Unud Jimbaran, Kec. Kuta Selatan, Kabupaten
Badung, Bali 80361
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa kami
panjatkan atas karunianya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini. Kami menyusun makalah ini sedemikian rupa yaitu dengan
judul “Industri Oligopoli” yang kami harap dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Maka dari itu kami
mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak yang membaca makalah
ini. Akhir kata, kami harap makalah ini dapat memberikan manfaat sebaik-baiknya dan
sebagaimana mestinya.

Denpasar,.16 April .2022

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
BAB 1.................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
Bab 2 ..................................................................................................................................... 7
Pembahasan .......................................................................................................................... 7
2.1 Definisi Oligopoli .......................................................................................................... 7
2.2 Ciri-Ciri Oligopoli......................................................................................................... 7
2.3 Model-Model Oligopoli ................................................................................................. 7
2.3.1 Model Cournot ....................................................................................................... 7
2.3.2 Model Edgeworth ................................................................................................... 8
2.3.3 Model Chamberlin .................................................................................................. 9
2.4 Keseimbangan Bagi Oligopoli ........................................................................................ 9
2.5 Bagaimana Ukuran Oligopoli Memengaruhi Hasil Pasar .............................................. 10
Bab 3 ................................................................................................................................... 12
Penutup ............................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari bisa dipastikan bahwa kita memerlukan berbagai kebutuhan
hidup yang tidak bisa kita peroleh secara langsung dari alam. Oleh karena itu, untuk memenuhi
kebutuhan kita melakukan proses jual beli baik itu di pasar maupun tempat yang bisa digunakan
untuk proses jual beli. Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu dinamika tersendiri
yang tidak dapat dihindari. Bagi beberapa pebisnis, persaingan berkonotasi negatif karena bisa
mengancam bisnis karena takut akan berkurangnya profit atau konsumen lebih memilih harga
rendah dari pesaing. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Persaingan yang sehat dapat
memberikan hal yang baik bagi pebisnis, pesaing itu sendiri dan bahkan para pelanggan.
Pada dasarnya pelaku usaha tidak dapat menentukan secara sepihak harga atas produk
dan atau jasa melainkan harga tercipta melalui mekanisme pasar berdasarkan ekuilibrium
permintaan dan penawaran (supply and demand). Mekanisme pasar yang seimbang dan ideal
tercermin dari struktur pasar persaingan sempurna, dengan struktur pasar persaingan sempurna
seperti ini melindungi konsumen. Struktur pasar persaingan sempurna membuat konsumen
sebagai pembuat harga (price maker) pelaku usaha sebagai penerima harga (price taker).

Adapun yang disebut dengan pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri dari hanya
beberapa produsen saja (few sellers). Untuk mengetahui pasar oligopoli tidak hanya dengan
jumlah produsen semata, namun ada beberapa indikasi yang menjadi corak pasar oligopoli.
Dalam pasar oligopoli pelaku usaha mempunyai kekuasaan menentukan harga ada kalanya
lemah dan ada kalanya sangat tangguh. Setiap pelaku usaha yang ada di dalam pasar yang sama
memiliki kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi harga pasar dan perilaku setiap
perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan lainnya dalam pasar. Dengan sedikitnya
jumlah pemain ini juga menyebabkan adanya saling ketergantungan (mutual interdependence).
Saling ketergantungan (mutual interdependence) tersebut membuat iklim persaingan antar
produsen atau perusahaan jadi lemah atau bahkan tidak terjadi. Karena dalam pasar oligopoli
sangat mungkin terjadi antar pelaku usaha yang ada akan saling mempengaruhi untuk
menentukan harga pasar, menentukan angka produksi barang dan jasa yang kemudian dapat

4
mempengaruhi pelaku usaha lainnya, baik yang sudah ada dalam pasar (existing firms) maupun
pelaku usaha yang masih di luar pasar (potential firms).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana keseimbangan bagi oligopoli ?


2. Bagaimana ukuran oligopoli mempengaruhi hasil pasar ?
3. Mengetahui perbedaan Cournot, Edgeworth, dan Chamberlin ?
4. Bagaimana kebijakan publik terhadap oligopoli ?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini yaitu :

1. Untuk mengetahui keseimbangan bagi oligopoli.


2. Untuk mengetahui ukuran oligopoli mempengaruhi hasil pasar.
3. Untuk mengetahui kebijakan publik terhadap oligopoli.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan itu yaitu :

1. Manfaat Obyektif

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi


perkembangan ilmu pasar pada umumnya, khususnya dalam bidang hukum ekonomi
bisnis dalam hal indikasi terjadinya penetapan harga dalam penggunaan posisi
dominan dalam pasar oligopoli dan kebijakan publik terhadap oligopoli.

2. Manfaat Subyektif

Penelitian ini dapat mengembangkan ilmu ekonomi bisnis yang telah diperoleh selama
masa kuliah secara formal maupun informal dan mengembangkan rangsangan kritis
terhadap penerapan suatu ilmu pengetahuan yang telah diperoleh penulis. Penelitian ini

5
dapat mendorong penulis untuk kembali melakukan penelitian-penelitian lainnya dalam
mengembangkan ilmu hukum.

6
Bab 2

Pembahasan

2.1 Definisi Oligopoli


Oligopoli adalah organisasi pasar dimana terdapat beberapa penjual suatu komoditi.
Oleh karena itu, tindakan setiap penjualan akan mempengaruhi penjual lainnya. Akibatnya,
kalau kita tidak membuat beberapa asumsi khusus tentang reaksi perusahaan lain terhadap
tindakan perusahaan yang sedang di analisis, kita tidak dapat membuat kurva permintaan
untuk perusahaan oligopoli tersebut. Salah satu karakteristik pasar oligopoli yang
diperdagangkan adalah barang-barang yang bersifat sama (homogeny) seperti semen, bensin,
minyak mentah, rokok, air dll.

2.2 Ciri-Ciri Oligopoli


1. Dijalankan Dua Produsen atau Lebih
2. Produk yang Dijual Homogen dan Saling Menggantikan
3. Kebijakan Produsen Utama Sebagai Acuan Produsen Lainnya
4. Harga Barang di Pasar Relatif Sama
5. Produsen Baru Kesulitan Masuk Pasar
6. Membutuhkan Strategi Pemasaran yang Matang

2.3 Model-Model Oligopoli


Duopoli Adalah jenis oligopoli yang paling sederhana. Oligopoli dengan tiga anggota
atau lebih menghadapi persoalan-persoalan yang sama seperti duopoli.

2.3.1 Model Cournot


Dalam model cournut, kita mulai dengan asumsi (oleh Cournut) bahwa terdapat dua
perusahaan yang menjual air murni dalam kondisi biaya produksi nol. Oleh karena itu, tingkat
penjualan yang memaksimumkan keuntungan bagi tiap perusahaan terjadi pada titik tengah
kurva permintaannya yang berbentuk garis lurus dan memiliki kemiringan negative, di mana e
= 1 dan TR (Total Revenue) adalah maksimum. Dasar asumsi perilaku yang dibuat oleh
Cournot adalah bahwa setiap perusahaan, dalam usahanya memaksimumkan keuntungan total
atau TR, mengasumsikan bahwa perusahaan lain akan mempertahankan output mereka pada

7
tingkat yang konstan. Dengan adanya asumsi ini, maka akan terdapat sejumlah pergeseran yang
mengarah ke satu titik dan pergeseran balasan oleh kedua perusahaan sampai masing – masing
menjual 1/3 dari jumlah air murni yang akan dijual jika pasar berbentuk persaingan sempurna.
Dalam gambar 10 -3, D adalah kurva permintaan pasar untuk air murni. Jika perusahaan
A merupakan satu – satunya penjual di pasar, maka D = dA dan perusahaan A memaksimumkan
TR (Total Revenue) dan keuntungan totalnya pada titik A, dimana ia menjual 600 unit dengan
harga $6. Hal ini merupakan cara penyelesaian monopoli. Berikutnya, anggaplah bahwa
perusahaan B memasuki pasar dan berasumsi bahwa perusahaan A akan terus menjual 600 unit.
Maka kurva permintaan perusahaan B ditunjukkan oleh kurva permintaan total pasar D di
kurang 600 unit, dan ditunjukkan oleh dB dalam gambar 10 – 3. Dengan demikian, perusahaan
B memaksimumkan TR dan keuntungan totalnya di titik B (pada d B) dimana ia menjual 300
unit dengan harga $3. Perusahaan A sekarang bereaksi dan berasumsi bahwa perusahaan B
akan terus menjual 300 unit, mendapatkan kurva permintaannya yang baru, d’A’ dengan
mengurangkan 300 unit dari kurva total permintaan pasar D. Perusahaan A sekarang
memaksimumkan keuntungan totalnya di titik A’ pada dA. Perusahaan B sekarang bereaksi lagi
dan menjual di titik B’ dalam kurva permintaannya yang baru d’B.
Proses pergeseran antara kedua perusahaan itu cenderung mengarah ke titik E.
Akhirnya, baik perusahaan A maupun perusahaan B akan berhadapan dengan kurva permintaan
dE dan karenanya memaksimumkan keuntungan totalnyha dengan menjual 400 unit pada harga
$4 (titik E). Perusahaan lain kemudian juga akan menghadapi d E sebagai kurva permintaannya
(diperoleh dengan mengurangkan 400 unit dari kurva total permintaan pasar D) dan juga akan
berada pada titik E. Dengan demikian, setiap perusahaan akan terus menjual 400 unit pada
harga $4 dan memperoleh TR (Total Revenue) serta keuntungan total sebesar $1.600. output
400 unit dari setiap perusahaan akan terus menjual 1/3 dari output pasar persaingan sempurna
sebesar $1.200 (ditentukan oleh kondisi P = MC = 0).
Jika, dalam menentukan tingkat output terbaik, setiap perusahaan mengasumsikan
bahwa perusahaan lain mempertahankan harganya (dan bukan outputnya) pada tingkat yang
konstan, maka kita menghadapi model Bertrand.

2.3.2 Model Edgeworth


Dalam model Edgeworth, seperti dalam model Cournot, kita asumsikan bahwa
terdapat dua perusahaan, A dan B menjual komoditi homogen yang dihasilkan dengan biaya
nol. Selain itu, dalam model Edgeworth, menggunakan asumsi berikut : (1) setiap perusahaan
menghadapi kurva permintaan garis lurus yang sama untuk produknya, (2) setiap perusahaan

8
mempunyai kapasitas produksi terbatas dan tidak dapat memenuhi seluruh penawaran
pasarnya sendirian, dan (3) setiap perusahaan dalam mencoba memaksimumkan TR atau
keuntungan totalnya, mengasumsikan bahwa perusahaan lain mempertahankan harganya
pada tingkat yang konstan. Akibat dari asumsi ini adalah bahwa akan terdapat fluktuasi harga
produk yang terus-menerus di antara harga monopoli dan harga output maksimum dari seriap
perusahaan. Fluktuasi harga kadang-kadang dapat diamati dalam pasar oligopolistis

2.3.3 Model Chamberlin


Chamberlin memulai analisisnya dengan asumsi-asumsi dasar yang sama
seperti Cournot, Akan tetapi Chamberlin mengasumsikan lebih lanjut bahwa
perusahaan duopoli mengakui saling ketergantungan antara mereka. Akibatnya adalah
bahwa tanpa suatu bentuk kesepakatan atau kerja sama, perusahaan duopoli itu
menetapkan harga-harga yang sama, menjual jumlah yang sama, dan
memaksimumkan keuntungan mereka berasama mereka.
Contoh
Dalam gambar 10.4, D adalah surva permintaan pasar total untuk output
gabungan dari perusahaan duopoli A dan B. Jika Perusahaan A adalah yang pertama
memasuki pasar, maka ia akan memilih titik A pada D (=dA), dan dengan demikian
memperoleh keuntungan monopoli sebesar $3.600. Perusahaan B, yang menganggap
output A jumlah tertentu, menghadapi kurva permintaan dB dan selanjutnya
memutuskan untuk menjual 300 unit pada titik B. ( hingga tahap ini model Chamberlin
benar-benar sama seperti model Cournot ). Akan Tetapi, Perusahaan duopoli A dan B
sekarang menyadari bahwa cara terbaik yang mereka dapat lakukan adalah membagi
bersama keuntungan monopolis sebesar $3.600 tersebut. Dengan demikian, setiap
perusahaan duopoli menjual 300 unit atau setengah dari output monopoli pada harga $6
dan memperoleh keuntungan sebesar $1.800. perlu diperhatikan, bahwa cara
penyelesaian ini sifatnya stabil, dicapai tanpa kerja sama dan menghasilkan $200
keuntungan yang lebih banyak bagi masing-masing perusahaan dari pada menurut cara
penyelesaian Cournot.

2.4 Keseimbangan Bagi Oligopoli


Keseimbangan Nash , situasi dimana semua pelaku ekonomi yang berinteraksi satu
sama lain, masing-masing memilih strategi terbaik mereka dengan mempertimbangkan strategi
yang telah dipilih oleh pihak lain. Ketika suatu perusahaan dalam oligopoli secara individu

9
memilih untuk memproduksikan jumlah yang memaksimalkan keuntungan, mereka
memproduksi jumlah yang lebih besar dari pada jumlah yang diproduksi oleh monopoli dan
lebih sedikit dari pada jumlah yang diproduksi oleh pasar persaingan. harga oligopoli lebih
rendah dari pada harga monopoli tetapi lebih tinggi dari pada harga di pasar persaingan ( yang
sama dengan biaya marginalnya).

2.5 Bagaimana Ukuran Oligopoli Memengaruhi Hasil Pasar


Jika para penjual dapat membentuk kartel, maka mereka akan memaksimalkan
keuntungan total dengan memproduksi sebanyak jumlah yang dihasilkan oleh monopoli dan
menjualnya dengan harga monopoli. sama seperti jika hanya terdapat dua penjualnya, anggota
kartel ini harus sepakat mengenai beberapa banyak air yang akan diproduksi oleh masing-
masing. Namun seiring pertumbuhan kartel ini, kesepakatan semakin sulit dicapai. Meraih dan
menegakkan kesepakatan ini menjadi lebih sulit ketika ukuran kelompok ini membesar. Dalam
membuat keputusan ini, harus mempertimbangkan dua efek :
1. Efek keluaran
Karena harga di atas biaya marginal, menjual 1 galon tambahan pada harga yang
berlaku di pasar akan meningkatkan keuntungan.
2. Efek Harga
Meningkatkan produksi akan meningkatkan jumlah total yang terjual, sehingga harga
air akan turun dan menurunkan keuntungan dari semua galon lainnya yang terjual.
Jika efek keluaran lebih besar daripada efek harga, memilik sumur akan meningkatkan
meningkatkan produksinya. Jika efek harga lebih besar dari efek keluaran, pemilik sumur tidak
akan meningkatkan produksinya. ( kenyataannya, pada kasus ini akan lebih menguntungkan
jika produksi dikurangi). Setiap pelaku oligopoli terus meningkatkan produksinya sampai dua
efek marginal ini seimbang, dengan mempertimbangkan produksi perusahaan lainnya.
Kita dapat melihat bahwa oligopoli yang besarpada intinya adalah sekelompok
perusahaan kompetitif. Perusahaan kompetitif hanya mempertimbangkan efek keluar saat
memutuskan berapa banyak barang yang akan diproduksi, Karena satu perusahaan kompetitif
adalah penerima harga ( price taker ), maka efek harga tidak ada , jadi semakin banyak jumlah
penjual dalam suatu oligopoli, pasar oligopolistik akan semakin menyerupaipasar persaingan.
Harga akan mendekati biaya marginal, dan jumlah barang yang diproduksi akan mendekati
tingkatnya yang efesien secara sosial.

10
11
Bab 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

Oligopoli adalah organisasi pasar dimana terdapat beberapa penjual suatu komoditi.
Ciri - ciri pasar oligopoli yaitu dijalankan dua produsen atau lebih, produk yang dijual homogen
dan saling menggantikan, kebijakan produsen utama sebagai acuan produsen lainnya, harga
barang di pasar relatif sama, produsen baru kesulitan masuk pasar, membutuhkan strategi
pemasaran yang matang. Terdapat 3 model oligopoli yaitu model cournot, edgeworth, dan
chamberlin. Keseimbangan Nash , situasi dimana semua pelaku ekonomi yang berinteraksi satu
sama lain, masing-masing memilih strategi terbaik mereka dengan mempertimbangkan strategi
yang telah dipilih oleh pihak lain. Jika para penjual dapat membentuk kartel, maka mereka
akan memaksimalkan keuntungan total dengan memproduksi sebanyak jumlah yang dihasilkan
oleh monopoli dan menjualnya dengan harga monopoli. Kita dapat melihat bahwa oligopoli
yang besarpada intinya adalah sekelompok perusahaan kompetitif.

3.2 Saran

Dengan disajikannya dalam isi diatas, bisa kita buktikan bahwasannya keberadaan
industri oligopli merupakan sangatlah kuat, adanya banyak hambatan-hambatan juga di
dalamnya. Hal ini membuat sangat sulitnya untuk para pesaing-pesaing baru yang ingin masuk
kedalam pasar oligopoli ini. Untuk pertimbangan suatu keberadaan hambatan yang ingin
masuk yang sangat besar dan sangat signifikan didalam pasar industri oligopoli juga perlu
pengembangan rancangan dalam penilaian cara kerja industri tersebut. Secara teoritis sulit
sekali menetapkan jumlah perusahaan di dalam pasar, agar dapat dikatakan oligopoli.

12
Daftar Pustaka
Salvatore, Ph,D, Dominick. 2006. Mikro Ekonomi. Edisi Keempat. Penerbit Erlangga

13

Anda mungkin juga menyukai