Dosen pengampu:
M. Mustaqim, S.E., M.M.
Oleh:
Pingkia Angelica Taufani 31423136
Roudhotus Sa’diyah. A 31423100
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pasar Persaingan Oligopoli” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran makalah ini bukan hanya
karena kemampuan penulis, tetapi banyak ditentukan oleh bantuan, masukan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, yang telah dengan ikhlas membantu
penulis demi terselesainya makalah ini, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, saran dan kritik yang
konstruktif senantiasa penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I ...............................................................................................................
PENDAHULUAN ...........................................................................................
BAB II .............................................................................................................
PEMBAHASAN .............................................................................................
PENUTUP .......................................................................................................
PEMBAHASAN
Gambar 1
Dalam keadaan tanpa adanya kesepakatan dalam menentukan
harga, reaksi-reaksi perusahaan dalam mengubah harga dapat
ditunjukkan oleh kurva permintaan yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Reaksi-reaksi tersebut akan membentuk kurva permintaan yang
terpatah (kinked demand curve).
a) Keseimbangan Awal
Dalam gambar 1, Kurva D1 D1 menggambarkan permintaan
yang dihadapi suatu perusahaan yang merubah harga sedangkan
perusahaan lainnya tidak merubah harga. Kurva D2 D2
menggambarkan permintaan yang dihadapi perusahaan yang
merubah harga dan perusahaan lainnya mengikuti merubah
harga. Misalkan harga keseimbangan pasar adalah Po dan
jumlah barang yang diminta adalah Qo.
b) Efek Penurunan Harga
Jika suatu perusahaan menurunkan harga ke P1 dan
perusahaan lain tidak ikut menurunkan harga, jumlah barang
yang diminta konsumen dapat meningkat ke C1. Perihal yang
sama juga akan berlaku jika harga turun lebih lanjut ke P2, jika
tidak ada reaksi dari Perusahaan yang lain maka permintaan
akan bertambah ketingkat B1. Namun apabila Perusahaan-
Perusahaan juga turut andil dalam menurunkan harga, Maka
pertambahan permintaan hanya naik pada tingkat B.
c) Efek Peningkatan Harga
Jika suatu perusahaan menaikkan harga ke P3 dan perusahaan
lain tidak ikut menaikkan harga, jumlah barang yang diminta
konsumen hanya dapat meningkat sampai A1. Akan tetapi
sekiranya perusahaan lain ikut menaikkan harga, maka jumlah
barang yang diminta konsumen dapat bertambah sampai ke titik
A2. Akan tetapi jika Perusahaan lain tidak mengubah harga, dan
tetap menjual pada P0 Maka Perusahaan yang menaikan harga
akan kehilangan langganannya.
C. Pemaksimuman Keuntungan Perusahaan
Gambar, 2
Dari analisa dalam Gambar 2 dapat disimpulkan Bahwa selama
perubahan biaya produksi tidak menyebabkan kurva biaya marginal
berada di atas MC2 atau di bawah MC1, keseimbangan pemaksimuman
keuntungan yang dinyatakan di atas tidak akan mengalami perubahan.
Dengan demikian, selama kurva biaya marginal memotong MR
diantara titik A1 dan A2 harga dan jumlah produksi perusahaan tidak
akan mengalami perubahan.
Misalnya pada mulanya biaya marginal adalah MC0. Untuk
memaksimumkan keuntungan MC0 harus sama dengan MR, maka
berdasarkan keadaan dalam Gambar 3 keuntungan maksimum dicapai
apabila harga adalah P0 dan jumlah produksi adalah Q0. Sekiranya
terjadi perubahan ke aras biaya produksi, misalkan biaya produksi
mengalami kenaikan sehingga menyebabkan kurva biaya marginalnya
menjadi seperti yang ditunjukkan oleh MC2. Dari keadaan Gambar 3
dapat dilihat bahwa keuntungan yang maksimum masih akan tetap
dicapai oleh perusahaan itu pada ketika harga adalah P0 dan jumlah
barang yang diproduksikan adalah Q0. Hanya setelah kurva biaya
marginalnya berada diatas MC2keseimbangan untuk memaksimumkan
keuntungan akan mengalami perubahan.
2.4. Bentuk-bentuk Hambatan Kemasukan Oligopoli
Terdapat jumlah perusahaan yang terbatas di dalam pasar
merupakan suatu bukti nyata bahwa perusahaan-perusahaan baru adalah
sangat sukar untuk masuk ke pasar oligopoli. Faktor-faktor penting yang
menyebabkan kesukaran memasuki pasar oligopoli adalah:
A. Skala ekonomi
Apabila suatu perusahaan oligopolis dapat menikmati skala
ekonomi sehingga ke tingkat produksi yang sangat besar, ini berarti
semakin banyak produksinya semakin rendah biaya produksi per unit.
Sekiranya permintaan dalam pasar bertambah, perusahaan yang sudah
ada dalam industri akan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk
memenuhi permintaan tersebut, karena mereka dapat menambah
jumlah produksi dan pada waktu yang sama mengurangi biaya produksi
per unit.
Perihal ini akan menyukarkan kemasukan perusahaan baru, karena
pada mulanya luas pasaran barangnya hanyalah sebagian kecil daripada
perusahaan yang telah ada, dan oleh karena itu biaya produksi per unit
adalah lebih tinggi daripada perusahaan yang lama.
B. Biaya Produksi yang Berbeda
Biaya produksi per unit yang berbeda sebagai akibat dari tingkat
(jumlah) produksi yang berbeda. Di samping itu biaya produksi dapat
pula berbeda pada tingkat produksi yang sama. Biasanya pada setiap
tingkat produksi, biaya produksi per unit yang harus dikeluarkan
perusahaan yang baru adalah lebih tinggi dari yang dikeluarkan
perusahaan lama. Ini berarti kurva biaya total ratarata perusahaan baru
adalah lebih tinggi dari kurva biaya total rata-rata perusahaan yang
lama. Keadaan ini menghambat kemasukan perusahaan baru.
C. Keistimewaan Hasil Produksi
Keistimewaan yang dimiliki oleh barang yang diproduksikan oleh
perusahaan lama merupakan sumber lain yang dapat menghambat
kemasukan perusahaan baru. Keistimewaan ini dapat dibedakan dalam
beberapa bentuk. Yang pertama ialah karena barang tersebut sudah
sangat terkenal, dan masyarakat sudah menaruh kepercayaan dan
penghargaan tertinggi ke atas barang tersebut.
Keistimewaan yang kedua adalah apabila barang tersebut sangat
rumit yaitu ia terdiri dari komponen-konponen yang banyak sekali
sehingga sukar membuat dan memperbaikinya. Selanjutnya
keistimewaan lain yang meungkin dimiliki oleh perusahaan dalam
pasar oligopoli adalah ia memproduksi berbagai barang yang sejenis.
Kalau ia produsen rokok, maka rokok yang diproduksinya terdiri dari
berbagai bentu dan jenis sehingga dapat menyediakan berbagai produk
seperti rokok berfilter dan cerutu yang diingini masyarakat yang cita
rasanya berbeda-beda (Sukirno, 2015).
2.5. Penilaian Ke Atas Pasar Oligopoli
Di dalam menilai kebaikan pasar oligopoli tiga aspek dari kegiatan
perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli akan diperhatikan, yaitu:
A. Efisiensi Dalam Menggunakan Sumber-Sumber Daya
Efisiensi penggunaan sumber-sumber daya akan tercapai apabila
biaya marjinal= harga. Dan dalam perusahaan yang memaksimumkan
untung biaya marjinal= harga. Dengan demikian efisiensi penggunaan
sumber-sumber daya akan tercapai apabila biaya marjinal=hasil
penjualan marjinal=harga. Pada umumnya keadaan ini tidak dicapai
oleh perusahaan dalam oligopoli. Maka dipandang dari syarat efisiensi
ini perusahaan dalam oligopoli tidaklah menggunakan sumber-sumber
daya secara efisien.
Keadaan ini hanya mungkin tercapai apabila tingkat harga adalah
sama dengan biaya rata-rata yang paling rendah. Dipandang dari sudut
skala ekonomi terdapat kemungkinan bahwa perusahaan dalam
oligopoly akan memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah
dari perusahaan dalam persaingan sempurna. Apabila industri tersebut
terdiri dari banyak perusahaan, setiap perusahaan hanya memproduksi
pada tingkat produksi yang sangat rendah dan tidak dapat menikmati
skala ekonomi yang mungkin diperoleh. Dengan demikian biaya
produksi per unit adalah lebih tinggi dari apabila skala ekonomi
tersebut dapat dinikmati.
B. Perkembangan Teknologi dan Inovasi
Seperti dalam pasar monopoli, di dalam pasar oligopoli perusahaan
akan mendapat untung lebih normal. Keuntungan seperti ini dapat
diperoleh karena kemasukan perusahaan baru sangat sukar berlaku.
Maka keuntungan lebih normal dalam jangka pendek dapat terus
dipertahankan dalam jangka panjang. Dengan demikian dalam
perusahaan oligopoli terdapat dana yang cukup untuk membiayai
penyelidikan yang diperlukan untuk mengembagkan teknologi dan
melakukan inovasi.
Terdapat cukup alasan untuk berkeyakinan bahwa pasar oligopoli
merupakan struktur pasar yang paling memberikandorongan untuk
mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi. Dua alasan penting
dapat digunakan untuk menyokong pandangan ini, yaitu: (a) adanya
untung yang lebih dari normal, dan (b) menekankan kepada persaingan
harga akan menimbulkan efek yang kurang menguntungkan kedudukan
perusahaan di dalam industri.
Oleh karena itu usaha untuk menarik lebih banyak langganan
dijalankan secara persainganbukan harga. Salah satu di antaranya
adalah dengan secara terus menerus mengembangkan barang-barang
yang diproduksikan supaya ia tetap mempunyai keistimewaan-
keistimewaan tertenu. Untuk mencapai tujuan ini perusahaan harus
terus berusaha mengembangkan teknologi kegiatannya dan membuat
inovasi yang diperlukan.
Di samping itu dorongan untung mengembangkan teknologi dan
terus menerus membuat pembaruan disebabkan pula karena perusahaan
tidak dapat menekankan usaha menarik pelanggan secara persaingan
harga-yaitu menarik langganan dengan cara mengubah harga penjualan
(Sukirno, 2015).
C. Keuntungan Perusahaan
Persaingan datang dari perusahaanperusahaan yang sudah ada dalam
industri tersebut. Dan dengan adanya kemungkinan persepakatan,
persaingan masih dapat dikurangi lebih lanjut. Persaingan yang dibatasi
ini memungkinkan perusahaan mendapat keuntungan yang melebihi
normal. Walaupun dalam pasar oligopoli terdapat persaingan, keadaan
persaingan tersebut tidaklah seluas seperti di pasar persaingan
sempurna dan pasar persaingan monopolistis.
Kepada para konsumen, kemungkinan mengurangi persaingan dan
memperoleh untung yang lebih normal ini menimbulkan dua akibat
yang kurang menguntungkan. Yang pertama, harga barang menjadi
lebih tinggi daripada apabila persaingan adalah lebih luas. Kedua,
jumlah barang-barang yang dapat dinikmati masyarakat adalah kurang
daripada yang dapat diperoleh dalam pasar persaingan sempurna.
Keburukan ini telah mendorong pemerintah melakukan pengawasan ke
atas kegiatan perusahaan-perusahaan oligopoli.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Oligopoli merupakan pasar dimana penawaran satu jenis barang
dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih
dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Praktek oligopoli biasanya dilakukan
sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan untuk
masuk ke dalam pasar, dan tujuan perusahaan-perusahaan melakukan
oligopoli adalah sebagai salah satu usaha untuk menikmati suatu
keuntungan dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga
menyebabkan persaingan harga diantara pelaku usaha yang melakukan
praktik oligopoli menjadi tidak ada.
Dalam pasar oligopoli bersaing dalam hal jumlah perusahaan dan
perilaku perusahaan tersebut. di mana perusahaan-perusahaan tidak
melakukan persepakatan di antara mereka, tingkat harga adalah bersifat
rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap
berada pada tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaannya.
3.2. Kritik dan Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah
diatas masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah ini
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari pembaca.
Daftar Pustaka
Arifin, I. (2012). Membuka Cakrawala ekonomi. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 6(4),
23–33.
Sugiarto, D. (2021). Ekonomi Mikro. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 3(4), 35–47.