Oleh :
KELAS : Akuntansi A
ANGGOTA :
Segala puji bagi Allah swt atas rahmat, taufiq dan hidayahNya, sehingga makalah dengan
judul “PASAR OLIGOPOLI” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa
dihaturkan kepada Rasulullah Muhammad saw, beserta para keluarga, sahabat dan umat
pengikutnya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah PENGANTAR
ILMU EKONOMI MAKRO pada Program Studi Akuntansi . Kelompok kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini sehingga diharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Kelompok kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada dosen yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini. Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Oligopoli ........................................................................3
B. Faktor Penyebab Terjadinya Pasar Oligopoli ............................................. 4
C. Ciri Ciri Pasar Oligopoli ............................................................................. 5
D. Bentuk-Bentuk Pasar Oligopoli .................................................................. 6
E. Kekurangan Dan Kelebihan Pasar Oligopoli .............................................. 7
F. Contoh Kasus Pasar Oligopoli di Indonesia ............................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang biasanya terdiri dari dua sampai sepuluh
perusahaan yang menjual produk di pasar. Perusahaan pada pasar oligopoli bisa
menghasilkan produk homogen ataupun diferensiasi (berbeda corak). Produk homogen dari
pasar oligopoli diantaranya yaitu semen, baja, dan alumunium. Sedangkan untuk produk
diferensiasi diantaranya mobil dan produk minuman ringan.
Kegiatan yang dilakukan oleh setiap perusahaan pada pasar oligopoli akan
menimbulkan pengaruh atau reaksi pada perusahaan lain dikarenakan perusahaan pada
pasar oligopoli tidak begitu banyak. Sebagai contoh, dari produk semen. Jika semen merk
Gresik menurunkan harga maka akan menimbulkan reaksi pada perusahaan semen lainnya
seperti Holcim, Semen Padang, Indocement, untuk menurunkan harga produknya karena jika
tidak ikut menurunkan produk mereka, konsumen pasti akan lebih memilih membeli semen
yang harganya lebih murah. Contoh selanjutnya pada produk diferensiasi yakni produk
minuman coca-cola saat mengeluarkan varian rasa coca-cola zero sugar. Produk
pesaingnya yaitu Pepsi ikut membuat varian yang sama yaitu Pepsi Cola Zero Sugar.
Persaingan pada produk diferensiasi umumnya bukan persaingan harga melainkan
persaingan non harga.
Pasar Oligopoli akan selalu menimbulkan pengaruh pada satu sama lain saat
kebijakan baru dikeluarkan. Maka dalam pasar Oligopoli diperlukan adanya kesepakatan
agar tidak menimbulkan kerugian. Biasanya mereka melakukan penetapan harga atau
kesepakatan dalam menentukan pangsa pasar untuk menghindari terjadinya perang harga.
2
empat perusahaan (four firms concentration ratio atau CR4) adalah 60%, berarti 60%
output dalam industri dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CRA yang semakin kecil
mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna. Pasar suatu industri
dinyatakan berstruktur oligopolistik apabila CR4 melebihi 40%. Kita bisa juga mengukur
derajad konsentrasi delapan perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80%, berarti
80% penjualan Firms) output dalam industri dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.
b) Produk Homogen atau Terdiferensiasi
Produk homogen adalah produk yang dihasilkan perusahaan berupa produk yang hanya
memiliki satu macam produk saja misalnya bahkan baku industri seperti semen, baja
dan kertas. Sedangkan untuk produk diferensiasi adalah produk yang memiliki beberapa
corak misalnya dalam industriyang menghasilkan barang jadi seperti mobil, sepatu,
rokok, komputer, dll.
Penggolongan ini mempunyai peran penting dalam pasar oligopoli. Semakin besar
tingkat diferensiasinya, perusahaan makin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-
perusahaan lainnya. Berarti oligopoli dengan produk diferensiasi dapat lebih mudah
memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan pesaingnya. Di luar unsur modal,
rintangan untuk masuk ke dalam industri oligopoli yang menghasilkan produk homogen
lebih sedikit, karena pada industri oligopoli dengan produk diferensiasi sangat berkaitan
dengan loyalitas konsumen terhadap produk atau merek tertentu.
c) Pengambilan Keputusan Yang Saling Memengaruhi
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan memengaruhi
perusahaan lainnya, baik yang sudah ada maupun yang masih di luar industri.
Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah
ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas, yang membuat perusahaan
menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.
d) Kompetisi Non Harga
Dalam upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam
harga, namun juga non harga. Bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain adalah
iklan untuk memberikan informasi, membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan
merek, serta memengaruhi perilaku konsumen dengan tingkat efisiensi yang sangat
tinggi tidak menutup kemungkinan perusahaan melakukan kegiatan intelijen industri
untuk memperolet informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing
maupun potensial. Informasi-informasi ini sangat penting agar perusaha untuk dapat
memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.
3
e) Perusahaan lain relatif sulit untuk memasuki pasar
Perusahaan yang sudah ada biasanya sudah memiliki kekuatan yang besar terutama
dalam hal modal dan skala ekonomis yang tinggi sehingga jika ada perusahaan baru
akan kalah saing dalam memasarkan produknya.
4
Pengertian Kebijakan moneter Kontraktif adalah kebijakan jenis tindakan moneter yang
mempertahankan tingkat suku bunga jangka pendek yang lebih tinggi dari biasanya, atau
yang mengurangi atau bahkan mengecilkan tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar.
Hal ini mengurangi pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan menurunkan inflasi.
Kebijakan moneter kontraktif dapat menyebabkan peningkatan pengangguran dan
penurunan pinjaman dan pengeluaran oleh konsumen dan bisnis, yang pada akhirnya
dapat menyebabkan resesi ekonomi jika diterapkan terlalu agresif.
Dengan kata lain, kebijakan kontraktif adalah jenis kebijakan yang menekankan pada
pengurangan jumlah uang beredar untuk mengurangi pengeluaran dan investasi
setelahnya sehingga memperlambat perekonomian.
5
o Kebijakan Rasio Cadangan Wajib
Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio cadangan wajib. Saat Bank
Indonesia ingin mengurangi cadangan kas uang bank, maka uang diedarkan di
masyarakat melalui pinjaman. Sementara, bila cadangan kas uang bank harus
ditambah, uang yang beredar di masyarakat ditarik dengan peningkatan suku bunga
tabungan.
o Imbauan Moral
Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral. Dalam hal ini, Bank
Indonesia selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum untuk menjalankan
kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman.
6
suku bunga tinggi. Hal ini diharapkan mampu mengontrol peredaran uang agar tetap
stabil.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau
Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan
kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain
dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar valuta asing dan sebagai tempat
terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan
likuiditas.
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
9
10