Anda di halaman 1dari 13

PASAR OLIGOPOLI

Oleh :
KELAS : Akuntansi A
ANGGOTA :

Nama : - Ariq Rison ( 2202020010 )


-Diva Putri Mulyani ( 2202020028 )
- Fitri Nurkamalia ( 2202020005 )
- Mayra Sandrina D ( 2202020020 )
- Rizky Chairul Azwar ( 2202020002)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt atas rahmat, taufiq dan hidayahNya, sehingga makalah dengan
judul “PASAR OLIGOPOLI” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa
dihaturkan kepada Rasulullah Muhammad saw, beserta para keluarga, sahabat dan umat
pengikutnya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah PENGANTAR
ILMU EKONOMI MAKRO pada Program Studi Akuntansi . Kelompok kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini sehingga diharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Kelompok kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada dosen yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini. Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tasikmalaya, 25 Mei 2023

i
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Oligopoli ........................................................................3
B. Faktor Penyebab Terjadinya Pasar Oligopoli ............................................. 4
C. Ciri Ciri Pasar Oligopoli ............................................................................. 5
D. Bentuk-Bentuk Pasar Oligopoli .................................................................. 6
E. Kekurangan Dan Kelebihan Pasar Oligopoli .............................................. 7
F. Contoh Kasus Pasar Oligopoli di Indonesia ............................................... 8

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ......................................................................................................... 9
Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia untuk memenuhi
kebutuhannya dengan cara mengelola sumber daya yang terbatas. Dalam kehidupan sehari
hari, setiap masyarakat dan perusahaan secara keseluruhannya akan selalu dihadapkan
dengan persoalan-persoalan yang bersifat ekonomi, yaitu persoalan yang menghendaki
seseorang atau suatu perusahaan membuat keputusan tentang cara yang terbaik untuk
melakukan suatu kegiatan ekonomi. Perusahaan menjalankan kegiatannya untuk
mencari keuntungan, yang didapat apabila perusahaan membuat pilihan yang tepat. Oleh
karena itu, diperlukan adanya pengetahuan mengenai pasar.
Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang
berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Pasar
juga merupakan proses hubungan timbal antara penjual dan pembeli untuk mencapai
kesepakatan harga dan jumlah suatu barang/jasa yang diperjualbelikan. Berdasarkan hal di
atas, maka dalam makalah ini kami akan membahas salah satu bentuk pasar yakni pasar
oligopoli.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pasar Oligopoli?
2. Bagaimana ciri ciri Pasar Oligopoli?
3. Apa faktor penyebab terjadinya Pasar Oligopoli?
4. Apa saja jenis Pasar Oligopoli?
5. Sebutkan contoh Pasar Oligopoli??
6. Apa saja kekurangan dan kelemahan dari Pasar Oligopoli?
7. Bagaimana contoh kasus dalam Pasar Oligopoli di Indonesia?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang biasanya terdiri dari dua sampai sepuluh
perusahaan yang menjual produk di pasar. Perusahaan pada pasar oligopoli bisa
menghasilkan produk homogen ataupun diferensiasi (berbeda corak). Produk homogen dari
pasar oligopoli diantaranya yaitu semen, baja, dan alumunium. Sedangkan untuk produk
diferensiasi diantaranya mobil dan produk minuman ringan.
Kegiatan yang dilakukan oleh setiap perusahaan pada pasar oligopoli akan
menimbulkan pengaruh atau reaksi pada perusahaan lain dikarenakan perusahaan pada
pasar oligopoli tidak begitu banyak. Sebagai contoh, dari produk semen. Jika semen merk
Gresik menurunkan harga maka akan menimbulkan reaksi pada perusahaan semen lainnya
seperti Holcim, Semen Padang, Indocement, untuk menurunkan harga produknya karena jika
tidak ikut menurunkan produk mereka, konsumen pasti akan lebih memilih membeli semen
yang harganya lebih murah. Contoh selanjutnya pada produk diferensiasi yakni produk
minuman coca-cola saat mengeluarkan varian rasa coca-cola zero sugar. Produk
pesaingnya yaitu Pepsi ikut membuat varian yang sama yaitu Pepsi Cola Zero Sugar.
Persaingan pada produk diferensiasi umumnya bukan persaingan harga melainkan
persaingan non harga.
Pasar Oligopoli akan selalu menimbulkan pengaruh pada satu sama lain saat
kebijakan baru dikeluarkan. Maka dalam pasar Oligopoli diperlukan adanya kesepakatan
agar tidak menimbulkan kerugian. Biasanya mereka melakukan penetapan harga atau
kesepakatan dalam menentukan pangsa pasar untuk menghindari terjadinya perang harga.

B. Ciri Ciri Pasar Oligopoli


a) Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri
Jumlah perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya antara dua sampai sepuluh. Namun,
secara teoritis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan biasanya jumlah
perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua
perusahaan (duopoli). Kekuatan perusahaan perusahaan dalam industri dapat diukur
dengan menghitung rasio output dalam pasar oligopoli dikuasai oleh perusahaan-
perusahaan yang konsentrasi (concentration ratio). Rasio konsentrasi menghitung berapa
persen dominan (empat sampai dengan delapan perusahaan). Jika rasio konsentrasi

2
empat perusahaan (four firms concentration ratio atau CR4) adalah 60%, berarti 60%
output dalam industri dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CRA yang semakin kecil
mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna. Pasar suatu industri
dinyatakan berstruktur oligopolistik apabila CR4 melebihi 40%. Kita bisa juga mengukur
derajad konsentrasi delapan perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80%, berarti
80% penjualan Firms) output dalam industri dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.
b) Produk Homogen atau Terdiferensiasi
Produk homogen adalah produk yang dihasilkan perusahaan berupa produk yang hanya
memiliki satu macam produk saja misalnya bahkan baku industri seperti semen, baja
dan kertas. Sedangkan untuk produk diferensiasi adalah produk yang memiliki beberapa
corak misalnya dalam industriyang menghasilkan barang jadi seperti mobil, sepatu,
rokok, komputer, dll.
Penggolongan ini mempunyai peran penting dalam pasar oligopoli. Semakin besar
tingkat diferensiasinya, perusahaan makin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-
perusahaan lainnya. Berarti oligopoli dengan produk diferensiasi dapat lebih mudah
memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan pesaingnya. Di luar unsur modal,
rintangan untuk masuk ke dalam industri oligopoli yang menghasilkan produk homogen
lebih sedikit, karena pada industri oligopoli dengan produk diferensiasi sangat berkaitan
dengan loyalitas konsumen terhadap produk atau merek tertentu.
c) Pengambilan Keputusan Yang Saling Memengaruhi
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan memengaruhi
perusahaan lainnya, baik yang sudah ada maupun yang masih di luar industri.
Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah
ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas, yang membuat perusahaan
menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.
d) Kompetisi Non Harga
Dalam upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam
harga, namun juga non harga. Bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain adalah
iklan untuk memberikan informasi, membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan
merek, serta memengaruhi perilaku konsumen dengan tingkat efisiensi yang sangat
tinggi tidak menutup kemungkinan perusahaan melakukan kegiatan intelijen industri
untuk memperolet informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing
maupun potensial. Informasi-informasi ini sangat penting agar perusaha untuk dapat
memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.

3
e) Perusahaan lain relatif sulit untuk memasuki pasar
Perusahaan yang sudah ada biasanya sudah memiliki kekuatan yang besar terutama
dalam hal modal dan skala ekonomis yang tinggi sehingga jika ada perusahaan baru
akan kalah saing dalam memasarkan produknya.

C. Faktor Penyebab Pasar Oligopoli


 Efisiensi dalam skala besar.
Dalam pasar oligopoli, berbagai perusahaan yang bergerak didalamnya mayoritas
adalah perusahaan besar. Maksud dari perusahaan besar itu adalah perusahan yang
memiliki modal besar untuk memproduksi suatu output yang besar. Efisiensi (biaya
rata-rata minimum) perusahaan tersebut baru akan tercapai bila output yang di produksi
dalam skala yang sangat besar. Hal tersebut yang menyebabkan hambatan bagi para
perusahaan lain untuk bisa masuk dalam pangsa pasar tersebut.
 Kompleksitas Manajemen
Struktur pasar oligopoli ditandai dengan adanya kompetisi harga dan non harga. Oleh
karena itu, setiap perusahaan harus cermat dan memperhitungkan kembali setiap
keputusan yang akan dikeluarkan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan bagi
perusahaan lain dan para pesaing. Perusahaan harus mampu memiliki kemampuan
dalam manajemen yang baik agar dapat terus bertahan dalam persaingan pasar yang
kompleks. Hanya beberapa perusahaan yang dapat memiliki kemampuan tersebut
sehingga sangat sulit untuk dapat masuk dalam system pasar oigopoli.
D. Jenis Pasar Oligopoli
1. Kebijakan Moneter Ekspansif ( Monetary Expansive Policy)
Pengertian Kebijakan moneter Ekspansif adalah Kebijakan yang dapat merangsang atau
mendorong pemulihan ekonomi ketika resesi melanda. Jadi ketika ekonomi sedang lesu,
BI menjalankan kebijakan ini. Misalnya, resesi pandemi yang dipicu oleh penurunan BI
rate. Kebijakan ini akan membantu mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli
(permintaan masyarakat). Kebijakan moneter ekspansif ini disebut juga kebijakan
moneter akomodatif.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy)

4
Pengertian Kebijakan moneter Kontraktif adalah kebijakan jenis tindakan moneter yang
mempertahankan tingkat suku bunga jangka pendek yang lebih tinggi dari biasanya, atau
yang mengurangi atau bahkan mengecilkan tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar.
Hal ini mengurangi pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan menurunkan inflasi.
Kebijakan moneter kontraktif dapat menyebabkan peningkatan pengangguran dan
penurunan pinjaman dan pengeluaran oleh konsumen dan bisnis, yang pada akhirnya
dapat menyebabkan resesi ekonomi jika diterapkan terlalu agresif.
Dengan kata lain, kebijakan kontraktif adalah jenis kebijakan yang menekankan pada
pengurangan jumlah uang beredar untuk mengurangi pengeluaran dan investasi
setelahnya sehingga memperlambat perekonomian.

E. Instrumen Kebijakan Moneter


o Instrumen Kebijakan Moneter
Seperti diketahui, kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi terhadap kontrol
peredaran uang dan pertumbuhan ekonomi. Ukuran utama sebagai variabel
makroekonomi yaitu tingkat pengangguran dan inflasi. Namun tak hanya itu, masih
ada instrumen kebijakan moneter lainnya, diantaranya sebagai berikut.

o Kebijakan Diskonto (Discount Rate)


Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan moneter yang mengukur melalui
tingkat suku bunga bank. Kondisi dimana bank-bank umum meminjamkan dana
kepada bank Indonesia selaku bank sentral membuat peredaran jumlah uang teratur.
Ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka bank Indonesia menurunkan suku
bunga pinjaman. Sebaliknya, suku bunga kredit bank akan dinaikkan ketika peredaran
uang harus dikurangi

o Operasi Pasar Terbuka


Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau pembelian surat-
surat berharga milik pemerintah, maka yang dijadikan instrumen kebijakan moneter
adalah operasi terbuka. Saat bank Indonesia ingin mengurangi peredaran uang, maka
pemerintah menjual surat berharga. Sebaliknya, ketika peredaran uang harus
ditingkatkan, maka pemerintah membeli surat berharga.

5
o Kebijakan Rasio Cadangan Wajib
Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio cadangan wajib. Saat Bank
Indonesia ingin mengurangi cadangan kas uang bank, maka uang diedarkan di
masyarakat melalui pinjaman. Sementara, bila cadangan kas uang bank harus
ditambah, uang yang beredar di masyarakat ditarik dengan peningkatan suku bunga
tabungan.

o Penetapan Suku Bunga Acuan


Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia memiliki wewenang
dalam mengendalikan peredaran uang melalui suku bunga. Besaran suku bunga yang
ditetapkan oleh bank Indonesia akan menjadi acuan bank umum di seluruh Indonesia
dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, instrumen kebijakan moneter adalah
penetapan suku bunga acuan.

o Imbauan Moral
Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral. Dalam hal ini, Bank
Indonesia selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum untuk menjalankan
kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman.

F. Contoh Kebijakan Moneter Di Indonesia


Dalam praktiknya, banyak sekali aturan yang terselenggara akibat dari kebijakan moneter di
Indonesia. Di bawah ini merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia :

1. Pelaksanaan Kredit Langsung oleh Bank Indonesia


Pertama, contoh kebijakan moneter adalah Bank Indonesia mengadakan kredit
langsung. Pemberian kredit langsung kepada berbagai sektor atau proyek yang
memerlukan dana secara mendesak. Hal ini dapat meningkatkan jumlah uang yang
beredar karena harus membiayai kegiatan dengan segera.

2. Penyediaan Fasilitas Overdraft


Saat Bank Indonesia membantu bank umum yang mengalami kesulitan likuiditas
jangka pendek, maka hal ini termasuk contoh kebijakan moneter di Indonesia melalui
fasilitas overdraft. Bantuan yang diberikan berupa pinjaman jangka pendek dengan

6
suku bunga tinggi. Hal ini diharapkan mampu mengontrol peredaran uang agar tetap
stabil.

3. Penerbitan Surat Utang Negara


Selanjutnya, contoh kebijakan moneter adalah menerbitkan surat utang negara. Dalam
hal ini, pemerintah berusaha menghimpun dana dari masyarakat agar uang yang
beredar di masyarakat mengalami penurunan.

4. Program Intervensi Rupiah


Program intervensi rupiah merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia yang
dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara proses pinjam meminjam dana secara
langsung di Pasar Uang Antar Bank dalam periode 7 hari. Hal ini dilakukan sebagai
upaya mendukung instrumen kegiatan operasi pasar terbuka.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau
Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan
kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain
dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar valuta asing dan sebagai tempat
terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan
likuiditas.

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan


untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan
perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

B. Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

 Sukirno, Sadono. 2005. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta; Pt Rajagrafindo


 Boediono. 2002. Ekonomi Mikro Edisi Kedua. Yogyakarta; Bpfe-Yogyakarta

9
10

Anda mungkin juga menyukai