Segala puji bagi Tuhan semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengucapkan banyak
terima kasih atas segala dukungan yang diberikan teman-teman semua untuk menyelesaikan
makalah ini. Makalah yang berjudul “Pasar Oligopoli” disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran Teori Ekonomi Mikro yang diampu oleh Bapak Mawardi Nurullah
S.Pd.,M.Pd.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih
jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana pembantu
masyarakat dalam memperdalam pengetahuan tentang ekonomi mikro khususnya mengenai
Pasar Oligopoli.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 7
MODEL).................................................................................................................. 16
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................... 19
3.2 SARAN....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 21
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Contohnya, dalam pasar oligopoli industri farmasi, hanya beberapa
perusahaan besar yang menghasilkan obat-obatan penting, seperti obat kanker
dan HIV. Biaya masuk yang tinggi dan persyaratan regulasi yang ketat
membuat sulit bagi perusahaan kecil untuk memasuki pasar ini. Hal ini
memberikan kekuatan besar kepada perusahaan-perusahaan besar tersebut
untuk menentukan harga obat-obatan tersebut. Dalam beberapa kasus, ini
dapat menyebabkan harga obat-obatan menjadi sangat mahal, sehingga tidak
terjangkau bagi banyak orang.
Masalah lain yang sering terjadi dalam pasar oligopoli adalah praktik
kartel. Kartel adalah bentuk kerja sama antara perusahaan-perusahaan dalam
pasar oligopoli untuk menentukan harga dan membatasi persaingan. Praktik
ini ilegal dalam banyak negara, karena dapat merugikan konsumen dan
menghambat pertumbuhan ekonomi.
Dalam pasar oligopoli, kartel dapat terbentuk secara tidak langsung, tanpa
adanya kesepakatan formal antara perusahaan-perusahaan. Misalnya,
perusahaan-perusahaan dapat menggunakan harga satu sama lain sebagai titik
acuan untuk menentukan harga mereka sendiri. Ini dapat menyebabkan harga
yang lebih tinggi dan membatasi persaingan, meskipun tidak ada kesepakatan
formal yang terjadi.
Selain itu, pasar oligopoli juga dapat menghambat inovasi. Karena hanya
ada sedikit perusahaan yang mendominasi pasar, mereka mungkin merasa
tidak perlu untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan baru. Hal
ini dapat menghambat inovasi dan memperlambat kemajuan teknologi dalam
industri tersebut.
Untuk mengatasi masalah dalam pasar oligopoli, pemerintah dapat
menggunakan berbagai alat, seperti regulasi, peraturan anti-trust, dan subsidi.
Regulasi dapat digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan
besar tidak memanfaatkan kekuatan pasar mereka untuk membatasi
persaingan atau menaikkan harga secara tidak adil. Peraturan anti-trust dapat
digunakan untuk melarang praktik kartel dan menindak perusahaan-
perusahaan yang melanggar aturan.
5
Subsidi juga dapat digunakan untuk mendorong inovasi dan persaingan
dalam pasar oligopoli. Pemerintah dapat memberikan insentif kepada
perusahaan kecil untuk memasuki pasar dan mengembangkan teknologi baru.
Ini dapat membantu mengurangi kekuatan pasar yang dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan besar dan mendorong persaingan yang lebih sehat
dalam industri tersebut.
Secara keseluruhan, pasar oligopoli adalah bentuk pasar yang kompleks
dan dapat menimbulkan masalah bagi konsumen dan ekonomi secara
keseluruhan. Namun, dengan regulasi yang tepat dan insentif yang tepat,
pasar ini dapat menjadi lebih sehat dan lebih inovatif, dan dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
6
4. Pembaca dapat mengetahui hubungan atar perusahaan dalam pasar
oligopoli.
5. Pembaca dapat mengetahui macam-macam pasar oligopoli.
6. Pembaca dapat memahami kekurangan dan kelebihan pasar oligopoli.
7. Pembaca dapat memahami model kurva dari pasar oligopoli.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
saling bersaing antara satu dengan lainnya untuk memenangkan pasar. hal
inilah yang menjadi ciri yang utama dari pasar oligopoli. Pasar oligopoli ini
merupakan salah satu jenis dari pasar persaingan yang tidak sempurna.
Dalam hal ini perlu ditekankan bahwa pasar oligopoli itu sendiri adalah pasar
yang di dalamnya hanya ada beberapa penjual atau perusahaan yang
menghasilkan barang yang sejenis.
Masing-masing perusahaan dalam suatu pasar oligopoli menempatkan
dirinya menjadi bagian yang terikan dalam suatu permainan yang ada di pasar.
Dalam hal ini keuntungan yang diperoleh mereka tergantung dari tingkah
laku pesaingnya. Dengan demikian berbeda halnya dengan pasar-pasar
sebelumnya, dalam pasar oligopoli ini sangat dibutuhkan promosi produk
melalui iklan, penyesuaian harga, dan lainnya dengan tujuan supaya dapat
menjauhkan konsumen mereka dari para pesaingnya. Pada umumnya praktik
oligopoli ini dilakukan oleh penjual sebagai suatu upaya dalam rangka
menahan supaya perusahaan Iain yang sekiranya sangat potensial untuk
masuk ke pasar. Disamping itu juga perusahaan melakukan praktik oligopoli
sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal yang ada di bawah
tingkat maksimum melalui penetapan harga jual yang terbatas, sehingga
dapat menyebabkan tidak adanya persaingan harga antara perusahaan yang
satu dengan yang Iain yang sedang melaksanakan praktik oligopoli.
Umumnya struktur dari pasar oligopoly tersebut dapat terbentuk pada
suatu industri yang mempunyai capital intensive yang cukup tinggi. Misalnya
yang kita kenal adalah industri kertas, semen, dan industri mobil.
Berdasarkan Undang- undang No.5 tahun 1999 oligopoli dikelompokkan
menjadi suatu bentuk perjanjian yang dilarang, meskipun pada umumnya
oligopoli tersebut dapat terjadi hanya melalui adanya keterkaitan reaksi. Hal
ini dikhususkan untuk barang yang identic ataupun homogen dengan kartel.
Oleh karena itu ketentuan mengenai oligopoli lebih baik digabung dengan
yang mengatur mengenai kartel.
9
2.2 FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERBENTUKNYA PASAR
OLIGOPOLI
1. Adanya Efisiensi Skala Besar (Efficiency of Big Scale)
Di dalam kehidupan yang nyata, perusahaan yang menekuni
usahanya dalam bidang industri kertas, semen, mobil, pupuk, mesin pada
umumnya mereka mempunyai struktur oligopoli. Dalam hal ini
keberadaan teknologi yang padat modal (capital intensive) yang
dibutuhkan dalam suatu proses produksi barang tertentu, di mana efisiensi
atau biaya rata-rata minimum baru akan tercapai apabila output diproduksi
dengan skala yang sangat besar. Hal inilah yang menjadi suatu kendala
bagi perusahaan Iain untuk bisa masuk (barriers to entry) ke dalam pasar.
Sehingga nantinya tidak mengherankan apabila hanya terdapat sedikit
produsen dalam suatu pasar oligopoli.
2. Kompleksitas Manajemen
Sangat berbeda sekali dengan struktur pasar lainnya, di mana pasar
oligopoli ini ditandai dengan persaingan harga dan juga persaingan non
harga. Di samping itu perusahaan harus dengan cermat dan teliti dalam
memperhitungkan keputusan mereka supaya nantinya keputusan tersebut
tidak memunculkan reaksi yang dapat merugikan dari pesaing. Hal ini
terjadi dikarenakan kemampuan dalam hal keuangan saja tidaklah cukup
sebagai modal utama bisa bertahan dalam pasar. yang sangat diperlukan
disini adalah perusahaan tersebut harus memiliki kemampuan dalam hal
manajemen yang baik. Hal ini bertujuan supaya perusahaan bisa bertahan
dalam pasar yang tingkat persaingannya lebih kompleks. Akan tetapi
perusahaan yang mempunyai kemmampuan manajemen tidaklah banyak,
sehingga tidak banyak pula perusahaan yang mampu bertahan di dalam
pasar oligopoli.
10
2.3 KARAKTERISTIK PASAR OLIGOPOLI
Adapun beberapa karakteristik dari pasar oligopoli dapat dijabarkan
berikut ini.
1. Hanya Sedikit Perusahaan dalam Industri (Few Number of Firms)
Sangat susah sekali secara teori untuk bisa menetapkan berapa
jumlah perusahaan yang ada di dalam pasar supaya bisa dikatakan
sebagai pasar oligopoli. Akan tetapi, sebagai dasar analisis pada
umumnya banyaknya perusahaan yang ada diasumsikan jumlahnya
kurang dari sepuluh. Pada kasus tertentu bahkan hanya ada dua
perusahaan (duopoli). Adapun kekuatan dari perusahaan yang ada di
dalam industri bisa diukur dengan mengukur rasio konsentrasi
(concentration ratio). Dalam hal ini rasio konsentrasi menghitung
seberapa persen output di dalam pasar oligopoli dikuasai perusahaan
yang sangat dominan (bisa empat sampai delapan perusahaan).
Apabila rasio konsentrasi empat perusahaan (four firms concentration
ratio/ CR4) ialah 60%, hal ini dapat diartikan bahwa 60% output di
dalam pasar tersebut hanya dikuasai empat perusahaan terbesar.
Dengan demikian CR4 yang semakin kecil, maka dapat
menggambarkan struktur pasar yang ada semakin bersaing sempurna.
Dapat dikatakan bahwa pasar suatu industri dapat dikatakan
berstruktur oligopolistik jika CR4 melebihi 40%. Hal ini bisa diukur
dengan delapan perusahaan (CR8) atau dengan jumlah yang Iain.
Apabila CR8 80, maka dapat disimpulkan bahwa 80% penjualan
output dalam suatu industri hanya dikuasai delapan perusahaan
terbesar yang ada di pasar.
2. Produk Homogen atau Terfiferensiasi (Homogen or Diferentiated
Product)
Apabila kita melihat memalui sifat output yang dihasilkan, maka
pasar oligopoli ini adalah suatu peralihan di antara pasar persaingan
sempurna dan monopoli. Dalam hal ini adanya perbedaan sifat dari
output yang mereka hasilkan akan sangat berpengaruh terhadap
11
perilaku perusahaan tersebut dalam upaya untuk mencapai keuntungan
maksimum.
Dalam pasar persaingan sempurna perusahaan yang ada harus
mengatur jumlah output (output strategy) yang dihasilkan supaya bisa
meningkatkan laba. Sedangkan dalam pasar monopoli hanya terdapat
satu perusahaan yang dapat mengendalikan harga dan jumlah output
yang nantinya akan dijual di pasar. pasar oligopoli justru memproduksi
produk diferensiasi seperti industri rokok, film kamera dan mobil.
Sementara itu yang menghasilkan produk yang homogen antara Iain
industri seng, paralon, kertas, baja dan pipa. Adanya penggolongan
tersebut memiliki arti penting dalam upaya untuk menganalisis suatu
pasar oligopolistik. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar tingkat
diferensinya, maka perusahaan semakin tidak bergantung kepada
kegiatan perusahaan yang Iain. Hal ini dapat diartikan bahwa oligopoli
dengan produk diferensiasi bisa dengan lebih mudah untuk
memprediksi reaksi dari perusahaan saingannya.
Selain modal, maka hambatan untuk bisa masuk ke dalam pasar
oligopoli yang hanya menghasilkan produk yang homogenya lebih
sedikit disebabkan karena dalam suatu industri oligopoli dengan
produk yang terdiferensiasi sangat terkait erat dengan loyalitas dari
konsumen terhadap produk dengan merek yang tertentu.
3. Pengambilan Keputusan yang Saling Mempengaruhi
(Interdependence Decisions)
Suatu keputusan yang diambil oleh perusahaan dalam menentukan
harga dan juga jumlah output yang dihasilkan tentu akan sangat
berpengaruh terhadap perusahaan lainnya, baik perusahaan yang
sebelumnya sudah ada (existing firms) ataupun yang masih berada di
luar industri (potensial firms). Oleh karena itu untuk menahan
perusahaan potensial masuk ke dalam industri, maka perusahaan yang
sudah ada di dalam industri mengambil strategi dengan menetapkan
harga jual yang terbatas (limiting prices). Hal ini menyebabkan
12
perusahaan menikmati keuntungan super normal yang ada di bawah
tingkat maksimum.
4. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)
Untuk mencapai kondisi yang optimal, maka perusahaan dalam
pasar tidak hanya melakukan persaingan harga akan tetapi juga
melakukan persaingan non harga. Beberapa bentuk persaingan non
harga yang dapat dilakukan, antara Iain berikut ini.
a. Memberikan pelayanan purna jual dan juga iklan dengan tujuan
supaya bisa memberi sejumlah informasi.
b. Membentuk satu citra yang baik perusahaan dan juga merek.
c. Mempengaruhi perilaku (keputusan) konsumen.
Perlu diketahui bahwa keputusan untuk investasi yang akurat
sangat diperlukan supaya perusahaan yang bersangkutan bisa berjalan
dengan tingkat efisiensi tinggi. Bahkan tidak menutup kemungkinan
bahwa perusahaan tersebut akan melakukan kegiatan intelijen industri
dengan tujuan supaya mengetahui atau memperoleh informasi
mengenai keadaan, kekuatan danjuga kelemahan dari pesaing nyata
maupun yang sangat potensial. Informasi tersebut akan sangat penting
sekali supaya perusahaan bisa meramalkan mengenai reaksi para
pesaingnya mengenai setiap keputusan yang diambilnya.
13
kesepakatan mengenai produksi dan harga di dalam organisasi OPEC.
Kesepakatan ini umumnya mengatur mengenai berapa banyak jumlah output
yang dihasilkan oleh masing-masing perusahaan sampai dengan harga yang
ditetapkan juga sama. Adanya kesepakatan mengenai jumlah produksi bisa
dinyatakan dalam bentuk pembagian jumlah produksi berdasarkan banyaknya
jumlah permintaan efektif yang ada di pasar terhadap jumlah perusahaan
yang dapat menghasilkan produk tersebut yang juga sama.
2. Oligopoli Tenpa Kesepakatan (Non Collusive Coligopoly)
Adanya persaingan diantara perusahaan di dalam suatu pasar oligopoli
pada umumnya bisa berupa adanya perbedaan harga dan juga jumlah produk
yang diproduksi oleh masing-masing perusahaan. Hal ini dapat saling
berhubungan dengan positif dan timbal balik, dilakukan dalam upaya ingin
memperoleh jumlah pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya atau dari
para pesaingnya.
Ada beberapa hal yang dimungkinkan bisa terjadi pada pasar oligopoli
ini terkait dengan harga yang berlaku dan juga jumlah produksi yang
dihasilkan relatif sama, yakni berikut ini.
a. Apabila ada suatu perusahaan yang mencoba untuk menambah jumlah
produksi dengan tujuan supaya harga jual produk tersebut lebih murah
disbanding pesaingnya, maka langkah ini biasanya langsung diikuti
pesaingnya dengan cara menurunkan harga jual dari produk terkait.
b. Apabila ada satu perusahaan yang mulai menurunkan harga jual produknya
tanpa menambah jumlah produksinya dengan tujuan supaya bisa
menguasai pangsa pasar, maka langkah tersebut langsung diikuti oleh
perusahaan lainnya. Respon tersebut dapat berupa langsung menurunkan
harga barangnya atau juga dengan menjual lebih banyak produknya di pair
untuk menurunkan harga produk tersebut.
c. Apabila ada satu perusahaan yang menaikkan harga jual produknya, baik
dengan cara langsung menurunkan harga atau dengan cara Iain yaitu
mengurangi jumlah produksinya, maka perusahaan Iain justru tidak akan
mengikutinya.
14
2.5 MACAM-MACAM PASAR OLIGOPOLI
1. Oligopoli Murni
Dalam pasar ini perusahaan menjual barang yang homogen. Biasanya
banyak dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah. Contoh:
pasar semen, produsen bensin.
2. Oligopoli Diferensial
Biasanya perusahaan dalam pasar menjual barang berbeda corak.
Barang seperti itu umumnya adalah barang akhir. Contoh: pasar mobil, pasar
sepeda motor.
15
f. Pasar oligopoli akhirnya justru bisa berkembang menjadi monopoli.
16
produsen bila produsen Iain tidak ikut bereaksi terhadap tindakannya
ditunjukkan oleh kurva D D. Namun jika produsen Iain ikut bereaksi
terhadap tindakannya, maka kurva ditunjukkan oleh kurva dcd. dapat
dilihat bahwa kurva D D lebih datar atau lebih elastis. Hal ini disebabkan
karena apabila produsen yang bersangkutan menurunkan harganya
misalnya dari contoh kurva di atas dari Rp 7,00 menjadi Rp 5,00
sedangkan produsen Iain justru tidak bereaksi terhadap tindakannya atau
bisa dikatakan bahwa produsen Iain tidak ikut menurunkan harga juga,
maka dimungkinkan produsen yang bersangkutan bisa menarik konsumen
dari produsen yang Iain untuk membeli barang yang dijual. Dengan
demikian akan terjadi peningkatan barang yang dijual dari 10 unit menjadi
14 unit. Akan tetapi bila produsen Iain juga ikut bereaksi dengan ikut
menurunkan harga mereka, maka jumlah yang bisa ditarik dari produsen
lainnya lebih sedikit, sehingga jumlah yang dijual kemungkinan hanya
mengalami kenaikan dari 10 unit menjadi 11 unit yang ditunjukkan oleh
kurva dcd di atas.
Akan tetapi sebaliknya jika produsen itu menaikkan harganya,
justru dia akan banyak kehilangan konsumen apabila produsen yang Iain
tidak ikut bereaksi dengan tidak ikut menaikkan harga jualnya. Hal ini
ditunjukkan oleh kurva EbD, Dengan anggapan bahwa produsen itu
merasa takut dengan situasi yang jelek nantinya, sehingga kurva yang
dihadapi oleh produsen tersebut ialah patah seperti yang tergambar dalam
kurva D AD. Dengan alasan apabila produsen itu menurunkan harganya
sedangkan produsen yang Iain tidak ikut tindakannya, maka dia akan
menarik konsumen dari produsen yang Iain untuk membeli produknya.
Tentunya produsen yang lainpun tidak mau kehilangan pembelinya, maka
dia juga bereaksi dengan ikut menurunkan harga jualnya. Hal itu berakibat
kurva permintaan yang dihadapi oleh produsen yang bersangkutan jika dia
ikut menurunkan harganya ialah bagian yang ada di kanan bawah dari titik
A pada kurva dcd. Sedangkan sebaliknya apabila produsen itu tidak ikut
menaikkan harganya karena dikhawatirkan produsen yang Iain tidak ikut
17
tindakannya, sehingga nantinya dia akan kehilangan banyak pembeli.
Dengan demikian kurva permintaan yang akan dihadapi oleh produsen
apabila dia menaikkan harganya ialah bagian kiri atas dari titik A pada
kurva D D yang biasanya disebut sebagai kurva permintaan patah (kinked
demand curve).
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pasar oligopoli adalah jenis pasar di mana terdapat beberapa perusahaan
besar yang menguasai pasar dan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
harga dan kuantitas barang atau jasa yang dihasilkan. Pasar oligopoli
memiliki karakteristik yang unik dan bisa menjadi tantangan bagi konsumen,
pemerintah, dan perusahaan yang ingin bersaing di pasar tersebut.
Dalam pasar oligopoli, perusahaan besar memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi harga dan kuantitas barang atau jasa yang dihasilkan. Hal ini
disebabkan oleh adanya kendala masuk dan keluar pasar, yaitu biaya yang
tinggi untuk memulai usaha dan persaingan yang ketat dari perusahaan-
perusahaan lain yang sudah mapan. Sehingga, perusahaan-perusahaan besar
dapat memanfaatkan posisi mereka untuk menetapkan harga yang tinggi dan
menghasilkan keuntungan yang besar.
Kendala masuk dan keluar pasar juga berarti bahwa perusahaan-
perusahaan kecil dan baru memiliki kesulitan untuk bersaing dengan
perusahaan besar. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar juga dapat
memanfaatkan kekuatan mereka untuk mengalahkan pesaing-pesaing kecil
dan baru melalui strategi harga yang agresif atau strategi lainnya. Pemerintah
memiliki peran penting dalam mengatur pasar oligopoli. Pemerintah harus
menerapkan kebijakan yang efektif untuk mencegah kekuatan perusahaan
besar dalam memonopoli pasar dan mempengaruhi harga. Pemerintah juga
dapat menerapkan kebijakan untuk mendorong persaingan dan memfasilitasi
masuknya perusahaan baru ke pasar.
Konsumen juga memiliki peran penting dalam pasar oligopoli.
Konsumen harus memahami karakteristik pasar oligopoli dan mencari
informasi tentang harga dan kualitas barang atau jasa yang mereka beli.
19
Konsumen juga dapat mempengaruhi pasar dengan memilih untuk membeli
barang atau jasa dari perusahaan-perusahaan kecil dan baru yang bersaing
dengan perusahaan besar. Perusahaan yang ingin bersaing di pasar oligopoli
juga harus memahami karakteristik pasar dan mengembangkan strategi yang
tepat. Perusahaan harus mempertimbangkan biaya masuk ke pasar dan
mengembangkan strategi untuk memenangkan persaingan dengan
perusahaan-perusahaan besar.
Dalam kesimpulannya, pasar oligopoli merupakan jenis pasar yang unik
dan menantang bagi semua pihak yang terlibat. Perusahaan-perusahaan besar
memiliki kekuatan untuk mempengaruhi harga dan kuantitas barang atau jasa
yang dihasilkan, sementara perusahaan-perusahaan kecil dan baru harus
bersaing dengan perusahaan besar yang sudah mapan. Pemerintah, konsumen,
dan perusahaan harus saling bekerja sama untuk memastikan bahwa pasar
oligopoli tidak menjadi monopoli dan tetap berfungsi dengan baik untuk
semua pihak yang terlibat.
3.2 SARAN
Penyusun berharap dengan makalah ini, para pembaca bisa menambah
wawasan dalam ekonomi mikro terlebih dalam pasar oligopoli. Dengan
demikian, dapat memanfaatkan sebagai salah satu bahan acuan dalam
memberikan pengetahuan kepada masyarakat atau orang lain.
20
DAFTAR PUSTAKA
Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Mikro Edisi Kedua. Bandung: PT Refika Aditama.
Pekin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Pearson Edication, Inc (p).
Putong, Iskandar, 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
21