Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

EKONOMI MIKRO
(Pasar Monopolistik dan Oligopoli)

KELOMPOK 1

GERY HANDYNOF (1610221022)


M. IKHWAN (1610222014)
YOSFITA SYAFRI (1810221001)
RAHMAT SANTOSO (1810221003)
M. HANIF SUKRI (1810221004)
NURUL FUADA AISYAH (1810221012)
MEISY FLORIANTI (1810221013)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan izinnya, kami
dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum ini sebagai pelengkap mata kuliah
Ekonomi Mikro.
Terima kasih tak terhingga kami dedikasikan kepada berbagai pihak yang
telah mendukung terselesaikannya laporan ini. Terima kasih tak terhingga kami
ucapkankan kepada dosen selaku pembimbing kami yang telah membantu dalam
proses pembuatan laporan ini.
Tak lepas dari kekurangan, kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih baik
dimasa mendatang. Besar harapan kami semoga laporan ini membawa manfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.

Padang, 12 November 2019

Penyusun
BAB I PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian dibidang pemasaran yang
dilakukan secara sistematis yang digunakan untuk masukan bagi pihak manajemen
dalam rangka idintifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan
masalah.Hasil riset ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam
merebut peluang pasar.Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga
perusahaan dapat mengetahui posisi merk pasar.Hal ini dapat membantu perusahaan
atau industry agar bisa menciptakan produk yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.Selain perusahaan yang mengkhususkan dalam riset bidang pemasaran,
persaingan dalam industri riset pemasaran juga dipengaruhi oleh konsultan
manajemen yang menawarkan jasa yang lebih dibandingkan perusahaan riset
pemasaran biasa. Konsultan tersebut tidak hanya menawarkan jasa riset pemasaran,
akan tetapi analisis yang lebih lengkap dengan business intelligence. Persaingan yang
ada di industri riset pemasaran antara perusahaan riset pemasaran baik lokal maupun
global dan juga perusahaan manajemen konsultan sangatlah ketat.Dengan tingkat
persaingan yang tinggi, perusahaan yang ada dalam industri ini harus mempunyai
keunikan yang dapat membedakan dengan para pesaingnya sehingga dapat unggul.
Riset pemasaran mencakup proses identifikasi, pengumpulan, analisis, dan
penyebaran informasi tentang masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan pasar
secara sistematis, dimana hasil yang diperoleh dipakai sebagai bahan pertimbangan
untuk membuat keputusan-keputusan untuk mengevaluasi, memonitor, dan
mengoptimalkan performa pemasaran. Suatu peerusahaan yang dihadapkan pada
situasi pasar yang memliki tingkat kompetitif yang ketat, selalu dituntut untuk
memperbaharui berbagai informasi dan fenomena pasar yang fluktuatif dan massif.
Riset pemasaran dilakukan pada berbagai pasar yang ada, seperti pasar
monopoli dan pasar oligopoli. Pasar monopoli adalah bentuk pasar dimana hanya
terdapat satu perusahaan yang menjual barang, secara monopolis merupakan
respresentasi dari pasar sehingga penetapan harga ditentukan sepenuhnya oleh
monopolis tersebut (price maker), maka kurva permintaan yang dihadapinya
memiliki kemiringan negatif dan bersifat inelastic, hal ini beraarti monopolis dapat
meningkatkan penjualan outputnya dengan cara menurunkan harga lebih besar (
Amaliawati:2017).
Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi ,prosedur, hubungan
sosial dan infrasturktur dimana usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk
orang-orang dengan imbalan uang. Menurut organisasinya, pasar dibedakan menjadi
empat, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopolistik, pasar monopoli dan
oligopoli. Pada kesempatan ini penulis akan lebih memfokuskan terhadap pasar
persaingan monopolistik dan oligopoli.
Pasar monopolistik (monopolistic competition) dikembangkan karena
ketidakpuasan terhadap daya analisis model persaingan sempurna (perfect
competition) maupun monopoli (monopoly). Pasar monopolistik hampir sama dengan
persaingan sempurna. Di dalam industri terdapat banyak perusahaan yang bebas
(mudah) keluar-masuk.Namun produk yang dihasilkan tidak homogen, melainkan
terdiferensiasi (differentiated produk). Namun perbedaan antara satu produk dengan
produk yang lain tidak terlalu besar. Differensiasi ini mendorong perusahaan untuk
melakukan persaingan nonharga. Walaupun demikian output yang dihasilkan sangat
mungkin saling substitusi.
Sedangkan pasar oligopoli adalah keadaan pasar dengan produsen pembekal
barang hanya berjumlah sedikit sehingga mereka atau seorang dari mereka dapat
mempengaruhi harga pasar atau keadaan pasar yang tidal seimbang karena dipengarui
oleh sejumlah pembeli.maksudnya adalaha organisasi pasar dimana hanya terdapat
beberapa penjual produk yang berbeda.Perbedaan tersebut berlangsung dalam bentuk
merk, kualitas atau model. Contoh besarnya adalah industri motor dan mobil dijepang
didominasi beberapa perusahaan saja, misalnya Honda, Toyota , Kawasaki , Suzuki ,
Daihatsu .
Dalam sistem pasar oligopoli terdapat dua sistem keseimbangan perusahaan
yaitu keseimbangan perusahaan oligopoly tanpa kesepakatan yang memiliki dua
model, model cournot yang didasari oleh tiga asumsi yang dikemukakan oleh Agustin
cournot; hanya ada dua perusahaan yang menjual produk yang sama dalam sebuah
industry, tiap-tiap perusahaan menerima output perusahaan lain sebagai fakta yang
tidak bias diubah dan kedua perusahaan berusaha memaksimalkan laba. Sedangkan
model kinked demand curve yang dikemukakan oleh Paul sweezy memiliki dua
asumsi; pertama, jika sebuah perusahaan menaikkan harga barang maka banyak
konsumen yang tidak akan membeli barang tersebut dan memilih membeli barang
dari perusahaan yang tidak menaikkan harga sehingga kondisi itu tidak akan diikuti
oleh perusahaan lain. Kedua; jika salah satu perusahaan menurunkan harganya, maka
perusahaan lain akan menurunkan harganya karena takut kehilangan konsumen,
akibatnya perusahaan yang menurunkan harga pertama kali tidak dapat meningkatkan
pangsa paasarnya.
Sitem keseimbangan perusahaan oligopoli dengan melakukan kesepakatan
memiliki dua model, yaitu model kartel dan model kepemimpinan harga. Pada model
kartel, model ini terbagi atas dua model lagi yaitu model kartel terpusat yang
dilakukan untuk menstabilkan harga dan penyamaan harga yang terjadi dipasar
sehingga para produsen mendapat keuntungan sedangkan model kartel berbagi harga
yang bertujuan untuk memasarkan produknya didaerah-daerah yang telah disepakati
oleh pihak-pihak terkait.sedangkan model kepemimpinan harga terjadi jika salah satu
perusahaan menetapkan dirinya sendiri sebagai pemimpin industri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pasar monopolistik dan oligopoli ?
2. Bagaimana karakteristik pasar monopolistik dan oligopoli ?
3. Apa saja perbedaan antara pasar monopolistik dan oligopoli ?
4. Apa ssaja contoh dari pasar monopolistik dan oligopoli ?
5. Bagaimana ekuilibrium dari pasar monopolistik dan oligopoli ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pasar monopolistik dan oligopoli
2. Untuk mengetahui karakteristik pasar monopolistik dan oligopoli
3. Untuk mengetahui contoh dari pasar monopolistik dan oligopoli
4. Untuk mengetahui perbedaan antara pasar monopolistik dan oligopoli
5. Untuk mengetahui ekuilibrium dari pasar monopolistik dan oligopol
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasar Persaingan Monopolistik


1.PengertianPasar Monopolistik
Pasar monopolistik didefinisikan sebagai pasar dengan banyak produsen yang
menghasilkan produk-produk yang berbeda karakteristiknya dan bisa disebut juga
sebagai pasar yang banyak penjual, yang menawarkan satu jenis barang dengan
diferensiasi produk yang berbeda-beda baik dari segi rasa, reputasi, kualitas, bentuk
dan ukuran.

2.Ciri Khas Persaingan Monopolistik


Pada pasar ini terdapat banyak produk yang peruntukkannya sama, namun
terdapat perbedaan dalam hal pengemasan, bentuk, kualitas, dan bahkan cara
pembeliannya terhadap perusahaan lainnya. Dengan kata lain, keunikan produk dari
masing-masing produsen membuat produk tersebut memililiki sifat pengganti yang
bukan pengganti sempurna.
Pada pasar monopolistik, produsen dapat masuk dan keluar pasar dengan
mudah. Saat produsen masih sedikit, biasanya keuntungan akan tinggi. Ketika
produsen banyak maka keuntungan akan berkurang, dan produsen lama yang
mengaggap pasar sudah tidak menguntungkan perlahan akan meninggalkan pasar.
Adapun alasan bebas masuknya perusahaan dapat dianalogikan pada contoh pasar
pasta gigi dan mobil.Kedua pasar ini memiliki kesamaan dalam diferensiasi
produk.Namun, dari segi modal dan biaya yang dikeluarkan berbeda.Pasar pasta gigi
cenderung murah tidak seperti pasar mobil.Produsen pada pasar pasta gigi dapat
bebas keluar masuk dibandingkan dengan pasar mobil.Sehingga tidak semua
perusahaan dengan produk yang terdiferensiasi dapat mudah keluar masuk pasar.
3.Ekuilibrium dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Perusahaan pada persaingan monopolistik menghasilkan produk yang
terdiferensiasi, maka kurva permintaan yang dihadapinya memiliki kemiringan
negatif.Namun, karena terdapat banyak produk substitusi yang dekat untuk produk,
kurva permintaannya sangat elastis terhadap perubahan harga.Elastisitas harga
permintaan semakin tinggi, kalau diferensiasi produknya semakin sedikit.Seperti
halnya dalam monopoli, kanena kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan
memiliki kemiringan negarif, maka kurva penerimaan marjinalnya berada di bawah
kurva permintaan.
Gambar 1 Kurva Persaingan Monopolistik Jangka pendek (a) dan Jangka Panjang (b)
Pada Gambar 1 (a) merupakan kondisi ekuilibrium pada jangka pendek, 𝐷𝑆𝑅
merupakan kurva permintaan perusahaan dengan kemiringan negatif. 𝑄𝑆𝑅 merupakan
kuantitas untuk memaksimalkan laba pada perpotongan MR dengan MC.
Perpotongan ini menghasilkan laba karena 𝑃𝑆𝑅 atau harga berada diatas MC.
Sedangkan pada Gambar 1 (b) merupakan kondisi jangka panjang. Jika perusahaan
dalam pasar persaingan monopolistik memperoleh laba dalam jangka pendek, lebih
banyak perusahaan akan memasuki pasar dalam jangka panjang. Ini berarti kurva
permintaan yang dihadapi oleh setiap perusahaan dalam pasar bergeser kebawah dan
akan bersinggungan dengan kurva biaya rata-rata (AC) dengan asumsi MC konstan.
Sehingga P=MC=AC, hal ini berarti laba yang didapatkan sama dengan 0.

4.Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi


Persaingan pada monopolistik memiliki kesamaan dengan persaingan
sempurna dalam beberapa aspek.Timbul pertanyaan apakah pasar ini juga
efisien.ketika kedua hal ini memiliki kesamaan karena pada persaingan kompetitif
sempurna lebih diutamakan karena efisien. Ada kondisi tertentu yang membuat pasar
ini tidak efisien. Yaitu ketika perusahaan bebas keluar masuk, keseimbangan pada
kurva permintaan akan berubah. Bertambahnya perusahaan menggeser kurva
permintaan monopolistik ke kiri karena kemiringannya negatif, sehingga laba nol
berada disebelah kiri titik biaya rata-rata minimum (AC).Seperti pada Gambar 2 (b).
Gambar 2 Kurva Persaingan sempurna (a) dan Persaingan Monopolistik (b)
Persaingan monopolistik yang tidak efisien akan merugikan konsumen, namun dapat
diatasi dengan manfaat yang diperoleh dari akibat tersebut.

B.Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri atas hanya sedikit perusahaan
(produsen).Setiap perusahaan memiliki kekuatan (cukup) besar untuk mempengaruhi
harga pasar.Produk dapat homogen atau terdiferensiasi. Perilaku setiap perusahaan
akan mempengaruhi perilaku perusahaan lainnya dalam industri. Perusahaan juga
harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang
merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam oligopoli, kemampuan
keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri.
Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar
mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks.Tidak
banyak perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar
oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
2.Ekuilibrium dalam Pasar Oligopolistik
Perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan lainnya
dalam industri. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan
agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Hal ini
dikenal dengan istilah ekuilibrium nash, yaitu upaya terbaik (strategi) yang dilakukan
oleh perusahan dengan mempertimbankgan apa yang dilakukan oleh pesaingnya.
Untuk menjelaskan ekuilibrium dalam pasar oligopolistik, cakupan perusahaan yang
ada dipersempit menjadi dua perusahaan (duopoli), diasumsikan ekuilibrium pada
duopoli juga memengaruhi perusahaan yang lebih dari dua.Salah satu caranya dengan
menggunakan Model Cournot.
3.Model Cournot
Dalam model Cournot barang yang dihasilkan itu juga bersifat homogen
dan struktur biaya produksinya sama dengan biaya produksi marginal yang = 0.
Secara umum dalam model Cournot bisa di katakan bahwa jika dipasar terdapat
2 perusahaan maka masing-masing perusahaan akan menentukan berapa
banyak kuantitas yang akan diproduksi, setelah menentukan jumlah produksi
maka mereka akan menentukan harga yang bisa diterima di pasar. hal ini
menyebabkan kurva permintaan perusahaan 1 dipengaruhi oleh perusahaan 2. Jika
perusahaan 2 tidak menghasilkan output maka kurva permintaan perusahaan 1 tidak
akan berubah. Begitu sebaliknya.Seperti pada gambar dibawah, diasumsikan bahwa
perubahan Q yang memaksimalkan laba dipengaruhi oleh perusahaan lainnya. Q yang
memaksimalkan laba pada perusahaan 1 akan bergeser ke kiri ketika perusahaan lain
menghasilkan output (Q).

Gambar 3 Kurva Model Cournot


4.Kurva Reaksi
Kurva Reaksi merupakan kurva yang menyatakan hubungan antara output yang
memaksimalkan laba dan asumsi perkiraan jumlah yang akan dihasilkan oleh pesaing.
Gambar 4 Kurva Reaksi
5.Ekuilibrium Cuornot
Ekuilibrium Cournot menyatakan keseimbangan yang terjadi dalam model cuornot
yaitu pada saat perpotongan kurva reaksi. Apabila perusahaan mampu berasumsi
secara tepat mengenai berapa banyak output yang akan dihasilkan pesaing, maka laba
dapat dimaksimalkan.
Model stackelberg yaitu suatu perusahaan menetapkan outputnya sebelum perusahaan
lain melakukannya. Pada model ini tidak ada peluang bagi kedua perusahaan untuk
bereaksi.

6.Persaingan Harga
Perusahaan oligopolistic bersaing dengan menetapkan kuantitas output tetapi
persaingan juga bisa terjadi karena harga. Untuk mengamati hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara:
Persaingan harga dengan produk yang homogen (Model Betrand)
Model ini berlaku bagi perusahaan yang menghasilkan barang yang homogen
dan membuat keputusannya pada saat yang bersamaan.

Persaingan Harga Dengan Produk Terdiferensiasi


Pangsa pasar tidak hanya ditentukan melalui harga, tetapi juga perbedaan
desain, kinerja, dan daya tahanproduk setiap perusahaan. Sehingga perusahaan lebih
bersaing dengan cara menetapkan harga ketimbang kuantitas

Persaingan Versus Kolusi : Dilema Tahanan


Setiap perusahaan membuat keputusan yang memberikan kemungkinan laba
tertinggi, dengan mempertimbangkan tindakan yang dilakukan pesaingnya. Seperti
telah dilihat, laba yang diperoleh lebih tinggi ketimbang kondisi persaingan
sempurna tetapi lebih rendah ketimbang kondisi kolusif.
Akan tetapi,kolusi melanggar hokum, dan sebagian besar manajer tentu tidak
ingin mendekam dipenjara. Tetapi apabila kerja sama dapat menghasilkan laba lebih
tinggi, mengapa tidak bekerja sama dengan tanpa berkolusi secara eksplisit
Persoalannya adalah bahwa pesaing anda mungkin tidak akan memilih untuk
menetapkan harga pada tingkat kolusif. Mengapa tidak? Karena pesaing anda
akandiuntungkan dengan memilih harga yang lebih rendah, sekalipun menyadari
bahwa anda akan menetapkan harga pada tingkat kolusif.

Matrix Hasil/Payoff
Tabel contoh yang menunjukkan laba(atau hasil) bagi setiap perusahaan
sesuai keputusannya dan keputusan pesaingnya.

Dilema Tahanan
Contoh klasik dalam teori permainan,yang disebut dengan dilemma tahanan,
menggambarkan perso alan yang dihadapi perusahaan oligopolistic tersebut. Contoh:
ada dua tahanan harus memutuskan di mana dua tahanan harus memutuskan secara
terpisah apakah akan mengaku berbuat kejahatan; jika mengaku, dia akan menerima
keringanan dan jika tidak mengaku, maka hukumannya akan lebih berat satu
tahaun,tetapi jika keduanya tidak mengaku,maka hukumannya akan lebih ringan
ketimbang keduanya mengaku.

Implikasi Dari Dilema Tahanan Atas Penetapan Harga Oligopolistic


Dilema tahanan tidak selalu menjerumus ke perusahan yang agresif dan hasil yang
kecil. Selama bertahun-tahun, manajer berbagai perusahaan mungkin akan merasa
jenuh jika terusmerugiakibat perang harga, dan mungkin timbul kesepahaman implisit
sehingga seluruh perusahaan mempertahankan harga yang tinggi serta tidakada
perusahaan yang berusaha mencaplok pangsa pasar dari pesaingnya.

Kekakuan Harga
Kekakuan harga menjadi ciri khas dari industri oligopolistic, dimana sekalipun biaya
atau permintaan berubah, perusahaan ragu untuk mengubah harga.Jika biaya menurun
atau permintaan pasar anjlo, perusahaan khawatir bahwa harga yang lebih mudah
mungkin disalahartikan oleh pesaing dan perang harga pun tidak bisa terhindarkan.
Jika biaya atau permintaan meningkat, perusahaan pun ragu untuk menaikkan harga
karena khawatir pihak pesaing juga tidak akan menaikkan harga.

Sinyal Harga Dan Kepemimpinan Harga


Hambatan dalam penetapan harga adalah sulitnya perusahaan bersepakat untuk
menetapkan harga. Untuk mengatasi hambatan tersebut perlu dilakukan sinyal
harga.maksud dari sinyal harga adalah sebuah pemberitahuan secara tidak langsung
bahwa perusahaan tersebut telah menaikkan harga dan berharap pesaingnya akan
menganggap pemberitahuan ini sebagai sinyal bahwa mereka juga harus menaikkan
harga sehingga seluruh perusahaan memperoleh laba yang lebih tinggi.
Jika perusahaan tersebut mampu membuat keputusan untuk melakukan perubahan
harga, maka secara tidak langsung perusahaan tersebut dapat menguasai sebagian
pangsa pasar sehingga dikatakan sebagai “pemimpin” sedangkan perusahaan lain
yang menyesuaikan diri dengan harga yang ditetapkan pemimpin pasar disebut
dengan “pengikut pasar”.

Modal Perusahaan Dominan


Sebagian besar perusahaan yang terlibat dalam pasar oligopoli merupakan
perusahaan besar yang memiliki porsi penjulan yang cukup besar dengan
mempertimbangkan respons penawaran dari perusahaan kecil. Dapat disimpulkan
bahwa pada mode perusahaan dominan perusahaan yang besar (dominan) berperan
sebagai pematok harga, sedangkan perusahaan kecil lainnya akan menjual berapapun
yang mereka inginkan pada harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang
dominan.

Kartel
Kartel adalah perjanjian satu pelaku usaha dengan pelaku usaha pesaingnya untuk
menghilangkan persaingan di antara keduanya.
syarat-syarat keberhasilan kartel :
1.Organisasi kartel yang stabil harus dibentuk di mana para anggotanya menyepakati
suatu tingkat harga dan produksi tertentu dan kemudian mematuhi kesepakatan
tersebut.
2. potensi kekuatan monopoli. Hanya ada sedikit ruang untuk menaikkan harga
apabila kartel menghadapi kurva permintaan yang sangat elastis.

Analisis Penetapan Harga Kartel


Penetapan harga pada pasar Kartel dapat dilakukan dengan model perusahaan
dominan, dimana perusahaan yang besar (dominan) berperan sebagai pematok harga,
sedangkan perusahaan kecil lainnya akan menjual berapapun yang mereka inginkan
pada harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang dominan.
BAB III METODE PENELITIAN

A. TEKNIK/PROSES PENGAMBILAN DATA


1. Wawancara
Merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan penjaga/pegawai
(narasumber) toko. Proses pengumpulan data yang dilakukan dalam
pembuatan laporan ini adalah dengan wawancara terstruktur. Didalam
wawancara terstruktur ini, pewawancara sudah mengetahui informasi apa
yang akan digali dari narasumber. Pada kondisi ini, pewawancara sudah
menyiapkan kuisioner (daftar pertanyaan) terlebih dahulu.
2. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
tertulis kepada subjek penelitia terkait topic yang diteliti.Teknik ini dilakukan
untuk mengetahui benar variable yang ingin diukur dan keinginan yang
diharapkan oleh responden atau subjek penelitian.Kuesioner yang berisi
pertanyaan tertulis yang sudah disertai dengan pilihan jawaban untuk
respondenya.Jadi, untuk menjawab pertanyaan yang ada di kuesioner tersebut,
responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan.

B. UNIT PENGAMBILAN DATA


Data dari penelitian ini adalah hasil wawancara dan kuesioner responden
produsen dan konsumen ditoko yang berbeda

C. UKURAN DATA
Banyak nya data yang disajikan responden yaitu satu orang produsen dan tiga
orang konsumen setiap toko yang didatangi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
( Terlampir pada tabulasi data )

B. Pembahasan

Pada kesempatan kali ini, kami dari kelompok satu melakukan survey
terhadap pasar oligopoli dengan mengambil contoh produk yaitu lampu.Dalam
melakukan survey ini, kami mengambil sampel tujuh produsen dan dua puluh
satu konsumen di lokasi yang berbeda-beda.
Menurut hasil survey yang telah kami laksanakan, dari tujuh produsen
yang kami temui berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 orang dan permpuan
sebanyak 1 orang.Adapun sebagian besar pendidikan terakhir dari produsen
tersebut adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas setara SMA/SMK.Sebagian besar
umur produsen berkisar antar 20-30 tahun dan telah memiliki tanggungan.
Menurut hasil survey yang telah kami laksanakan, kami memperoleh data
bahwa rata-rata produsen menjual produk yaitu lampu karena menjadi kebutuhan
sehari-hari.Biasanya dalam satu bulan, rata-rata produk lampu habis terjual
sebanyak 5-15 dus.Untuk memenuhi permintaan produk tersebut, sebagian besar
produsen memperoleh barang dari pemasok atau distributor. Hal ini akan
memudahkan produsen sehingga mereka tidak susah pergi ke pabriknya langsung
untuk memasok persediaan barangnya tersebut Dalam menjual produknya,
produsen tidak hanya menjual satu merek saja. Tetapi rata-rata produsen menjual
paling sedikit dua merek dan paling banyak sepuluh merek.
Menurut hasil survey ini kami mengetahui bahwa rata-rata produsen
menyewa tempat yang digunakan untuk menjual produknya tersebut karena
lokasinya merupakan pusat keramaian.Sehingga lingkungan disekitar tempat
produsen berjualan pun ramai. Rata-rata produsen tidak memiliki cabang usaha
dilokasi lain. Untuk memulai usahanya, produsen tidak memerlukan izin terlebih
dahulu dari pedagang lainnya.
Dalam menjual barang, sebagian besar produsen menetapkannya dari
harga beli barang tersebut, yaitu dari harga beli barang dari pemasok atau
distributor. Rata-rata produsen menjual produk lampu dengan harga lebih dari
Rp.10.000. Akan tetapi produsen juga menjual produk yang harganya sesuai
dengan merek, kualitas ataupun daya (watt) barang tersebut. Menurut produsen,
harga barang yang telah ditetapkan produsen sesuai dengan pendapatan yang
mereka dapatkan.Sehingga dari hasil penjualan produknya memberikan
keuntungan bagi produsen.Untuk harga produk yang dijual tidak mempengaruhi
minat pembeli. Jadi pembeli akan membeli barang tersebut walau mahal karena
memang menjadi kebutuhan sehari-hari.
Menurut hasil survey ini dari tujuh produsen, lima produsen diantaranya
tidak pernah melakukan promosi. Adapun yang pernah melakukan promosi,
mereka melakukannya melalui media cetak atau media social dan pemberian
diskon.Walaupun begitu mereka juga jarang melakukan promosi. Akan tetapi
mereka mengakui bahwa dengan melakukan promosi akan meningkatkan
penjualan produk mereka tersebut.
Menurut hasil survey yang telah kami laksanakan, dari dua puluh satu
konsumen yang kami temui berjenis kelamin laki-laki sebanyak dua belas orang
dan berjenis kelamin perempuan sebanyak sembilan orang.Konsumen tersebut
rata-rata memiliki pendidikan terakhir SMA dan sekarang berstatus mahasiswa.
Menurut konsumen, rata-rata alasan mereka mau membeli produk
(lampu) karena kualitasnya bagus sehingga mereka merasa puas. Kemudian
alasan lain adalah mereka juga membutuhkan produk tersebut, harga terjangkau
dan tahan lama.
Menurut sebagian besar konsumen, lokasi tempat mereka membeli
produk tersebut sudah strategis.Kemudian alasan mereka membeli produk kesana
karena dekat dari rumah dan nyaman.
Menurut konsumen, rata-rata mereka merasa tidak pernah mendapatkan
promosi dari produsen.Dan menurut mereka juga harga produk dipasaran telah
sesuai dengan kualitas produk.

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil survey yang telah kami laksanakan dapat kita ambil
kesimpulan bahwaPasar oligopoli adalah pasar yang terdiri atas hanya sedikit
perusahaan (produsen). Hal ini sesuai dengan kenyataan di lapangan bahwa
rata-rata produsen menjual produk lampu tidak lebih dari sepuluh merek di
pasaran.
Didalam pasar oligopoli perilaku setiap perusahaan akan
mempengaruhi perilaku perusahaan lainnya dalam industri. Jadi jika suatu
perusahaan menurunkan harga produknya maka akan beerdampak pada
perusahaan lain. Sehingga dalam pasar oligopoli rata-rata harga produk yang
dijualnya sama.
B. Saran
Kepada produsen disarankan agar sering mempromosikan produknya
agar dikenal oleh konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Pindyck, Robert S. 2009. Mikroekonomi.Indeks : Jakarta


https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja
&uact=8&ved=2ahUKEwjswfzNvPblAhXvzzgGHUMnDYsQFjAJegQIBxAC&url=
http%3A%2F%2Fblog.ub.ac.id%2Femirzanggi%2Ffiles%2F2013%2F11%2FPASA
R-PERSAINGAN-MONOPOLISTIK-DAN-OLIGOPOLI-Kel.4-
.docx&usg=AOvVaw3uvNE2bD6auExq0crMu3Ll
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai