Oleh:
KELOMPOK 5
1REG B MGT1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang StrukturPasar (pasar
persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan monopolistik dan pasaroligopoli) ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kamiberterima
kasih pada bapak Rian Rahmat Ramadhan,SE.,M.Si selaku Dosen mata kuliah EkonomiMikro
Universitas Muhammadiyah Riau yang telah memberikan tugas ini kepada kami.Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasanserta pengetahuan kita
mengenai bagaimana struktur pasar yang ada di Indonesia. Kami jugamenyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari katasempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikanmakalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yangsempurna tanpa saran yang
membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orangyang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yangkurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demiperbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apa pengertian/definisi dari pasar monopoli, oligopoli dan monopilistik.
b. Dapat mengenal karakteristik dari pasar monopoli, oligopoli dan monopilistik.
c. Mengetahui apa-apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pasar monopoli,
oligopoli dan monopolistik.
d. Mengetahui jenis-jenis pasar monopoli, oligopoli dan monopilistik.
e. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pasar monopoli, oligopoli dan monopilistik.
f. Mengetahui contoh-contoh yang berhubungan dengan pasar monopoli, oligopoli dan
monopilistik.
BAB II
DEFINISI PASAR MONOPOLI, PASAR OLIGOPOLI DAN PASAR
MONOPOLISTIK
Pasar Monopolistik adalah sebuah bentuk pasar dimana ada banyak produsen
yang saling berkompetisi dengan produk yang hampir serupa namun memiliki beberapa
perbedaan. Perbedaan ini yang menjadi ciri khas dari produk yang dijual oleh masing-masing
produsen. Kegiatan produksi barang tersebut dikenal sebagai product differentiation atau
diferensiasi produk. Karena produk yang diproduksi hampir serupa, masing-masing produsen
akan bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka.
terlihat bahwa proses hilirisasi di ANTAM lebih lambat dibandingkan dengan perusahaan
lainnya yang ada di Indonesia, terutama untuk komoditas nikel dan bauksit, permasalahan yang
muncul adalah kenapa hilirisasi di ANTAM lebih lambat dengan perusahaan lain?. Kondisi
tersebut perlu dianalisis apakah terjadi kesalahan strategi dalam membangun proses hilirisasi
ANTAM? ataukah kebijakan strategi yang dipilih tidak berjalan dengan baik?. Maka dalam
penelitian ini akan dibahas terkait lambatnya proses hilirisasi di ANTAM dikaitkan dengan
Strategi yang diterapkan oleh ANTAM selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Adapun tujuan
dari penelitian Analisis Kebijakan Strategis Pada ANTAM adalah mengevaluasi kondisi
ANTAM 5 tahun terakhir dari tahun 2014 s.d. 2018 terkait dengan strategi yang dijalankan
terkait dengan perubahan situasi pasar, perkembangan ekonomi, adanya pendatang baru dan
perkembangan teknologi. Selanjutnya, membuat formulasi kebijakan strategis yang sesuai
dengan perubahan eksternal dan internal.
Prosedur analisis data dimulai dari evaluasi strategik dengan memperoleh data internal dari
pelaksanaan strategik yang berupa annual report ANTAM dari tahun 2014-2018, kemudian
masukan untuk faktor eksternal diperoleh dari annual report pesaing ANTAM dan Laporan
Lembaga Research Mineral, yaitu WoodMac, kemudian masuk ke Tahap Input dengan
membuat matriks IFAS dan EFAS, dilanjutkan dengan membuat Competitive Profile Matriks
(CPM), lanjut ke Tahap 2 pencocokan dengan membuat matriks berikut SWOT, SPACE, BCG,
IE dan Grand Strategy. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan strategi dengan menggunakan
Matriks QSPM, hasil dari strategi yang diperoleh dari evaluasi dibandingkan dengan strategi
yang sudah berjalan,
Jawaban
adalah tahap memasukan data-data yang diperlukan untuk mengukur subyektivitas
selama tahap awal perumusan strategi. Tahap ini menurut (Sukanta, Sari, A Dessy, Darajat,
Andhika, 2018) merupakan peringkas informasi dasar keadaan perusahaan secara internal dan
eksternal. Proses input ini terdiri dari:
Matriks External Factors Analysis Summary (EFAS)
Memungkin para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi,
sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan kompetitif
dalam bentuk matriks. Menurut Suciyanti et al. (2018), Apabila total nilai untuk faktor
eksternal/EFAS semakin mendekati 1, berarti semakin banyak ancaman dibandingkan
peluangnya. Apabila nilainya mendekati 4, berarti semakin banyak peluang dibandingkan
ancamannya
Tempat penelitian yang digunakan yaitu ANTAM yang terletak di Jalan TB Simatupang
Jakarta Selatan. Data yang digunakan adalah Annual Report ANTAM yang diunduh dari
Website resmi ANTAM yaitu www. antam.com. Seri data yang digunakan untuk penelitian
ini, dalam kurun waktu 5 tahun yaitu dari 2014 s.d. 2018.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menganalisis strategi ANTAM.
Penggunaan metode deskriptif untuk memberikan gambaran mendalam terhadap permasalahan
penelitian dengan data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Melakukan observasi dan deep
interview pakar diantaranya VP Business Development, VP Corporate Strategic dan VP
Exploration Planning and Mining Development.
Jenis dan sumber data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pakar. Data sekunder dalam penelitian ini
meliputi annual report ANTAM 2014-2018, annual report pesaing ANTAM, Konsultan
Research Woodmac 2014-2018, jurnal, tesis,
Kondisi tersebut membuktikan bahwa industri ini merupakan salah satu yang paling menarik,
salah satunya karena menjanjikan pendapatan yang relatif tetap setiap bulan dari jasa yang
ditawarkan baik itu layanan panggilan dan pesan singkat maupun data internet dengan sistem
pembayaran di awal (prabayar) maupun di akhir (pascabayar).
Indonesia yang digadang-gadang akan menjadi salah satu ekonomi digital terbesar di dunia,
juga menjadi alasan lain bagi para operator untuk tidak keluar dari arena tinju. Penetrasi
ekonomi digital tentu akan meningkatkan jumlah pelanggan, dengan ekonomi digital yang
lebih besar pada akhirnya akan mendongkrak permintaan, khususnya akan data internet.
Pertumbuhan ekonomi digital salah satunya terlihat dari menjamurnya layanan video on
demand baik itu produk dalam negeri maupun impor. Streaming drama Korea hingga
pertandingan sepak bola berkualitas jernih pada akhirnya akan meningkatkan konsumsi data
dan merupakan peluang yang tidak akan dilewatkan oleh para penyedia operator seluler
Tanah Air.
Saat ini terdapat empat emiten yang menawarkan jasa operator seluler di Indonesia yakni
Telkom Indonesia (TLKM) dengan kartu sejuta umat Telkomsel, kemudian ada XL Axiata
(ECXL), Indosat (ISAT) dan Smartfren (FREN).
Soal Kasusnya
Lalu bagaimana kondisi pasar telekomunikasi Indonesia? Emiten mana yang dapat
memaksimalkan pendapatan dari para pelanggannya?
Jawabannya
Berdasarkan jumlah pelanggan, Telkomsel masih memimpin dengan pangsa pasar lebih dari
setengah total pelanggan Tanah Air. Hingga akhir tahun 2020 jumlah pelanggan pasca bayar
Telkomsel mencapai 6,5 juta pelanggan, dengan 163 juta lainnya menggunakan kartu
prabayar.
Indosat dan XL berada di posisi dua dan tiga dengan selisih tipis di antara keduanya angka ini
akan berubah jika ditambah pengguna kartu 3, dan di posisi terakhir ada emiten milik Grup
Sinarmas.
Dalam tiga tahun terakhir jumlah pengguna layanan pasca bayar mengalami pertumbuhan,
kecuali Indosat yang jumlah pelanggannya sempat turun tahun 2019, sebelum kembali naik
tahun 2020.
Pakaian Brand
Pengertian branded adalah sebuah sebutan yang berasal dari kata brand yang di dalam
bahasa Indonesia memiliki arti Merek. Jadi jika kita artikan maka branded memiliki makna
kata bermerek di dalam bahasa Indonesia Produk yang bermerek tidak harus melulu produk
dari luar Negeri, karena bisa juga produk dari Indonesia di cap “bermerek” karena
kualitasnya yang sangat baik.