Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MIKRO EKONOMI

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Mikro Ekonomi

Disusun oleh:

Aisyah Siti Rodiah 41152010130025

Lianti Noviani 41152010130145

Luffi Azhar 41152010130004

Rikzan Munawar 41152010130007

Rima Siti Rahmah 41152010130115

Rizal Fadilah 41152010130

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2013 – 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaiakan makalah yang berjudul “Pasar Peraingan Monopolistik”. Meski banyak hambatan yang
kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan
membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-
teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Bandung,  Mei 2014

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Usaha seseorang untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya selalu dilakukan sejak zaman dahulu
kala. Sebelum adanya jual beli seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertukar barang
dengan orang lain yang memeliki barang yang ia butuhkan (barter).  Namun, barter bukanlah hal
yang efisien bagi seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena terkadang barang
yang ditukar tidak seimbang nilainya dengan barang yang didapat. Seiring berkembangnya zaman
akhirnya didapat satuan pengukur nilai suatu barang yaitu uang. Setelah orang-orang mengenal uang
maka sistem barter tidak lagi berlaku, akan tetapi yang ada adalah sistem jual beli.

Pasar merupakan salah satu tempat krusial yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Manusia
dalam memenuhi kebutuhannya pasti membutuhkan pasar, karena seperti yang kita ketahui,  di
pasar lah barang kebutuhan manusia tersedia. Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem,
institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga
kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat
pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini
adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Menurut
organisasinya pasar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu pasar persaingan sempurna, dan pasar
persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu
pasar monopoli, pasar monopolistik, dan pasar oligopoli. Pada kesempatan kali ini, kita akan
membahas tentang pasar monopolistik. Melihat dari jenis barang yang termasuk di dalamnya, pasar
tipe ini merupakan salah satu pasar yang begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Produsen yang berhasil dalam menjalankan suatu usaha tidak akan menutup kemungkinan usaha
tersebut akan diikuti oleh orang lain. Apalagi didukung oleh sumber daya alam yang melimpah  yang
memungkinkan untuk seseorang memproduksi barang dengan jumlah yang banyak. Indonesia
merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah sehingga dengan mudah setiap
produsen mendapat bahan untuk berproduksi. Ketika banyak produsen memproduksi barang yang
sama, walaupun dengan kemasan, merk dan kualiatas yang berbeda. Maka disnilah terjadi pasar
persaingan monopolistik.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pasar persaingan monopolistik?

2. Apa saja ciri-ciri pasar persaingan monopolistik?

3. Apa corak yang ada pada pasar persaingan monopolistik?

4. Seperti apa contoh pasar persaingan monopolistik?

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pasar persaingan monopolistik?

C. TUJUAN

Tujuan yang diinginkan oleh penulis dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

 Menambah pengetahuan kepada penulis mengenai pasar monopolistik, dan peran pasar
monopolistik terhadap kegiatan ekonomi.
 Untuk melihat suatu bentuk pasar yang sangat umum dimana ada banyak perusahaan-
perusahaan tetapi memiliki sedikit kekuatan monopoli.  Karakteristik dari pasar tersebut
dinyatakan pertama kali.  Keseimbangan jangka pendek dan panjang ditunjukkan.  Pengaruh
ekonomi dari pasar ini didapatkan.  Oleh karena pentingnya tindakan non harga dari pasar ini,
maka periklanan diberikan perhatian khusus.
 Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Mikro Ekonomi.
BAB II

PEMBAHASAN

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS

A. CIRI-CIRI PERSAINGAN MONOPOLISTIS

Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua jenis
pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifat-sifatnya
mengandung unsur-unsur sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar persaingan sempurna.
Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pusat dimana terdapat banyak
produsen yang mengasilkan barang yang berbeda corak (differential product). Ciri-ciri selengkapnya
dari pasar persaingan monopolistis adalah seperti yang diuraikan dibawah ini.

1. Terdapat Banyak Penjual

Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis, namun demikian ia
tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila didalam pasar sudah
terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan monopolitis sudah mungkin wujud.
Yang penting, tidak satupun dari perusahaan-perusahaan terebut ukuran atau besarnya jauh
melebihi dari perusahaan-perusahaan lainnya. Perusahaan dalam pasaran monopolistis
mempunyai ukuran yang relative sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksi suatu
perusahaan relative sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan
pasar.

2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak

Ciri ini merupakan sifat yang penting dalam membedakan antara pasar persaingan
monopilistis dan persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan, dalam persaingan sempurna
produksi berbagai perusahaan adalah serupa. Oleh karenanya sukar untuk membedakan yang
mana yang merupakan produksi suatu perusahaan, dan yang mana pula produksi perusahaan
lainnya. Produksi dalam pasar persaingan monopolistis berbeda coraknya (differential product)
dan secara fisik mudah dibedakan di antara produksi suatu perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut terdapat pula perbedaan-
perbedaan dalam pengemasannya, perbedaan dalam bentuk “jasa perusahaan setelah
penjualan” (after-sale-service) dan perbedaan dalam cara membayar barang yang dibeli. Sebagai
akibat dari perbedaan-perbedaan ini barang yang diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan
dalam pasar persaingan monopolistis bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna
(perfect substitute) kepada barang yang diproduksikan perusahaan lain. Mereka hanya
merupakan pengganti yang dekat atau close substitute. Perbedaan dalam sifat barang yang
dihasilkan inilah yang menjadi sumber dari adanya kekuasaan monopoli, walaupun kecil, yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis.

3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga

Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yang tidak mempunyai
kekuasaan dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis dapat
mempengaruhi harga. Namun demikia pengaruhnya ini relative kecil kalau dibandingkan dengan
perusahaan oligopoly dan monopoli. Kekuasaan mempengaruhi harga oleh perusahaan
monopolistis bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak
atau differential product. Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih
menyukai barang dari sesuatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang yang dihasilkan
perusahaan lainnya. Maka apabila suatu perusahaan menaikkan harga barangnya, ia masih
dapat menarik pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum kenaikan
harga. Sebaliknya, apabila perusahaan menurunkan harga, tidaklah mudah untuk menjual semua
barang yang diproduksikannya. Banyak diantara konsumen di pasar masih tetap membeli barang
yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lain, walaupun harganya sudah menjadi relative
lebih mahal.

4. Kemasukan ke dalam Industri Relatif Mudah

Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha didalam pasar persaingan
monopolistis tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat
seperti didalam oligopoly dan monopoli. Tetapi kemasukan tidaklah semudah seperti dalam pasar
persaingan sempurna. Beberapa factor menyebabkan hal ini. Yang pertama ialah karena modal
yang diperlukan adalah relative besar kalau dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam
pasar persaingan sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan
barang yang berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar, dan mempromosikan
barang tersebut untuk memperoleh langganan. Maka perusahaaan baru pada dasarny harus
berusaha memproduksikan barang yang lebih menarik dari yang sudah ada dipasar, dan harus
dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut.

5. Persaingan Mempromosi Penjualan Sangat Aktif

Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan-perusahaan dalam
pasar persaingan monopolistis. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya dengan harga
relative tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan. Sebaliknya suatu perusahaan lain
mungkin harga barangnya rendah, tetapi tidak banyak menarik langganan. Keadaan seperti ini
disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan, yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini
menimbulkan daya tarik yang berbeda kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi citarasa
pembeli, para pengusaha melakukan persaingan bukan-harga (non-price competition).
Persaingan yang demikian itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu dan desain barang,
melakukan kegiatan iklan terus menerus, memberikan syarat penjualan yang menarik, dan
sebagainya.

B. KESEIMBANGAN DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS

Ciri-ciri persaingan monopolistis seperti yang diterangkan dalam bagian yang lalu menimbulkan
pengaruh yang cukup penting ke atas corak permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam
persaingan monopolistis. Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan
monopolistis adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli, tetapi elastisnya tidak sampai
mencapai elastis sempurna – yaitu kurva permintaan yang sejajar sumbu datar yang merupakan
kurva permintaan yang dihadapi suatu perusahaan dalam persaingan sempurna. Maka pada
hakikatnya kurva permintaan ke atas barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistis
adalah bersifat menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam).

Kurva permintaan yang bersifat seperti ini berarti : (i) apabila perusahaan menaikan harga maka
jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat berkurang, dan sebaliknya (ii) apabila perusahaan
menurunkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat bertambah.

Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopilistik tidak bersifat elastis sempurna,
kurva hasil penjualan marjinal (MR) tidak berimpit dengan kurna permintaan. Dalam persaingan
monopolistis kurva (MR) adalah sama seperti yang terdapat dalam monopoli, yaitu urva tersebut
terletak di bawah kurva permintaan.

1. KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK

Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit, dan sebagai akibatnya kurva MR
tidak berimpit dengan kurva permintaan, keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistis adalah sama dengan di daklam monopoli. Bedanya, di dalam monopoli yang
dihadapi adalah permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam persaingan monopolistis,
permintaan yang di hadapi perusahaan adalah sebagian dari keseluruhan permintan pasar.

Dua keadaan perusahaan monopilistis ditunjukan dalam gambar 13.1. Yang ditunjukan dalam
gambar (i) adalah keadaan dimana perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang
maksumum akan diperoleh apabila perusahaan memproduksi pada tingkat dimana keadaan MC =
MR tercapai. Maka keuntungan maksimum tercapai apabila jumlah produksi adalah Q dan pada
tingkat produksi ini tingkat harga adalah P. Segi empat PABCmenunjukan jumlah keuntungan
maksimum yang dinikmati perusahaan monopolistis itu. Dalam gambar (ii) yang ditunjukan adalah
keadaan dimana perusahaan mengalami kerugian. Kerugian akan dapat diminimumkan apabila
keadaan MC = MR tercapai. Ini berarti perusahaan harus mencapai tingkat produksi sebanyak Q.
Pada tingkat produksi ini harga mencapai P. Besarnya kerugian yang diderita digambarkan oleh
kotak PABC. Walaupun mengalami kerugian perusahaan akan terus beroperasi selama hasil
penjualan melebihi jumlah biaya berubah atau harga melebihi AVC.

2. KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG

Keuntungan lebih dari normal yang ditunjukan dalam gambar 13.1 (i) akan menarik perusahaan –
perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Dalam persaingan monopolistis tidak
terdapat hambatan kepada perusahaan – perusahaan baru. Maka keuntungan yang melebihi normal
akan menyebabkan perhambatan dalam jumlah perusahaan di pasar. Sebagai akibatnya setiap
perusahaan akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini
berarti kemasukan perusahan baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan tentunya juga kurva
hasil penjualan marjinal MR) ke sebelah kiri, yaitu seperti ditunjukan oleh anak panah dalam gambar
13.1 (i). Kemasukan perusahaan baru, dan berpindah krva DD dan MR ke kiri, akan terus
berlangsung sehingga perusahaan hanya mendapt keuntungan normal saja. Dengan demikian,
seperti halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, dalam persaingan
monopolistis setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal di dalam jangka panjang.

Gambar 13.2 menunjukan keseimbangan perusahaan monopolistis di dalam jangka panjang.

Produksi berjumlah dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah . Dapat dilihat bahwa

gambar 13.1
Gambar 13.1

Keseimbangan Perusahaan Persaingan Monopolistis dalam Jangka Pendek

sama dengan biaya total rata – rata, yang berarti bahwa perusahaan hanya memperoleh

keuntungan normal.

Corak kegiatan perusahaan dalam persaingan monopolistis ketika mendapat keuntungan normal
berbeda dengan corak kegiatan perusahaan dalam persaingan sempurna yang juga memperoleh
keuntungan yang normal. Perbedaan itu adalah:

a. Harga dan biaya produksi di pasar persaingan monopolistis lebih tinggi .


b. Kegiatan memproduksi di pasar persaingan monopolistis belum mencapai tingkat yang optimal
(mencapai tingkat dimana biaya produksi per unit adalah paling rendah).
Gambar 13.2

Keseimbangan Perusahaan Persaingan Monopolistis dalam Jangka Panjang

Seperti dengan keadaan yang ditunjukan dalam gambar 13.1 (i), keseimbangan yang ditunjukan
dalam gambar 13.1 (ii) tidak akan wujud dalam jangka panjang. Perusahaan yang mengalami
kerugian tidak akan meneruskan kegiatannya, mereka akan meninggalkan industri tersebut. Degan
demikian jumlah perusahaan di dalam pasar semakin lama menjadi semakin lebih besar dari semula.
Di dalam grafik pertambahan permintaan ini di gambarkan dalam bentuk pergeseran kurva
permintaan dan kurva hasil penjualan ke sebelah kanan. Dengan demikian dalam jangka panjang
kurva DD dan MR pada gambar 13.1 (ii) akan pindah ke kanan, yaitu ke arah yang ditunjukan anak
panah. Pergeseran itu akan terus berlangsung sehingga perusahaan mendapat keuntungan normal,
yaitu seperti yang ditunjukan dalam gambar 13.2. karena tidak menderita keugian lagi perusahaan –
perusahaan tidak akan meninggalkan industri tersebut, tetapi juga ketiadaan keuntungan yang
melebihi normal tidak akan menarik kemasukan perusahaan baru. Ini mengakibatkan di dalam jangka
panjang keseimbangan perusahaan adalah seperti yang ditunjukan dalam gambar 13.2.

C. PENILAIAN KE ATAS PERSAINGAN MONOPOLISTIS

Di dalam bagian ini analisis yang di buat hanya meliputi penilaian ke atas efek dari pasar yang
bersifat monopolistis kepada peggunaan sumber-sumber daya, dorogan untuk mengembangkan
teknologi dan melakukan invasi, dan corak distribusi pendapatan. Salah satu kegiatan penting yang
dilakukan oleh perusahaan monopolistis adalah melakukan promosi penjulan secara iklan. Kebaikan
dan keburukan dari kegiatan ini akan dinilai dalam bagian berikut.
EFISIENSI DALAM MENGGUNAKAN SUMBER DAYA

Untuk menilai sampai dimana efisiensi pasar persaingan monopolistis di dalam mengalokasikan
sumber-sumber daya, akan dibuat satu perbandingan degan efisiensi perussahaan dalam pasar
persaingan sempurna.
Perbandingan tersebut di
tunjukan di dalam gambar 13.3,
yang menunjukan
keseimbangan suatu
perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna (grafik ii).
Kedua keadaan keseimbangan
tersebt adalah di dalam jangka
panjang. Dalam membuat
perbandingan tersebut biaya produksi dalam perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan

monopolistis adalah bersamaan. Dengan demikian = dan = .

Keadaan di dalam gambar 13.3 (i) menunjukan bahwa:

 Biaya produksi perunit adalah pada tingkat yang paling minimum. Biaya peruit adalah .

 Harga yang berlaku di pasar adalah Ps


 Jumlah barang yang di produksikan adalah Qs

Sedangkan keadaan dalam gambar 13.3(ii) menunjukan bahwa:

 Biaya produksi per unit perusahaan monopolistis adalah lebih tinggi dari biaya produksi per unit
yang paling minimum . biaya per unit adalah Pm
 Harga yang berlaku di pasar adalah Pm
 Jumlah barang yang di produksikan adalah Qm

Kesimpulan pokok yang dapat di buat dari membuat perbandingan tersebut adalah

Walaupun perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopolistis sama sama


mendapat keuntungan normal, teapi dalam perusahaan monopolistis biaya produksi per unit lebih
tinggi , harga barang lebih tinggi , dan jumlah produksi lebih rendah ( sehingga menyebabkan
kapasitas memproduksi yang di gunakan adalah di bawah tingkat yanh optimal) .

Kesimpulan di atas menunjukan bahwa perusahaan persaingan sempurna adlah lebih efisien dari
perusahaan monopilistis di dalam menggunakan sumber sumber daya . baik ditinjau dari sudut
efisiensi produktif ( seperti telah dinterangkan dalam bab sebelas ia dicapai apabila biaya produksi
per unit adalah yang paling minimum ), maupun dari sudut efisiensi alokatif ( ia dicapai apabila harga
sama dengan marjinal), perusahaan dalam persaingan sempurna adalah lebih efisiensi dari
perusahaan dalam persaingan monopolistis.

EFISIENSI DAN DIFERENSIASI PRODUKSI

Telah di terangkan dalam analisis sebekum ini bahwa barang barang yang di hasilkan oleh
perusahaan perusahaan monopolistis bersifat berbeda corak , yaitu ia berbeda dari segi mtu barang
nya , pengemasan nya , dan pelayanan setelah penjualan .perbedaan-perbedaan ini menyebabkan
para konsumen mempunyai pilihan yang lebih baik dari pilihan yang dapat di buat mereka di dalam
pasar persaingan sempurna. Pilihan yang lebih baik ini dapatlah di pandang sebagai kompensasi
kepada pewngunaan sumber sumber daya yang kurang efisien seperti yang baru saja di terangkan .

Persoalannya sekarang adalah : manakanhb yang lebih baik kepada masyarakat ? barang yang di
produksikan secara efisien sehingga dapat di jual dengan harga murah ?ataukah harga yang lebih
mahal sedikit tetapi masyarakat dapat menentukan barang yang akan di konsumsinya dari pilihan
jenis barang yang lebih banyak ?ini merupakan persoalan normatif, yang jawabanya sangat
tergantung kepada value judgement masyarakat tersebut . sekiranya mereka lebih menyukai harga
yang murah, maka kekurangan pilihan tidak dipandang sebagai suatu yang merugikan . sebaliknya
apabila masyarakat meniginkan pilihan barang yang lebih banyak, sehingga dapat di buat pilihan
yang lebih cepat, harga yang lebih tinggi tidaklah merisaukan mereka .

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI

Sampai dimanakah persaingan monopolistis akan mendorong perkembangan teknologi dan inovasi?

Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistis memberikan
dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi. Terbatasnya dorongan
tersebut disebabklan karena dalamn jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan
normal .keuntungan yang melebihi normal di dalam jangka pendek dapat mendorong kepada
kegiatan mengembangkan teknologi. Tetapi dorongan tersebut adalah sangat lemah karena
perusahaan perusahaan menyadari bahwa keuntungan yang di peroleh dari mengembangkan
teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Keuntungan
yang melebihi normal yang di peroleh akan mendorong perusahaan perusahaan lain untuk masuk ke
industri tersebut , dan ini akan terus berlangsung sehingga keuntungan melenihi normal tidakl ada
lagi. Maka dalam jangka panjang keuntungan yang di peroleh dari perkembangan teknologi dan
melkukan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.

DISTRIBUSI PENDAPATAN

Persaingan monopolistis mengakibatkan corak distribusi pendapatan yang sama sifatnya seperti
yang biasa terdapat dalam persaingan sempurna , yaitu distribusi pendapatan adalah
seimbang.karena tidak tersdapat keuntungan yang berlebih lebihan dalam jangka waktu panjang ,
maka pengusaha dan pemilik modal tidak memperoleh pendapatan yang berlebih lebihandalam
jangka waktu panjang, maka pengusaha dan pemilik modal tiak memperoleh pendapatan yang
berlebih lebihan. Disamping itu dalam pasar terdapat banyak perusahaan , dan ijni keuntungan
normal yang di peroleh akan di bagi kepada jumlah pemilk modal dan pengusaha yang banyak
jumlahnya. Berdasarkan kepada kecenderungan ini ahli ahli ekonmi berpendapat bahwa pasar
persaingan monopolistis menimbulkan corak distribusi pendaoatan yang lebih merata.

D. PERSAINGAN BUKAN-HARGA

Persaingan bukan harga pada hakikatnya mengandung usaha usaha di luar perubahan harga yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang di
produksinya.maka pada hakikatnya usaha usaha untuk melakukan persaingan bukan-harga
bertujuan untuk memindahkan kurva permintaan ke kanan. Perpindahan itu berarti pada setiap
tingkat pendapatan dalam kesemp[atan kerja, jumlah barang yang diminta menjadi lebih banyak.
Persaingan bukan-harga dapat di bedakan kepada dua jenis :

 Diferensiasi produksi, yaitu menciptakan barang sejenis tetapi berbeda coraknya dengan
produksi perusahaan perusahaan lain.
 Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan

Di dalam persaingan monopolistis dan oligopoli, persaingan bukan harga sangat aktif di lakukan. Di
dalam dua pasar yang telah di uraikan terlebih dahulu, yaitu pasar persaingan sempurna dan
monopoli, persaingan bukan harga tidak begitu di poentingkan. Untuk monopoli alasanya tidak sukar
untuk dicari , yaitu karena perusahaan monopoli tidak mempumyai saingan. Dalam persaingan
sempurna, persaingan bukan harga tidak di lakukan karena barang yang di produksikan perusahan
perusahaan adalah serupa atau identical. Para pembeli tidak dapat membedakan di antara produksi
yang di ciptakan suatu perusahaan lain.Oleh sebab itu tidak ada gunanya kepada sesuatu
perusahaaan untuk menarik lebih banyak pembeli dengan cara persaaingan bukan-harga. Para
pembeli tidak akan dapat mengetahui manakah barang yang di hasilkan oleh perusahaan yang
menjalankan persaaingan bukan harga.
DIFERENSIASI PRODUKSI

Setiap perusahaan daalam perusahaan pasar persaingan monopolistis akan berusaha untuk
memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang dapat dengan jelas
dibedakan maka di dalam pasar akan terdapat berbagai baarang yang di hasilkan suatu industri yang
mempunyai coraak, mutu, desain, mode, dan merek yang berbeda- beda. Terdapaatnya berbagai
variasi dari sesuatu jenis barang adalaah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolis, yang tidak
terdapat dalam pasar persaingan sempurna. Seperti telah di terangkan sebelum ini , dalam pasar
persaingaan sempurna, barang yang dihasilkan dan di perjualbelikan adalah sepenuhnya serupa
(identical). Terdapatnya barang yang beraneka ragam coraaknya di pasar persaingan monopolistis
menimbulkan keuntungan kepada perusahaan mau pun kepada para konsumen.

Kepada setiap perusahaanbarang yang berbeda-beda sifaatnya tersebut aakan menjadi daya penarik
khusus ke atas barang yang di produksinya. Segolongan konsumen tertentu akan lebih sukaa
membeli barangnya (walaupun hargaanya lebih mahal) kalaau di bandingkan dengan baarang-
barang yang sejenisnya yang dihasilkan produsen-produsen lain. Dengan menghasilkan suaatu
barang tertentu yang berbeda dari barang lainnya, perusahaan menciptakan suatu penghambat
kepada perusahaan-perusahaan lain untuk menarik para pelanggannya. Diferensiasi produksi
memungkinkan seorang produsen untuk tetap menjual produksinya (teta[pi jumlahnya asemakin
sedikit) aapaabilaa ia menaikan harga. Tetapi sebaliknya, produsen itu dapat menariksebaagian dari
langganan perusahaan-perusahaan lain, sekiranya ia menurunkan harga penjualan barangnya.

Kepada para konsumen, barang sejenis tetapi berbeda corak tersebut menimbulkaan suaatu
keuntunguan pula, yaitu pilihan mereka memilih barangmenjadi beraneka ragam. Ini memungkinkan
mereka memilih barang yang benar-benar sesuai dengan keinginaannya. Seperti telah disinggung
sebelum ini, ahli-ahli ekonomi banyak yang memaandangpilihan yang beraneka ragam itu sebagai
suatu kompensasi terhadap ketidakefisian persaingan monopoloistis di dalam menggunakan sumber-
sumber daya.

PROMOSI PENJULAN MELALUI IKLAN

Di dalam perusahan-perusahan modern kegitn mempersiapkan dan membuat iikklan adalh suatu
bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya. Pengeluaran yang dilakukn
perusahaan-perusahan untuk mengiklankan meliuti jumlah yang cukup besar yang adakalanya
menimbulkan pertambahan yang nyata kepada biaya produksi. Perusahaan-perusahaan melakukan
kegiatan pengiklana untuk mencapai suatu mencapai slah satu atau gabungan dari tiga tujuan yng
dinyatakan dibawah ini :

1. Untuk memberikan informasi mengenai produk Iklan seperti ini dilakukan untuk
memberikan penerangan kepada konsumen tentang suatu produk. Iklan itu mungkin untuk
barng yang telah lama ada, atau untuk barang yng baru saja dikembangkan. Iklan seperti ini
dinamankan iklan memberi penerangan atau information advertising.
2. Untuk menekankan kualitas suatu produk secara persuasive Iklan seperti ini dilakukan
untuk menerngkan kepada konsumen kualitas yg sangat baik dari sebuah produk. Beberap
bentuk iklan bertujuan untuk terus menerus mengingatkan para konsumen bahwa brang
tersebut ada di pasar. Iklan seperti ini dinamakan iklan untuk bersaing atau competitive
advertising. Tanpa iklan seperti ini, konsumen dapat berubah sikpnya dan menjadi
langganan perushaan lain yang menghsulkan barang yang sama yang s`elalu di iklankan.
3. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen iklan tersebut lebih berbentuk
memperkenalkan perusahaan tersebut mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Iklan
mengenai hasil-hasil produksinya tidk begitu di tekankan. Iklan ini juga dilakukan untuk
menghindari larangan periklanan yang dilakukan pemerintah (misalnya iklan rokok).
Dari ketiga-tiga jenis iklan ini, yang dilkukn perusahaan dalam pasar persingan
monopolistis adalah jenis iklan yang pertama dan kedua. Iklan jenis pertama terutama
digunakan pada waktu perusahaan memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru.
Sedangkan iklan jenis kedua digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar.

E. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PENGIKLANAN

Di dalam menilai apakah memberikan manfaat kepada masyarakat, terdapat berbagai pendapat.
Segolongan orang keyakinan bhwa iklan merupakan suatu penghamburan karena produksi
bertambah tinggi sedangkan konsumen tidak menerima kenikmatan tambahan dari barang yng
dipromosikan melalui kegiatan pengiklanan. Pengiklanan tidak menambah atau memperbaiki mutu
suatu barang, segolongan ini lain pendapat bahwa iklan memberikan sumbangan yang positif kepada
masyarakat karena ia dapat menurunkan biaya produksi dan harga, perbedaan pendapat mengenai
kegunaan iklan dikemukakan berdasrkan beberapa argument lain. Beberapa argument penting dalam
perdebatan tersebut diterangkan dibawah ini.

IKLAN DAN BIAYA PRODUKSI

Adakah iklan akan menaikan tau menurunnkan biaya produksi per unit? Keduanya mungkin berlaku,
dan ia tergntunkeada perubahann permintaan yang terjadi sebagai akibat kegiatan pengiklanan
yyang di lancarkan. Apabila permintaan menjadi sangat bertambah elastis, besar kemungkinan biaya
produksi perunit akan menjdi lebih rendah. Tetapi kemungkinan ini tidak banyak berlaku, dan ini
berarti bahwa pada umumnya iklan akan menimbulkan kenaikan biaya produksi. Perbedaan
pendapat mengeni pengaruh iklan kepada biaya produksi dan harga dapat diterangkan dengan
menggunakan gambar 13.4
Biaya rata-rata jangka panjang dari suatu perusahan monopolistis sebelum melakukan kegiatan
periklnan adalah AC. Permintaan ke atas barang yang di produksi oleh perusahaan itu adalah D1.
Aka keseimbangan jangka panjang perusahaan monopolistis tersebut dicapai pada titik A, dan
keseimbangan ini menunjukan bahwa harga pasar mencapai P1 dan jumlah barang yang akan
diproduksikan perusahaan monopolistis tersebut adalah Q1.

Apabila perusahaan melakukan pengiklanan biaya produksi akan menjadi lebih tinggi, dan ini
dicerminkan oleh kenaikan kurva biaya rata-rata dari AC menjadi AC1. Pada waktu yang sama
mempromosikan penjualan melalui iklan tersebut menyebabkan permintaan ke atas produksi
perusahaan bertambah. Apabila permintaan tersebut bertambah dari D1 ke D2, akan tetapi iklan
tersebut menaikan harga dari P1menjadi P2. Berdasarkan kepada keadaan yang baru diuraikan ini
segolongan ahli ekonomi berpendapat bahwa iklan merupakan suatu penghamburan karena ia
menaikan biaya produksi tanpa membuat suatu perubahan apa pun ke atas bentuk, berat dan mutu
suatu barang.

Segolongan ahli ekonomi tidak sependapan dengan kesipulan diatas dan sebaliknya berpendapat
bahwa iklan adalah sangat berguna karena ia akan dapat menurunkan biaya produksi per unit.
Promosi penjualan melalui iklan, menurut mereka, akan menyebabkan perintaan berubah dari D1
menjadi D3. Maka keseimbangan jangka panjang dari suatu perusahaan monopolistis yang
melakukan kegiatan iklan akan mencapai dititik C. ini berarti iklan menaikan jumlah penjualan yang
cukup banyak, yaitu dari Q1 menjadi Q3. Pertambahan penjualan yang banyak ini menyebabkan
biaya produksi per unit semakin rendah, dan memungkinkan prusahaan menjual barangnya pada
harga yang lebih rendah dari harga pada waktu belum ada iklan (P1), yaitu harga penjualan yang
sekarang adalah P3.

PANDANGAN LAIN YANG MENYONGKONG PENGIKLANAN


Di samping karena biaya produksi yang mungkin akan menjadi lebih rendah, golongan yang
menekankan tentang kebaikan iklan mengemukakan kebaikan-kebaikan berikut:

1. Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik di dalam
menentukan jenis-jenis barang yang akan dibelinya Dengan iklan perusahaan-
perusahaan dapat menjelaskan kepada konsumen tentang barang baru yang diproduksikan,
atau barang lama yang telah ditingkatkan mutunya. Di samping itu iklan dapat menerangkan
kepada konsumen tempat-tempat di mana suatu barang dapat dibeli. Ini engurangi biaya dan
menghemat waktu konsumen untuk mencari barang tersebut.

2. Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang Dalam


mempromosikan barangnya melalui iklan perusahaan berusaha menonjolkan sifat-sifat
istimewa dari barang yang diproduksikannya. Maka iklan memberi dorongan kepada
perusahaan untuk mengembangkan hasil produksinya sehingga epunyai keistimewaan-
keistimewaan tertentu kalau dibandingkan dengan barang yang sama yang diproduksikan
perusahaan yang lain.

3. Iklan mebantu mebiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio, televise, surat
kabar dan majalah Dengan mebuat iklan dalam perusahaan-perusahaan ini sebagian biaya
mereka akan dibayar oleh kegiatan pengiklanan. Ini dapat (i) mengurangi subsidi pemerintah
untuk membiayai kegiatan penyiaran radio dan televisi, dan (ii) menurunkan harga surat
kabar dan majalah, yaitu harganya adalah lebih rendah dari yang akan ditetapkan apabila
tidak terdapat iklan.

4. Iklan menaikkan kesempatan kerja Telah ditunjukkan sebelu ini bahwa iklan akan enaikkan
jumlah produksi. Untuk menambah jumlah produksi, lebih banyak pekerja diperlukan.
Dengan demikian pengiklanan juga menyebabkan penggunaan tenaga kerja bertambah
banyak.

PANDANGAN YANG MENGKRITIK PENGIKLANAN

Selain mendapat sokongan karena menimbulkan beberapa keuntungan bagi perusahaan dan
masyarakat, iklan juga menjadi bahan kritik karena memiliki beberapa sifat-sifat yang negatif. Uraian
berikut ini memberi gambaran tentang beberapa kritik terhadap penhiklanan:

1. Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan Ia akan menakan biaya produksi per
unit tanpa menimbulkan perubahan apa pun ke atas suatu barang. Sebelu ini pandangan
tersebut telah diterangkan dengan menggunakan grafik. Pengkritik pengiklanan menambah
pula, walaupun pengiklanan akan menambah penjualan suatu prusahaan, pada waktu yang
sama penjualan perusahaan lain berkurang. Dengan demikian, kalau ditinjau dari sudut
keadaan yang wujud di seluruh pasar, iklan tidaklah menaikkan jumlah barang yang
diproduksikkan dan dijual kepada konsumen.
2. Iklan tidak selalu memberi informasi yang betul Tidak selalu iklan dibuat dengan jujur,
dan menerangkan sifat-sifat sebenarnya dari barang yang diiklankan. Iklan yang menyatakan
bahwa sesuatu barang adalah lebih istimewa dari barang yang sejenis yang tersedia di
pasar, akan menarik segolongan konsumen untuk tidak menggunakan barang yang lain yang
selalu dibelinya pada masa lalu. Apabila sifat barang yang dipromosikan melalui iklan adalah
lebih buruk dari barang yang tidak dikonsumsi lagi oleh konsumen yang bersangkutan, iklan
merugikan konsumen tersebut.
3. Iklan bukanlah suatu cara yang efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam
perekonomian Terdapat cara lain yang akan dapat menambah jumlah pekerjaan dengan
lebih efektif. Misalnya, usaha menambah pekerjaan akan lebih efektif hasilnya dengan
menggunakan kebijakan fiscal dan moneter.
4. Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke
dalam industri Apabila kapanye iklan sangat berhasil dan produksi mengalami
pertambahaan yang sangat besar, perusahaan lain akan mengalami kekurangan permintaan
dan efesiensi kegiatannya menurun. Menghadapi kenyataan seperti itu perusahaan-
perusahaan baru menjadi lebih enggan untuk masuk ked ala industri tersebut.

PENGIKLANAN: SUATU KESIMPULAN

Dengan mengemukakan pandangnan-pandangan yang menjelaskan buruk baiknya kegiatan


pengiklanan, sekarang dapatlah dibuat penilaian tentang sampai dimanakah iklan meberikan
sumbangan kepada masyarakat. Sudah jelas bahwa iklan mempunyai beberapa kebaikan yang
nyata, tetapi disamping itu kelemahannya dapat dengan mudah ditnjukkan. Maka, untuk
memaksimumkan efek positif dari pengiklanan, haruslah efek-efek buruk yang mungkin timbul
dihindarkan. Bebrapa langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut dalah:

- Iklan haruslah terutama bertujuan untuk memberi keterangan yang benar dan jujur mengenai
barang yang dipromosikan penjualannya.
- Peraturan-peraturan yang tujuannya mengawasi agar perusahaan-perusahaan membuat
lebih banyak iklan yang bersifat memberikan penerangan perlu dibuat.
- Kegiatan pengiklanan harus diatur secara demikian rupa sehingga ia tidak menjadi
penghambat kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik akan mendapatkan keuntungan di atas normal pada
periode jangka pendek. Keuntungan di atas normal tersebut menyebabkan pertambahan jumlah
perusahaan di pasar. Sehingga mengakibatkan perusahaan tersebut hanya akan memperoleh
keuntungan normal bahkan merugi pada periode jangka panjang.

Biaya produksi per unit perusahaan monopolistik dan harga komoditas yang relatif tinggi, serta jumlah
produksinya yang rendah. Menyebabkan kapasitas produksi yang digunakan berada di bawah tingkat
optimal. Sehingga kurang efisien.

Pengaturan pasar persaingan monopolistic tidak perlu dilakukan meskipun perusahaan yang beroperasi
dalam pasar persaingan monopolistik tidak efisien. Hal ini berdasarkan tiga argument, antara lain :

a. Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang (dead weight loss) relatif
kecil.
b. Permintaan ysng sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi relatif kecil.
c. Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroprasi dalam pasar persaingan monopolistic
diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena beragam produk , peningkatan kualitas, dan
meningkatnya kebebasab konsumen dalam memilih output.

Anda mungkin juga menyukai