KELOMPOK 5
ANGGOTA :
S1 EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PASAR MONOPOLI” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Dr. Siti Komariyah, S.E., M.Si pada mata
kuliah Ekonomi Miko 2 di Fakultas Ekonomi dan Pembangunan Universitas Jember. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
“Pasar Monopoli”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada Ibu Dr. Siti Komariyah, S.E.,
M.Si selaku dosen mata kuliah. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, industri, prosedur, hubungan sosial dan
infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan
imbalan uang. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Persaingan sangat penting
dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan.
B. Rumusan Masalah
Apa itu Pasar Monopoli ?
Bagaimanakah karakteristik Pasar Monopoli ?
Bagaimanakah dampak kelebihan dan kekurangan Pasar Monopoli ?
BAB 2 PEMBAHASAN
Selain itu, alasan mengapa pasar monopoli masih dianggap bukan merupakan suatu
kejahatan atau bertentangan dengan hukum adalah karena adanya perlindungan hukum . Oleh
karenanya, monopoli itu sendiri belum tentu dilarang oleh hukum persaingan usaha, akan
tetapi justru yang dilarang adalah perbuatan-perbuatan dari perusahaan yang mempunyai
monopoli untuk menggunakan kekuatannya di pasar bersangkutan yang biasa disebut sebagai
praktek monopoli.
D. Diskriminasi Harga
Keseimbangan Jangka Panjang
Pasar Monopoli itu juga dapat memperoleh keuntungan maksimun diatas kata wajar
apabila bisa bertahan sebagai penjual tunggal dan perusahaan lain itu dihalangi untuk
memasuki pasar,salah satu caranya dengan hak paten dan hak monopoli yang diperoleh dari
pemerintah,dengan adanya penghalang itu bagi perusahaan lain untuk memasuki pasar,maka
akan mendorong monopolis untuk tidak menggunakan skala produksi yang optimum.
Dari kurva ini,bisa dilihat bahwa laba maksimum yang diperoleh monopolis terjadi
pada saat LRMC itu memotong MR yaitu pada saat output itu sma denga Q0,nah dari titik itu
jika ditarik secara vertikal sampai pada kurva permintaan akan memperoleh harda dari P0 dan
P0 menunjukan harga lebih tinggi dari pada MC maka dari itu monopolis itu bisa menentukan
harga di atas biaya minimum dan juga pada P0 itu menggambarkan terjadinya persinggungan
antara SRAC denga LRAC yang sedang menurun,nah kesimpulanya adalah bahwa dalam
jangka panjang, pada struktur pasar monopolis, berbeda dengan pasar persaingan. Pada pasar
persaingan, konsumen membayar pada saat dicapainya biaya yang paling rendah dan
sedangakan di pasar monnopoli, konsumen itu dipaksa untuk membayar pada saat harga
lebih tinggi dari pada biaya marjinalnya, Maka dari itu pada pasar monopolis tidak ada
jaminan bahwa monopolis dalama jangka panjang akan menggunakan skala produksi
optimum seperti halnya yang ada pada pasar persaingan sempurna.
Pengaturan Monopoli
Persoalan pokok yang harus dinetralisir agar kegiatan monopoli itu tidak merugikan
adalah bagaimana caranya agar harga yang ditetapkan oleh si monopolis tidak merugikan
konsumen dan juga bagaimananya agar keuntungan yang diperoleh oleh si monopolis, itu
tidak hanya dinikmati oleh monopolis saja, makanya diterapkan peraturan monopoli yang
bisa dilakukan oleh pemerintah.
Pengaturan Harga
Tujuan dari pengaturan harga ini itu agar konsumen membayar pada tingkat harga yang
sesuai dengan biaya marjinal dan konsumen memperoleh barang yang lebih bayak, sejalan
dengan penjelasan itu monopolis tidak lagi memperoleh semua ke untungan dari posisinya
sebagai monopolis. Di Indonesia sendiri, walaupun ada banyak perusahaan negara yang
berada pada posisi monopolis yang diharapkan tidak merugikan masyarakat, yang mana
artinya perusahaan ini diharapkan banyak berorientasi pada pelayanan yang baik dari pada
hanya mencari keuntungan yang besar, contonya seperti air minum dan listrik dalam hal ini
pemerintah itu sering kali melakukan pengaturan harga dengan tujuan menyediakan barang
yang sebanyak banyaknya untuk memenuhi pemintaan dari masyarakat. Lebih jelasnya ada
pada kurva ini :
Nah, apabila tidak adanya pengaturan harga maka monopolis itu dapat menentukan harga
pada posisi P0 , Yaitu posisi monopolis berada pada kedudukan untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal / laba yang maksimal karena MC itu sama dengan MR ( MC =
MR ). Pemerintah itu dapat memaksa perusahaan untuk memberlakukan harga pada ke
seimbangan kompetitif, yaitu seolah olah perusahaan berada pada pasar persaingan
sempurna. Pemerintah dapat memaksa perusahaan untuk menentukan harga dari P1 , Yaitu
pada posisi Harga sama dengan Marjinal Cost ( P = MC ). Pada posisi ini barang yang
disediakan perusahaan bertambah besar dari Q0 ke Q1 dan harga yang harus dibayar oleh
konsumen berkurang dari P0 ke P1, Jadi pada tingkat harga P1 ini , Konsumen membanyar
lebih murah dan memperoleh output yang lebih banyak.
Pengaturan Perpajakan
Seluruh Pajak yang dikenakan oleh pemerintah terhadap monopolis sering dinilai sebagai alat
pengaturan yang tepat untuk menghalagi si monopolis untuk menikmati keuntungan yang
penuh. Ada dua jenis pajak yang dapat digunakan pada monopoli yaitu :
Lamp- Sum TaX , Yaitu jumlah pajak tertentu yang dikenakan dengan tidak
memperhatikan output yang dihasilkan.
Built In Flexible Yx , Yaitu pajak khusus atau pajak yang ditetapkan untuk setiap unit
yang dihasilkan oleh monopolis dalam persentase tertentu.
Penggunakan Lump Stum Tax sendiri pada monopoli seperti biaya izin yang dikenakan
oleh pemerintah. Kerena jumlah pajak yang dikenakan tidak tergantung pada output,
maka pajak itu merupakan biaya tetap bagi si monopolis.
Nah pada kurva ini bisa diperhatikan dengan naiknya AC perusahaan dan AC0
menjadi AC1 , Sedangkan MC perusahaan tetap seperti semula. Akibat dari naiknya AC
monopolis dari AC0 menjadi AC1 maka keuntungan monopolis tidak lagi sebesar
semula. Sebelum adanya pengenakan pajak, keuntunganmonopolis sebesar P0 ABC ,
sedangkan keuntungan sesudah adanya pajak hanya sebesar P0 AKL , berarti keuntungan
monopolis berkurang sebesar LKBC. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pengaturan
monopoli melalui Lump Sum Tax tidak menurunkan harga, melainkan hanya
memperkecil keuntungan dari si monopolis.