KELOMPOK 6
1. INTAN HAYATI SYAHPUTRI 1810221008
2. NURUL FUADA AISYAH 1810221012
3. TRISMA HANDAYUNI 1810222004
4. HAFIZAH MULYA NINGRUM 1810222010
5. ELFA MARLINI 1810221027
6. RIZKY AMALIA 1810221035
7. AMI PUTRI KHALVIN 1810222048
DEFINISI PERMINTAAN
(DEMAND)
Dimana :
QDX = kunatitas permintaan barang atau jasa
F = fungsi, berarti fungsi dari atau tergantung pada
PX = harga dari barang atau jasa X
I = pendapatan konsumen
PR = harga dari barang lain yang bersangkutan
PE = ekspektasi konsumen terhadap harga dari barang/jasa X di masa mendatang
IE = ekspektasi konsumen terhadap tingkat pendapatan di masa mendatang
PAE = ekspektasi konsumen thdp. ketersediaan barang / jasa X di masa mendatang
T = selera konsumen
N = banyaknya konsumen potensial
A = pengeluaran iklan
F = features atau atribut dari barang / jasa tersebut
O = faktor-faktor spesifik lain dari permintaan barang / jasa tersebut
Menurut teori ekonomi mikro, pengaruh perubahan dari setiap
variabel di atas terhadap permintaan barang atau jasa x adalah:
Qd / Px < 0
Pengaruh perubahaan dari variable harga barang atau jasa (Px)terhadap kuantitas
permintaan barang atau jasa (Qdx) bersifat negative .
Qx / F > 0
Pengaruh perubahaan dari variable featerus atau atribut
suatu produk (F) terhadap kuantitas permintaan barang atau
jasa X pada saat sekarang bersifat Positif
ANALISIS PERMINTAAN
DALAM MANAJEMEN
BISNIS TOTAL
• Manajemen bisnis total yang berorientasi pada pelanggan
(pasar) harus mampu melakukan analisis tentang
bagaimana permintaan pasar terhadap produk yang
dihasilkan oleh bisnis itu.
• Misalnya, pengetahuan tentang pengaruh perubahan harga
produk terhadap permintaan produk yang sedang
dihasilkan oleh perusahaan itu akan membantu membuat
keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan penetapan
harga (pricing policy), sedangkan pengetahuan tentang
pengaruh pegeluaran iklan terhadap permintaan produk
akan membantu pihak manajemen dalam menetapkan
kebijaksanaan periklanan yang efektif terhadap suatu
produk yang sedang ditawarkan di pasar
Secara konseptual untuk keperluan analisis
permintaan produk, biasanya variabel-variabel
yang mempengaruhi permintaan suatu produk
dibagi atas dua kelompok utama, yaitu :
1) Harga jual dari produk x itu (Px)
2) Semua variabel lain diluar variabel jual harga
produk itu (I, Pr, Pe, Ie, PAe, T, N, F, O) yang
dikatetegorikan sebagai variabel penentu
permintaan (demand determinants)
• Dalam ekonomi manajerial, hubungan antara variabel harga jual dari
suatu produk X (PX ) dan kuantitas permintaan produk X (QDX )
untuk suatu periode waktu tertentu, sementara semua variabel
penentu permintaan terhadap produk X (I, PR, PE,IE, PAE, T, N, A ,F, O)
dibuat konstan, disebut sebagai fungsi permintaan atau sering di
singkat sebagai permintaan saja.
• Suatu fungsi permintaan yang dipergunakan dalam analisis permintaan,
dapat dinyatakan secara umum dalam model matematik berikut:
QDX =f (PX | I, PR, PE,IE, PAE, T, N, A ,F, O) = f(PX )
di mana:
Qdx = kuantitas permintaan (penjualan) TV berwarna (fungsi banyak
atau multi sistem) dalam ribuan unit
Px = harga dari TV berwarna (fungsi banyak) dalam ratus ribu rupiah
Pt = harga dari TV berwarna (fungsi terbatas atau sistem tunggal)
dalam ratu ribu rupiah
I = pendapatan konsumen dalam jutaan rupiah per tahun
A = pengeluaran iklan untuk produk TV berwarna (fungsi banyak), dalam
ratus juta rupiah per tahun
CONTOH KASUS
Pada tahun 1996, saat survei pasar ini dilakukan, rata-rata harga TV berwarna
ukuran 20 inchi (fungsi banyak) di pasar Jakarta adalah: Rp. 1,1 juta, rata-rata
harga TV berwarna ukuran 20 inchi (fungsi terbatas) adalah: Rp. 0,9 juta, rata-
rata pendapatan konsumen TV berwarna berukuran 20 inchi (fungsi banyak)
adalah: Rp. 10 juta per tahun, dan total pengeluaran iklan untuk produk TV
berwarna 20 (fungsi banyak) adalah: Rp. 5 milyar rupiah.
Berdasarkan informasi di atas, kita dapat menurunkan fungsi permintaan TV
ber warna ukuran 20 inchi (fungsi banyak) agar dapat dipergunakan dalam
analisis 10/49 permintaan, sebagai berikut:
QDX = -1,4 – 15 PX + 7,5 Pr + 2,6 I + 2,5A
=-1,4 – 15 PX + 7,5 (9) + 2,6 (10) + 2,5 (50)
= 217,1 – 15 PX
• Dalam konsep ekonomi manajerial, dikatakan bahwa berdasarkan fungsi
permintaan produk yang diperoleh, pihak manajemen bisnis melakukan
analisis pengaruh penetapan harga terhadap kuantitas permintaan produk
itu. Anališiš permintaan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel atau
grafik. Apabila ditunjukkan dalam bentuk tabel, analisis itu disebut sebagai
Skedul Permintaan (Demand Schedule); sedangkan apabila ditunjukkan
dalam bentuk grafik, analisis itu disebut sebagai Kurva Permintaan
(Demand Curve).
• Dengan demikian skedul permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu
tabel yang menunjukkan daftar berbagai kemungkinan harga produk yang
bersesuaian dengan kuantitas permintaan produk itu. Sedangkan kurva
permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu grafik yang menunjukkan
hubungan antara kuantitas permintadi harga produk, apabila semua
variabel lain penentu permintaan produk itu dibuat konstan (ceteris
paribus).
• Dalam suatu fungsi permintaan QDX = f (PX), dapat
diturunkan fungsi permintaan invers :
PX = f -1 (QDX)
Untuk kasus permintaan televisi berwarna ukuran 20 inchi
(fungsi banyak) di Pasar Jakarta pada tahun 1996, yaitu
QDX = 217,1 – 15 PX , dapat diturunkan fungsi invers
sebagai berikut :
PX = (217,1/15) – (15)-1 QDX
= 14,473 – 0,0067 QDX
• Dengan demikian, untuk setiap fungsi permintaan QDX = f
(PX) , dapat diturunkan fungsi permintaan invers PX = f -1
(QDX) , dan selanjutnya skedul permintaan atau kurva
permintaan dapat dibuatkan berdasarkan fungsi
permintaan atau fungsi permintaan invers itu.
ANALISIS PERUBAHAN
FUNGSI PERMINTAAN
DALAM MANAJEMEN
BISNIS TOTAL
• Berdasarkan konsep ekonomi manajerial, apabila salah satu variabel penentu
permintaan (variabel di luar harga produk) dalam fungsi permintaan berubah
nilanya, maka akan menghasilkan fungsi permintaan baru dan hal ini berakibat
kurva permintaan semula Do secara keseluruhan akan bergeser ke lokasi
baru.
• Perpindahan atau pergeseran kurva permintaan Do ke lokasi yang baru ini
ditandai dengan adanya perubahan permintaan di pasar, sehingga apabila
pengaruh dari perubahan variabel penentu permintaan itu lebih besar dari
pada pengaruh perubahan harga produk, maka dapat saja terjadi bahwa
seolah-olah kenaikan harga produk diikuti dengan kenaikan permintaan
terhadap produk itu.
• Dalam konteks ini, hukum permintaan tetap berlaku, bahwa kenaikan
harga produk akan menurunkan kuantitas permintaan, namun penurunan
kuantitas permintaan akibat kenaikan harga itu diikuti pula oleh pengaruh
peningkatan permintaan kuantitas produk yang lebih besar sebagai akibat
pengaruh perubahan nilai dari variabel penentu permintaan yang
berhubungan positif dengan variabel kuantitas permintaan itu (sebagai
misal pengaruh peningkatan pengeluaran iklan).
CONTOH KASUS
Analisis penawaran sewa ruang pusat perbelanjaan di Jakarta dan sekitarnya pada
tahun 1996, diperoleh fungsi penawaran :
Qsx = 325 + 7 Px -0,25 Pi – 8 Pr + 5 Nf
dimana :
Qsx = kuantitas penawaran sewa ruang pusat perbelanjaan diukur dalam satuan ribu
m²
Px = harga sewa ruang pusat perbelanjaan diukur dalam satuan USS/m²/bulan
Pi = harga input (biaya) pembangunan ruang pusat perbelanjaan diukur dalam satuan
USS/m²
Pr = harga sewa ruang perkantoran, diukur dalam satuan USS/m²/bulan
Nf = banyaknya pengembang yang menawarkan sewa ruang pusat perbelanjaan diukur
dalam satuan unit peusahaan
• Misalkan :
rata-rata harga sewa ruang pusat perbelanjaan = US$ 75/m²/bulan
rata-rata biaya pembangunan (harga input) ruang pusat perbelanjaan =
US$ 500/m²
rata-rata harga ruang sewa perkantoran = US$ 25/m²/bulan
jumlah pengembang yang menawarkan sewa ruang pusat perbelanjaan
= 20 perusahaan
• Lalu turunkan fungsi penawaran sewa ruang pusat perbelanjaan :
Qsx = 325 + 7 Px - 0,25 Pi - 8 Pr + 5 Nf
= 325 + 7 Px -0,25 (500) – 8 (25) + 5 (20)
= 100 + 7 Px
Berdasarkan hal di atas dapat dilakukan analisis penawaran produk
dengan berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar.
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa didapatkan turunan fungsi
permintaan invers sewa ruang pusat perbelanjaan :
Px = -(100/7) + (7)ˉᶦ Qsx
= - 14,2857 + 0,1429 Qsx
misalnya, apabila pengembang pusat perbelanjaan di jakarta dan
sekitarnya ingin memasuki pasar sewa ruang pusat perbelanjaan itu
dengan menetapkan harga sewa sebesar US$ US$ 75/m²/bulan
(mengikuti harga rata rata industri) kuantitas harga yang bersesuaian
dengan harga ini dapat ditentukan dengan fungsi penawaran sbb :
Qsx = 100 + 7Px
= 100 + 7(75)
= 625
Hal ini berarti pada tingkat harga sewa ruang pusat perbelanjaan
sebesar US$ 75/m²/bulan ( ini disebut harga penawaran ), pengembang
perlu menawarkan atau memasok ruang pusat perbelanjaan seluas
625.000 m². Dan harga sewa minimum dari ruang pusat perbelanjaan
sebesar US$ 75/m²/bulan akan mendorong produsen (pengembang)
untuk memasok ruang pusat perbelanjaan sebesar 625.000 m²
berdasarkan konsep ekonomi manajerial kita boleh menyatakan bahwa
apabila fungsi penawaran Qsx = f (Px), telah diturunkan dari fungsi
penawaran umum Qsx = f (Px, Pi, Pr, Pe, T, Nf, O) dengan jalan
membuat variabel penentu penawaran konstan maka perubahaan
dalam kuantitas produk yang ditawarkan (ΔQsx) hanya dapat
disebabkan oleh perubahan dalam harga produk itu (ΔPx).
ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI
PENAWARAN DALAM MANAJEMEN
BISNIS TOTAL
Berdasarkan konsep ekonomi manajerial, apabila salah satu variabel penentu
penawaran (variabel di luar harga pokok) dalam fungsi penawaran baru dan hal
ini berakibat kurva penawaran semula S0 secara keseluruhan akan bergeser ke
lokasi yang baru.
Untuk menjelaskan konsep perubahan fungsi penawaran ini secara lebih jelas,
perhatikan hal berikut :
1. Pengaruh kenaikan harga input (biaya pembangunan) ruang pusat
perbelanjaan (mal) pada tahun 1997 sebesar US$250/m2 (dari US$500/m2
th 1996 menjadi US$ 750/m2 th 1997) terhadap perubahan fungsi
penawaran sewa ruang pusat perbelanjaan
2. Pengaruh penurunan harga input ruang pusat perbelanjaan pada th 1997
karena faktor peningkatan efisiensi dalam proses pembangunan dll sebesar
US$250/m2 (dari semula US$ 500/m2 th 1996 menjadi US$250/m2 th
1997) terhadap perubahan fungsi penawaran sewa ruang pusat perbelanjaan.
Fungsi penawaran sewa ruang pusat perbelanjaan di jakarta dan sekitarnya pad
tahun 1996 :
QSX = 325 + 7 PX – 0,25 Pi – 8 Pr + 5Nf
= 325 + 7 PX – 0,25(500) – 8(25) + 5 (20)
= 100 + 7 Px
Fungsi penawaran sewa ruang pusat perbelanjaan di jakarta dan sekitarnya th
1997 :
QSX = 325 + 7 Px – 0,25 Pi – 8 Pr + 5 Nf
= 325 + 7 Px – 0,25(750) – 8 (25) + 5 (20)
= 37,5 + 7 Px
Jika ingin mengetahui berapa pengaruh sesungguhnya dari perubahan nilai variabel-
variabel harga sewa ruang pusat perbelanjaan (∆Px) dan harga input (∆Pi) terhadap
perubahan kuantitas penawaran sewa ruang pusat perbelanjaan pada tahun 1997,
maka hal yang dapat dilakukan :
1. Analisis perubahan harga sewa ruang pusat perbelanjaan pada tahun 1996.
∆Qsx = 0 + 7 ∆Px – 0,25 ∆Pi = 0 + 7 (80 – 75) – 0,25 (0) = 35
dengan demikian pengaruh sesungguhnya dari kenaikan harga sewa ruang pusat
perbelanjaan sebesar US$5/m2/bulan th 1997 telah meningkatkan kuantitas
penawaran sewa ruang pusat perbelanaan pd tahun 1997 sebesar 35.000 m2
2. Analisis perubahan biaya pembangunan ruang pusat perbelanjaan pada tahun 1997.
∆Qsx = 0 + 7 ∆Px – 0,25 ∆Pi = 0 + 7(75 – 75) – 0,25 (750 – 500) = -62,5
dengan demikian pengaruh sesungguhnya dari kenaikan harga input yang
diperhitungkan dalam biaya pembangunan ruang pusat perbelanjaan pd th 1997
telah menurunkan kuantitas penawaran sewa ruang pusat perbelanjaan th 1997
sebesar 62.500 m2
3. Berdasarkan hasil analisis pada nomor 1 dan 2 di atas dapat diketahui akibat
dari perubahan kedua variabel harga sewa ruang dan harga input yang
diperhitungkan kedalam biaya pembangunan ruang pusat perbelanjaan adalah
sebesar 35.000 – 62.500 = -27.500 m2. sehingga secara total pada th 1997
terjadi penurunan penawaran (pemasokan) sewa ruang pusat perbelanjaan
sebesar 27.500m2
ANALISIS
KESEIMBANGAN PASAR