Anda di halaman 1dari 118

I.

KONSEP DASAR TEORI PERMINTAAN


DAN PENAWARAN
A. KONSEP DASAR TEORI PERMINTAAN
1. PERMINTAAN SESUATU BARANG:
Dalam ekonomi manajerial, permintaan (demand) dapat
didefinisikan sbb:
Sebagai kuantitas barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh
konsumen selama periode waktu tertentu berdasarkan kondisi-
kondisi tertentu.

- Periode waktu dapat berupa : satuan jam, hari, minggu, bulan,


tahun atau periode lainnya.
- Kondisi-kondisi tertentu adalah:
Berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan terhadap barang dan jasa.
2.HUKUM PERMINTAAN / THE FIRSTLAW OF DEMAND

Bunyinya : Ceteris paribus, jumlah barang yang diminta


bergerak bertentangan dengan tingkat harga.
Maksudnya : Jika harga naik (P), jumlah barang yang
diminta turun (Qd). Sebaliknya : jika harga
turun (P) jumlah barang yang diminta naik (Qd).

Hukum ini terpenuhi jika syarat permintaan terpenuhi (asumsi: ceteris


paribus artinya lain-lain hal tetap).
Syarat dimaksud: (Harga produk, pendapatan konsumen, harga produk lain
yang berkaitan, ekspektasi pendapatan konsumen di masa datang, ekspektasi
ketersediaan produk di masa datang, ekspektasi harga produk di masa
mendatang, selera konsumen, banyak konsumen potensial, pengeluaran
iklan, atribut produk) dianggap tetap/tidak berubah.
3. FUNGSI PERMINTAAN
Pada dasarnya permintaan suatu barang atau jasa (Pdx) dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain:

a. Harga dari barang atau jasa itu (the price of good X = Px).
b. Pendapatan konsumen (The consumers income = I)
c. Harga dari barang-barang atau jasa yang berkaitan (The price of related goods or services =
PR)
d. Ekspektasi konsumen yang berkaitan dengan: harga barang atau jasa, tingkat pendapatan,
dan ketersediaan dari barang atau jasa itu di masa mendatang (consumer expectation with
respect to future price levels, Pe, Income levels, Ie, an product availability, PAe)
e. Selera konsumen (The taste of consumers = T)
T diukur dalam indeks skala ordinal 1 5 atau 1 10, (skala ordinal antara sangat tidak suka
sampai dengan sangat suka).
f. Banyaknya konsumen potensial (The number of potensial consumers = N)
g. Pengeluaran iklan (Advertising expenditure = A)
h. Atribut dari produk itu (Features or atributes of the product = F)
i. Faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan permintaan terhadap produk X (other
demand related factors specific to product x = 0)
Dalam bentuk model matematika, konsep permintaan
untuk suatu barang atau jasa, dinotasikan sbb:

QDX = f (Px, I, PR, Pe, Ie, PAe, T, N, A, F, o)

Secara konseptual untuk keperluan analisis permintaan produk,


biasanya variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan
suatu produk dibagi dalam dua kelompok utama yaitu:

1. Variabel harga jual dari produk X itu (Px)


2. Semua variabel lain di luar variabel harga jual produk itu
(I, Pr, Pe, Ie, PAe, T, N, A, F, O), yang dikategorikan sebagai
variabel penentu permintaan (Demand determinants).
4.DAFTAR PERMINTAAN/SKEDUL PERMINTAAN (DEMAND
SCHEDULE)
Analisis permintaan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel, disebut skedul
permintaan/daftar permintaan/demand schedule. Sedangkan apabila
ditunjukkan dalam bentuk grafik, analisis ini disebut kurva
permintaan/demand curve.

Definisi Skedulk Permintaan:


Sebagai suatu tabel yang menunjukkan daftar berbagai kemungkinan harga
produk yang bersesuaian dengan kuantitas permintaan produk itu.
Misal:
Skedul permintaan untuk fungsi permintaan daging sapi di pasar Surabaya
2002 : QD = 300 - 2P. Ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
5. KURVA PERMINTAAN (DEMAND CURVE)

Mangamati skedul permintaan daging sapi tersebut


di atas, dapatlah kita gambarkan sebuah garis
permintaan atau kurva permintaan/Demand
Curve untuk fungsi permintaan : QD = 300 2P.
6. PERUBAHAN FUNGSI PERMINTAAN
Berdasarkan konsep ekonomi manajerial, apabila salah satu variabel penentu permintaan
berubah nilainya, maka akan menghasilkan fungsi permintaan baru dan hal ini berakibat
kurva permintaan akan bergeser (Shift of the curve ).
Apabila permintaan meningkat, maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan atas (dari
Do menjadi D1), apabila permintaan menurun, maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri
bawah (Dari Do menjadi D2).

Ciri khas Shift of the curve:


Ptetap QD
Qtetap P
7. PERMINTAAN INDIVIDUAL DAN PERMINTAAN PASAR

- Permintaan Individual
Adalah permintaan masing-masing individu
yang ada di pasar. Permintaan individual diberi
lambang (d).
- Permintaan pasar
Adalah penjumlahan seluruh permintaan
individu yang ada di pasar. Permintaan pasar
biasanya diberi lambang (D).
8. PENGARUH PERUBAHAN VARIABEL PENENTU PERMINTAAN TERHADAP
PERUBAHAN KUANTITAS PERMINTAAN PRODUK
B. KONSEP TEORI PENAWARAN

1. Penawaran Sesuatu Barang:


Dalam ekonomi, penawaran (supply) dapat didefinisikan sbb:
Sebagai kuantitas barang dan/atau jasa yang ditawarkan untuk dijual di
pasar, yang secara umum sangat tergantung pada sejumlah besar variabel.

2. Hukum Penawaran
Bunyinya : Ceteris paribus, jumlah barang/jasa yang
ditawarkan bergerak searah dengan tingkat harga.
Maksudnya : Jika harga naik (P), jumlah barang/jasa yang ditawarkan
naik (Q) sebaliknya jika harga
turun (P), jumlah barang/jasa yang ditawarkan turun
(Qs)
Hukum ini terpenuhi jika syarat penawaran terpenuhi (asumsi Ceteris
Paribus artinya lain-lain hal tidak berubah/tetap).
3. FUNGSI PENAWARAN
Pada dasarnya fungsi penawaran suatu produk, dapat dinyatakan dalam bentuk
hubungan antara kuantitas kuantitas penawaran (QsX) dan sekumpulan variabel
spesifik yang mempengaruhi penawaran dari produk itu (Px, Pi, Pr, T, Pe, Nf, O).
Dalam bentuk model matematik, konsep penawaran suatu produk X, denotasikan sbb:
Qsx = f (Px, Pi, Pr, T, Pe, Nf, O)
Bentuk hubungan variabel-variabel dalam fungsi penawaran dengan kuantitas
penawaran produk pada waktu tertentu.
Secara konseptual untuk keperluan analisis penawaran produk, biasanya
variabel-variabel yang mempengaruhi penawaran suatu produk dibagi ke
dalam dua kelompok utama, yaitu:
1. Variabel harga jual dari produk X itu (Px)
2. Semua variabel lain di luar variabel harga jual dari produk X itu (Pi, Pr, T, Pe,
Nf, O), yang dikatagorikan sebagai variabel penentu penawaran (Supply
determinants).
Dengan demikian fungsi penawaran dapat didefinisikan sebagai suatu tabel,
grafik atau persamaan matematik yang menunjukkan bagaimana hubungan
antara kuantitas penawaran produk dan harga jual dari produk itu, sementara
variabel-variabel lain yang dikategorikan sebagai variabel penentu penawaran
(Pi, Pr, Pe, Nf, O) dibuat konstan (Ceteris Paribus).
Sehingga fungsi penawaran yang dipergunakan dalam analisis penawaran,
dapat dinyatakan secara umum dalam model matematika sbb:

QSX = f (Px)
4. DAFTAR PENAWARAN / SKEDUL PENAWARAN (SCHELY SCHEDULE)
Analis penawaran ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel,
disebut supply schedule/skedule penawaran/daftar penawaran.
Sedangkan apabila ditunjukkan dalam bentuk grafik, analisis ini
disebut kurva penawaran/Supply curve.
Definisi skedul penawaran:
Sebagai suatu tabel yang menunjukkan daftar kemungkinan harga
produk yang bersesuaian dengan kuantitas penawaran produk itu.
Misal:
Skedul penawaran untuk fungsi penawaran.
Fungsi Penawaran daging sapi di Surabaya 2002
QSX = 200 + 5 Px.
5. KURVA PENAWARAN (SUPPLY CURVE)
6. PERUBAHAN FUNGSI PENAWARAN
Berdasarkan konsep ekonomi manajerial, apabila salah satu variabel penentu
penawaran (vab. di luar harga produk /Px), dalam fungsi penawaran berubah
nilainya, maka akan menghasilkan fungsi penawaran baru dan hal ini berakibat
kurva penawaran bergeser (shift of the supply curve) dari semula S0 secara
keseluruhan bergeser ke lokasi baru.
Perubahan dalam fungsi penawaran ini menyebabakan perubahan kuantitas yang
ditawarkan pada setiap harga produk yang ditetapkan.
Kurva penawaran bergeser dari S0 ke S1 atau bergeser ke kanan bawah, ini berarti
terjadi peningkatan penawaran / penawaran meningkat.
Kurva penawaran bergeser dari S0 ke S2 atau bergeser ke kiri atas, ini berarti terjadi
penurunan penawaran / penawaran menurun.
Ciri khas Shift of The Curve : Ptetap Qs
Qtetap P
7. PENGARUH PERUBAHAN VARIABEL PENENTU PENAWARAN TERHADAP
PERUBAHAN KUANTITAS PENAWARAN PRODUK
C. KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM)

DEFINISI KESEIMBANGAN PASAR:


Sebagai suatu situasi dimana pada tingkat harga yang terbentuk itu konsumen dapat
membeli kuantitas produk yang diinginkannya dan produsen dapat menjual kuantitas
produk yang diinginkannya.
Harga yang terbentuk itu berada pada kondisi kuantitas permintaan sama dengan
kuantitas penawaran (QDX = QSX).
Harga yang terbentuk pada kondisi keseimbangan pasar disebut Harga Keseimbangan
(Equilibrium Price), sedangkan kuantitas produk pada kondisi keseimbangan pasar
disebut Kuantitas keseimbangan (Equilibrium Quantity).
Contoh :
Fungsi permintaan dari produk TV berwarna (24 inchi) merk X adalah QDX =
3000-75 Px. Sedangkan fungsi penawaran dari produk TV berwarna (24 inchi)
Merk X tersebut adalah : QSX = 1000 + 25 Px dari fungsi permintaan dan
penawaran itu, dapat diturunkan skedul permintaan & penawarannya sbb:
Kurva Keseimbangan Pasar
Untuk Kasus Permintaan & Penawaran TV 24 Inc
Surabaya 2002
Analisis keseimbangan pasar melalui penyelesaian matematika sbb:
Kondisi keseimbangan:
QDX = QSX
3000 75 Px = 1000 + 25 Px
3000 1000 = 75 Px + 25 Px
2000 = 100 Px
Px = 2000 / 100 = 20
Pada Px = 20, maka
QDX = 3000 75 Px = 3000 75(20) = 1.500
QSX = 1000 + 25 Px = 1000 + 25(20) = 1.500
Harga keseimbangan adalah 20 = Rp. 2.000.000,-
Kuantitas keseimbangan adalah 1500 unit
* Perubahan keseimbangan pasar karena perubahan
permintaan
* Perubahan keseimbangan pasar karena perubahan
penawaran
Harga keseimbangan akan berubah antara lain dapat disebabkan campur tangan
pemerintah yaitu:
a. Pemerintah menetapkan harga tertinggi
b. Pemerintah memberikan subsidi
c. Pemerintah membebani pajak penjualan
ad. a. Pemerintah menetapkan harga tertinggi
Jika pemerintah menganggap harga terlalu tinggi, maka ia menetapkan suatu
peraturan tentang harga penjualan berdasarkan undang-undang.
Pada gambar di bawah ini terlihat pemerintah menetapkan harga resmi (legal price)
sebesar P1.
ad.b. Pemerintah Memberikan Subsidi
Subsidi tidak akn merubah permintaan, tetapi pengaruh subsidi terhadap penawaran adalah akan
shift of the supply curve (pergeseran kurva penawaran).
Kurva penawran akan bergerak ke bawah sejauh besarnya subsidi (kebalikan dari pada jika
dikenakan pajak). Bergeraknya kurva ke bawah (dari SS ke SS) dan fungsi permintaan tetap maka
harga akan turun dan selanjutnya jumlah yang dibeli akan bertambah.
Misalnya:
fd P = 20 2 x
fs P = 5 + x
Pemerintah memberikan subsidi Rp. 3,- per unit. Dari data di atas, kita dapat menghitung berapa
unit barang yang diperdagangkan sebelum dibeli subsidi dan dapat pula menentukan harga per
unit sebelum diberi subsidi sebagai berikut:
D=S sesudah diberi subsidi, sbb : D = S
20 2x = 5 + x 20 2x = 5 + x - 3
20 5 = 2x + x 20 5 + = 3x
15 = 3x 18 = 3x
X = 15/3 x = 18 / 3
x =5 x=6

fd P = 20 2x fd P = 20 2x
P = 20 2 (5) P = 20 2 (6)
P = 10 P = 20 12 = 8
ad. c. Pemerintah Membebani Pajak Penjualan (SaleTax)
Sebelum pajak :
D=S
20 X = 4 + X
X = 16
fd P = 20 X
P = 20 X 16
P=8
Sesudah pajak :
D=S
20 X = 4 + X + 1
X = 15
f.d. P = 20 X
P = 20 (15)
P = 20 45/4
P = 8,75
II. KONSEP DASAR PERHITUNGAN ELASTISITAS

Elastisitas adalah mengukur persentase perubahan nilai variabel tak bebas,


sebagai akibat perubahan satu persen (1 %) dalam nilai dari variabel bebas
tertentu (ceteris paribus = dengan nilai dari variabel variabel bebas yang lain
dianggap konstan).
Jadi dalam ekonomi manajerial dapatlah dihitung elastisitas permintaan yang
diturunkan dari fungsi permintaan; elastisitas yang diturunkan dari fungsi
penawaran; produksi yang diturunkan dari fungsi produksi; elastisitas biaya
yang diturunkan dari fungsi investasi dsbnya.
Dengan demikian konsep dalam ekonomi adalah bersifat umum, yang
mengukur sensitivitas dari variabel tak bebas terhadap perubahan variabel
variabel bebas tertentu dalam fungsi itu.
* KONSEP DASAR TENTANG ELASTISITAS PERMINTAAN

Elastisitas permintaan sangat penting dalam pembuatan


keputusan manajerial, karena besaran ini sensitivitas dari
permintaan konsumen terhadap perubahan salah satu faktor
yang mempengaruhinya.
Ada beberapa konsep elastisitas yang berhubungan dengan
permintaan:
A. Elastisitas harga/Price elasticity of demand
B. Elastisitas pendapatan/Income elasticity of demand
C. Elastisitas harg silang/Cross elasticity of demand
Ad.A Price Elasticty of Demand
Adalah perubahn relatif jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan harga DPL
persentasi perubahan jumlah barang yang diminta sebgai akibat adanya perubahan variabel harga barang
yang bersangkutan sebsar 1%.
DPL perbandingan persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentasi.

ad.B Income Elasticity of Demand


Adalah persentasi perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan variabel
pendapatan sebesar 1%.

ad.C. Cross Elasticity of Demand


Adalah persentasi perubahan barang X yang diminta sebagai akibat adanya perubahan variabel harga
barang Y sebesar 1%.

(Tergantung sifat barang : substitusi, komplementer)


* Nilai elastisitas silang barang substitusi adalah positif (+)
* Nilai elastisitas silang barang komplementer adalah negatif (-)
*PENGUKURAN KOEFISIEN ELASTISITAS HARGA BISA
DIBEDAKAN 3 CARA.

1. Elastisitas pada seluruh kurve


2. Elastisitas pada satu titik (point elasticity)
3. Elastisitas pada dua titik/elastisitas busur)
1. Permintaan Elastis sempurna

2. Permintaan Elastis Relatif


3. Permintaan unitary elastis

4. Permintaan inelastis relatif


5. Permintaan In elastis sempurna
ad. 2 Elastisitas satu titik
ad.3 Elastisitas Dua Titik (Elastisitas Busur
Elastisitas ini bisa dipakai pada perubahan harga yang berarti (Besar)

Menurut Stigler
Jika elastisitas harga ini bertanda (-), ini artinya bahwa arah perubahan
harga berlwanan dengan arah perubahan jumlah yang diminta.
Koefisien elastisitas cenderung tinggi (e > 1)
1. Harga barang relatif tinggi
2. Barang penggnti baik dan banyak sekali
3. Barang tersebut dapat digunakan untuk berbagai
tujuan

Koefisien elastisits cenderung rendah (e < 1)


1. Harga barang relatif rendah
2. Barang tersebut komplementer dengan barang lain
(digunakan bersama-sama dengan barang lain)
3. Barang tersebut prmer dan tidak ada barang
pengganti.
HUBUNGAN ELASTISITAS PERMINTAAN DENGAN PENERIMAAN TOTAL
(TOTAL RVENUE/TR) & PENERIMAAN MARJINAL (MR)

Dalam ekonomi manajerial, penerimaan total didefinisikan sebagai total uang


yang dibayarkan kepada produsen untuk suatu produk dan dihitung sebagai
perkalian antara: hrga produk (P) dan kuantitas produk yang diminta (Q) serta
dinotasikan sebagai TR (Total Revenue)
Dengan demikian prhitungan TR menggunakan formula:
TR = P x Q

Sedangkan penerimaan (Marginal Revenue/MR) didefinisikan sebagai


penambahan penerimaan total yang disebabkan oleh penambahan penjualan
satu unit output secara matmatika dinotasikan sebagai:

Untuk menjelaskan konsep prhitungan TR dan MR serta hubungannya dengan


elastisitas permintan dapat dilihat gambar di bawah ini:
HUBUNGAN ELASTISITAS PERMINTAAN DENGAN PENERIMAAN TOTAL (TOTAL RVENUE/TR) & PENERIMAAN
MARJINAL (MR)
III. KONSEP DASAR PERILAKU KONSUMEN

Teori tingkah laku konsumen menjelaskan bahwa mengapa


garis permintaan (DD) menurun dari kiri atas ke kanan
bawah. Dpl. kurva permintaan berlereng negatif atau sesuai dengan
bunyi hukum permintaan, dimana jumlah barang yang diminta bergerak
bertentangan dengan harga. Maksudnya: konsumen mengurangi
jumlah barang yang diminta kalau harganya naik atau sebaliknya:
menambah jumlah barang yang diminta kalau harganya turun.

Tingkah laku konsumen tersebut di atas dapat dijelaskan melalui


pendekatan:
1. Pendekatan utilitas atau teori utiliti kardinal atau teori neoklasik.
2. Pendekatan kurva indifferensi atau teori utiliti ordinal.
Ad1. Pendekatan Utilitas

Asumsi teori ini:


- Utiliti dapat diukur dengan uang
- Hukum gosen tetap berlaku
- Konsumen selalu ingin mencapai kepuasan total yang maksimum

Pengertian Utiliti yaitu:


a. Utiliti total (TU/Total Utility)
Jumlah keseluruhan utiliti yang diperoleh dari mengkonsumsi berbagai
jumlah barang X.
b. Utiliti Marjinal (MU/Marginal Utility)
Perubahan (naik turun) pada utiliti total akibat bertambahnya
(pertambahan) satu unit barang X yang dikonsumsi.
c. Utiliti Rata-rata (AU/Average Utility)
Utiliti total dibagi dengan jumlah barang yang dikonsumsi
Contoh:
Ani adalah penggemar Bakso. Informasi yang diberikan setelah dia makan
bakso, adalah sbb:
* Consumers equilibrium/ekuilibrium konsumen
Pada dasarnya konsumen berhadapan dengan beberapa macam
barang yang dibeli,maka posisi ekuilibrium konsumen
adalah :

Syarat ini tercapai jika konsumen mempunyai uang yang cukup untuk
dibelanjakan bagi setiap barang sampai MU
setiap barang = haga masing-masing barang
Tetapi jika konsumen mempunyai uang tertentu yang tidak cukup untuk
membeli berbagai barang sampai tingkat MU = P untuk setiap barang,
maka bisa dibuktikan bahwa dengan uang yang terbatas posisi
ekuilibrium konsumen adalah :
Consumers equilibrium pada pendekatan Marginal
Utility (MU)

A MU = P
MU = P
E1
P1
E C
P
D
P
0 Q1 Q4 Q2 Q3
MU
Tingkah laku konsumen dapat pula dibuktikan sbb:
Dengan mengalokasikan anggaran yang tertentu bagaimana caranya
seorang konsumen mengambil keputusan dalam menentukan
kombinasi barang yang akan dibelinya.
Contoh:
Tabel di bawah ini memberikan informasi tentang utiliti konsumsi A
terhadap barang X dan barang Y.
Barang X TUx MUx Barang Y TUy MUy
0 0 0 0 0 0

1 50 50 1 30 30

2 85 35 2 58 28

3 119 34 3 84 26

4 151 32 4 108 24

5 177 26 5 130 22

6 197 20 6 150 20

7 209 12 7 166 16

8 213 4 8 176 10
Misal: Pendapatan Si A = Rp. 15,-
Px/Unit = Rp. 2,- ; Py/Unit = Rp. 1,-
Dengan mengikut sertakan harga-harga barang, maka kondisi MUx =
MUy perlu disempurnakan menjadi:
MUx per unit Rp. = MUy perunit Rp.
MUx MUy

Atau Px Py

Kesamaan antara kedua MU per unit inilah yang disebut dengan:


Prinsip Ekuimarjinal Utiliti
Atau hukum Gossen II.
MUx MUy

Px Py
Kombinasi yang dimaksudkan di atas adalah:
Kombinasi:
MUx MUy
a) (4,7) =
Px Py

MUx MUy
b) (6,8) =
Px Py
20 10

2 1

Sesuai dengan teori permintaan, semua pendapatan harus habis dibelanjakan,


Maka: I = xPx + yPy

Maka kombinasi yang memenuhi syarat adalah :


(4,7) 15 = (4 x 2) + (7 x 1)
15 = 8 + 7
Sedangkan : (6,8) 15 (6 x 2) + (8 x 1)
Dari kedua kombinasi : (4,7) dan (2,8), dapat disusun daftar permintaan sbb:
Px Qx
2 4
3,5 2
Jika daftar tersebut diterjemahkan ke dalam grafis, maka akan diperoleh grafik
permintaan individu yang dicari, yaitu:
P

D
4

2
Dx
1

Qx
0 1 2 3 4

Jadi dengan pendekatan teori neoklasik kurve permintaan individu dari kiri atas ke
kanan bawah terbukti.
Ad2. Pendekatan Kurva Indifferensi

Asumsi:
- Konsumen mendapat kepuasan lewat barang-barang yang dikonsumsinya.
- Konsumen akan mencari kepuasan maksimum dengan tunduk kepada
kendala anggaran (Budget) yang ada.
- Konsumen mempunyai suatu skala preferensi akan barang-barang
konsumsi (mis. X dan Y) yang dapat dinyatakan dalam bentuk indifference
map.
- Marginal rate of substitution (MRS) menurun untuk suatu tingkat utilitas
tertentu.
Y

Indifference
Curve

X
0

Indifference MAP/peta indifferensi


Y

A C
I3

I2
B
I1

X
0

* A dan B mempunyai tingkat kepuasan yang sama karena terletak pada kurve indifferensi yang
sama.
* Tingkat kepuasan yang dicapai pada titik D lebih tinggi dari A & B.
* Tingkat kepuasan yang dicapai titik C, lebih rendah daripada titik D.
Ciri-ciri kurva indifferensi

1.Turun dari kiri ke kanan


2.Cembung ke arah origin
3.Tidak saling memotong
Garis Anggaran (Budget Line)

R M = xPx + yPy

0 L
Pergeseran Garis Anggaran
Garis anggaran bergeser jika
1. Anggaran berubah (naik/turun)
2. Harga berubah untuk satu macam barang atau harga kedua macam barang yang
berubah
Ro Lo ke R1 L1
Consumers Equilibrium
Terletak pada persinggungan budgetline dengan indifference curve.
Bila terjadi perubahan pada budgetline, maka consumers equilibrim juga akan
berubah.
Y

R
I3

I2
I1

X
0 L

RL menyinggung indifference 2 (I2) pada titik E.


Titik E adalah consumers equilibrium.
Y

PERUBAHAN CONSUMERS EQUILIBRIUM


R2
Perubahan C, E ini disebabkan
perubahan income R1
E2
I3
I2
Income terus meningkat, Px & Py tetap. R0 E1
I1
Eo
Eo ke E1 ke E2
Enggel curve adalah suatu kurva 0 Xo X1 X2 L0 L1 L2
X

yang mencerminkan besarnya konsumsi


barang X pada berbagai tingkat income. INCOME

ENGEL CURVE

I2

I1

I0

X
0 X0 X1 X2
Y

Gambar a

R
2. Karena Perubahan Harga Price
Consumption
curve
A. Harga Satu Macam Barang Berubah, E2
E3

dan yang lain tetap. E1


I2
I3
I1 X
Mis. : Px turun, Py tetap dan income tetap. 0 L LI LII

Pengaruh perubahan harga barang X P


Gambar b
menimbulkan Price effect.
Price effect merupakan kombinasi P1

dari substitution effect dan income effect. P2

P3

Lx
X
0 X1 X2 X3
B. Harga kedua macam barang berubah dan income tetap.
Mis. : Px turun dan Py naik. Adanya perubahan Px dan Py, agar kepuasannya tetap,
maka konsumen harus membeli barang yang relatif mahal lebih sedikit dan
membeli banyak barang yang harganya relatif lebih murah.

E
R1

I3
F I2
I1
X
0 X L X1

Pengaruh ini disebut substitution effect. Pada gambar di atas, consumers EQ


(keseimbangan konsumen) mula-mula adalah pada titik E dengan perubahan harga
harga, budget line bergeser dari RL ke RL dan menimbulkan perubahan pada
keseimbangan konsumen dari E ke F dalam indifference yang sama.
Pergeseran titik keseimbangan konsumen tanpa merubah tingkat kepuasan inilah yang
merupakan substitution effect (pada gambar ditunjukkan oleh XX1)
Substitution Effect & Income Effect
Price Effect terdiri dari substitution effect dan income effect. Keadaan ini
dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini>

K
E
E1
F
I2
I1
X
0 A B L C M L1

Price Effect = Substitution Effect + Income Effect


AC = AB + BC
IV. KONSEP DASAR ANALISIS PRODUKSI

A. Produksi dengan Satu Input Variable


Produksi total, rata-rata dan marginal.
Proses produksi yang menggunakan fix. + vab. ini disebut short run production.
Dalam proses produksi ini terdapat suatu hukum yang dikenal sebagai law of
diminishing returns (hukum hasil produksi yng semakin menurun).
Bunyi hukum ini sbb:
Jika satu macam input ditambah terus menerus sedangkan input lainnya dianggap
tetap, maka tambahan output yang dihasilkan oleh setiap tambahan input tadi
mula-mula menaik kemudian menurun. Maksudnya jika faktor produksi fixed
dikombinasikan dengan faktor produksi variabel yang terus menerus meningkat
jumlahnya maka perkembangan out putnya mula-mula menaik (tahap in ereasing
return) kemudian diselingi dengan tahap konstan (constant return) dan akhirnya
menurun (tahap dicreasing return)
Law of diminishing return dapat berlaku dengan anggapan bahwa:
1. Tehnik produksi tetap
2. Harus ada input (faktor produksi) yang bersifat fixed.
3. Ada kemungkinan untuk merubah kombinasi input.
Contoh : Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan output dari penggunaan
sebidang tanah (fixed input) secara intensif dengan jalan menambah variable input
(labour/tenaga kerja)
Produk TP, AP &
MP
Stage I Stage II Stage III
17 B
16
15
14
13
TP
12 A
11

10
9
8
7
6
5
4
3

2
1 APL
0 L
1 2 3 4 5 6 7 8
-1

-2
-3 MPL
Ket:
* TP adalah Total Product atau total physical product yaitu jumlah produksi
total yang dihasilkan oleh sejumlah variable input tertentu (output)
AP adalah Average Product atau Average Physical Product yaitu hasil rata-
rata per unit variable input pada berbagai penggunaan input tab

MP atau Marginal Product atau Marginal Physical Product adalah


tambahan dari Total Product jika ditambahkannya penggunaan satu
satuan unit variable
Dalam hal ini timbul pertanyaan:
1. Pada stage berapa produsen akan melakukan produksinya?
Jawab : pada stage II
2. Pada stage II itu, pada titik manakah produsen akan melakukan produksi?
Jawab : Tergantung pada comparative cost of input.
(Tergantung pada perbandingan harga kedua input)
Seperti terlihat pada gambar di atas bahwa:
- Pada stage I, AP bertambah ini berarti effisiensi labour bertambah dan bagitu pula
TP bertambah, ini berarti effisiensi land/tanah bertambah.
- Pada stage II, AP mulai menurun ini berarti effisiensi labour menurun dan TP masih
meningkat ini berarti effisiensi tanah masih terlihat.
- Pada stage III, baik labour atau land keduanya tidak effisien lagi karena MP negatif
dan TP menurun.
Kesimpulan:
Dari ketiga tingkat (stage) tersebut bahwa yang memaksimumkan effisiensi
labour terletak antara stage I dan stage II yaitu pada titik A. Sedangkan yang
memaksimumkan effisiensi tanah terletak antara stage II dan stage III yaitu
titik B.
Jadi kombinasi ekonomis terletak dalam stage II yaitu antara titik A dan titik B.
Jika kombinasi labour dan land yang dipergunakan semakin mendekati titik A,
harga labour relatif semakin rendah dibandingkan dengan harga tanah.
Tetapi jika persis pada titik A, berarti labour mempunyai harga dan land
bebas.
Demikian sebaliknya:
Jika kombinasi yang digunakan semakin mendekati titik B maka harga
land/tanah relatif semakin rendah dibandingkan dengan harga tenaga
kerja/labour.
Tetapi jika persis pada titik B, berarti labour bebas dan land mempunyai
harga.
B. Produksi dengan Dua Input Variable

Produksi dengan dua input variable kita jumpai bilamana dalam perusahaan (dalam
proses produksinya) menggunakan semua faktor produksi variable.
Karena semua faktor produksi variable, berarti kita sekarang menjelaskan dengan
analisa jangka panjang. Misalnya kita ingin memproduksi sebesar output tertentu.
Untuk hal tersebut tentunya kita menggunakan berbagai kombinasi input variable
(labour/tenaga kerja dan capital/kapital).
Suatu isoquant/isokuan menunjukkan berbagai kombinasi penggunaan tenaga kerja
(L) dan kapital (K) yang berbeda, dan mempunyai maksud agar perusahaan dapat
menghasilkan jumlah output tertentu (jumlah output yang sama).
Isoquant curve dapat digambarkan dengan tabel di bawah ini (tabel ini menyajikan
kombinasi L dan K untuk memproduksi 60 unit output (Isoquant I) dan 100 unit output
(Isoquant II)
Isoquant I titik A, B, C, D, E, dan F memberikan output = 60 unit.
Isoquant II titik P, Q, R, S, T & U memberikan output = 100 unit.
Isoquant yang lebih tinggi mencerminkan jumlah output yang lebih besar dan
Isoquant yang lebih rendah mencerminkan output yang lebih kecil.
Sifat-sifat Isoquant
Sifat-sifat Isoquant tidak berbeda dengan indifference curve seorang
konsumen yaitu:
- Menurun dari kiri ke kanan
- Cembung ke arah titik origin
- Tidak saling memotong
Isoquant curve disebut juga isoproduct curve atau Production Indifference
Curve.
Kegunaan dari Isoquant adalah untuk menentukan least cost
combination yaitu kombinasi penggunaan input untuk
menghasilkan suatu tingkat output tertentu dengan ongkos total
minimum (seorang produsen akan mencari output (TP) yang
tertinggi dengan jalan mengalokasikan pengeluarannya
sedemikian rupa, sehingga :
MPPA MPPB

Pr ice A Pr ice B
Contoh:

Jumlah unit input A MPPA Jumlah unit input B MPPB


4 9 6 5
5 8 7 4
6 7 8 3
7 5 9 2

Harga masing-masing input: Rp. 1,- pe unit


Uang yang tersedia untui input tersebut = Rp. 13,-
Least cost combination tercapai:
MPPA MPPB

Pr ice A Pr ice B
MPPA MPPB
1

1
MPPA = MPPB

* I = APA + BPB
13 = 7 (1) + 6 (1)
Least cost combination tercapai jika penggunaan 7 stuan input A dan 6
satuan input B.
Producers Equilibrium/Keseimbangan Produsen
Keseimbangan produsen ditentukan oleh titik singgung antara isocost dengan isoquant yang
tertinggi. dpl dapat memaksimumkan outputnya dengan pengeluaran total tertentu.
Pada gambar di bawah ini, keseimbangan produsen terletak pada titik E. Pada titik ini slope dari
pada isoquant (= MRTSLK) persis sama dengan slope isocost
PL

PK
Cara mencari producers equilibrium tidak berbeda dengan mencari equilibrium dalam teori
konsumen (consumers equilibrium).
K

10

6
E (5,5)

4 II 100 unit

2 I 60 unit

0 L
2 4 6 8 10 12
MP
Karena titik keseimbangan MRTSLK = MPL (ini bisa dibuktikan)
K
Misal : MPK = 1 dan MPL 2
MRTSLK = 2
1
=2
Ini berarti bahwa perusahaan dapat melepaskan 2 satuan K dan menggantikannya
dengan tambahan satu satuan L dan masih tetap berproduksi pada tingkat output
yang sama.
Oleh karena MRTSLK = MP maka producers equilibrium dapat ditulis sbb:
L

MPK
Exponsion Path/Jalur Ekspansi

th
Pa
n
sio
an
p
Ex

F
E
D

Jika total out lay meningkat, sedangkan PL dan PK konstan, maka isokos perusahaan
akan bergeser ke atas menyinggung isokuan yang lebih tinggi (titik F). Jika To menurun,
PL dan PK konstan maka isokos bergeser ke bawah menyinggung isokuan yang lebih
rendah (titik D).
Dengan menghubungkan titik-titik keseimbangan produsen ini (D, E dan F), kita
dapatkan jalur ekspansi perusahaan tersebut.
Cobb Donglass Production Function
Q = AL K
Ket : = output elasticity terhadap labour
= output elasticity terhadap kapital
A, , = konstan
A = sembarang angka; L = Labour, K = kapital

Return to Scale (RTS)


Jika + > 1 % Q > % input Increasing RTS.
+ = 1 % Q = % input constant RTS.
+ < 1 % Q < % input descreasing RTS
Misal diketahui : Q = K0,2 L0,7
Maksud 0,2 pada fungsi di atas adalah jika K berubah 1% maka Q akan berubah 0,2%. Maksud 0,7
pada fungsi di atas adalah jika L berubah 1% maka Q akan berubah 0,7 x 1% = 0,7%.
Jadi jika K dan L berubah masing-masing 1%, maka Q berubah 0,9% atau dpl jika K dan L naik
masing-masing 1%, maka Q naik 0,9%.
Berdasarkan fungsi di atas, perubahannya mengalami decreasing RTS karena
0,2 + 0,7 = 0,9 (0,9 <1).
V. KONSEP DASAR ANALISIS BIAYA

A. Konsep Dasar Biaya Produksi Jangka Pendek (Short Run Production Cost)
Dalam ekonomi manajerial, biaya mencerminkan efisiensi sistem produksi, sehingga
konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, tetapi apabila pada konsep
produksi kita membicarakan penggunaan input secara fisik dalam menghasilkan
output produksi, maka dalam konsep biaya kita menghitung penggunaan input itu
dalam nilai ekonomi yang disebut biaya.
Sesuai dengan konsep produksi jangka pendek, dimana terdapat input tetap (fixed
inputs) dan input variabel (variable inputs), pada dasarnya biaya yang diperhitungkan
dalam produksi jangka pendek adalah biaya tetap (fixed costs) dan biaya variabel
(varible costs) yang satu sama lain terbagi menjadi tujuh:
1. Biaya tetap (fixed costs); merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk pembayaran input input tetap (fixed inputs) dalam
proses produksi jangka pendek. Penggunaan input tetap tidak
tergantung pada kuantitas output yang diproduksi. Dalam
jangka pendek, yang termasuk dalam biaya tetap adalah biaya
untuk mesin dan peralatan, upah dan gaji tetap untuk untuk
tenaga kerja atau karyawan, sewa gedung, dll.
Biaya tetap total (Total fixed costs) biasanya dinotasikan
sebagai TFC. Dengan perkataan lain, TFC adalah ongkos-
ongkos yang besarnya tidak berubah/besarnya yang dibayar
perusahaan tetap untuk setiap tingkat output. (Walaupun
outputnya tidak ada). TFC = Fixed factor X price.
2. Biaya variabel (variable costs), merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk pembayaran input-input variabel (variabble
inputs) dalam proses produksi jangka pendek.
Penggunaan input variabel tergantung pada kuantitas output
yang diproduksi, dimana semakin besar kuantitas output yang
diproduksi, pada umumnya semakin besar pula input variabel
yang digunakan. Dalam jangka pendek, yang termasuk biaya
variabel adalah : biaya atau upah tenaga kerja langsung, biaya
material, dll. Biaya variabel total (Total Variable Cost) biasanya
dinotasikan sebagai TVC D.P. lain TVC adalah ongkos-ongkos
yang besarnya mengalami perubahan kalau outputnya
berubah. TVC = Varible factor x price.
3. Biaya total (total cost) adalah penjumlahan antara biaya tetap total (total fixed cost), TFC dan
biaya variabel total (total variable cost), TVC.
TC = TFC + TVC.
4. Biaya tetap rata-rata (average fixed cost), AFC adalah biaya tetap yang dibebankan pada
setiap unit output.
TFC
AFC = TFC : output atau AFC = Q
5. Biaya variabel rata-rata (average variable cost) AVC adalah semua biaya, selain AFC, yang
dibebankan pada setiap unit output.
TVC
AVC = TVC : output atau AVC = Q
6. Biaya rata-rata (average cost) dinotasikan AC. AC atau disebut juga biaya total rata-rata
(average total cost), dinotasikan ATC. AC adalah setiap biaya produksi dari setiap unit output
yang dihasilkan. AC = AFC + AVC atau AC = TC
Q
7. Biaya marjinal (marginal cost), dinotasikan MC. MC adalah kenaikan dari TC karena
bertambahnya output satu unit atau dalam arti luas perubahan TC karena adanya perubahan
output. Karena TC = TFC + TVC sedangkan TFC tidak berubah walaupun output berubah, jadi
perubahan TC adalah perubahan TVC saja
TC TFC TVC
MC = sedangkan TFC = 0
Q Q

TC TVC
MC =
Q Q
Contoh Perhitungan Biaya-biaya
Sebuah perusahaan manufaktur industri (PT. Arjuna) yang memproduksi
produk tertentu hanya menggunakan input varibel tenaga kerja (L) dan input
mesin dianggap sebagai input tetap pada tingkat penggunaan lima mesin
perperiode waktu.
Diketahui biaya penggunaan mesin sebesar $2000 per unit mesin perperiode
waktu, sedang upah tenaga kerja diperhitungkan sebesar $500 per orang per
periode waktu. Lengkapilah tabel yang belum seelesai dibawah ini dengan
menghitung biaya-biaya relevan serta gambarkan grafiknya (kurva AFC; AVC;
AC; dan MC)
L Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC
(org) (unit) 5x2000 Lx500 TFC+TVC TFC:Q TVC:Q TC : Q TC:Q

0 0 10.000 0 10.000 - - - -

20 4.000 10.000 10.000 20.000 2,50 2,50 5 2,50

40 10.00 10.000 20.000 30.000 1,00 2,00 3 1,67


0
60 15.00 10.000 30.000 40.000 0,67 2,00 2,67 2,0
0
80 19.40 10.000 40.000 50.000 0,52 2,06 2,58 2,27
0
100 23.00 10.000 50.000 60.000 0,43 2,17 2,60 2,78
0

Ket:
- Pada AVC maka AVC > MC
- Pada AVC maka AVC < MC
- Pada AVC minimum maka AVC = MC
Gambar Kurva Biaya-biaya/ongkos-ongkos
Cost
5

MC
3 AC
AVC
2

1
AFC
Q
0 5000 10.000 15.000 20.000 25.000
* Hubungan biaya jangka pendek dengan produksi jangka
pendek

L Q (TP) AP MP TVC AVC TC MC


(org) (unit)
(TP:L) (TP:L) (L x W) TVC:TP TFC+TVC TC:TP

0 0 0 0 0 - 10.000 -
20 4.000 200 200 10.000 2,50 20.000 2,50
40 10.000 250 300 20.000 2,00 30.000 1,67

*60 *15.00 250 250 30.000 *2,00 40.000 *2,00


0

80 19.400 242,5 220 40.000 2,06 50.000 2,27

100 23.000 250 180 50.000 2,17 60.000 2,78


MP, AP
500

400
MP SMC
300 MP SMC
200
APL
AP AVC
AP AVC
MPL

100
APmaz AVCmin
0 20 40 60 80 100
L Pada saat ini:
AP = MP AVC = MC
SMC,
5 AVC APmax = MP AVCmin = MC
4

SMC
3
AVC
2

Q
0 5000 10.000 15.000 20.000 25.000
B. Konsep Dasar Biaya Produksi Jangka Panjang (Long Run Production Cost)

Dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel.
Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel
(variable cost).
Konsep biaya jangka panjang diperlukan oleh manajer untuk menentukan skala
operasi dari suatu perusahaan.
Dalam membuat keputusan jangka panjang, manajer harus mengetahui biaya produksi
minimum dalam memproduksi setiap tingkat output tertentu. Biaya jangka pendek
diturunkan dari produksi jangka pendek, sedang biaya jangka panjang diturunkan dari
jalur perluasan jangka panjang (long run expansion path). Untuk menjelaskannya,
perhatikan kasus hipotesis berikut:
Suatu perusahaan tertentu hanya menggunakan 2 jenis input yaitu input modal (K)
dan input tenaga kerja (L).
Mis: perusahaan mula-mula menggunakan kombinasi input K dan L yang optimum yaitu K = 5 dan
L = 10 untuk memproduksi output sebesar Q1 = 100 unit. Harga setiap input modal = $10 (r = $10)
per unit dan harga tenaga kerja sebesar $ 5 per unit tenaga kerja (W = $5). Dengan demikian pada
tingkat produksi Q1 = 100 unit, perusahaan pengeluaran biaya total jangka panjang (long run total
cost) dinotasikan LTC = rK + WL ($10 x 5) + ($5 x 10) = $100.
LAC dan LMC dapat dihitung. Long run average cost dan long run marginal cost pada tingkat
output 100 unit sbb:

L AC = LTC $100 = $1 per unit


Q 100

LTC $100
L MC = = ($100 0) : (100 0) = 100 = $1 per unit
Q
Selanjutnya perusahaan mengembangkan produksi, katakanlah dari Q1 = 100 unit
menjadi Q2 = 200 unit, dengan tetap mempertahankan kombinasi penggunaan input
optimum yaitu K = 6 unit dan L = 12. Apabila diasumsikan harga-harga input modal
dan tenaga kerja konstan, maka dapat ditentukan biaya total jangka panjang (LTC)
pada tingkat output 200 unit LTC = ($10)(6) + ($5)(12) = $120.
Selanjutnya biaya rata-rata jangka panjang (LAC) dan biaya marjinal jangka panjang
dapat dihitung pada tingkat output 200 unit sbb:

L AC = LTC
Q

120
200
= $0,60 per unit
$20
LMC = LTC = (120 100) : (200 100) = 150 unit = $0,20 /unit
Q
* Skedul hipotesis biaya jangka panjang dari perusahaan yang memproduksi output
dari 100 unit sampai 700 unit
Output/Q Kombinasi biaya LTC = LAC = LTC/Q LMC =
Periode (unit) minimum 10K + 5L ($/unit) LTC/Q
($) ($/unit)
L (unit) K (unit)

1 100 10 5 100 1,00 1,00

2 200 12 6 120 0,60 0,20

3 300 20 8 180 0,60 0,60

4 400 30 13 280 0,70 1

5 500 40 20 400 0,80 1,20

6 600 52 28 540 0,90 1,40

7 700 60 40 700 1,00 1,60


*Jalur Perluasan Jangka Panjang dari Perusahaan

K
20
18

15

12
Jalur Perluasan
10 jangka panjang
8
7 Q3 = 300
6
5 Q2 = 200
Q1 = 100

L
10 12 20 24 30 36 40
*Bentuk umum kurva LMC dan LAC

LMC,
LAC

LMC

LAC

Output
Q1 Q2

LMC
MC3

AC, MC SAC3
LAC
SAC2
MC1 MC2

*Kurva biaya
jangka panjang
dan kurva biaya
jangka pendek

0 Qs Q1 QM Q2 QL Output
VI. STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA

Pasar dari sutu jenis barang adalah suatu tempat dimana terdapat hubungan atau
kontak antara pembeli dan penjual sehingga terjadi suatu transaksi jual beli dan
terbentuklah harga.
Penetapan harga suatu jenis barang tergantung dari struktur pasar dimana barang
tersebut dijual belikan.
Manajer harus berada dalam manajemen bisnis total, harus mengenal pasar yang
akan dimasuki atau tempat penjualan produk-produk industri yang dihasilkan, apakah
bersifat kompetitif atau tidak kompetitif.
Dipandang dari banyaknya penjual atau produsen di pasar, ada 4 struktur pasar yaitu:
1. Persaingan sempurna (Pure or perfect competition)
2. Persaingan monopolistik (monopolistic competition)
3. Oligopoli (oligopoly)
4. Monopoli (monopoly)
Ad.1 Persaingan Sempurna

Asumsi-asumsi model persaingan sempurna


- Banyak pembeli dan penjual di pasar sehingga penjual maupun pembeli
tidak dapat mempengaruhi harga yang berlaku.
- Semua barang dan faktor produksi bersifat homogen. Tidak ada alasan bagi
pembeli untuk lebih menyukai barang yang satu dari pada barang lainnya.
- Setiap produsen dan konsumen memiliki pengetahuan yang sempurna
tentang keadaan pasar yang meliputi: perubahan-perubahan harga,
kuantitas barang, kualitas barang, dll.
- Setiap produsen maupun konsumen bebas keluar masuk pasar. Faktor
produksi bergerak sempurna dalam jangka panjang.
- Produsen mencari keuntungan maksimum
Konsumen mencari kepuasan maksimum
- Tidak ada biaya atau manfaat eksternal yang berhubungan dengan barang
barang di pasar.
Permintaan suatu barang dari seorang penguasa yang ditinjau dari pasar persaingan
Sempurna

P P

E d d
P1

S d

O Q O Q
Hubungan TR, AR & MR pada pasar persaingan sempurna (pure
competition)

d
P1

O Q
Q1 Q2
Syarat dicapainya keuntungan yang maksimum
seorang pengusaha adalah:

1. (TR TC) max


2. MR = MC
Menentukan output jangka pendek bagi seorang pengusaha yang berada
pada pasar persaingan sempurna.
Ad.2 Persaingan Monopolistik
Asumsi-asumsi model monopolistik:
- Produk dari setiap penjual agak berbeda dengan yang lain. Oleh karena itu
pembeli bisa saja lebih menyukai suatu produk ketimbang produk yang lain.
dpl produk yang dijual serupa, namun tidak homogen murni. Produl di pasar
merupakan produk diferensiasi yang dapat dibedakan berdasarkan corak,
bentuk, kemasan, penampilan, model, kualitas dll.
- Ada informasi yang sempurna tentang harga dan kuantitas.
- Ada banyak pembeli dan penjual dari suatu produk. Keputusan seorang
penjual tidak mempengaruhi perusahaan l ainnya.
- Perusahaan akan memaksimumkan keuntungan, dan konsumen akan
memaksimumkan kepuasan.
- Tidak ada biaya atau manfaat eksternal
Kurva permintaan dari persaingan monopolistik

Kurva permintaan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan yang representatif


akan berslope menurun (negatif) dan sangat elastis.
Kuantitas yang diminta berhubungan terbalik dengan harga produk tersebut.

O Q
MR

Kurva MR akan terletak dibawah kurva permintaan, dan MR < P. Hal ini terjadi
karena kurva permintaan tersebut berslope negatif, sama dengan kurva
permintaan monopolis.
Menentukan output dan harga seorang pengusaha pada pasar persaingan
Monopolistik

MC

AC
AVC
P*

O Q
Q*
MR
Ad.3 Oligopoly
* Oligopoly adalah organisasi pasar, dimana di pasar tersebut hanya ada
beberapa penjual dari sesuatu barang. Dengan demikian tindakan masing-
masing penjual akan mempengaruhi penjualpenjual lain. Dalam pasar ini
reaksi dari saingan berbeda-beda dan sulit menentukan dengan pasti bentuk
demand curvenya yang dihadapi seorang oligopolis. Jadi semua yang ada
adalah model-model yang serba berbeda/berupa model tertentu.
Model tersebut antara lain:
a. Centralized cartel a & b para oligopolis bekerja sama secara
b. Market sharing cartel terang-terangan
c. Price leadership by the low cost firm c & d kerja sama tidak
d. Price leadership by the dominant firm terang-terangan
e. Kinked demand curve model
* Asumsi-asumsi model oligopoli
- Ada sedikit penjual
Tindakan seorang penjual berpengaruh terhadap penjual
lainnya
- Produk-produk dapat distandarisasikan atau standarized
(oligopoli murni/homogen)
- Ada informasi yang sempurna tentang harga dan kuantitas.
- Ada beberapa penghalang (barriers) untuk memasuki pasar.
- Perusahaan akan memaksimumkan keuntungannya dan
konsumen akan memaksimumkan kepuasannya.
- Tidak ada biaya dan manfaat eksternal.
* Karakteristik yang paling utama dalam pasar oligopoli adalah :

1. Adanya saling ketergantungan antar perusahaan dalam pasar


2. Terdapat sejumlah kecil perusahaan yang memiliki kekuatan
pasar.
3. Terdapat hambatan bagi perusahaan baru untuk memasuki
pasar.
* Ada 4 jenis struktur pasar oligopolistik:

1. Beberapa perusahaan oligopoli memproduksi produk


homogen dan berperilaku kooperatif.
2. Beberapa perusahaan oligopoli memproduksi produk
differensiasi dan kooperatif.
3. Beberapa perusahaan oligopoli homogen dan non
kooperatif.
4. Beberapa perusahaan oligopoli differensiasi dan non
kooperatif.
Centralized Cartel
P

MC

AC
P

DD

O Qd
Q MR

Penentuan mengenai harga ditentukan secara sentral. Untuk


meminimalkan biaya output dialokasikan sedemikian rupa pada
para anggota sehingga MC masing-masing sama besar.
Asumsi: - Produknya homogeneous
- Harga input independent terhadap output.
(Harga input tetap)
Market Sharing Cartel
Price/
cost

SMC

DD

Assumsi: dd
mr
1. Ada dua pengusaha (duopolis)
2. Produknya homogeneous O
A B
Qd

3. SMC masing-masing identik.


Badan sentral disini mengatur pembagian pasar. Equilibrium dicapai MR = MC.
Pada gambar DD adalah market demand, firm I dan II masing-masing mendapat
separonya yaitu dd dengan marginal revenue = mr. Equilibrium price adalah OP dan
output adalah OB yang dibagi sama yaitu sebesar OA dan AB. Dalam kenyataan
keadaan ini sulit dicapai.
Price Leadership by The Low Cost Firm
Asumsi:
1. Terdapat dua firm saja
2. Produknya differentiated
3. Ongkos produksi masing-masing firm
Dengan perjanjian informal pasar dibagi menjadi dua bagian yang sama sehingga dd
mencerminkan demand curve masing-masing firm.

Price
cost
Firm I : ongkos ada perbedaan SAC dan
SMC1
SMC1 output sebesar OQ1
SMC2 dengan harga OP1.
1

Firm II : ongkos ada perbedaan SAC1 dan


C
SA

P1 SAC2
P2 SMC1 output sebesar OQ2 (OQ2
> OQ1) dengan harga OP2 (OP2 <
dd OP1)
Dari uraian di atas yang menjadi price leader
mr
adalah harga yang ditentukan oleh firm II jadi
O Qd
Q1 Q2 Firm I mengikuti harga yang ditentukan oleh
firm II.
Price Leadership by The Dominant Firm
Asumsi:
1. Terdapat satu firm besar yang d dominan dan beberapa firm kecil.
2. Produknya homogenous
Price
cost

SMCd

MC
P

DD

MRd Dd

O Qd
Q1 Q2 Q3

Pada gambar DD mencerminkan market demand, Dd demand yang dihadapi oleh firm
yang dominant. Oleh karena harga ditentukan oleh firm yang dominant, maka bagi
firm-firm lain seolah-olah mereka berada dalam pasar per. Competition.
Equilibrium price adalah OP.
Output bagi firm dominant adalah OQ1.
Output bagi firm-firm lainnya adalah OQ2.
Total output adalah OQ3 (OQ1 + OQ2)
MC merupakan supply curve dari firm-firm yang kecil.
Kinked Demand Curve (sucezy model)
1. Para oligopolis tidak berproduksi dengan ongkos terendah (LAC tidak minimum).
2. P LMC berarti terdapat diseconomic of scale.
3. Resources yang digunakan bukan untuk kegiatan produksi barang, tetapi untuk
iklan dan modal.
4. Kalau mereka bekerja sama dengan baik ada kecenderungan untuk menjadi
kekuatan monopoly.

Price
cost
D1

D3
K
P D4

D2
M

N
O Qd
Q
Ad.4 Monopoli

Monopoly dapat dibagi 2 bentuk


1. Unregulated Monopoly
Ini berarti bahwa harga yang dijual belikan ditentukan oleh permintaan
dan penawaran dan tidak diatur oleh pemerintah.
2. Regulated Monopoly
Ini berarti hak monopoly diatur oleh pemerintah. Biasanya meliputi public
utilities/perusahaan-perusahaan untuk kepentingan umum (listrik, telkom
dan SAM).
Permintaan yang dihadapi oleh seorang monopolis adalah Total Maked
Demand.
Menentukan harga dan output bagi seorang Unregulated Monopoly (Price
and output determination).

Price/out
MC
D MC

P AC

0 Q Output
MR

Bilamana tujuannya adalah maximizing of profit, maka ia akan


memproduksi pada tingkat output dimana MC = MR
Menentukan harga dan output bagi seorang Regulated Monopoly (Price and
output determination).

Bilamana tujuannya adalah maximizing of profit, maka ia


akan memproduksi pada tingkat output dimana MC = P
Price discrimination / diskrimination harga

Syarat-syarat diskriminasi harga:


1. Kedudukan monopoly dalam suatu jenis barang.
2. Pasar berpisah-pisah dengan elastisitas yang berbeda.
3. Tak ada kemungkinan untuk menjual barang itu kembali ke
salah satu pasar.
Keuntungan daripada diskriminasi harga adalah karena adanya berbagai
pembeli yang bersedia membeli harga yang lebih tinggi dari lain-lain pembeli.
Dengan demikian diskriminasi harga adalah untuk mengambil consumers
surplus dari para konsumen.

Price diskriminations dibedakan atas 3


P
macam:

1. First degree price discrimination


2. Second degree price discrimination
E 3. Third degree price discrimination

0 g
First Degree Price Discrimination
Keadaan ini terdapat kalau para pembeli bersedia membayar dengan harga yang max
untuk tiap kesatuan output dpl. para pembeli tidak memperoleh consumer surplus
sama sekali.
Misalnya si Ani memerlukan 7 unit barang dengan skedul permintaan untuk suatu
macam barang sbb:
P Qd
60 1
40 2
20 4
10 7
Jika tidak ada diskriminasi harga, seorang monopolis memperoleh
TR = Rp. 10 x 7 = Rp. 70,-
Tetapi jika ada diskriminasi harga, seorang monopolis akan memperoleh TR = Rp. 220,-
1 x Rp. 60,- = Rp. 60,- = Rp. 220,-
2 x Rp. 40,- = Rp. 80,-
4 x Rp. 20,- = Rp. 80,-
Jika membeli 7 unit maka consumers surplus =
Rp. 220,- Rp. 70,- = Rp. 150,-
Second Degree Price Discrimination

Keadaan ini hanya mengisap sebagian dari consumers surplus,


contoh: ditemukan untuk penggunaan telpon jarak jauh dengan
tarip yang berbeda sesuai dengan lamanya pemakaian (3 menit
pertama, 3 menit kedua, dstnya)
Third Degree Price Discrimination
Keadaan ini dapat memperoleh TR yang meningkat dengan jalan membagi pembeli ke
dalam golongan dan harga yang diminta dibedakan berdasarkan berbagai golongan
pembeli.
Pembedaan antara golongan pembeli ini didasarkan atas adanya perbedaan dari
elastisitas permintaannya.

Contoh:
Price/cost
-Tarif seorang dokter berbeda untuk
pasiennya.
-Tarif listrik berbeda bagi perumahan dan
industri (dasar dibedakan oleh meterannya)
PA -Harta ticket bioskop untuk kelas I berbeda
MC dengan harga kelas III (pasar dibedakan oleh
pendapatan dan selera penonton)
dA
-Politik dumping, yaitu harga penjualan diluar
dB negeri lebih murah dari pada di dalam negeri
PB MR (di luar negeri lebih elastis karena banyak
saingan).
mrB

0 A mrA C (OA + OB) QL

Anda mungkin juga menyukai