a. Harga dari barang atau jasa itu (the price of good X = Px).
b. Pendapatan konsumen (The consumers income = I)
c. Harga dari barang-barang atau jasa yang berkaitan (The price of related goods or services =
PR)
d. Ekspektasi konsumen yang berkaitan dengan: harga barang atau jasa, tingkat pendapatan,
dan ketersediaan dari barang atau jasa itu di masa mendatang (consumer expectation with
respect to future price levels, Pe, Income levels, Ie, an product availability, PAe)
e. Selera konsumen (The taste of consumers = T)
T diukur dalam indeks skala ordinal 1 5 atau 1 10, (skala ordinal antara sangat tidak suka
sampai dengan sangat suka).
f. Banyaknya konsumen potensial (The number of potensial consumers = N)
g. Pengeluaran iklan (Advertising expenditure = A)
h. Atribut dari produk itu (Features or atributes of the product = F)
i. Faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan permintaan terhadap produk X (other
demand related factors specific to product x = 0)
Dalam bentuk model matematika, konsep permintaan
untuk suatu barang atau jasa, dinotasikan sbb:
- Permintaan Individual
Adalah permintaan masing-masing individu
yang ada di pasar. Permintaan individual diberi
lambang (d).
- Permintaan pasar
Adalah penjumlahan seluruh permintaan
individu yang ada di pasar. Permintaan pasar
biasanya diberi lambang (D).
8. PENGARUH PERUBAHAN VARIABEL PENENTU PERMINTAAN TERHADAP
PERUBAHAN KUANTITAS PERMINTAAN PRODUK
B. KONSEP TEORI PENAWARAN
2. Hukum Penawaran
Bunyinya : Ceteris paribus, jumlah barang/jasa yang
ditawarkan bergerak searah dengan tingkat harga.
Maksudnya : Jika harga naik (P), jumlah barang/jasa yang ditawarkan
naik (Q) sebaliknya jika harga
turun (P), jumlah barang/jasa yang ditawarkan turun
(Qs)
Hukum ini terpenuhi jika syarat penawaran terpenuhi (asumsi Ceteris
Paribus artinya lain-lain hal tidak berubah/tetap).
3. FUNGSI PENAWARAN
Pada dasarnya fungsi penawaran suatu produk, dapat dinyatakan dalam bentuk
hubungan antara kuantitas kuantitas penawaran (QsX) dan sekumpulan variabel
spesifik yang mempengaruhi penawaran dari produk itu (Px, Pi, Pr, T, Pe, Nf, O).
Dalam bentuk model matematik, konsep penawaran suatu produk X, denotasikan sbb:
Qsx = f (Px, Pi, Pr, T, Pe, Nf, O)
Bentuk hubungan variabel-variabel dalam fungsi penawaran dengan kuantitas
penawaran produk pada waktu tertentu.
Secara konseptual untuk keperluan analisis penawaran produk, biasanya
variabel-variabel yang mempengaruhi penawaran suatu produk dibagi ke
dalam dua kelompok utama, yaitu:
1. Variabel harga jual dari produk X itu (Px)
2. Semua variabel lain di luar variabel harga jual dari produk X itu (Pi, Pr, T, Pe,
Nf, O), yang dikatagorikan sebagai variabel penentu penawaran (Supply
determinants).
Dengan demikian fungsi penawaran dapat didefinisikan sebagai suatu tabel,
grafik atau persamaan matematik yang menunjukkan bagaimana hubungan
antara kuantitas penawaran produk dan harga jual dari produk itu, sementara
variabel-variabel lain yang dikategorikan sebagai variabel penentu penawaran
(Pi, Pr, Pe, Nf, O) dibuat konstan (Ceteris Paribus).
Sehingga fungsi penawaran yang dipergunakan dalam analisis penawaran,
dapat dinyatakan secara umum dalam model matematika sbb:
QSX = f (Px)
4. DAFTAR PENAWARAN / SKEDUL PENAWARAN (SCHELY SCHEDULE)
Analis penawaran ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel,
disebut supply schedule/skedule penawaran/daftar penawaran.
Sedangkan apabila ditunjukkan dalam bentuk grafik, analisis ini
disebut kurva penawaran/Supply curve.
Definisi skedul penawaran:
Sebagai suatu tabel yang menunjukkan daftar kemungkinan harga
produk yang bersesuaian dengan kuantitas penawaran produk itu.
Misal:
Skedul penawaran untuk fungsi penawaran.
Fungsi Penawaran daging sapi di Surabaya 2002
QSX = 200 + 5 Px.
5. KURVA PENAWARAN (SUPPLY CURVE)
6. PERUBAHAN FUNGSI PENAWARAN
Berdasarkan konsep ekonomi manajerial, apabila salah satu variabel penentu
penawaran (vab. di luar harga produk /Px), dalam fungsi penawaran berubah
nilainya, maka akan menghasilkan fungsi penawaran baru dan hal ini berakibat
kurva penawaran bergeser (shift of the supply curve) dari semula S0 secara
keseluruhan bergeser ke lokasi baru.
Perubahan dalam fungsi penawaran ini menyebabakan perubahan kuantitas yang
ditawarkan pada setiap harga produk yang ditetapkan.
Kurva penawaran bergeser dari S0 ke S1 atau bergeser ke kanan bawah, ini berarti
terjadi peningkatan penawaran / penawaran meningkat.
Kurva penawaran bergeser dari S0 ke S2 atau bergeser ke kiri atas, ini berarti terjadi
penurunan penawaran / penawaran menurun.
Ciri khas Shift of The Curve : Ptetap Qs
Qtetap P
7. PENGARUH PERUBAHAN VARIABEL PENENTU PENAWARAN TERHADAP
PERUBAHAN KUANTITAS PENAWARAN PRODUK
C. KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM)
fd P = 20 2x fd P = 20 2x
P = 20 2 (5) P = 20 2 (6)
P = 10 P = 20 12 = 8
ad. c. Pemerintah Membebani Pajak Penjualan (SaleTax)
Sebelum pajak :
D=S
20 X = 4 + X
X = 16
fd P = 20 X
P = 20 X 16
P=8
Sesudah pajak :
D=S
20 X = 4 + X + 1
X = 15
f.d. P = 20 X
P = 20 (15)
P = 20 45/4
P = 8,75
II. KONSEP DASAR PERHITUNGAN ELASTISITAS
Menurut Stigler
Jika elastisitas harga ini bertanda (-), ini artinya bahwa arah perubahan
harga berlwanan dengan arah perubahan jumlah yang diminta.
Koefisien elastisitas cenderung tinggi (e > 1)
1. Harga barang relatif tinggi
2. Barang penggnti baik dan banyak sekali
3. Barang tersebut dapat digunakan untuk berbagai
tujuan
Syarat ini tercapai jika konsumen mempunyai uang yang cukup untuk
dibelanjakan bagi setiap barang sampai MU
setiap barang = haga masing-masing barang
Tetapi jika konsumen mempunyai uang tertentu yang tidak cukup untuk
membeli berbagai barang sampai tingkat MU = P untuk setiap barang,
maka bisa dibuktikan bahwa dengan uang yang terbatas posisi
ekuilibrium konsumen adalah :
Consumers equilibrium pada pendekatan Marginal
Utility (MU)
A MU = P
MU = P
E1
P1
E C
P
D
P
0 Q1 Q4 Q2 Q3
MU
Tingkah laku konsumen dapat pula dibuktikan sbb:
Dengan mengalokasikan anggaran yang tertentu bagaimana caranya
seorang konsumen mengambil keputusan dalam menentukan
kombinasi barang yang akan dibelinya.
Contoh:
Tabel di bawah ini memberikan informasi tentang utiliti konsumsi A
terhadap barang X dan barang Y.
Barang X TUx MUx Barang Y TUy MUy
0 0 0 0 0 0
1 50 50 1 30 30
2 85 35 2 58 28
3 119 34 3 84 26
4 151 32 4 108 24
5 177 26 5 130 22
6 197 20 6 150 20
7 209 12 7 166 16
8 213 4 8 176 10
Misal: Pendapatan Si A = Rp. 15,-
Px/Unit = Rp. 2,- ; Py/Unit = Rp. 1,-
Dengan mengikut sertakan harga-harga barang, maka kondisi MUx =
MUy perlu disempurnakan menjadi:
MUx per unit Rp. = MUy perunit Rp.
MUx MUy
Atau Px Py
MUx MUy
b) (6,8) =
Px Py
20 10
2 1
D
4
2
Dx
1
Qx
0 1 2 3 4
Jadi dengan pendekatan teori neoklasik kurve permintaan individu dari kiri atas ke
kanan bawah terbukti.
Ad2. Pendekatan Kurva Indifferensi
Asumsi:
- Konsumen mendapat kepuasan lewat barang-barang yang dikonsumsinya.
- Konsumen akan mencari kepuasan maksimum dengan tunduk kepada
kendala anggaran (Budget) yang ada.
- Konsumen mempunyai suatu skala preferensi akan barang-barang
konsumsi (mis. X dan Y) yang dapat dinyatakan dalam bentuk indifference
map.
- Marginal rate of substitution (MRS) menurun untuk suatu tingkat utilitas
tertentu.
Y
Indifference
Curve
X
0
A C
I3
I2
B
I1
X
0
* A dan B mempunyai tingkat kepuasan yang sama karena terletak pada kurve indifferensi yang
sama.
* Tingkat kepuasan yang dicapai pada titik D lebih tinggi dari A & B.
* Tingkat kepuasan yang dicapai titik C, lebih rendah daripada titik D.
Ciri-ciri kurva indifferensi
R M = xPx + yPy
0 L
Pergeseran Garis Anggaran
Garis anggaran bergeser jika
1. Anggaran berubah (naik/turun)
2. Harga berubah untuk satu macam barang atau harga kedua macam barang yang
berubah
Ro Lo ke R1 L1
Consumers Equilibrium
Terletak pada persinggungan budgetline dengan indifference curve.
Bila terjadi perubahan pada budgetline, maka consumers equilibrim juga akan
berubah.
Y
R
I3
I2
I1
X
0 L
ENGEL CURVE
I2
I1
I0
X
0 X0 X1 X2
Y
Gambar a
R
2. Karena Perubahan Harga Price
Consumption
curve
A. Harga Satu Macam Barang Berubah, E2
E3
P3
Lx
X
0 X1 X2 X3
B. Harga kedua macam barang berubah dan income tetap.
Mis. : Px turun dan Py naik. Adanya perubahan Px dan Py, agar kepuasannya tetap,
maka konsumen harus membeli barang yang relatif mahal lebih sedikit dan
membeli banyak barang yang harganya relatif lebih murah.
E
R1
I3
F I2
I1
X
0 X L X1
K
E
E1
F
I2
I1
X
0 A B L C M L1
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1 APL
0 L
1 2 3 4 5 6 7 8
-1
-2
-3 MPL
Ket:
* TP adalah Total Product atau total physical product yaitu jumlah produksi
total yang dihasilkan oleh sejumlah variable input tertentu (output)
AP adalah Average Product atau Average Physical Product yaitu hasil rata-
rata per unit variable input pada berbagai penggunaan input tab
Produksi dengan dua input variable kita jumpai bilamana dalam perusahaan (dalam
proses produksinya) menggunakan semua faktor produksi variable.
Karena semua faktor produksi variable, berarti kita sekarang menjelaskan dengan
analisa jangka panjang. Misalnya kita ingin memproduksi sebesar output tertentu.
Untuk hal tersebut tentunya kita menggunakan berbagai kombinasi input variable
(labour/tenaga kerja dan capital/kapital).
Suatu isoquant/isokuan menunjukkan berbagai kombinasi penggunaan tenaga kerja
(L) dan kapital (K) yang berbeda, dan mempunyai maksud agar perusahaan dapat
menghasilkan jumlah output tertentu (jumlah output yang sama).
Isoquant curve dapat digambarkan dengan tabel di bawah ini (tabel ini menyajikan
kombinasi L dan K untuk memproduksi 60 unit output (Isoquant I) dan 100 unit output
(Isoquant II)
Isoquant I titik A, B, C, D, E, dan F memberikan output = 60 unit.
Isoquant II titik P, Q, R, S, T & U memberikan output = 100 unit.
Isoquant yang lebih tinggi mencerminkan jumlah output yang lebih besar dan
Isoquant yang lebih rendah mencerminkan output yang lebih kecil.
Sifat-sifat Isoquant
Sifat-sifat Isoquant tidak berbeda dengan indifference curve seorang
konsumen yaitu:
- Menurun dari kiri ke kanan
- Cembung ke arah titik origin
- Tidak saling memotong
Isoquant curve disebut juga isoproduct curve atau Production Indifference
Curve.
Kegunaan dari Isoquant adalah untuk menentukan least cost
combination yaitu kombinasi penggunaan input untuk
menghasilkan suatu tingkat output tertentu dengan ongkos total
minimum (seorang produsen akan mencari output (TP) yang
tertinggi dengan jalan mengalokasikan pengeluarannya
sedemikian rupa, sehingga :
MPPA MPPB
Pr ice A Pr ice B
Contoh:
* I = APA + BPB
13 = 7 (1) + 6 (1)
Least cost combination tercapai jika penggunaan 7 stuan input A dan 6
satuan input B.
Producers Equilibrium/Keseimbangan Produsen
Keseimbangan produsen ditentukan oleh titik singgung antara isocost dengan isoquant yang
tertinggi. dpl dapat memaksimumkan outputnya dengan pengeluaran total tertentu.
Pada gambar di bawah ini, keseimbangan produsen terletak pada titik E. Pada titik ini slope dari
pada isoquant (= MRTSLK) persis sama dengan slope isocost
PL
PK
Cara mencari producers equilibrium tidak berbeda dengan mencari equilibrium dalam teori
konsumen (consumers equilibrium).
K
10
6
E (5,5)
4 II 100 unit
2 I 60 unit
0 L
2 4 6 8 10 12
MP
Karena titik keseimbangan MRTSLK = MPL (ini bisa dibuktikan)
K
Misal : MPK = 1 dan MPL 2
MRTSLK = 2
1
=2
Ini berarti bahwa perusahaan dapat melepaskan 2 satuan K dan menggantikannya
dengan tambahan satu satuan L dan masih tetap berproduksi pada tingkat output
yang sama.
Oleh karena MRTSLK = MP maka producers equilibrium dapat ditulis sbb:
L
MPK
Exponsion Path/Jalur Ekspansi
th
Pa
n
sio
an
p
Ex
F
E
D
Jika total out lay meningkat, sedangkan PL dan PK konstan, maka isokos perusahaan
akan bergeser ke atas menyinggung isokuan yang lebih tinggi (titik F). Jika To menurun,
PL dan PK konstan maka isokos bergeser ke bawah menyinggung isokuan yang lebih
rendah (titik D).
Dengan menghubungkan titik-titik keseimbangan produsen ini (D, E dan F), kita
dapatkan jalur ekspansi perusahaan tersebut.
Cobb Donglass Production Function
Q = AL K
Ket : = output elasticity terhadap labour
= output elasticity terhadap kapital
A, , = konstan
A = sembarang angka; L = Labour, K = kapital
A. Konsep Dasar Biaya Produksi Jangka Pendek (Short Run Production Cost)
Dalam ekonomi manajerial, biaya mencerminkan efisiensi sistem produksi, sehingga
konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, tetapi apabila pada konsep
produksi kita membicarakan penggunaan input secara fisik dalam menghasilkan
output produksi, maka dalam konsep biaya kita menghitung penggunaan input itu
dalam nilai ekonomi yang disebut biaya.
Sesuai dengan konsep produksi jangka pendek, dimana terdapat input tetap (fixed
inputs) dan input variabel (variable inputs), pada dasarnya biaya yang diperhitungkan
dalam produksi jangka pendek adalah biaya tetap (fixed costs) dan biaya variabel
(varible costs) yang satu sama lain terbagi menjadi tujuh:
1. Biaya tetap (fixed costs); merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk pembayaran input input tetap (fixed inputs) dalam
proses produksi jangka pendek. Penggunaan input tetap tidak
tergantung pada kuantitas output yang diproduksi. Dalam
jangka pendek, yang termasuk dalam biaya tetap adalah biaya
untuk mesin dan peralatan, upah dan gaji tetap untuk untuk
tenaga kerja atau karyawan, sewa gedung, dll.
Biaya tetap total (Total fixed costs) biasanya dinotasikan
sebagai TFC. Dengan perkataan lain, TFC adalah ongkos-
ongkos yang besarnya tidak berubah/besarnya yang dibayar
perusahaan tetap untuk setiap tingkat output. (Walaupun
outputnya tidak ada). TFC = Fixed factor X price.
2. Biaya variabel (variable costs), merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk pembayaran input-input variabel (variabble
inputs) dalam proses produksi jangka pendek.
Penggunaan input variabel tergantung pada kuantitas output
yang diproduksi, dimana semakin besar kuantitas output yang
diproduksi, pada umumnya semakin besar pula input variabel
yang digunakan. Dalam jangka pendek, yang termasuk biaya
variabel adalah : biaya atau upah tenaga kerja langsung, biaya
material, dll. Biaya variabel total (Total Variable Cost) biasanya
dinotasikan sebagai TVC D.P. lain TVC adalah ongkos-ongkos
yang besarnya mengalami perubahan kalau outputnya
berubah. TVC = Varible factor x price.
3. Biaya total (total cost) adalah penjumlahan antara biaya tetap total (total fixed cost), TFC dan
biaya variabel total (total variable cost), TVC.
TC = TFC + TVC.
4. Biaya tetap rata-rata (average fixed cost), AFC adalah biaya tetap yang dibebankan pada
setiap unit output.
TFC
AFC = TFC : output atau AFC = Q
5. Biaya variabel rata-rata (average variable cost) AVC adalah semua biaya, selain AFC, yang
dibebankan pada setiap unit output.
TVC
AVC = TVC : output atau AVC = Q
6. Biaya rata-rata (average cost) dinotasikan AC. AC atau disebut juga biaya total rata-rata
(average total cost), dinotasikan ATC. AC adalah setiap biaya produksi dari setiap unit output
yang dihasilkan. AC = AFC + AVC atau AC = TC
Q
7. Biaya marjinal (marginal cost), dinotasikan MC. MC adalah kenaikan dari TC karena
bertambahnya output satu unit atau dalam arti luas perubahan TC karena adanya perubahan
output. Karena TC = TFC + TVC sedangkan TFC tidak berubah walaupun output berubah, jadi
perubahan TC adalah perubahan TVC saja
TC TFC TVC
MC = sedangkan TFC = 0
Q Q
TC TVC
MC =
Q Q
Contoh Perhitungan Biaya-biaya
Sebuah perusahaan manufaktur industri (PT. Arjuna) yang memproduksi
produk tertentu hanya menggunakan input varibel tenaga kerja (L) dan input
mesin dianggap sebagai input tetap pada tingkat penggunaan lima mesin
perperiode waktu.
Diketahui biaya penggunaan mesin sebesar $2000 per unit mesin perperiode
waktu, sedang upah tenaga kerja diperhitungkan sebesar $500 per orang per
periode waktu. Lengkapilah tabel yang belum seelesai dibawah ini dengan
menghitung biaya-biaya relevan serta gambarkan grafiknya (kurva AFC; AVC;
AC; dan MC)
L Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC
(org) (unit) 5x2000 Lx500 TFC+TVC TFC:Q TVC:Q TC : Q TC:Q
0 0 10.000 0 10.000 - - - -
Ket:
- Pada AVC maka AVC > MC
- Pada AVC maka AVC < MC
- Pada AVC minimum maka AVC = MC
Gambar Kurva Biaya-biaya/ongkos-ongkos
Cost
5
MC
3 AC
AVC
2
1
AFC
Q
0 5000 10.000 15.000 20.000 25.000
* Hubungan biaya jangka pendek dengan produksi jangka
pendek
0 0 0 0 0 - 10.000 -
20 4.000 200 200 10.000 2,50 20.000 2,50
40 10.000 250 300 20.000 2,00 30.000 1,67
400
MP SMC
300 MP SMC
200
APL
AP AVC
AP AVC
MPL
100
APmaz AVCmin
0 20 40 60 80 100
L Pada saat ini:
AP = MP AVC = MC
SMC,
5 AVC APmax = MP AVCmin = MC
4
SMC
3
AVC
2
Q
0 5000 10.000 15.000 20.000 25.000
B. Konsep Dasar Biaya Produksi Jangka Panjang (Long Run Production Cost)
Dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel.
Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel
(variable cost).
Konsep biaya jangka panjang diperlukan oleh manajer untuk menentukan skala
operasi dari suatu perusahaan.
Dalam membuat keputusan jangka panjang, manajer harus mengetahui biaya produksi
minimum dalam memproduksi setiap tingkat output tertentu. Biaya jangka pendek
diturunkan dari produksi jangka pendek, sedang biaya jangka panjang diturunkan dari
jalur perluasan jangka panjang (long run expansion path). Untuk menjelaskannya,
perhatikan kasus hipotesis berikut:
Suatu perusahaan tertentu hanya menggunakan 2 jenis input yaitu input modal (K)
dan input tenaga kerja (L).
Mis: perusahaan mula-mula menggunakan kombinasi input K dan L yang optimum yaitu K = 5 dan
L = 10 untuk memproduksi output sebesar Q1 = 100 unit. Harga setiap input modal = $10 (r = $10)
per unit dan harga tenaga kerja sebesar $ 5 per unit tenaga kerja (W = $5). Dengan demikian pada
tingkat produksi Q1 = 100 unit, perusahaan pengeluaran biaya total jangka panjang (long run total
cost) dinotasikan LTC = rK + WL ($10 x 5) + ($5 x 10) = $100.
LAC dan LMC dapat dihitung. Long run average cost dan long run marginal cost pada tingkat
output 100 unit sbb:
LTC $100
L MC = = ($100 0) : (100 0) = 100 = $1 per unit
Q
Selanjutnya perusahaan mengembangkan produksi, katakanlah dari Q1 = 100 unit
menjadi Q2 = 200 unit, dengan tetap mempertahankan kombinasi penggunaan input
optimum yaitu K = 6 unit dan L = 12. Apabila diasumsikan harga-harga input modal
dan tenaga kerja konstan, maka dapat ditentukan biaya total jangka panjang (LTC)
pada tingkat output 200 unit LTC = ($10)(6) + ($5)(12) = $120.
Selanjutnya biaya rata-rata jangka panjang (LAC) dan biaya marjinal jangka panjang
dapat dihitung pada tingkat output 200 unit sbb:
L AC = LTC
Q
120
200
= $0,60 per unit
$20
LMC = LTC = (120 100) : (200 100) = 150 unit = $0,20 /unit
Q
* Skedul hipotesis biaya jangka panjang dari perusahaan yang memproduksi output
dari 100 unit sampai 700 unit
Output/Q Kombinasi biaya LTC = LAC = LTC/Q LMC =
Periode (unit) minimum 10K + 5L ($/unit) LTC/Q
($) ($/unit)
L (unit) K (unit)
K
20
18
15
12
Jalur Perluasan
10 jangka panjang
8
7 Q3 = 300
6
5 Q2 = 200
Q1 = 100
L
10 12 20 24 30 36 40
*Bentuk umum kurva LMC dan LAC
LMC,
LAC
LMC
LAC
Output
Q1 Q2
LMC
MC3
AC, MC SAC3
LAC
SAC2
MC1 MC2
*Kurva biaya
jangka panjang
dan kurva biaya
jangka pendek
0 Qs Q1 QM Q2 QL Output
VI. STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA
Pasar dari sutu jenis barang adalah suatu tempat dimana terdapat hubungan atau
kontak antara pembeli dan penjual sehingga terjadi suatu transaksi jual beli dan
terbentuklah harga.
Penetapan harga suatu jenis barang tergantung dari struktur pasar dimana barang
tersebut dijual belikan.
Manajer harus berada dalam manajemen bisnis total, harus mengenal pasar yang
akan dimasuki atau tempat penjualan produk-produk industri yang dihasilkan, apakah
bersifat kompetitif atau tidak kompetitif.
Dipandang dari banyaknya penjual atau produsen di pasar, ada 4 struktur pasar yaitu:
1. Persaingan sempurna (Pure or perfect competition)
2. Persaingan monopolistik (monopolistic competition)
3. Oligopoli (oligopoly)
4. Monopoli (monopoly)
Ad.1 Persaingan Sempurna
P P
E d d
P1
S d
O Q O Q
Hubungan TR, AR & MR pada pasar persaingan sempurna (pure
competition)
d
P1
O Q
Q1 Q2
Syarat dicapainya keuntungan yang maksimum
seorang pengusaha adalah:
O Q
MR
Kurva MR akan terletak dibawah kurva permintaan, dan MR < P. Hal ini terjadi
karena kurva permintaan tersebut berslope negatif, sama dengan kurva
permintaan monopolis.
Menentukan output dan harga seorang pengusaha pada pasar persaingan
Monopolistik
MC
AC
AVC
P*
O Q
Q*
MR
Ad.3 Oligopoly
* Oligopoly adalah organisasi pasar, dimana di pasar tersebut hanya ada
beberapa penjual dari sesuatu barang. Dengan demikian tindakan masing-
masing penjual akan mempengaruhi penjualpenjual lain. Dalam pasar ini
reaksi dari saingan berbeda-beda dan sulit menentukan dengan pasti bentuk
demand curvenya yang dihadapi seorang oligopolis. Jadi semua yang ada
adalah model-model yang serba berbeda/berupa model tertentu.
Model tersebut antara lain:
a. Centralized cartel a & b para oligopolis bekerja sama secara
b. Market sharing cartel terang-terangan
c. Price leadership by the low cost firm c & d kerja sama tidak
d. Price leadership by the dominant firm terang-terangan
e. Kinked demand curve model
* Asumsi-asumsi model oligopoli
- Ada sedikit penjual
Tindakan seorang penjual berpengaruh terhadap penjual
lainnya
- Produk-produk dapat distandarisasikan atau standarized
(oligopoli murni/homogen)
- Ada informasi yang sempurna tentang harga dan kuantitas.
- Ada beberapa penghalang (barriers) untuk memasuki pasar.
- Perusahaan akan memaksimumkan keuntungannya dan
konsumen akan memaksimumkan kepuasannya.
- Tidak ada biaya dan manfaat eksternal.
* Karakteristik yang paling utama dalam pasar oligopoli adalah :
MC
AC
P
DD
O Qd
Q MR
SMC
DD
Assumsi: dd
mr
1. Ada dua pengusaha (duopolis)
2. Produknya homogeneous O
A B
Qd
Price
cost
Firm I : ongkos ada perbedaan SAC dan
SMC1
SMC1 output sebesar OQ1
SMC2 dengan harga OP1.
1
P1 SAC2
P2 SMC1 output sebesar OQ2 (OQ2
> OQ1) dengan harga OP2 (OP2 <
dd OP1)
Dari uraian di atas yang menjadi price leader
mr
adalah harga yang ditentukan oleh firm II jadi
O Qd
Q1 Q2 Firm I mengikuti harga yang ditentukan oleh
firm II.
Price Leadership by The Dominant Firm
Asumsi:
1. Terdapat satu firm besar yang d dominan dan beberapa firm kecil.
2. Produknya homogenous
Price
cost
SMCd
MC
P
DD
MRd Dd
O Qd
Q1 Q2 Q3
Pada gambar DD mencerminkan market demand, Dd demand yang dihadapi oleh firm
yang dominant. Oleh karena harga ditentukan oleh firm yang dominant, maka bagi
firm-firm lain seolah-olah mereka berada dalam pasar per. Competition.
Equilibrium price adalah OP.
Output bagi firm dominant adalah OQ1.
Output bagi firm-firm lainnya adalah OQ2.
Total output adalah OQ3 (OQ1 + OQ2)
MC merupakan supply curve dari firm-firm yang kecil.
Kinked Demand Curve (sucezy model)
1. Para oligopolis tidak berproduksi dengan ongkos terendah (LAC tidak minimum).
2. P LMC berarti terdapat diseconomic of scale.
3. Resources yang digunakan bukan untuk kegiatan produksi barang, tetapi untuk
iklan dan modal.
4. Kalau mereka bekerja sama dengan baik ada kecenderungan untuk menjadi
kekuatan monopoly.
Price
cost
D1
D3
K
P D4
D2
M
N
O Qd
Q
Ad.4 Monopoli
Price/out
MC
D MC
P AC
0 Q Output
MR
0 g
First Degree Price Discrimination
Keadaan ini terdapat kalau para pembeli bersedia membayar dengan harga yang max
untuk tiap kesatuan output dpl. para pembeli tidak memperoleh consumer surplus
sama sekali.
Misalnya si Ani memerlukan 7 unit barang dengan skedul permintaan untuk suatu
macam barang sbb:
P Qd
60 1
40 2
20 4
10 7
Jika tidak ada diskriminasi harga, seorang monopolis memperoleh
TR = Rp. 10 x 7 = Rp. 70,-
Tetapi jika ada diskriminasi harga, seorang monopolis akan memperoleh TR = Rp. 220,-
1 x Rp. 60,- = Rp. 60,- = Rp. 220,-
2 x Rp. 40,- = Rp. 80,-
4 x Rp. 20,- = Rp. 80,-
Jika membeli 7 unit maka consumers surplus =
Rp. 220,- Rp. 70,- = Rp. 150,-
Second Degree Price Discrimination
Contoh:
Price/cost
-Tarif seorang dokter berbeda untuk
pasiennya.
-Tarif listrik berbeda bagi perumahan dan
industri (dasar dibedakan oleh meterannya)
PA -Harta ticket bioskop untuk kelas I berbeda
MC dengan harga kelas III (pasar dibedakan oleh
pendapatan dan selera penonton)
dA
-Politik dumping, yaitu harga penjualan diluar
dB negeri lebih murah dari pada di dalam negeri
PB MR (di luar negeri lebih elastis karena banyak
saingan).
mrB