Anda di halaman 1dari 25

Pengangguran, Inflasi, dan

Kebijakan Pemerintah
Dibuat oleh
Merissa Rahmadhani
1802035616
Dosen
Rahmita Budiarti Ningsih, SE, M.Hum

D3 Perpajakan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitasa Riau
Tahun 2018
PENGANGGURAN
A. Jenis Pengangguran
o Berdasarkan sumber/penyebab terwujudnya
 Pengangguran Normal/Friksional
Pengangguran dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja
 Pengangguran Siklikal
Penurunan permintaan terhadap produksi pada perusahaan
 Pengangguran Struktural
Perubahan struktur kegiatan ekonomi, disebabkan oleh
beberapa faktor seperti : wujud barang baru yang lebih baik,
kemajuan teknologi, biaya pengeluaran semakin tinggi, dll
 Pengangguran Teknologi
Penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan
kimia
o Berdasarkan cirinya
 Pengangguran Terbuka
Pertambahan lowongan kerja lebih rendah dari
pertambahan tenaga kerja
 Pengangguran Tersembunyi
Jumlah pekerja lebih banyak dari yang sebenarnya
diperlukan
 Pengangguran Bermusim
Pengangguran mendapatkan pekerjaan jika cuaca/musim
mendukung untuk melakukan pekerjaannya
 Setengah Menganggur (Underemployment)
Jam kerjanya jauh lebih rendah dari yang normal
KEBIJAKAN PEMERINTAH
A. Tujuan Kebijakan Pemerintah
o Bersifat Ekonomi
 Menyediakan lowongan pekerjaan
 Meningkatkan taraf kemakmuran rakyat
 Memperbaiki pembagian pendapatan
o Bersifat Sosial Politik
 Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan
keluarga
 Menghindari masalah kejahatan
 Mewujudkan kestabilan politik
INFLASI
A. Jenis Inflasi
o Berdasarkan sumber/penyebab kenaikan harga
• Inflasi Tarikan Permintaan
Kesempatan kerja tinggi -› Pendapatan tinggi -› Pengeluaran
melebihi kemampuan ekonomi
• Inflasi Desakan Biaya
Permintaan bertambah -› Perusahaan menaikkan produksi -›
Mencari pekerja baru dengan imbalan gaji/upah yang tinggi -›
Biaya produksi meningkat -› Kenaikan harga barang
• Inflasi Diimpor
Barang yang diimpor mengalami kenaikan harga
oBerdasarkan tingkat kelajuan kenaikan harga
• Inflasi Merayap
Kenaikan harga yang lambat jalannya. Berkisar dua atau tiga
persen setahun
 Inflasi Sederhana (Moderate Inflation)
Kenaikan harga diantara lima sampai 10 persen
 Hiperinflasi
Kenaikan harga yang sangat cepat, menyebabkan harga
menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa singkat
B. Efek Buruk Inflasi
o Inflasi dan Perkembangan Ekonomi
• Kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan.
• Investasi produktif akan berkurang
• Tingkat ekonomi akan menurun
• Menyebabkan banyaknya pengangguran
• Kenaikan harga menyebabkan barang-barang negara
itu tidak dapat bersaing dipasar internasional.
o Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat
• Menurunkan pendapatan rill orang yang
berpendapatan tetap
• Mengurangi nilai kekayaan dalam bentuk uang
• Memperburuk pembagian kekayaan
MASALAH PENGANGGURAN
DAN KEBIJAKAN FISKAL
A. Grafik Y = AE
Perhatikan Gambar 10.4. Grafik ( a ) menunjukkan efek
kebiiakan fiskal apabila
pengangguran berlaku dalam
perekonomian dan
pertambahan pengeluaran
pemerintah sebesar ΔG
dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut. Sedangkan
gambar ( b ) menunjukkan
efek kebijakan fiskal apabila perubahan itu dilakukan melalui
penurunan pajak di mana ΔT = ΔG.
Manfaat utama kebijakan fiskal ialah untuk mencegah
pengangguran dan menstabilkan harga. Implementasinya untuk
menggerakkan Pos penerimaan dan pengeluaran dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan
semakin kompleksnya struktur ekonomi perdagangan dan
keuangan, maka semakin rumit pula cara penanggulangan
inflasi. Kombinasi beragam harus digunakan secara tepat,
seperti kebijakan fiskal, kebijakan moneter, perdagangan dan
penentuan harga.
Walau bagaimanapun, di samping memahami kebaikannya,
perlu pula disadari kelemahan kebijakan meningkatkan
pengeluaran pemerintah. Pertambahan pengeluaran seringkali
menimbulkan defisit dalam budget pemerintah dan
meningkatkan utang negara. Kenaikan upah negara yang terus
- menerus dapat menimbulkan efek buruk kepada
pertumbuhan ekonomi di masa depan.
B. Pendekatan Analisis AS-DS
Keseimbangan yang asal adalah di E0 yaitu pada perpotongan di antara kurva AD0 dan
dalam gambar 10.5 kurva Asadalah landai
karena dimisalkan dalam perekonomian
masih terdapat banyak pengangguran.Pada
keseimbangan ini tingkat harga adalah P0 dan
pendapatan nasional adalah Y0.Apabila
pengeluaran pemerintah bertambah
sebanyak AG maka kurva AD0 akan
bergeser ke AD1.Besarnya nilai tersebut di
tentukanoleh nilai Y1Y dalam gambar (a)
dari gambar 10.4,yaitu pada harga
tetap,kenaikan pengeluaran pemerintah
menambah pendapatan nasional sebanyak
Y1Y2 dan perubahan itu adalah sama dengan perubahan titik keseimbangan dari titik E0
menjadi titik A.Kurva AD1 memotong kurva AS di titik E1 dan berarti kebijakan fiskal
dengan menambah pengeluaran pemerintah sebesar AG akan menyebabkan keseimbangan
pendapatan nasional bergeser ke E1 .Keseimbangan ini menunjukkan tingkat harga
meningkat dari P0 ke P1 dan pendapatan nasional riil bertambah dari Y0 ke Y1 adalah lebih
kecil dari Y1Y2 dalam gambar 10.4 (a).
MASALAH PENGANGGURAN
DAN KEBIJAKAN MONETER
A. Analisis Y = AE
Untuk mengatasi pengangguran dan menggalakkan
kegiatan ekonomi bank sentral menambah penawaran
uang.Langkah ini menurunkan suku bunga dan
menggalakkan para pengusaha menambah investasi,yaitu
sebesar a1.Pertambahan investasi tersebut memindahkan
pengeluaran agregat dari AE0 menjadi AE1 dan
memindahkan keseimbangan dari E0 ke E1.Dengan
demikian pendapatan nasional meningkat menjadi
Y1.Peningkatan ini menambah kesempatan kerja dan
mengurangi pengangguran .Perubahan kegiatan ini berlaku
pada harga yang tidak mengalami perubahan yaitu di
asumsikan tingkat harga yang berlaku adalah P0.
B. Pendekatan Analisis AD-AS
Dari grafik (b) gambar 10.6 yang menggambarkan
efek kebijakan moneter ke atas keseimbangan
AD-AS ,pendapatan nasoinal riil dantingkat
harga.Penawaran agregat dalam perekonomian itu
di gambarkan olehkurva AS,yang landai bentuknya
karena dimisalkan terdapat banyak pengangguran
dalam perekonomian.Permintaan agregatyang asal
adalah AD0 dan titik A menggambarkan
keseimbangan yang mula mula dicapai dan
keseimbangan ini adalah sama dengan E0 pada
grafik(a) yang menggambarkan pendapatan
nasional riil adalah Y0 dan tingkat harga P0 .
Dengan menggunakan grafik (a)bahwa kebijakan
moneter akan memindahkan pengeluaran agregat
dari AE0 ke AE1 dan menigngkatkan pendapatan
nasional dari Y0 ke Y1.Dalamkan grafik
(b)perpindahan tersebut di gambarkan oleh
perubahan AD0 menjadi AD1 dan jarak AB sama
dengan Y0Y1.Permintaan agregat AD1 memotong
penawaran agregat AS di titik C.Dengan
demikian,sebagai akibat dari kebijakan moneter
keseimbangan AD-AS berubahdari titik A ke titik
C.Perubahan ini menggambarkan perubahan
berikut:efek dari kebijakannya di jalankannya
kebijakan moneter pendapatan nasional riil
meningkat dari Y0 menjadi Y2 dan tingkat harga
meningkat dari P0 menjadi P1.
Grafik (b) menjelaskan gambar bahwa menurut analisis
Y=AE.Perubahan pengeluaran dalam perekonomian
menyebabkan pertambahan yang lebih besar kepada
pendapatan kepada pendapatan nasional apabila di bandingkan
dengan dalam analisis AD=AS.Hal ini disebabkan karena
perbedaan pemisalandalam kedua analisis tersebut.Dalam
analisis Y=AE dimisalkan harga tidak berubah .Akan tetapi
dalam analisis AD=AS harga dapat mengalami perubahan
.Uraian di atas menunujukkan harga mengalami kenaikan
,yaitu dari P0 menjadi P1.Perubahan ini menyebabkan
(i)konsumsi rill rumah tangga berkurang(ii)ekspor berkurang
dan (iii)impor bertambah.Oleh karena itu dalam analisis AD-
AS pendapatan nasional riil hanya meningkat ke Y2 dan bukan
ke Y1.
MASALAH INFLASI DAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH
A. Pendekatan Y = AE
Dalam menerangkan efek kebijakan fiskal ini maka uraian akan di badakan
kepada dua keadaan:keadaan dimana dimisalkan inflasi berlaku tanpa di kontrol
pemerintah dan inflasi yang diatasi melalui kebijakan fiskal.Dalam gambar 10.7 akan
dijelaskan.
Pengeluaran agregat yang awal adalah AE (P0) dan pengeluaran ini
mewujudkan keseimbangan titik E0,pendapatan nasional adalah Y0 dan tingkat
kesempatan kerja penuh hampir di capai.Seterusnya misalkan kenaikan ekspor
menambah pengeluaran agregat dan pada waktu yang sama kenaikan harga harga
menjadi lebih cepat.Tanpa kebijakan pemerintah pengeluaran agregat akan
mencapai AE(p1)yaitu harga harga juga mengalami kenaikan dan mencapai
P1.Dengan demikian kenaikan pengeluaran agregat tersebut telah menimbulkan
efek berikut:pendapatan nasional meningkat dari Y0 menjadi Y1 dan tingkat harga
meningkat dari P0 menjadi P1.Oleh karena itu Y1 lebih besar dari Yf tingkat
pengangguran adalah sangat rendah.
Seterusnya perhatikanlah fek kebijakan fiskaldalam
usaha mengatasi inflasi.
Dalamkasus ini
,sejak permulaan
lagi pemerintah
bahwa
pertambahan
pengeluaran
agregat yang besar
yaitu dari AE(P0)
menjadi AE(P1)
menyebabkan
tingkat inflasi
bertambah cepat.
B. Analisis AD-AS
Keseimbangan yang asal dalam perekonomian tersebut dicapaidititik
A.Keseimbangan memberikan gambar mengenai keadaan yang sama yang
ditunjukkan oleh titik E0 dalam ganbar (a) yaitu pendapatan nasional riil
adalah Y0 dan tingkat harga P0.Telah di terangkan bahwa tanpa pengawasan
dan kebijakan pemerintah,pengeluaran agregat meningkat dariAE P0 menjadi
AE P1.Dalam gambar (b)perubahan tersebut menunjukkan oleh peralihan
kurva keseimbangan pendapatan nasionalyang baru ini harga meningkat dari
P0 menjadi P1 dan pendapatan nasional riil adalah Y1.Dengan demikian
,walaupun terjadi peningkatan dalam pendapatan nasional riil .tingkat inflasi
juga sangat tinggi.Maka sejak awal pemerintah berusaha menghindari
kenaikan harga yang tinggi dengan menjalankan kebijakan fiskal ,yaitu dengan
mengurangi pengeluaran pemerintah .Efek dari kebijakan fiskal ini
permintaan agregat hanya meningkat menjadi AD2 sajadan keseimbangan
AD-AS dicapai di titik C.Keseimbangan itu menunjukkan tingkat
kesempatan kerja penuh dicapai dan pendapatan nasional riil adalah
Y1.Tingkat hargayang baru adalah P2 yang lebih rendah dari P1 dan berarti
kebijakan fiskal dapat mengendalikan inflasi.
KEBIJAKAN MONETER UNTUK
MENGATASI INFLASI
Grafik pada gambar 10.7,efek kebijakan moneter dalam menghadapi
inflasi dapat ditunjukkan.yaitu yang terdapat dalam bagian (a) dan(b).
Dalam uraian berikut yang dapat digunakan adalah bagian (b) yang
terdapatdalam gambar 10.8.
Kesembangan asal dicapai di titik E0 yaitu pada perpotongan
penawaran agregat AS dan permintaan agregat AD0.Dengan demikian
tingkat harga adalah P0 dan pendapatan nasional riil adalah AD1 dan
akan menimbulkan keseimbangan di E1.Dengan demikian
apabilapemerintah tidak melakukan pengawasan terhadap pertumbuhan
pengeluaran agregat,pendapatan nasional meningkat dari Y0 ke Y1 tetapi
peningkatan ini di ikutioleh kenaikan harga yang tinggi, yaitu dari P 0 ke
P1.Misalkan pemerintah ingin tetap menginginkan perkembangan
ekonomi hingga ke tingkat kesempatan kerja penuh,tetapi juga berusaha
menciptakan perubahan harga harga yang lebih stabil.Hal itu akan
dicapai apabila pemerintah dapat mengendalikan perubahan permintaan
agregat (AD) yaitu memindahk kurva AD1 menjadi AD2.
Apabila usaha untuk mengurangi inflasi di lakukan dengan
kebijakan moneter,yang akan
dilakukan oleh pemerintah
adalah menurunkan penawaran
uang,penurunan ini akan
menaikkan suku bunga.Sebagai
akibatnya,pertama langkah ini
akan menyebabkan perusahaan
dan penanam modal baru
mengurangi
kegiataninvestasinya.Kedua,kenai
kan suku bunga akan
mengurangi keinginan rumah
tangga untuk membeli rumah
baru. Ketiga,rumahlamayangmasih di angsur ,harus membayar
bayaran bulananyang lebih tinggi.
KEBIJAKAN FISKAL ATAU
KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter di jalankan olehdua pihak yang berbeda.Kebijakan
fiskal di jalankan oleh Kementerian Keuangan dan kebijakan moneter di jalanka oleh
Bank Sentral.Kedua industri ini haruslah menyesuaikan kebijakan ekonominya dalam
mengatasi masalah yang dihadapi
Untuk meningkatka kebijakan kebijakan pemerintah masing masing institusi di atas perlu
menjalankan hal berikut:
i. untuk mengatasi pengangguran :Bank Sentral perlu menurunkan suku bunga
dan Kementrian Keuangan menambah pengeluaran pemerintah yang dapat diikuti pula
dengan pengurangan pajak.Langkah tersebut akan menyebabkan kenaikan dalam agregat
sebagai:kenaikan investasi,kenaikan pengeluaran rumah tangga (konsumsi).
ii. Untuk mengatasi inflasi:tindakan yang perlu dijalankan Bank Sentral adalah
mengurangi penawaran aung dan menaikkan suku bunga.Kebijakanmoneter ini akan
mengurangi investasi dan pengeluaran rumah tangga (konsumen).Seterusnya
,Kementrian Keuangan perlu mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak individu
dan perusahaan.Langkahtersebut dapat mengurangi pengeluaran pemerintah
,mengurangi investasi dan mengurangi pengeluaran rumah tangga.
KEBIJAKAN SEGI PENAWARAN
Kebijakan segi penawaran adalah langkah
pemerintah yang berusaha meningkatkan
efisiensi kegiatan perusahaan-perusahaan
dan tenaga kerja sehingga produksi
nasional dapat ditingkatkan, biaya produksi
dikurangkan dan teknologi semakin
berkembang.
Gambar 10.10. keseimbangan permulaan dicapai di E0, yaitu pada
perpotongan AD0 ke AS0. Pada keseimbangan ini tingkat harga P0 dan
pendapatan nasional riil Y0. Perkembangan ekonomi yang pesat
memindahkan
permintaan agregat dari
AD0 menjadi AD1 dan
memindahkan
keseimbangan ke E1-
yang menggambarkan
inflasi berlaku (harga
naik dari P0 ke P1)
dalam keadaan ekonomi
yang berkembang
(pendapatan nasional
riil bertambah dari
Y0 ke Y1).
Langkah langkah untuk mengatasi masalah
inflasi dan menjalankan segi penawaran
antara lain :
§ Melakukan penetapan harga
§ Mengalahkan pertambahan produksi
§ Mengalahkan pertumbuhan ekonomi
Langkah langkah untuk mengatasi masalah
pengangguran dan menjalankan segi
penawaran antara lain mendorong lebih
banyak investasi, mengembangkan
infrastruktur, meningkatkan efisiensi
administrasi pemerintahan, memberi
subsidi dan menggunakan pajak
perusahaaan dan individu.

Anda mungkin juga menyukai