Anda di halaman 1dari 20

KESEIMBANGAN AD-AS

Analisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan ekonomi


negara dalam keadaan harga yang mengalami perubahan.

Definisi Penawaran Agregat (Aggregate Supply-AS) adalah


jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu negara
pada suatu tahun tertentu. Pada perekonomian terbuka,
penawaran agregat meliputi pendapatan nasional-atau barang
dan jasa yang dikeluarkan di dalam negeri, ditambah dengan
barang dan jasa yang diimpor.
Penawaran agregat adalah penawaran barang dan jasa yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu negara.

Definisi Permintaan Agregat (Aggregate Demand-AD) adalah


tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam perekonomian
pada berbagai tingkat harga.

Pengeluaran agregat menggambarkan tentang hubungan antara


pengeluaran yang akan dilakukan dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional. Konsep pengeluaran agregat, berlaku
pada harga tetap, sedangkan permintaan agregat berlaku pada
harga yang berubah.
DARI ANALISIS KEYNESIAN SEDERHANA KE ANALISIS AD-AS

Perbedaan Teori Klasik dan Teori Keynes

Pandangan Klasik: Perekonomian selalu mencapai tingkat


kesempatan kerja penuh.

Hukum Say (Pandangan Jean Baptish Say): “Supply creates its


own demand” – Penawaran dengan sendirinya menciptakan
permintaan. Maksudnya: dalam perekonomian terdapat cukup
banyak permintaan, dan oleh karena itu, setiap jenis barang
yang diproduksikan akan dapat terjual di pasar. Wujudnya
permintaan agregat yang cukup besar ini akan menjamin
terciptanya tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi yang
menggunakan semua faktor produksi yang tersedia.

Dalam masyarakat yang ekonominya selalu mencapai tingkat


kesempatan kerja penuh, tingkat kegiatan ekonomi dan
pendapatan nasional ditentukan oleh kemampuan negara tsb
untuk menggunakan faktor produksi yang tersedia untuk
memproduksi barang dan jasa.

Penentuan produksi nasional dinyatakan : Y = (f(K,L,Q,T)

Keterangan : Y = pendapatan nasional yang diwujudkan dalam


perekonomian
K = jumlah barang modal yang tersedia
L = jumlah tenaga kerja dan kemampuan tenaga
kerja yang tersedia
Q = jumlah kekayaan alam yang telah
dikembangkan dan digunakan
T = tingkat teknologi yang digunakan dalam
berbagai kegiatan produksi.

Ahli2 Ekonomi Klasik berkeyakinan : Segi Penawaran adalah


sangat penting peranannya dalam menentukan kegiatan ekonomi
dan pendapatan nasional sesuatu negara.

Pandangan Keynes :

(a) Tingkat permintaan efektif (effective demand) yaitu


pengeluaran agregat (permintaan efektif pada harga tetap)
dan permintaan agregat (permintaan efektif pada berbagai
tingkat harga) akan menentukan sejauh mana produksi
nasional akan diwujudkan dalam ekonomi dan kesempatan
kerja akan dicapai.
(b) Dalam perekonomian, kesempatan kerja penuh tidak akan
selalu dapat dicapai.

Pandangan Ahli Ekonomi Klasik:

“Money is neutral” maksudnya uang tidak dapat memengaruhi


kegiatan ekonomi. Pendapatan nasional tidak dapat ditambah.
Apabila jumlah uang dalam ekonomi bertambah, perubahan ini
tidak dapat menaikkan pendapatan nasional. Pertambahan
tersebut hanya akan meningkatkan harga-harga barang dalam
perekonomian (sebagai ‘Teori Kuantitas’.

Pandangan Keynes :

“Uang tidak netral” artinya perubahan 2 dalam jumlah uang


dalam ekonomi dapat memengaruhi kegiatan perekonomian.

2 Aspek yang berbeda : (a) penentuan suku bunga, dan (b)


efek perubahan jumlah uang dalam ekonomi (jumlah penawaran
uang) kepada kegiatan ekonomi.

Klasik: (a) Suku bunga ditentukan oleh tabungan yang


tersedia dalam masyarakat dan permintaan dana modal untuk
investasi. (b) uang tidak dapat memengaruhi kegiatan ekonomi
dan produksi nasional (Kesempatan kerja penuh sudah
tercapai).

Keynes : (a) Suku bunga ditentukan oleh penawaran uang dan


permintaan uang. (b) Perubahan jumlah uang akan dapat
memengaruhi kegiatan ekonomi (kesempatan kerja penuh jarang
dapat dicapai). Hubungan antara perubahan jumlah uang dan
kegiatan ekonomi akan melalui proses berikut:

(i) Perubahan jumlah uang akan memengaruhi suku bunga.


Apabila jumlah uang bertambah, suku bunga akan turun.
(ii) Penurunan suku bunga akan menambah investasi dalam
perekonomian.
(iii) Pertambahan dalam investasi akan menambah pengeluaran
agregat dan selanjutnya pertambahan pengeluaran agregat
akan menambah pendapatan nasional.

PERKEMBANGAN ANALISIS AD-AS


Pandangan Pokok Teori Makroekonomi Keynesian
(a) Peranan pengeluaran agregat
(b) Penentuan suku bunga dan peranan uang
(c) Peranan pemerintah dalam menentukan tingkat kegiatan
ekonomi dalam suatu tahun tertentu.

Peranan Pengeluaran Agregat

Analisis Keynesian sederhana menunjukkan bahwa pengeluaran


agregat yang akan menentukan sejauh mana kegiatan ekonomi,
pendapatan nasional, dan kesempatan kerja akan diwujudkan
dalam suatu waktu/tahun tertentu (analisisnya belum
memperhatikan faktor tentang efek perubahan suku bunga dan
efek perubahan tingkat harga terhadap kegiatan ekonomi
dalam suatu negara).

Analisis Keynes merupakan analisis jangka pendek yang


memperhatikan perubahan kegiatan ekonomi sebagai akibat dari
perubahan pengeluaran agregat. Dalam analisis tidak
diperhatikan mengenai perkembangan teknologi dan perubahan
kualitas faktor produksi. Jumlah dan kualitas faktor
produksi dianggap tetap.

Apabila pengeluaran agregat bertambah, maka kegiatan


ekonomi, produksi nasional, dan kesempatan kerja akan
meningkat. Peningkatan kesempatan kerja akan mengurangi
pengangguran.

Peranan Uang dan Suku Bunga

Mekanisme Transmisi:

a) Efek perubahan penawaran uang terhadap suku bunga;


b) Efek perubahan suku bunga terhadap investasi
c) Efek perubahan investasi terhadap pengeluaran agregat dan
pendapatan nasional.
Peranan Kebijakan Pemerintah

Dampak bekerjanya pasar bebas tanpa campur tangan


pemerintah: (a) ekonomi sukar untuk mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh, dan (b) terdapat perubahan yang
besar dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.

Keynesian: Perlunya campur tangan pemerintah dalam usaha


untuk mencapai tingkat kesempatan penuh tanpa inflasi 
kebijakan fiskal dan moneter.

ANALISIS AD-AS MENURUT PANDANGAN KLASIK

Secara grafis adalah sbb:

Tingkat
Harga (P) AS

P2
P1
PO AD2
AD1
ADO

0 YF Pendapatan Nasional(Y)

Pada saat perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh, maka


apabila permintaan agregat bertambah/meningkat yaitu dari AD o
ke AD1 dan AD2 efeknya adalah tingkat harga akan meningkat
dari Po ke P1 dan P2 dan pendapatan nasional tetap sebesar Y F.
BENTUK ANALISIS AD-AS MASA KINI

Tingkat Harga
LRAS
SRAS

P2

PF

P1

0 Y1 YF Y2
Pendapatan Nasional Nyata

Kurva SRAS atau kurva AS adalah kurva yang terus menerus


melengkung ke atas dan memotong garis tegak pada Y F. Setelah
itu kurva AS menjadi semakin tinggi tingkat kenaikannya.
Kurva SRAS menunjukkan (a) apabila tingkat harga adalah P F
maka perekonomian akan mencapai kesempatan kerja penuh (oleh
karena itu, perusahaan2 akan menghasilkan output yang
bernilai YF); (b) apabila harga yang berlaku adalah P 1 output
yg ditawarkan perusahaan hanyalah bernilai Y 1, dan
pengangguran berlaku; dan (c) pada harga P 2 nilai output
negara adalah Y2, yaitu lebih tinggi dari Y F, oleh karena
perusahaan mampu menghasilkan lebih banyak. Nilai Y 1, Y2, dan
YF adalah pada harga tetap. Maka output Y 2 lebih besar
dibandingkan dengan Y1 dan YF. Hal ini menimbulkan
pertanyaan: mungkinkah suatu perekonomian menghasilkan
output nasional yang melebihi output pada kesempatan kerja
penuh? Jawabannya: mungkin! Karena secara definisi
kesempatan kerja penuh tercapai pada tingkat pengangguran
yang rendah (pada 4-5%). Dengan demikian apabila Y F dicapai,
pengangguran masih berlaku dan dapat digunakan untuk
menambah pendapatan nasional riil. Pada pendapatan nasional
Y2, tingkat pengangguran telah menurun (menjadi 2-3%).

KURVA PERMINTAAN AGREGAT - AD

Misalnya pada mulanya tercapai suatu keseimbangan Y = AE.


Bagaimana jika harga meningkat dari P o menjadi P1?
(a) Apakah efek kenaikan harga terhadap pendapatan riil?
(b) Apakah efek kenaikan harga terhadap suku bunga?

Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil masyarakat


menurun, dan seterusnya menyebabkan nilai riil konsumsi
rumah tangga juga menurun. Selanjutnya, inflasi akan
menaikkan suku bunga dan kenaikan ini akan mengurangi
investasi. Kesimpulan: kenaikan harga menyebabkan nilai
riil pengeluaran agregat menurun, dan menurunkan pendapatan
nasional riil pada keseimbangan.

Perhatikan Gambar X. Gambar a. Menunjukkan perubahan


keseimbangan sebagai akibat dari kenaikan harga. Gambar b.
Menunjukkan kurva AD yang dibentuk berdasarkan perubahan
keseimbangan pd Gambar a.

Misalkan pada harga Po, pengeluaran agregat sebesar AE(P o).


Keseimbangan dicapai pada titik E o dan pada pendapatan
nasional Yo.
Kenaikan harga dari Po ke P1 menyebabkan pengeluaran agregat
riil menurun dari AE(Po) menjadi AE(P1). Perubahan ini
menyebabkan keseimbangan baru, yaitu pada titik E 1, dan
pendapatan nasional pada keseimbangan menurun menjadi Y 1.
Pengeluaran Y=AE
Agregat (AE)
AE(Po)
Eo

AE(P1)

E1

450

450
0 Y1 Yo
Pendapatan Nasional

Tingkat Harga

P1 B

A
P0

AD

0 Y1 Yo
Pendapatan Nasional Riil

Sifat Utama Kurva AD

Kurva AD merupakan suatu kurva yang menurun dari kiri atas


ke kanan bawah, artinya semakin rendah tingkat harga,
semakin besar permintaan agregat yang wujud dalam
perekonomian.
Tingkat Harga dan Pengeluaran Rumah Tangga
Semakin rendah tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa
yang dapat dibeli  Nilai riil pengeluaran agregat akan
semakin meningkat apabila tingkat harga semakin rendah.

Tingkat Harga, Suku Bunga dan Investasi

Bila harga stabil atau tingkat inflasi rendah,maka suku


bunga cenderung rendah. Semakin tinggi inflasi, suku bunga
cenderung semakin tinggi. Semakin tinggi suku bunga akan
menyebabkan penurunan dalam investasi. Penurunan investasi
menyebabkan penurunan pengeluaran agregat.
Harga naik  suku bunga naik  investasi turun 
pengeluaran agregat turun  pendapatan nasional riil turun.

Tingkat Harga, Ekspor dan Impor

Apabila barang-barang dalam suatu negara adalah relatif


lebih murah, ekspor akan meningkat dan impor berkurang.

i. Kenaikan harga akan menurunkan ekspor neto (ekspor


dikurangi impor)
ii. Pengurangan ekspor neto akan menurunkan pengeluaran
agregat dan pendapatan nasional riil.

PERGESERAN KURVA PERMINTAAN AGREGAT AD


Efek Pertambahan Komponen Pengeluaran Agregat

Komponen Pengeluaran Agregat yaitu C, I, G, dan X (tidak


termasuk impor). Pertambahan komponen tsb efeknya kepada
pengeluaran agregat dan pendapatan nasional adalah sama,
yaitu:
∆Y = Multiplier x ∆AE

∆AE dapat berupa pertambahan salah satu dari C, I, G,& X.


Misalnya pertambahan investasi pada Gambar X di atas,
pengeluaran agregat mula-mula adalah AE(P o) dan kenaikan
investasi sebesar ∆I akan menggeser pengeluaran agregat
menjadi AE1(Po). Dengan kata lain, pertambahan investasi
akan menambah pendapatan nasional dari Y o menjadi Y1, dan
tingkat harga tidak berubah, yaitu sebesar P o.
Kenaikan investasi menggeser keseimbangan dari E o ke E1 pada
harga Po. Jarak AB = YoY1 dan nilai YoY1 atau ∆Y adalah
multiplier x ∆I. Jadi, jarak antara AD o dan AD1 = multiplier x
∆I

Pengeluaran
Agregat (AE) Y=AE
AE(Po)
E1

AE(Po)
∆I Eo

Efek pertambahan
pengeluaran agregat

45o

0 Yo Y1
Pendapatan Nasional
Tingkat
Harga(P)
Pergeseran AD efek
dari pertambahan
P1 A B
pengeluaran agregat

AD1
ADo

0 Yo Y1
Pendapatan Nasional riil (Y)
Efek Kenaikan Pajak Pendapatan Terhadap Kurva AD

Misalkan pemerintah menaikkan pajak. Pajak yang bertambah


mengurangi pendapatan disposibel dan pada akhirnya konsumsi
rumah tangga akan turun, berkurang sebanyak ∆C = MPC x ∆T.
Pengurangan konsumsi rumah tangga menurunkan pengeluaran
agregat dari AE(Po) menjadi AE1(Po). Sebagai akibatnya
keseimbangan bergeser dari E o ke E1 dan pendapatan nasional
riil menurun menjadi Y1.

Pengeluaran
Agregat (AE) Y=AE
AE(Po)
Eo

AE1(Po)
∆C E1

Efek kenaikan pajak


terhadap
pengeluaran agregat

45o

0 Y1 Yo
Pendapatan Nasional
Tingkat Harga(P)

Po B A
Pergeseran AD efek
dari kenaikan pajak
ADo pendapatan
AD1

0 Y1 Yo
Pendapatan Nasional riil (Y)
KURVA PENAWARAN AGREGAT-AS

Ciri-ciri Kurva AS
a) Pada saat tingkat pengangguran masih tinggi, kurva
penawaran agregat AS relatif landai. Artinya, penambahan
produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-perusahaan
pada harga yang relatif tetap, karena (a) tingkat
penggunaan barang modal belum mencapai kapasitasnya yang
optimum, dan (b) upah masih relatif tetap. Tahap ini
tergambar pada bagian AB dari kurva AS.
b) Dari titik B hingga titik C, kurva AS bertambah tingkat
kenaikannya. Penyebabnya adalah pengangguran sudah
semakin menurun dan kapasitas pabrik-pabrik sudah
mencapai optimum.
c) Sesudah tingkat kesempatan kerja penuh kurva AS
keadaannya semakin tegak.

Tingkat
Harga (P)

AS

C
A B

0 YF
Pendapatan Nasional Riil

Faktor2 yang Memengaruhi Bentuk Kurva AS

(a) Ciri-ciri fungsi produksi


(b) Ciri-ciri pasaran tenaga kerja
Efek Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang

Perusahaan untuk memroduksi barang dan jasa membutuhkan


faktor2 produksi: tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian
kewirausahaan.

Dalam jangka pendek, tanah, modal, teknologi, dan keahlian


kewirausahaan dianggap tetap, dan yang variabel hanya tenaga
kerja.

Fungsi produksi : Q = f(L)

Artinya: jumlah output atau nilai produksi riil ditentukan


oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan.

Fungsi produksi jangka pendek tersebut dipengaruhi oleh


“Hukum Tambahan Hasil yang semakin berkurang”.

Apabila tenaga kerja yang digunakan perusahaan semakin


banyak, maka biaya produksi per unit akan semakin meningkat.
Oleh karena itu, perusahaan akan menambah produksi dan
penawarannya hanya pada keadaan di mana harga semakin
meningkat apabila output ditambah.

Kurva AS yang melengkung ke atas tersebut, menggambarkan


ciri hubungan sbb: semakin tinggi tingkat harga semakin
besar jumlah barang yang diproduksikan dan ditawarkan para
pengusaha.

Dalam pasar persaingan sempurna ditunjukkan bahwa kurva MC


di atas kurva AVC yang minimum adalah kurva penawaran
perusahaan (lihat bagian ABC dari kurva MC).

Penawaran agregat merupakan gabungan kurva penawaran


perusahaan dalam perekonomian.
2

P MC
C
AC
B
AVC

0 Q
Gambar X. Kurva Biaya Produksi

Peranan Tenaga Kerja dan Kurva Penawaran Agregat

Upah dianggap tetap berbagai tingkat penggunaan tenaga


kerja, dan hal ini benar untuk kegiatan suatu perusahaan
dalam pasar persaingan sempurna.

Dalam pasar tenaga kerja yang bersifat persaingan sempurna,


tingkat upah ditentukan oleh permintaan tenaga kerja (kurva
DL pada Gambar di bawah ini) dan penawaran tenaga kerja
(kurva SL). Semakin tinggi kesempatan kerja, semakin tinggi
tingkat upah yang diterima para pekerja. Upah yang semakin
tinggi ini akan menaikkan biaya produksi, maka untuk tetap
memperoleh keuntungan dan dapat meneruskan operasinya,
penawaran agregat dalam ekonomi hanya akan ditingkatkan oleh
perusahaan2 apabila tingkat harga semakin tinggi. Dan semakin
tinggi tingkat harga semakin banyak pendapatan nasional
riil.

W
SL
W2
DL2
W1
DL 1
W0
DL

N
0 N0 N1 N2
N
Gambar X. Pasar Tenaga Kerja

Tingkat Pengangguran dan Tingkat Kenaikan Upah

Kurva Phillips : kurva yang menerangkan ciri hubungan antara


tingkat kenaikan upah dan tingkat pengangguran, serta hubungan
antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran.
Terdapat satu hubungan yang negatif antara kenaikan tingkat
upah dengan tingkat pengangguran.

Perubahan Tingkat Upah

Kurva Phillips

to=1998
dw0
t1=2002
dw1

0
Tingkat Pengangguran

Data mengenai hubungan antara kenaikan upah dan tingkat


pengangguran dikumpulkan dari tahun 1987-2002, Phillips
memberikan gambaran umum tentang hubungan di antara keduanya.
CATATAN:
PERANAN PERMINTAAN AGREGAT DALAM KEGIATAN EKONOMI

Analisis Keynes menunjukkan tentang pentingnya peranan dari


pengeluaran agregat ke atas jumlah barang dan jasa yang akan
diproduksikan oleh sektor perusahaan di dalam menentukan
tingkat kegiatan ekonomi. Keynes lebih banyak memperhatikan
aspek permintaan, yaitu menganalisis peranan dari permintaan
berbagai golongan masyarakat di dalam menentukan tingkat
kegiatan ekonomi yang akan dicapai oleh suatu perekonomian.
Pada hakekatnya analisis Keynes berpendapat bahwa tingkat
kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya permintaan
efektif, yaitu permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk
membayar barang dan jasa yang diminta tsb, yang wujud dalam
perekonomian.
Bertambah besar permintaan efektif yang wujud dalam
perekonomian, bertambah besar pula tingkat produksi yang
akan dicapai oleh sektor perusahaan. Keadaan ini dengan
sendirinya akan menyebabkan pertambahan dalam tingkat
kegiatan ekonomi, pertambahan penggunaan tenaga kerja, dan
pertambahan penggunaan faktor-faktor produksi.
Analisis Keynes merupakan suatu analisis jangka pendek. Ini
artinya analisisnya memisalkan bahwa jumlah maupun kemampuan
dari faktor-faktor produksi tidak mengalami pertambahan.
Oleh karena itu, apabila kegiatan ekonomi bertambah tinggi
dan lebih banyak faktor produksi digunakan, pengangguran
tenaga kerja dan faktor produksi lainnya akan berkurang.
Dengan demikian tingkat penggunaan tenaga kerja dalam
perekonomian bergantung pada besarnya permintaan efektif
yang tercipta dalam perekonomian. Makin besar permintaan
efektif, makin kecil jurang antara tingkat kegiatan ekonomi
yang tercapai dan tingkat kegiatan ekonomi pada tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh. Akibatnya tingkat
pengangguran akan menjadi semakin rendah.
Keynes dalam analisisnya membagi permintaan agregat ke dalam
pengeluaran konsumsi rumah tangga dan penanaman modal
(investasi) oleh para pengusaha (sebenarnya masih ada
pengeluaran pemerintah dan ekpor).
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi RT bergantung pada pendapatannya. Semakin besar
pendapatan, semakin besar pula pengeluaran konsumsinya.
Keynes : rasio antara pengeluaran konsumsi pd suatu tingkat
pendapatan tertentu dengan pendapatan itu sendiri disebut
Kecondongan mengkonsumsi (marginal propensity to consume).
Jika kecondongan mengkonsumsi rendah, maka semakin rendah
pendapatan masyarakat yang akan digunakan untuk konsumsi.
Kecondongan mengkonsumsi yang rendah, menyebabkan jurang
antara produksi nasional pada penggunaan tenaga kerja penuh
dan pengeluaran agregat yang sebenarnya menjadi bertambah
lebar (Catatan : Y = C + S dan Y = C + I).
Agar penggunaan tenaga kerja penuh dapat dicapai, perlulah
para pengusaha menaikkan jumlah investasi sebesar
“perbedaan” antara produksi nasional pada penggunaan tenaga
kerja penuh dan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada
penggunaan tenaga kerja penuh.
Menurut Keynes: untuk mencapai tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh perlulah investasi perusahaan mencapai tingkat I
= S. Keadaan seperti itu jarang terjadi, dan oleh karena
itu, pengangguran terjadi.

Investasi
Seorang pengusaha akan menanamkan modalnya apabila hasil
dari investasinya lebih tinggi dari suku bunga. Dalam suatu
perekonomian, besarnya jumlah investasi yang akan ditanam
oleh pengusaha bergantung pada tingkat pengembalian modal
dari nilai investasi lebih besar dari suku bunga.

Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah bukan saja berfungsi mengatur kegiatan
perekonomian, tetapi juga dapat memengaruhi tingkat
pengeluaran agregat dalam perekonomian.
Di satu pihak kegiatan pemerintah melalui pemungutan pajak
akan mengurangi perbelanjaan agregat, akan tetapi pajak tsb
akan dibelanjakan lagi oleh pemerintah, dan langkah tsb akan
meningkatkan pengeluaran agregat.
Ekspor
Ahli ekonomi klasik telah lama menunjukkan bahwa ekspor
dapat memperluas pasar (contoh: sumbangan ekspor karet dan
minyak mentah kepada ekonomi Indonesia), dan memungkinkan
negara yang mengekspor memperoleh dana untuk mengimpor
barang lain, termasuk barang modal yang akan mengembangkan
perekonomian tersebut lebih lanjut.
Perkembangan ekspor yang pesat menyebabkan pertambahan yang
pesat dalam perbelanjaan agregat, yang pada akhirnya akan
menimbulkan pertumbuhan pendapatan nasional (dan pertumbuhan
ekonomi) yang pesat.
Tabel 1. Pengeluaran Agregat dan Penentuan Tingkat Kegiatan
Ekonomi Negara
Pendapatan Nasional Pengeluaran Agregat Kegiatan
(Triliun rupiah) (Triliun rupiah) Ekonomi
100 127 Ekspansi
200 250 Ekspansi
300 325 Ekspansi
400 400 Seimbang
500 475 Kontraksi
600 550 Kontraksi

PENENTUAN SUKU BUNGA MENURUT KEYNES:


Suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang.
Bank Sentral (BI) dan sistem per-bank-kan adalah institusi
yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu
waktu tertentu. Sementara itu, permintaan uang ditentukan
oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang.
Suku Bunga
MSo MS1

E
r
E1
r1 MD

0 M0 M1
Penawaran dan Permintaan Uang

Kurva penawaran uang berbentuk tegak lurus karena penawaran


uang tidak ditentukan oleh suku bunga. Bank Sentral akan
menyediakan uang sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat.
Oleh karena itu, besarnya tidak bergantung pada suku bunga.
Sebaliknya suku bunga sangat memengaruhi permintaan uang.

Kalau suku bunga dan tingkat pengembalian modal rendah,


masyarakat lebih suka memegang uang daripada
menginvestasikannya. Oleh karena itu, semakin rendah suku
bunga, semakin besar jumlah uang yang diminta (dipegang atau
disimpan) masyarakat. Kurva permintaan uang MD, menurun dari
kiri atas ke kanan bawah.

Menurut Keynes, keseimbangan antara permintaan dan penawaran


uang, yaitu MD = MS akan menentukan tingkat suku bunga. Pada
Gambar 1, kenaikan penawaran uang dari MS o ke MS1 akan
menggeser keseimbangan permintaan dan penawaran uang dari E
ke E1 dan menyebabkan suku bunga turun dari r ke r 1.

Anda mungkin juga menyukai