HUKUM ISLAM
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
HUKUM ISLAM
Disusun oleh:
Dwi Rahayu (20181440034)
Alhamdulillah puji syukur penulis munajatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Semoga Allah SWT meridhoi-Nya. Amin
Makalah ini membahas tentang “MI’YAR MUDHARABAH DALAM
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM“. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membaca dan mempelajarinya. Sebelumnya
penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan penulis memohon kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ( Cover ) i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
A. PENDAHULUAN .............................................................................. 3
3. Rukun Mudharabah.....................................................................7
a. Kedudukan Mudharabah..................................................... 16
b. Pasal Pasal yang mengatur Mudharabah dalam KHES .....16
8. Contoh Mudharabah dalam kehidupan sehari-hari ......................22
1
individu dan sosial, duniawi dan ukhrawi. Mencari nafkah sesuai dengan hukum yang
berlaku dan dengan cara yang adil merupakan suatu kewajiban dasar dalam Islam.
Dan salah satu upaya dalam mencapai tujuan itu dilakukan dengan kegiatan
“Mudharabah”
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak di mana
pemilik modal ( shahibul maal ) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (
mudharib ) dengan suatu perjanjian di awal.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah :
1. Agar mengerti dan memahami apa itu Mi’yar Mudharabah.
2. Mengetahui dengan jelas Sumber Hukum, Rukun, Syarat, Sifat dan Jenis
Mudharabah.
3. Mengetahui kedudukan Mudharabah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi
Syariah.
4. Mengetahui contoh Mudharabah dalam kehidupan sehari-hari.
Mi’yar berasal dari bahasa Arab yang artinya standar atau tolak ukur.
Mudharabah berasal dari kata “dharb” yang artinya memukul atau berjalan.
Memukul dalam bidang ekonomi islam adalah proses memukulkan kakinya
dalam menjalankan usahanya. Disamping itu, secara istilah mudharabah
merupakan akad kerjasama usaha antara dua pihak yaitu pihak pemilik dana
(shahibul maal) sebagai pihak pertama yang menyediakan seluruh dana, dan
pihak pengelola dana (mudharib) sebagai pihak kedua yang bertindak sebagai
pengelola dan keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan semua pihak.
Harus kita ketahui akad mudharabah menurut syariah islam itu adalah yang
sesuai dalam al-Quran,hadis,ijma.
Dalam al-quran mejelas kan bahwa mudharabah diperbolehkan dalam islam karena
bertujuan saling membantu antara pemilik modal dengan seorang pakar dalam
memutar uang. Banyak diantaranya pemilik modal yang tidak pakar dalam
mengelolah dan memproduktifkan uangnya, sementara itu yang punya skil dalam
bidang berdagang tidak memiliki modal untuk berdagang atau usaha.
Jadi akad mudharabah menurut islam adalah dasar tolong menolong dalam
pengelolaan modal, dan saling meridoi satu sama lain.
Lalu,bagaimana kah hukum menjalankan mudharabah dalam syariat islam?
ْ
ٍ َيآ أَيُّ َها الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا الَتَأ ُكلُوْ ا أَ ْم َوالَ ُك ْم َب ْينَ ُك ْم ِبا ْل َبا ِط ِل إِالَّ أَ ْن تَ ُكوْ نَ ِت َجا َرةً ع َْن تَ َر
... اض ِم ْن ُك ْم
… َياأَيُّ َها الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا أَوْ فُوْ ا ِبا ْل ُعقُوْ ِد
َاحبِ ِه أَ ْن ال
ِ ص َ ضا َربَةً اِ ْشتَ َرطَ َعلَى َ ب إِ َذا َدفَ َع ا ْل َما َل ُم
ِ َِّكانَ َسيِّ ُدنَا ا ْل َعبَّاسُ بْنُ َع ْب ِد ا ْل ُمطَل
ْ ات َك ِب ٍد َر
َ فَإ ِ ْن فَ َع َل َذلِك،طبَ ٍة َ ي ِب ِه دَابَّةً َذ
َ َوالَ يَ ْشتَ ِر، َوالَ يَ ْن ِز َل ِب ِه َوا ِديًا،ك ِب ِه بَحْ رًا َ ُيَ ْسل
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم فَأ َ َجا َزهُ (رواه الطبراني فى
َ ِ فَبَلَ َغ شَرْ طُهُ َرسُوْ َل هللا، َض ِمن
َ
.)األوسط عن ابن عباس
َ َوا ْل ُمقَا َر، اَ ْلبَ ْي ُع إِلَى أَ َج ٍل:ُث فِ ْيهِ َّن ا ْلبَ َر َكة
،ُضة ٌ َ ثَال:صلَّى هللاُ َعلَ ْيهِ َوآلِ ِه َو َسلَّ َم قَا َل َّ أَ َّن النَّ ِب
َ ي
)ت الَ لِ ْلبَي ِْع (رواه ابن ماجه عن صهيب
ِ َو َخ ْلطُ ا ْلبُ ِّر ِبال َّش ِعي ِْر لِ ْلبَ ْي
"Nabi bersabda, 'Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli
tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan
untuk dijual." (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).
ص ْل ًحا َح َّر َم َحالَالً أَوْ أَ َح َّل َح َرا ًما َوا ْل ُم ْسلِ ُمونَ َعلَىُ َّص ْل ُح َجائِ ٌز بَ ْينَ ا ْل ُم ْسلِ ِمينَ إِال ُّ اَل
.ُشرُو ِط ِه ْم إِالَّ شَرْ طًا َح َّر َم َحالَالً أَوْ أَ َح َّل َح َرا ًما
ِ َض َر َر َوال
)ض َرا َر (رواه ابن ماجه والدارقطني وغيرهما عن أبي سعيد الخدري َ َال
Pemilik modal yang tidak dapat mengelola modalnya atau tidak memiliki
waktu untuk mengelolanya
Orang yang tidak memiliki modal tetapi mempunyai keahlian dalam
mengelola modal sehingga dapat mengahasilkan keuntungan yang
nantinya akan dibagi hasil sesuai akad/perjanjian awal.
6. Jenis – jenis Mudharabah.
1. Mudharabah mutlaqah
2. Mudharabah muqayadah
1. Ketentuan pembiayaan
3. Pada prinsipnya pada pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar
mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari
mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dicairkan apabila mudharib
terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama
dalam akad.
6. dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau melakukan
pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau
biaya yang telah dikeluarkan.
8. Ketentuan lain:
Catatan:
DSN: Dewan Syariah Nasional
LKS: Lembaga Keuangan Syariah
MUI: Majelis Ulama Indonesia
1. Kedudukan Mudharabah
Ekonomi Syariah.
Bagian Pertama
Syarat Mudharabah
Pasal 187
(1) Pemilik modal wajib menyerahkan dana dan atau barang yang berharga kepada
pihak lain untuk melakukan kerjasama dalam usaha.
(2) Penerima modal menjalankan usaha dalam bidang yang disepakati.
(3) Kesepakatan bidang usaha yang akan dilakukan ditetapkan dalam akad.
Pasal 188
Pasal 189
Kesepakatan bidang usaha yang akan dilakukan dapat bersifat mutlak/bebas dan
muqayyid/terbatas pada bidang usaha tertentu, tempat tertentu, dan waktu tertentu.
Pasal 190
Pasal 191
1. Modal harus berupa barang, uang dan atau barang yang berharga.
2. Modal harus diserahkan kepada pihak yang berusaha/ mudharib.
3. Jumlah modal dalam suatu akad mudharabah harus dinyatakan dengan pasti.
Pasal 192
Bagian Kedua
Ketentuan Mudharabah
Pasal 194
(1)Status benda yang berada di tangan Mudharib yang diterima dari shahibul al-mal,
adalah modal.
Pasal 195
(2)Mudharib berhak menjual dengan harga tinggi atau rendah, baik dengan tunai
maupun cicilan.
(4)Mudharib tidak boleh menjual barang dalam jangka waktu yang tidak biasa
dilakukan oleh para pedagang.
Pasal 196
Pasal 197
(1)Mudharib berhak member kuasa kepada pihak lain untuk bertindak sebagai
wakilnya untuk membeli dan menjual barang jika sudah disepakati dalam akad
mudharabah.
(3)Mudharib berhak menghubungi pihak lain untuk melakukan jual beli barang sesuai
dengan kesepakatan dalam akad.
Pasal 198
(2)Mudharib tidak berhak mendapatkan imbalan jika usaha yang dilakukannya rugi.
Pasal 199
Pasal 200
Mudharib tidak boleh mencampurkan kekayaannya sendiri dengan harta kerjasama
dalam melakukan mudharabah, kecuali bila sudah menjadi kebiasaan di kalangan
pelaku usaha.
Pasal 201
Pasal 202
Pasal 203
Biaya yang dilakukan oleh mudharib dalam rangka melaksanakan bisnis kerjasama,
dibebankan pada modal dari shahib al-mal.
Pasal 204
Pasal 205
Mudharib wajib bertanggung jawab terhadap resiko kerugian dan atau kerusakan
yang diakibatkan oleh usahanya yang melampaui batas yang diizinkan dan atau tidak
sejalan dengan ketentuan-ketentuan yang ditentukan dalam akad.
Pasal 206
Akad mudharabah selesai apabila waktu kerjasama yang disepakati dalam akad
berakhir.
Pasal 207
Pasal 208
Kerugian usaha dan kerusakan barang dagangan dalam kerjasama mudharabah yang
terjadi bukan bukan karena kelalaian mudharib, dibebankan kepada pemilik modal.
Pasal 209
Akad mudharabah berakhir dengan sendirinya jika pemilik modal atau mudharib
meninggal dunia, atau tidak cakap melakukan perbuatan hukum.
Pasal210
Jika untung:
Dengan keuntungan tersebut diakhiri bisnis uang yang diterima oleh azzam adalah:
Jika rugi:
Pada saat akhir bisnis mengalami kerugian ,ingat menentukan kerugian setelah
kerjasama mau berakhir atau menyerahkan modal kepada pemilik yang bukan
diakibatkan oleh kelalaian rayyan, maka kerugian tersebut ditanggung oleh azzam
selaku pemilik modal. Untuk mengembalikan maka komoditi yang ada dijual
seluruhnya sehingga menjadi bagian modal dan yang bagian rayyan diserahkan
kepada azzam untuk menutupi kerugian pada modal.
BAB III
KESIMPULAN
Mi’yar berasal dari bahasa Arab yang artinya standar atau tolak ukur.
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak yaitu pihak pemilik
dana (shahibul maal) sebagai pihak pertama yang menyediakan seluruh dana, dan
pihak pengelola dana (mudharib) sebagai pihak kedua yang bertindak sebagai
pengelola dan keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan semua pihak.
Rukun Mudharabah
1.Mudharabah mutalaqah
2. Mudharabah muqayayah
Sifat Mudharabah
Ramli, Hasbi. 2005 . Briefcase Books Edukasi Profesional Syariah Teori Dasar
Akuntansi Syariah. Jakarta : RENAISAN
Redaksi, Tim . 2010 . Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (K.H.E.S). Jakarta : Fokus
Media