Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Ekonomi Mikro
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK X
Kardilla (90500120028)
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih diantaranya
kepada : Samsul, S.A.B., MA.selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Mikro .Selanjutnya
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga dapat menyelesaikan
dengan baik dan sempurna. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan bagi semua pihak sehingga dapat memetik isi yang terkandung
di dalamnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi prosedur. hubungan
sosial dan infrasturktur dimana usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja
untuk orang-orang dengan imbalan uang. Menurut organisasinya, pasar
dibedakan menjadi empat, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopolistik,
pasar monopoli dan oligopoli. Pada kesempatan ini penulis akan lebih
memfokuskan terhadap pasar persaingan monopolistik dan oligopoli. Pasar
monopolistik (monopolistic competition) dikembangkan karena ketidakpuasan
terhadap daya analisis model persaingan sempurna (perfect competition) maupun
monopoli (monopoly). Pasar monopolistik hampir sama dengan persaingan
sempurna. Di dalam industri terdapat banyak perusahaan yang bebas (mudah)
keluar-masuk. Namun produk yang dihasilkan tidak homogen, melainkan
terdiferensiasi (differentiated produk). Namun perbedaan antara satu produk
dengan produk yang lain tidak terlalu besar. Differensiasi ini mendorong
perusahaan untuk melakukan persaingan nonharga. Walaupun demikian output
yang dihasilkan sangat mungkin saling substitusi.
Dalam semua bentuk pasar itu para penjual juga memperhatikan respon
pembeli, tetapi dalam pasar oligopoli para penjual juga memperhatikan respon
lawan-lawannya. Seorang oligopolis memperkirakan permintaan juga tergantung
pada reaksi apa yang akan dilakukan lawan-lawannya terhadap perubahan harga
yang diambil
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, Makalah ini dijabarkan
dari rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari pasar persaingan monopolistik dan oligopoli?
2. Apa saja ciri-ciri pasar monopolistik?
3. Apa saja karakteristik persaingan monopolistic?
4. Bagaimana keseimbangan perusahaan dalam persaingan monopolistik?
5. Bagaimana efisiensi penggunaan factor-faktor produksi?
6. Apa saja karakteristik oligopoli?
7. Apa saja model oligopoli?
8. Bagaimana penilaian terhadap pasar oligopoli?
9. Bagaimana perspektif islam terhadap pasar oligopoli?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dituangkan, maka tujuan
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pasar persaingan monopolistik dan
oligopoli
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pasar monopolistik
3. Untuk mengetahui karakteristik persaingan monopolistik
4. Untuk mengetahui keseimbangan perusahaan dalam persaingan monopolistik
5. Untuk mengetahui efisiensi penggunaan factor-faktor produksi
6. Untuk mengetahui karakteristik oligopoli
7. Untuk mengetahui model oligopoli
8. Untuk mengetahui penilaian terhadap pasar oligopoli
9. Untuk mengetahui perspektif islam terhadap pasar oligopoli
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berbeda corak.1Pasar persaingan monopolistis yaitu pada dasarnya adalah
pasar yang berada di antara dua jenis pasar yang ekstrim, yaitu persaingan
sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu, sifat-sifatnya mengandung unsur-
unsur sifat pasar monopoli dan unsur-unsur sifat pasar persaingan sempurna..
Pasar Oligopoli adalah pasar yang terdiri dari bebrapa produsen yang
menghasilkan seluruh atau sebagian besar total output di pasar.2 Pasar
oligopoli yaitu pasar barang yang terdiri hanya dari beberapa perusahaan yang
mempunyai ukuran dan model yang relatif besar, barang yang dihasilkan
bersifat berbeda corak seperti produksi mobil atau barang serupa seperti
perusahaan perminyakan. Untuk lebih rinci dari ciri- ciri pasar ini yakni,
pertama ; Menghasilkan barang standar atau berbeda corak. Di dalam dalam
pasar oligopoli ini ada yang menghasilkan barang standar dan ada kalanya ada
yang menghasilkan barang berbeda corak. Contoh perusahaan yang
menghasilkankan barang standart yakni industri yang menghasilkan bahan
mentah seperti produsen bensin, industri baja, industri semen, dll. Sedangkan
untukindustri yang menghasilkan barang berbeda corak contohnya yakni
industri mobil dan truk, industri rokok, industri sabun cuci, dll. Kedua ;
Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah ada kalanya sangat tanguh.
Dari dua kemungkinan ini yang mana yang kan wujud tergantung kepada
bentuk kerjasama di antara perusahaan- perusahaan dalam pasar oligopoli.
Tanpa adanya kerjasama kekuasaan menekan harga akan menjadi lebih
terbatas. Logikanya jika ada perusahaan yang menurunkan harga produknya
dalam waktu singkat akan menarik banyak pembeli, sebagai balasannya
perusahaan yang kehilangan banyak pembeli akan menurunkan harga yang
lebih besar untuk menarik pelanggan kembali. Tetapi jika perusahaan dalam
perusahaan oligopoli bekerja sama dalam hal menentukan harga, maka harga
dapat distabilkan pada tingkat harga yang mereka kehendaki. Ketiga : Pada
1 (Dyana, 2019)
2 (Sugiarto, 2007)
4
umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan. Iklan
pada perusahaan yang tergolong oligopoli yang menghasilkan barang berbeda
corak sangat diperlukan. Kegiatan promosi secara iklan terrsebut memiliki
dua tujuan yakni menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.
Perusahaan oligopoli yang meenghasilkan barang standar membuat
pengeluaran iklan yang lebih sedikit, iklan tersebut terutama untuk
memelihara hubungan baik dengan masyarakat.19 Berikut ini beberapa
kelebihan dari pasar oligopoli yakni: 1. Pengembangan produk diimbangi oleh
kemajuan iptek.2.Penjual leluasa menentukan harga.3. Bisa mendapatkan
keuntungan lebih.
5
Kemasukan ke dalam industri relatif mudah. Perusahaan yang akan masuk
atau menjalankan bisnis di pasar monopolistis tidak akan banyak mengalami
kesukaran. Untuk hambatannyapun tidak sesulit pasar monopoli atau pasar
oligopoli. Tetapi untuk masuk ke dalam pasar ini tidak semudah masuk pasar
persainan sempurna karena modal yang diperlukan relatif besar jika
dibandingkan dengan mendirikan perusahaan di pasar persaingan sempurna,
perusahaan itu harus menghasilkan barang yang berbeda corak dengan barang
yang sudah tersedia di pasar, mempromosikan barang tersebut supaya
mempunyai langganan. Pada dasarnya perusahaan baru yang masuk dalam
pasar ini harus bisa memproduksi barang yang lebih menarik lagi dari yang
sudah ada di pasar dan harus bisa meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu
barang tersebut. Kelima ; Persaingan Memproduksi Penjualan Sangat
Aktif. Terkadang ada perusahaan yan mungkin menjual barangnya dengan
harga yang relatif tinggi, namun barangnya tetap bisa menarik pelanggan.
Tetapi ada juga perusahaan yang menjual barangnya dengan harga relatif
rendah namun tidak banyak menarik pelanggan. Kondisi seperti ini
disebabkan sifat baran yang mereka hasilkan. Maka untuk bisa memengaruhi
citarasa pembeli para pengusaha melakukan persaingan bukan harga, yakni
dengan memperbaiki mutu dan desain barang, malakukan kegiatan iklan yang
terus menerus, memberikan syarat penjualan yang menarik, dan sebagainya. 3
3 (Sukirno, 2015)
6
2. Adanya Diferensiasi Produk. Pasar ini menawarkan produk yang
cenderung sama, namun memiliki perbedaan-perbedaan khusus
dengan produk lainnya, misalnya dari cara pengemasan, pelayanan
yang diberikan dan cara pembayaran.
3. Produsen Dapat mempengaruhi harga. Berbeda dengan Pasar
Persaingan Sempurna, dimana harga terbentuk berdasarkan
mekanisme pasar, maka pasar monopolistik dapat mempengaruhi
harga meskipun tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.
4. Produsen dapat keluar masuk pasar. Hal ini dipengaruhi oleh laba
ekonomis, saat produsen hanya sedikit di pasar maka laba
ekonomisnya cukup tinggi. Ketika produsen semakin banyak dan laba
ekonomis semakin kecil, maka pasar menjadi tidak menarik dan
produsen dapat meninggalkan pasar.
5. Promosi penjualan harus aktif. Pada pasar ini harga bukan merupakan
pendongkrak jumlah konsumen, melainkan kemampuan perusahaan
menciptakan citra baik dimata konsumen, sehingga dapat
menimbulkan fanatisme terhadap produk. Karenanya, iklan dan
promosi memiliki peran penting dalam merebut dan mempertahankan
konsumen
7
persaingan monopolistik adalah bersifat menurun secara sedikit demi
sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam).
Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistik tidak
bersifat elastis sempurna.
1. Keseimbangan Jangka Pendek.
Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi
sedikit dan akibatnya kurva MR tidak berimpit dengan kurva
permintaan, keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan dalam
persaingan pasar monopolistik adalah sama dengan didalam monopoli.
Bedanya, didalam monopoli yang dihadapi adalah permintaan dari
seluruh pasar, sedangkan dalam persaingan monopolistik permintaan
yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dari keseluruhan permintaan
pasar.Dua keadaan perusahaan monopolistik ditujukan dalam gambar
diatas. Yang ditunjukkan dalam gambar (a) adalah keadaan dimana
perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang maksimum
akan diperoleh apabila perusahaan memproduksi pada tingkat dimana
keadaan MC=MR tercapai. Maka keuntungan maksimum tercapai
apabila jumlah produksi adalah Q dan pada tingkat produksi ini tingkat
harga adalah P. Segi empat PABC menunjukkan jumlah keuntungan
mkasimum yang dinikmati perusahaan monopolistik. Dalam gambar (b)
yang ditunjukkan adalah keadaan dimana perusahaan mengalami
kerugian. Kerugian akan dapat diminimumkan apabila keadaan
MC=MR tercapai, ini berarti perusahaan harus mencapai tingkat
produksi sebanyak Q. Pada tingkat produksi ini harga mencapai P.
Besarnya kerugian yang diderita digambarkan oleh kotak PABC.
2. Keseimbangan Jangka Panjang.
8
Keuntungan lebih dari normal yang ditunjukkan dalam gambar
diatas (a) akan menarik perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke
dalam industri tersebut. Dalam persaingan monopolistik tidak terdapat
hambatan kepada perusahaan-perusahaan baru. Maka keuntungan yang
melebihi normalakan menyebabkan pertambahan dalam jumlah
perusahaan dipasar. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan
menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat
harga. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan menggeser kurva
permintaan DD (dan tentunya juga kurva hasil penjualan marginal MR)
ke sebelah kiri, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh anak panah dalam
gambar diatas (a). Kemasukan perusahaaan baru dan perpindahan kurva
DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga perusahaaan
hanya mendapat keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti
halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, dalam
persaingan monopolistik setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan
normal didalam jangka panjang.4
4 (Project, 2020)
9
tingkat produksi. Syarat yang kedua adalah industri secara keseluruhan harus
memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah, yaitu pada
waktu kurva AC mencapai titik yang paling rendah. Apabila suatu industri
mencapai keadaan tersebut maka tingkat produksinya dikatakan mencapai.
tingkat efisiensi produksi yang optimal, dan biaya produksi yang paling
minimal.
b) Efisiensi Alokatif
Alokasi sumber-sumber daya mencapai efisiensi yang maksimum
apabila dipenuhi syarat berikut: harga setiap barang sama dengan biaya
marjinal untuk memproduksi barang tersebut. Berarti untuk setiap kegiatan
ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai keadaan dimana
harga-biaya marjinal. Dengan cara ini produksi berbagai macam barang
dalam perekonomian akan memaksimumkan kesejahteraan masyarakat.
Begitu pula dalam menentukan bagaimana faktor-faktor produksi
digunakan dalam masyarakat, efisiensilah yang menjadi faktor yang
menentukan pengalokasinya. Dengan adanya kebebasaan untuk
memproduksikan berbagai jenis barang, maka masyarakat juga dapat
mempunyai pilihan yang lebih banyak terhadap barang barang dan jasa-jasa
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat mempunyai
kebebasan yang penuh atas pilihan yang akan dibuatnya dalam menggunakan
faktor-faktor produksi yang mereka miliki.5
F. Karakteristik Oligopoli
Beberapa karakteristik dari pasar oligopoli antara lain:
1) Terdapat banyak pembeli di pasar
2) Hanya terdapat beberapa penjual (Few Sellers) Yaitu hanya terdapat
beberapa penjual yang ada di pasar. Hal ini menunjukkan bahwa
pangsa pasar masing-masing perusahaan di pasar cukup signifikan.
5 (Kennedy, 2018)
10
Selain itu adanya barrier to entry "yang mampu menghalangi pemain
baru untuk masuk ke dalam pasar.
3) Saling Ketergantungan (Interdependence) Dimana pada struktur pasar
persaingan sempurna maupun persaingan monopolistis. keputusan
perusahaan atas harga dan kuantitas hanya mempertimbangkan tingkat
permintaan. pasar dan biaya produksi yang dikeluarkan. Sementara di
pasar oligopoli, keputusan strategis perusahaan sangat ditentukan oleh
perilaku strategis perusahaan lain yang ada di pasar.
4) Produk yang dijual bisa bersifat identik, namun bisa pula berbeda
dengan kualitas standar yang telah ditentukan
5) Penggunaan iklan sangat intensif Dikarenakan jumlah produsen sangat
sedikit maka didalam pasar oligopoli ini sering terjadi kerjasama atau
kolusi baik secara sengaja atau secara diam-diam tanpa adanya
kesepakatan diantara para pelaku usaha (tacit collusion). Kolusi secara
diam-diam disini dapat terjadi karena adanya "meeting of mind" atau
kesamaan niat di antara para pelaku usaha untuk menetapkan harga
atau produksi suatu barang.6
G. Model Oligopoli
Sifat dalam pasar oligopoli itu adalah saling ketergantungan
antara perusahaan satu dengan lainnya, karena adanya ketergantungan inilah
maka analisa terhadap prilaku mereka itu menjadi sulit. Maka dari itu kita
tidak bisa hanya mengandalkan teori oligopoli saja untuk menjelaskan
keadaan dalampasar oligopoli, tapi kita juga butuh model-model lain yang
umum yang dapat menjelaskan keadaan dalam pasar oligopoli secara rinci.
a. Duopoli
Duopoli adalah bentuk sederhana dari oligopoli yang berarti
suatu bentuk pasar dimana penawaran suatu jenis barang hanya
6 (Bhakti, 2015)
11
dikuasai oleh 2 perusahaan. Dalam duopoli penjual pertama harus
mamperhatikan reaksi penjual kedua, dan dalam duopoli penjual juga
harus menentukan berapa jumlah barang yang akan diproduksi dan
juga menentukan harga yang akan di tawarkan di pasaran. Untuk
menjelaskan hal tersebut maka duopoli membagi menjadi beberapa
model yaitu sebagai berikut :
1) Model Cournot, Dalam model Cournot barang yang
dihasilkan itu juga bersifat homogen dan struktur biaya
produksinya sama dengan biaya produksi marginal
yang = 0. Secara umum dalam model Cournot bisa di
katakan bahwa jika dipasar terdapat 2 perusahaan
maka masing-masing perusahaan akan menentukan
berapa banyak kuantitas yang akan diproduksi, setelah
menentukan jumlah produksi maka mereka
akan menentukan harga yang bisa diterima di pasar.
Katakanlah fungsi total biaya masing-masing
perusahaan adalah sebagai berikut:
Kita memakai contoh dari produsen rokok Marloboro
dan Camel Marloboro TC1 = 10 Q1 Camel TC2 = 10
Q2 Maka dapat diakatakan kedua perusahaan
mempunyai marginal cost (MC) Rp. 10 per unit.
Apabila Q1 = Q2 = 10, maka total cost (TC) =
100, jadi P = 100 – Q1 – Q2 = 80.
Karena suatu harga (P) itu akan dapat
ditentukan jika jumlah produksi yang ditawarkan di
pasar telah ditentukan, yaitu seperti Marloboro yang
akan menentukan berapa jumlah produksi (Q1)
yang akan dia keluarkan dengan tidak lupa
memperhatikan jumlah produksi pesaingnya (Q2) yaitu
12
Camel. Begitu juga sebaliknya, Camel
akan menentukan jumlah produksi (Q2) dengan
memperhatikan juga berapa produksi Marloboro (Q1).
Keseimbangan model Caurnot ini akan terjadi jika :
- Marloboro dapat memaksimalkan keuntungannya.
- Camel juga dapat memaksimalkan keuntungannya
juga.
- Dan seluruh produksi Marloboro dan Camel (Q1+Q2)
telah habis dalam pasar.12
- Dan keseimbangan dalam model Cournot ini hampir
sama atau hampir mendekati dengan keseimbangan
pasar bersaing sempurna.
2) Model Bertrand, Dalam model ini seorang penjual
dalam menentukan harga itu bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal yaitu
dengan cara menghitung harga yang telah di sepakati
bersama. Dalam model ini masing-masing perusahaan
berharap pesaingnya itu untuk tetap mempertahankan
tingkat harga jualnya. Misalnya kita gunakan
contoh Marloboro dan Camel tadi :
Marginal Cost MC1 = MC2 = Rp 10
Permintaan P = 100 –Q1 – Q2
Sekarang anggaplah Marloboro menjual
barangnya seharga Rp 40 (P1 = Rp 40,-), maka Camel
akan menjual barangnya seharga Rp 39,- (P2 = Rp 39,-)
yang Camel berharap dapat merebut pasar Marloboro
dan akhirnya Marloboro jadi (Q1 = 0), situasi ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
P = 100 – Q1 – Q2
13
39 = 100 – 0 – Q2
Q2 = 100 – 39
Q2 = 61
Dari ilustrasi ini tentu saja Marloboro tidak
akan diam saja, dia juga menurunkan harga Rp. 38,-
demi agar pasarnya tidak hilang. Dan jika para
produsen itu terus berlomba menurunkan harga maka
dalam situasi ini ada yang di untungkan yaitu
masyarakat, karena masyarakat untuk mendapatkan
barang yang mereka inginkan itu mereka dapat
membeli dengan harga yang rendah. Tapi sekarang
yang jadi masalah adalah, kapan keseimbangan
itu akan tercapai jika produsen-produsen itu terus
menurunkan harganya, jawabannya adalah para
produsen tersebut akan berhenti menurunkan harga
jika harga mereka sama dengan biaya marginal. dan
antara Marloboro dan Camel tidak akan menurunkan
harganya lagi karena jika itu terjadi berarti mereka
jual-rugi (PC < MC) dan tidak akan mendapatkan
untung.7 Maka dalam model bertrand ini, masing-
masing perusahaan tidak mengarah kepada keuntungan
pasar yang maksimum dan juga tidak pada tingkat
keuntungan yang rendah.
3) Model Chamberlin, Model Chamberlin ini dalam
pasar oligopoli menyatakan bahwa, suatu
keseimbangan yang stabil akan terjadi jika dalam pasar
tersebut sepakat hanya memakai satu harga. Hal ini
7 (Karim)
14
disebabkan karena masing- masing perusahaan
menyadari bahwa mereka saling tergantung satu sama
lain. Penetapan suatu harga tersebut bertujuan
untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan mereka
masing-masing. Dalam model Chamberlin ini,
membolehkan masuknya perusahaan baru yang akan
bergabung dalam pasar. Masuknya perusahaan baru ini
bertujuan supaya terciptanya keseimbangan yang stabil
yang tidak dapat di pecahkan oleh pasar monopoli.
4) Model kurva permintaan patah (kinked demand
curve) Dalam model ini keseimbangan suatu
perusahaan itu ditentukan pada waktu garis permintaan
yang dihadapi seorang produsen itu patah, karena MR
yang dihadapi produsen sama besarnya dengan MC,
itu karena jika ada perubahan struktur biaya produksi
maka tidak akan berpengaruh pada tingkat output dan
harga keseimbangan perusahaan.
5) Model Stackelberg, model ini dianggap sebagai salah
satu produsen yang cukup kuatposisinya dalam pasar,
sehingga dapat memaksa perusahaan pesaingnya untuk
mengakui dan mengikuti segala aturannya. Dalam hal
ini perusahaan yang terkuat tersebut bertindak seperti
monopolis. Dalam model ini di jelaskan bahwa apabila
dipasar terdapat seorang produsen yang kuat posisinya
dalam pasar atau yang bisa disebut market
leader, maka dimungkinkan keseimbangan dalam pasar
itu akan terbentuk stabil.
b. Kartel, Model ini biasanya hanya untuk pasar oligopoli yang telah
bergabung. kartel adalah suatu perjanjian atau kesepakatan yang
15
bersifat resmi diantara beberapa perusahaan dalam oligopoli.
Perjanjian kesepakatan tersebut menetapkan suatu harga dan
menyepakati jumlah yang akan di produksi masing-masing anggota.
Tujuan kartel adalah untuk memaksimumkan keuntungan bersama.
Keuntungan yang maksimum itu akan mudah dicapai jika kartel
menaikan harga produknya, mengurangi jumlah output dipasar, dan
menghalangi masuknya pesaing baru. Maka dalam hal ini yang
merasa di rugikan adalah konsumen, karena harga menjadi lebih
tinggi akibat output yang terbatas.Apabila kadaan ini mereka jalani
secara terus menerus maka model kartel ini akan hancur.8
8 (T.Sunaryo, 2005)
16
dicapai oleh perusahaan dalam oligopoli. Berdasarkan penilaian dari
syarat efisiensi ini, perusahaan oligopoli tidaklah menggunakan
sumber-sumber daya secara efisien. Namun, ketika dipandang dari
sudut skala ekonomi, maka terdapat kemungkinan bahwa perusahaan
dalam oligopoli bisa saja memproduksi barang dengan biaya yang
lebih rendah dari perusahaan dalam persaingan sempurna. Di dalam
industri tertentu yang mana skala ekonominya akan terus-menerus
dinikmati, sehingga sewaktu-waktu tingkat produksinya akan menjadi
sangat tinggi. Ini menggambarkan bahwa industri tersebut lebih efisien
apabila terdiri dari beberapa perusahaan saja daripada banyak
perusahaan seperti yang kita dapati dalam pasar persaingan sempurna.
Apabila industri tersebut terdiri dari banyak perusahaan, maka setiap
perusahaan akan memproduksi pada tingkat produksi yang sangat
rendah dan tidak menikmati skala ekonomi yang mungkin diperoleh.
Dengan demikian, biaya produksi per unit lebih tinggi dari skala
ekonomi yang dapat dinikmati tersebut 9
b. Perkembangan Teknologi dan Inovasi
Terdapat cukup banyak alasan untuk berkeyakinan bahwa
pasar oligopoli merupakan struktur pasar yang paling memberikan
dorongan dalam upaya mengembangkan teknologi dan melakukan
inovasi. Ada dua alasan penting yang dapat digunakan untuk
menyokong pandangan ini, yaitu: (i) adanya untung yang lebih dari
normal, dan (ii) adanya tekanan persaingan harga yang pada gilirannya
menimbulkan efek yang kurang menguntungkan perusahaan-
perusahaan tertentu dalam industri.Seperti dalam pasar monopoli,
oligopoli juga perusahaannya memperoleh keuntungan yang lebih dari
normal. Keuntungan seperti ini dapat diperoleh karena hambatan
9 (Sukirno, 1994)
17
untuk masuk ke dalam industri tersebut sangat sukar bagi perusahaan
baru. Maka dari itu, keuntungan yang lebih dari normal dalam jangka
pendek dapat terus dipertahankan dalam jangka panjang. Dengan
demikian, dalam perusahaan oligopoli terdapat dana yang cukup untuk
membiayai penyelidikan yang diperlukan guna mengembangkan
teknologi dan melakukan inovasi. Alasan lainnya adalah karena
perusahaan tersebut tidak mampu bersaing melalui persaingan harga --
yaitu menarik langganan dengan cara mengubah harga penjualan --
maka ia mencoba untuk mengembangkan teknologi, sehingga bisa
menetapkan harga baru yang sesuai dengan keinginannya. Langkah
ini, menurut para ekonom, akan menimbulkan "perang harga" yang
pada akhirnya akan merugikan perusahaan itu sendiri.Oleh karena itu,
usaha untuk menarik lebih banyak langganan seharusnya dijalankan
secara persaingan bukan harga. Salah satu di antaranya adalah dengan
cara terus-menerus mengembangkan barang-barang yang diproduksi
agar tetap mempunyai keistimewaan-keistimewaan tertentu. Untuk
mencapai tujuan ini, perusahaan harus terus berusaha mengembangkan
teknologi dalam kegiatannya dan membuat inovasi yang diperlukan.
c. Keuntungan Perusahaan
Walaupun dalam pasar oligopoli terdapat persaingan, keadaan
persaingan tersebut tidaklah seluas seperti di pasar persaingan
sempurna dan monopolistis. Persaingan terutama datang dari
perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut.
Dengan adanya kemungkinan persepakatan, persaingan masih dapat
dikurangi lebih lanjut. Persaingan yang dibatasi ini memungkinkan
perusahaan mendapat keuntungan yang melebihi normal. Sedangkan
bagi para konsumen, kemungkinan mengurangi persaingan dan
memperoleh untung yang lebih normal ini menimbulkan dua akibat
yang kurang menguntungkan. Pertama, harga barang menjadi lebih
18
tinggi daripada apabila persaingannya lebih luas. Kedua, jumlah
barang-barang yang dapat dinikmati oleh masyarakat menjadi lebih
sedikit apabila dibandingkan dengan apa yang diperoleh dari pasar
persaingan sempurna. Keburukan ini telah mendorong pemerintah
melakukan pengawasan atas kegiatan perusahaan-perusahaan dalam
oligopoli.
19
yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Sebagaimana Rasulullah
SAW sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga yang
adil, sehingga beliau menolak adanya suatu intervensi pasar .10
10 (Hikmahyatun, 2019)
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar persaingan monopolistik merupakan salah satu dari pasar
persaingan tidak sempurna. Teori pasar monopolistik dikembangkan
karena ketidakpuasan terhadap daya analisis model persaingan sempurna
maupun pasar monopoli. Tetapi dilihat dari stukturnya pasar monopolistik
lebih mendekati pada pasar persaingan sempurna tetapi perushaan yang
berpatisipasi di pasar tersebut menghasilkan produk yang berbeda
karakteristik.
Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri atas hanya sedikit perusahaan
(produsen). Setiap perusahaan memiliki kekuatan (cukup) besar untuk
mempengaruhi harga pasar. Produk dapat homogen atau terdiferensiasi.
Perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan
lainnya dalam industri.
B. Saran
Penulis menyadari dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, demi kebaikan makalah yang akan datang. Atas
saran dan kritiknya penulis mengucapkan terima kasih.
21
DAFTAR PUSTAKA
Bhakti, R. T. (2015). Analisis Yuridis Dampak Terjadinya Pasar Oligopoli Bagi Persaingan
Usaha Maupun Konsumen di Indonesia. Jurnal Cahaya Keadilan 3.2, 3(2339-1693), 67.
Dyana, S. (2019). Cara Cepat Menguasai Ekonomi SMA/MA. Jakarta Timur: PT BUMI
AKSARA.
Hikmahyatun, S. F. (2019). Struktuk Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ilmu
Ekonomi Islam, 3, 39.
Project, N. (2020, Juni 12). Retrieved from Analisis karakteristik pasar monopolistik ekonomi
manajerial: https://www.nurdinprojecteducation.eu.org/2020/06/analisis-
karakteristik-pasar.html?m=1
Sukirno, S. (2015). Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo
Pustaka Utama.
T.Sunaryo. (2005). Ekonomi Manajerial Aplikasi Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Erlangga.
22