Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGANTAR EKONOI MAKRO


Tentang
PERDAGANGAN iNTERNASIONAL

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:


1. ELSAFITRI
2. FIKI KURNIAWAN
3. MAYA ANITA SARI
4. MUSTAQIM
5. YANI ERMA PUTRI

DOSEN PENGAMPU:
YOSSI ERIAWATI, S.E, M. E

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
STAI - YAPTIP PASAMAN BARAT
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah – Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana
dengan judul Perdagangan Internasional. Semoga makalah ini dapat di
pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi
pembacanya. Sekaligus sebagai salah satu syarat dalam mensukseskan
perkulliahan dengan Bapak Dosen pembimbing mata kulliah Studi Pengantar
Ekonomi Makro.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan
hati mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Mata Kulliah Yossi
Eriawati, S.E, M. E yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan
laporan selanjutanya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.

Simpang Empat, 22 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Batasan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Teori Klasik dan Teori Merkantilisme Perdagangan Internasional...........2
B. Gambaran tentang Perdagangan Internasional..........................................6
C. Rintangan dan kebijakan Perdagangan Internasional................................7
D. Neraca Pembayaran Internasional...........................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR KEPUSTAKAAN...............................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap aktivitas Ekonomi, baik secara nasional maupun global, pasti
tidak lepas dari suatu kebijakan. Kebijakan atau policy merupakan rangkaian
konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan untuk tercapainya suatu tujuan. Dalam
perdagangan Internasional, yang ruang lingkupnya luas, tentu dibutuhkan
suatu kebijakan untuk mengatur kegiatan perekonomian tersebut.
Tanpa sebuah kebijakan, roda perekonomian akan berjalan dengan
tidak teratur atau justru akan sewenang-wenang. Penyusunan ini dilatar
belakangi oleh pentingnya suatu kebijakan itu sendiri. Oleh karena itu, dalam
penyusunan makalah ini akan dijelaskan mengenai kebijakan ekonomi
Internasional secara lebih luas, instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan
ekonomi Internasional, juga kebijakan yang berkaitan dengan ekspor-impor
dan tarif serta kebijakan perdagangan lainnya.
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan beberapa unsur yang
berkaitan dengan Perdagangan Internasional:
B. Batasan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Perdagangan Internasional menurut
Klasik dan Merkantilisme?
2. Bagaimanakah Gambaran Perdagangan Internasional?
3. Bagaimanakah Rintangan dan Kebijakan Perdagangan Internasional?
4. Bagaimanakah Neraca Pembayaran Internasional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Perdagangan Internasional menurut Klasik dan
Merkantilisme
2. Untuk mengetahui Gambaran Perdagangan Internasional
3. Untuk mengetahui Rintangan dan Kebijakan Perdagangan Internasional
4. Untuk mengetahui Neraca Pembayaran Internasional

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Klasik dan Teori Merkantilisme Perdagangan Internasional
Tori klasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perbedagangan
internasional itu timbul karena adanya comperative advantage yang berbeda
antar dua Negara.
1. Teori keuntungan mutlak (Absolute Advantage) oleh Adam Smith
Teori Keuntungan Mutlak/Absolut menurut Adam Smith bahwa setiap
Negara akan memperoleh manfaat perdagangan Internasional apabila
melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produksi
lebih baik dari Negara lain, dan melakukan perdagangan internasional
dengan Negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada
produk yang tidak dapat diproduksi di Negara tersebut secara efisien. Ada
beberapa asumsi dari teori keunggulan mutlak/absolut ini:
a. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja
b. Kualitas barang yang diproduksi kedua Negara sama
c. Pertukaran dilakukan secara barter tanpa mengeluarkan uang
d. Biaya ditanspor ditiadakan
Teori keuntungan mutlak/absolut adalah situasi ekonomi di mana
penjual mampu menghasilkan jumlah yang lebih tinggi dari produk yang
diberikan, saat menggunakan jumlah yang sama sumber daya yang
digunakan oleh pesaing untuk menghasilkan jumlah yang lebih kecil. Hal
ini dimungkinkan bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara memiliki
keuntungan absolut di pasar. Kemampuan untuk menghasilkan lebih
banyak barang dan jasa dengan lebih efisien juga memungkinkan untuk
mendapatkan keuntungan lebih, dengan asumsi bahwa semua unit yang
diproduksi dijual.1
Biaya juga merupakan faktor yang terlibat dalam menentukan
apakah keuntungan absolut ada. Ketika itu adalah mungkin untuk
memproduksi lebih banyak produk dengan menggunakan sumber daya

1
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (BPFE, Yogyakarta. 2000), hlm. 41.

2
yang lebih sedikit, ini biasanya diterjemahkan ke dalam biaya produksi
yang lebih rendah per unit. Bahkan dengan asumsi bahwa produsen
menjual setiap unit dengan biaya sedikit di bawah kompetisi, hasil akhir
masih harus keuntungan yang lebih tinggi pada setiap unit yang dijual.
Teori Keuntungan Mutlak/Absolut lebih mendasarkan pada
besaran/variabel riil bukan moneter, sehingga sering dikenal dengan nama
teori murni (Pure Theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti
bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti
misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja
yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of
Value). Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana
menggunakan teori nilai tenaga kerja.
Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan
anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogen serta merupakan satu-
satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak
homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja
tidak bebas. Namun teori itu mempunyai dua manfaat: pertama,
memungkinkan kita dengan secara sederhana menjelaskan tentang
spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran. Kedua, meskipun pada teori-
teori berikutnya (teori modern) kita tidak menggunakan teori nilai tenaga
kerja, namun prinsip teori ini tidak bisa ditinggalkan (tetap berlaku).
Menurut beliau bahwa perkembangan ekonomi diperlukan adanya
spesialisasi agar produktivitas tenaga kerja bertambah karena dengan
adanya spesialisasi akan meningkatkan keterampilan tenaga kerja.
Disamping itu, beliau juga menitik beratkan pada luasnya pasar. Pasar
yang sempit akan membatasi spesialisasi (Devition of Labour) oleh
karena itu pasar harus seluas mungkin supaya dapat menampung hasil
produksi sehingga perdagangan Internasional menarik perhatian. Karena
hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi
pasar terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri.

3
Prinsip Adam Smith mengemukakan bahwa pertumbuhan
ekonomi ditentukan oleh tingkat Investasi G=f (I).
Contoh:
Indonesia dan India memproduksi dua jenis komoditi yaitu
pakaian dan tas dengan asumsi (anggapan) masing-masing negara
menggunakan 100 tenaga kerja untuk memproduksi kedua komoditi
tersebut. 50 tenaga kerja untuk memproduksi pakaian dan 50 tenaga kerja
untuk memproduksi tas. Hasil total produksi kedua negara tersebut yaitu:
Produk Indonesia India
Pakaian 40 unit 20 unit
Tas 20 unit 30 unit

Berdasarkan informasi di atas, Indonesia memiliki keunggulan


mutlak dalam produksi pakaian dibandsingkan dengan India, karena 50
tenaga kerja di Indonesia mampu memproduksi 40 tenaga kerja dan India
hanya bisa memproduksi 20 unit. Sedangkan India memiliki keunggulan
mutlak dalam memproduksi tas karena India bisa membuat 30 tas,
Indonesia hanya 20 tas. Jadi Indonesia memiliki keunggulan mutlak
dalam produksi pakaian dan India memiliki keunggulan mutlak dalam
produksi tas. Apabila Indonesia dan India melakukan spesialisasi
produksi, hasilnya akan sebagai berikut:
Produk Indonesia India
Pakaian 80 unit 0 unit
Tas 0 unit 60 unit

Dengan melakukan spesialisasi hasil produksi semakin meningkat.


Karena Indonesia dan India memindahkan tenaga kerja dalam produksi
komoditi yang menjadi spesialisasi. Sebelum spesialisasi, jumlah
produksi sebanyak 60 Unit pakaian dan 50 Unit tas. Tetapi setelah
spesialisasi, jumlah produksi meningkat menjadi 80 Unit pakaian dan 60
Unit tas. Jadi keunggulan mutlak terjadi apabila suatu negara dapat

4
menghasilkan komoditi-komoditi tertentu dengan lebih efisien, dengan
biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain.
2. Teori Merkantilisme
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya
cara bagi suatu Negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan
melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus
ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas
lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin
banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin
kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus
menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan
mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang
mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat
menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah
tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah Negara hanya dapat
memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain.
Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini
sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum
merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan
kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka
akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan
lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya;
peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan
sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu,
semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan
semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor
dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan
kesempatan kerja nasional.2

2
Jacob Makapedua, Pengantar Perdagangan Internasional, (Polimdo Press: Manado.
2017), hlm. 10.

5
B. Gambaran tentang Perdagangan Internasional
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah
sebagai berikut.
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di
setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya: Kondisi geografi,
iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya
perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan
yang tidak diproduksi sendiri.
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara
dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang
diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara
tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi
kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan
mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut
keluar negeri.
4. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih
modern.3
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional, di antaranya sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara

3
Ibid, 73.

6
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk
menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya
perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari
negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat
hidup sendiri.
C. Rintangan dan kebijakan Perdagangan Internasional
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara
untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu
maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah
sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara
sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang
individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem
lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem
ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara
sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian
terencana (Planned Economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk
mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada
perekonomian pasar (Market Economic), pasar lah yang mengatur faktor-
faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan
permintaan
Ada beberapa macam sisitem perekonomian yaitu:
1. Perekonomian terencana

7
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme
dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah
sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan
seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas
faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian
masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak
atas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh. Uni Soviet dan banyak
negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga
akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam,
dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak
sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai
melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta
mengontrol faktor produksinya sendiri.
2. Perekonomian pasar
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme
untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen
bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-
batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga
yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
3. Perekonomian pasar campuran
Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies
adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana.
Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar
melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara
seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah
Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi
kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang
tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (Advertising), dan
lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana.
Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah melakukan

8
privatisasi pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi
perusahaan swasta.
Dalam konteks perekonomian suatu Negara, salah satu wacana yang
menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga
wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-
barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain
sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks
perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari
pertumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak
bisa dinafikan ukuran-ukuran yang lain. Wijono (2005) menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan
pembangunan.
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi
pertumbuhan adalah perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa
perdagangan dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan (trade as engine of
growth, Salvatore, 2004). Jika aktifitas perdagangan internasional adalah
ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-
duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan (2005)
menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang
berupa export promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan
ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan.4
Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya
perpindahan modal antar negara menjadi bagian yang penting juga untuk
dipelajari. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Vernon, perpindahan
modal khususnya untuk investasi langsung, diawali dengan adanya
perdagangan internasional (Appleyard, 2004). Ketika terjadi perdagangan
internasional yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan
kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran
pasar yang semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu

4
Agus Wibowo, Pengantar Ekonomi Makro, (Yayasan Prima Agus Teknik. 2020), hlm.
23.

9
jenis barang pada suatu negara, akan memunculkan kemungkinan untuk
memproduksi barang tersebut di negara importir.
Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara
biaya produksi di negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan
biaya yang muncul jika barang tersebut diproduksi di negara importir. Jika
biaya produksi di negara eksportir ditambah biaya transportasi lebih besar
dari biaya produksi di negara importir, maka investor akan memindahkan
lokasi produksinya di negara importir (Appleyard, 2004).
Pedagangan luar negeri mempunyai pengaruh yang kompleks
terhadap sector produksi di dalam negeri. Secara umum kita bisa
menyebutkan empat macam pengaruh yang bekerja melalui adanya:
1. Spesialisasi produksi.
2. Kenaikan “Investasi Surplus”
3. “Vent for Surplus”.
4. Kenaikan produktivitas.
Ada tiga keadaan yang membuat spesialisasi dan perdagangan tidak
selalu bermanfaat bagi suatu negara. Ketiga keaadan ini berkaitan dengan
kemungkinan spesialisasi produksi yang terlalu jauh, artinya adanya sektor
produksi yang terlalu terpusatkan pada satu atau dua barang saja. Keadaan ini
adalah:
1. Ketidakstabilan pasar luar negeri
Bayangkan suatu negara yang karena dorongan spesialisasi dari
perdagangan, hanya memproduksi karet dan kayu. Apabila harga karet
dan kayu dunia jatuh, maka perekonomian dalam negeri otomatis akan
jatuh. Lain halnya apabila negara tersebut tidak hanya berspesialsasi pada
kedua barang tesebut, tetapi juga memproduksi barang-barang lain baik
untuk ekspor maupun untuk kebutuhan dalam negeri sendiri. Turunnya
harga dari satu atau dua barang mungkin bisa diimbangi oleh naiknnya
haga barang-barang lain. Inilah pertentangan atau konfik antara
spesialisasi dengan diversifikasi.

10
Spesialisasi biasa meningkatkan pendapatan riil masyarakat secara
maksimal, tetapi dengan resiko ketidakstabilan pendapatan tetapi dengan
konsekuensi harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan dari
spesialisasi. Sekarang hampir semua negara di dunia menyadari bahwa
spesialisasi yang terlalu jauh (meskipun didasarkan atas prinsip
keunggulan komperatif, seperti yang ditunjukan oleh teori ekonomi)
bukanlah keadaan yang baik. Manfaat dari diversifikasi harus pula
diperhitungkan.
2. Keamanan nasional
Bayangkan suatu negara hanya memproduksi satu barang, misalnya karet,
dan harus mengimpor seluruh kebutuhan bahan makanannya. Meskipun
karet adalah cabang produksi dimana negara tersebut memiliki
keunggulan komperatif yang paling tinggi, sehingga bisa meningkatkan
CPFnya semakin mungkin, tentunya keadaan seperti ini tidak sehat.
Seandainya terjadi perang atau apapun yang menghambat perdagangan
luar negeri, dari manakah diperoleh bahan makanan bagi penduduk
negara tersebut? Jelas bahwa pola produksi seperti yang didiktekan oleh
keunggulan komperatif tidak harus selalu diikuti apabila ternyata
kelangsungan hidup negara itu sendiri sama sekali tidak terjamin.
3. Dualisme
Sejarah perdagangan internasional negara-negara sedang berkembang,
terutama semasa mereka masih menjadi koloni negara-negara Eropa,
ditandai oleh timbulnya sektor ekspor yang berorientasi ke pasar dunia
dan yang sedikit sekali berhubungan dengan sektor tradisional dalam
negeri. Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari negeri
itu, tetapi bagian dari pasar dunia.
Dalam keadaan seperti ini spesialisasi dan perdagangan internasional
tidak memberi manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Keadaan ini
di negara-negara sedang berkembang setelah mereka merdeka, memang
sudah menunjukan perubahan. Tetapi sering belum merupakan perubahan

11
yang fundamental. Sektor ekspor yang “modern” masih nampak belum
bisa menunjang sektor dalam negeri yang “tradisional”.
Ketiga keadaan tersebut di atas adalah peringatan bagi kita untuk
tidak begitu saja dan tanpa reserve menerima dalil perdagangan Neoklasik
bahwa spesialisasi dan perdagangan selalu menguntungkan dalam
keaadaan apapun. Tetapi di lain pihak, uraian diatas tidak merupkan bukti
bahwa manfaat dari perdagangan tidaklah bisa dipetik dalam kenyataan.
Teori keunggulan komperatif masih memiliki kebenaran dasarnya, yaitu
bahwa suatu negara seyogyanya memanfaatkan keunggulan
komperatifnya dan kesempatan “transformasi lewat perdagangan”. Hanya
saja perlu diperhatikan bahwa dalam hal-hal tertentu pertimbangan-
pertimbangan lain jangan dilupakan.
D. Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran adalah suatu pembukuan yang menunjukkan
aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri,
dan dari dalam negeri ke negara-negara lain. Pembayaran-pembayaran yang
dilakukan tersebut meliputi (i) penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk
impor barang dan jasa; (ii) aliran masuk penanaman modal asing dan
pembayaran penanaman modal ke luar negeri; dan (iii) aliran ke luar dan
lairan masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan uang di luar
negeri).5
Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca
perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan
perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan
menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar
negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit neraca
pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar
negeri. Salah satu faktor penting yang menimbulkan defisit tersebut.
Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa akibat
buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai

5
Jacob, Pengantar Perdagangan Internasional… hlm. 10

12
akibat impor yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan dalam negeri
dengan barang impor. Harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan
harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri
yang menurun mengurangi kegairahan pengusaha-pengusaha untuk
melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru.
Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat
dibedakan kepada dua bagian: passive dan aktiva. Dalam bagian passive di
catat transaksi-transaksi yang menyebabkan negara itu melakukan
pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam bagian aktiva dicatatkan
transaksi-transakit yang menyebabkan negara itu menerima pembayaran dari
negara lain. Selanjutnya suatu neraca pembayaran dibedakan pula menjadi
dua jenis pembukuan, yaitu transaki berjalan atau current account dan lalu
lintas modal atau capital account.
1. Transaksi berjalan. Dalam transaksi berjalan atau current account dicatat
transaksi-transaksi berikut:
a. Ekspor dan impor barang-barang. Ia dinamakan juga dengan istilah
perdagangan nyata.
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sector pertanian, barang-barang produksi
industri, neraca (yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor) dari
perdagangan tampak yaitu perdagangan dalam barang-barang tampak
dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif berarti
ekspor barang melebihi impornya. Sebaliknya apabila negatif maka impor
barang melebihi ekspornya.
b. Ekspor dan impor jasa-jasa.
Transaksi ini dikenal sebagai perdagangan tak nyata. Yang termasuk
dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan
pengangkutan, kegiatan perjanalan luar negeri, pendapatan dari investasi
modal, dan beberapa kegiatan jasa lainnya.
Nilai neraca suatu negara positif bila neraca tersebut lebih banyak
menjual jasa-jasanya ke luar negeri dan membelinya dari negara-negara

13
lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih banyak membeli jasa pihak-
pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran pindahan atau transfer onilateral
Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu
membayar dalam bentuk uang atau jasa.
Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita kelaparan
di Aprika. Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak
bersekolah di luar negara merupakan contoh lainnya.
2. Lalu lintas modal. Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua
golongan transaksi: (i) aliran modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.
a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari
negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan
pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk dalam
golongan transaksi ini.
b. Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi
langsung, investasi portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah
investasi untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi
portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-saham di negara
lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan
lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara
lain.
Sementara transaksi perjalanan mencatat transaksi internasional yang
berkaitan dengan barang, jasa, dan transfer unilateral, sedangkan transaksi
modal atau capital account mencatat transaksi internasional yang berkaitan
dengan aliran asset keuangan, seperti peminjaman, pemberian pinjaman, dan
investasi. Sebagai contoh, investor Amerika membeli asetluar negeri agar
mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan juga untuk
mendiversifikasikan portofolio mereka. Bila ekonomi berbicara tentang
kapital atau modal, yang dimaksud biasanya adalah sumber daya fisik dan
manusiawi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.

14
Tetapi kadangkala istilah kapital atau modal digunakan sebagai istilah
lain dari uang, yaitu uang yang digunakan untuk mendapatkan aset keuangan
seperti saham, obligasi, saldo bank, dan uang yang digunakan untuk
melakukan investasi langsung dalam pabrik dan peralatan luar negeri. Aliran
ke luar modal Amerika atau U.S. capital outflow terjadi bila orang Amerika
membeli aset luar negeri. Aliran modal masuk Amerika atau U.S. capital
inflow terjadi bila luar negeri membeli aset Amerika.6
Bentuk Suatu Neraca Pembayaran (Dalam triliun Rupiah)
Passive (pembayaran) Aktiva (penerimaan)

A. Transaksi berjalan (current accout)


1. Impor barang Rp 270 1. Ekspor barang Rp 320

2. Impor jasa 40 2. Ekspor Jasa 30

Jumlah 310 Jumlah 350


Neraca Transaksi Berjalan Rp + 40
B. Lalu lintas modal (capital account)

4. Modal pemerintah Rp 20 4. Modal pemerintah Rp 50

5. Modal swasta 20 5. Modal swasta 40

Jumlah 40 Jumlah 90
Neraca lalu lintas Rp + 50
C. Gabungan neraca transaksi berjalan dan lalu lintas Rp + 90
modal
+2
D. Selisih perhitungan
NERACA KESELURUHAN Rp - 92

6
Sadono Sukarno. Pengantar Teori Makro Eknomi, (PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2001),
hlm. 362.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada beberapa hal penting untuk dicatat mengenai kemungkinan
peningkatan produktivitas melalui hubungan internasional ini. Diantara ketiga
sumber peningkatan produktivitas yaitu Economies of scale, teknologi baru
dan rangsangan persaingan. Salah satu mendapatkan penekanan dan perhatian
khusus dari Negara sedang berkembang yaitu teknologi baru. Masalah
pemindahan teknologi atau transfer of technologi dari Negara maju ke negar
sedang berkembang merupakan topik yang paling banyak diperbincangkan
baik dikalangan keilmuan maupun perundingan internasional antara
kelompok Negara sedang berkembang dengan kelompok Negara maju.
Pemindahan teknologi dilihat sebagai salah satu kunci dari
keberhasilan pembangunan di negara yang sedang berkembang. Sampai
berapa jauhkan Negara sedang berkembang dapat memperoleh manfaat
teknologi baru melalui perdagangan internasional, modal asing dan bantuan
luar negari? Jawaban untuk
1. Seberapa jauhkah produsen dan pelaku – pleku ekonomi di dalam negeri
siap untuk menerima teknologi baru tersebut? Hal ini menyangkut bukan
hanya keterampilan dan pengetahuan minimal yang harus lebih dulu
dimiliki oleh para produsen, buruh didalm negeri tetapi juga berkaitan
dengan kesiapan mereka dan dengan ada – tidaknya lingkungan yang
menunjang pengalihan teknologi tersebut. Ketidaksiapan dari pihak
penerima merupakan faktor penghambat meskipun negaraterkadang
Negara sedang berkembang tidak selalu mau mengakuinya dengan jujur.
2. Sampai berapa jauhkan Negara maju termasuk perusahaan asing yang
beroperasi dinegara tersebut bersedia untuk memberikan dan mengajar
teknologi mereka kepada Negara sedang berkembang? Kemauan dan
kejujuran yang sungguh – sungguh dipihak Negara maju merupakan
syarat utama dari berhasilnya program pengalihan teknologi ini. Itikad
dari pihak Negara maju dan perusahaan – perusahaannya untuk

16
menyebarkan dan mengajarkan teknologinya juga perlu dipertanyakan,
kalau kita lihat betapa lambatnya proses “transfer of technologi ini
berjalan dalam prakteknya.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa sebagai insan yang dho’if tidak akan
lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Maka pemakalah sangat mengharapkan
ide-ide yang cemerlang dari rekan mahasiswa semua untuk berfartisifasi
dalam meningkatkan pengetahuan kami di pertemuan yang akan dating
berupa kritik dan saran.

17
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Agus Wibowo, 2020. Pengantar Ekonomi Makro. Yayasan Prima Agus Teknik.

Jacob Makapedua, 2017. Pengantar Perdagangan Internasional. Polimdo Press:


Manado

Mubyarto, 2000. Membangun Sistem Ekonomi. BPFE, Yogyakarta.

Sadono Sukarno. 2001. Pengantar Teori Makro Eknomi. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai