Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP TUJUAN KOMPONEN DAN JENJANG AKREDITASI

Ditulis Sebagai Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Supervisi Pendidikan

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8:


1. DAFNI NOVITA
2. DINDA ILYANI
3. INDRA PUTRA
4. RISKA ARYA DENI
5. SAHRUL EFENDI

DOSEN PENGAMPU:
MITA FITRIA, MA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI - YAPTIP PASAMAN BARAT
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah – Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana
dengan judul Konsep Tujuan Komponen dan jenjang akreditasi. Semoga makalah
ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi
pembacanya. Sekaligus sebagai salah satu syarat dalam mensukseskan
perkulliahan dengan Ibu Dosen pembimbing mata kulliah Supervisi Pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan
hati mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Mata Kulliah Mita Fitria,
MA yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi perbaikan laporan selanjutanya. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Simpang Empat, …. Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Batasan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Akreditasi................................................................................2
B. Tujuan Akreditasi......................................................................................3
C. Komponen-komponen Akreditasi.............................................................4
D. Jenjang Akreditasi.....................................................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................7
DAFTAR KEPUSTAKAAN.................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tantangan besar Kementerian Agama saat ini dalam
konteks pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan madrasah adalah
Akreditasi Madrasah.Persoalan Akreditasi menjadi penting dan urgen
menyusul ditetapkannya standar nasional pendidikan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.Untuk menjawab tantangan tersebut, Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam telah menetapkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam 2010-2014 yang menempatkan masalah penuntasan
akreditasi madrasah menjadi prioritas penting.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional, salah satu upaya yang dilakukan
adalah dengan melakukan standarisasi terhadap penyelenggaraan pendidikan
pada setiap satuan pendidikan. Proses tersebut tercermin melalui pelaksanaan
akreditasi yang menilai kelayakan program di satuan pendidikan dengan
merujuk pada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan.
Makalah ini akan membahas tentang Pengertian, tujusn komponen
dan jenjang akreditasi sebagaimana yang tertulis didalam Batasan Masalah di
Bawah ini:
B. Batasan Masalah
1. Apakah Pengertian Akreditasi?
2. Apakah Tujuan Akreditasi?
3. Apa sajakah Komponen-komponen Akreditasi?
4. Bagaimanakah Jenjang Akreditsi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Akreditasi
2. Untuk mengertahui Tujuan Akreditasi
3. Untuk mengetahui Komponen-komponen Akreditasi
4. Untuk mengetahui jenjang Akreditasi

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akreditasi
Hal yang Mempengaruhi Usia Biologis
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi organ atau sel
tubuh. Artinya, faktor tersebut berperan dalam menentukan usia biologis
Anda. Faktor tersebut di antaranya:

● Stres

Masalah ini memiliki pengaruh buruk pada usia biologis. Sel-sel


tubuh akan berusia lebih tua jika terpapar stres. Selain itu, ketidakmampuan
dalam mengatasi stres juga dapat menambah usia sel tubuh. Cara Anda
mengendalikan stress dengan mengonsumsi makanan tidak sehat, kecanduan
alkohol dan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan usia biologis jauh lebih
tua dari usia kronologis Anda.

● Bahan Kimia dalam Tubuh

Tubuh dapat menyerap bahan kimia melalui udara, makanan dan


minuman yang dikonsumsi atau dari produk pembersih pakaian. Jika terus
diserap dan dibiarkan menumpuk, sel-sel tubuh akan bekerja lebih keras
untuk menghancurkannya. Akibatnya, usia biologis Anda akan semakin
bertambah karena kualitas sel tubuh akan berkurang. Maka dari itu,
perhatikan apa yang masuk ke tubuh Anda.

● Kurang Tidur

Usia biologis akan lebih tua dari usia kronologis jika Anda sering
kurang tidur. Tidur berkualitas dibutuhkan agar sel-sel tubuh dapat terjaga
kesehatannya. Ketika tidur, sel-sel tubuh sebenarnya tetap bekerja untuk

2
memulihkan atau memperbaiki diri. Jika Anda tidak tidur dengan cukup,
tubuh akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki sel-sel yang rusak.

● Proses Inflamasi

Proses peradangan atau inflamasi dapat mempercepat penuaan dalam


tubuh. Peradangan tersebut mampu merusak organ tubuh sehingga
mempengaruhi fungsinya. Bila organ tubuh tidak dapat bekerja secara
optimal karena inflamasi, kondisi ini tentunya akan berpengaruh pada
kesehatan tubuh sekaligus usia biologis.

● Aktivitas Fisik

Aktivitas ini tentunya dapat membuat tubuh bugar. Bila dilakukan


sejak usia dini, tubuh akan terjaga kesehatannya bahkan hingga Anda menua.
Sebaliknya, jika Anda memiliki kebiasaan malas bergerak, kesehatan tubuh
akan lebih cepat menurun sehingga mempengaruhi usia biologis.

Itulah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi usia biologis. Untuk


menjaga umur biologis tubuh, Anda diharuskan untuk menerapkan gaya
hidup sehat dengan tidur yang cukup, mengonsumsi makanan sehat, dan
mengelola stres dengan baik.

Usia Biologis Menentukan Kesehatan


Dibandingkan dengan usia kronologis, umur biologis lebih akurat
dalam menentukan kesehatan seseorang. Umur tubuh manusia berkaitan erat
dengan sel-sel yang menentukan bagaimana tubuh berfungsi dan apa saja
komposisinya. Umur biologis juga dapat membantu mengindikasi berbagai
penyakit yang berkaitan dengan usia seperti osteoporosis dan demensia.

3
Ada sebuah penelitian dalam jurnal Genome Biology yang
menganalisa penyebab partisipan yang berusia 65 tetap sehat. Ketika meneliti
gen mereka, peneliti mendapati 150 gen yang disebut “skor gen usia sehat’.
Tingginya skor gen tersebut ternyata berkaitan dengan kesehatan para
partisipan. Bahkan dari gen tersebut, peneliti dapat menganalisa kemungkinan
penyakit yang bisa diderita karena faktor usia.

Lantas bagaimana sih cara menghitung usia biologis? Morgan Levine,


professor peneliti dari Yale Medical School melakukannya dengan cara
memasukkan biomarker sampel darah yang biasa digunakan untuk memeriksa
kondisi jantung atau gula darah.

Setelah itu, Levine kemudian memasukan data laboratorium tersebut


dalam algoritma tertentu untuk mengetahui usia biologis seseorang.
Sayangnya, algoritma yang digunakan oleh Levine tidak dipublikasikan untuk
umum.

Kesimpulannya, jika memiliki usia biologis lebih muda dari usia


kronologis, kemungkinan besar Anda dapat terhindar dari berbagai penyakit
yang berkaitan dengan usia. Sebaliknya, Anda berisiko terkena penyakit
karena faktor usia jika umur biologis lebih tinggi dari umur kronologis.
Untungnya umur tubuh manusia bisa diperbaiki menjadi lebih muda dengan
menerapkan cara yang tepat.

Cara Tepat Menjaga Usia Biologis Tetap Awet Muda


Usia biologis dapat dijaga agar tetap awet muda dengan melakukan
beberapa kiat yang tepat. Dilansir dari Healthline, berikut ini cara menjaga
umur biologis dari umur kronologis:

4
1. Kurangi Stres

Stres sulit dihindari. Baik di rumah, di tempat kerja, dan lingkungan


sekitar lainnya, Anda akan rentan terpapar stres. Tetapi bukan berarti Anda
tidak bisa mengatasinya. Atasi rasa tertekan atau stres dengan selalu berpikir
positif dan luangkan waktu untuk menenangkan diri jika emosi mulai meluap.

Beberapa cara tersebut bisa mengontrol stres dengan baik. Ingat, stres
dapat mempengaruhi kondisi fisik sekaligus menjadi salah satu penyebab
kerusakan sel-sel dalam tubuh. Maka dari itu, untuk menjaga kesehatan sel
tersebut dan membuat usia biologis tetap awet muda, mengelola stress dengan
baik sangatlah diperlukan.

2. Jaga Berat Tubuh

Berat badan hanyalah angka indikator. Yang terpenting sebenarnya


adalah menjaga komposisi massa tubuh. Caranya yaitu dengan menjaga kadar
otot dan lemak agar berada di titik optimal. Bila kelebihan berat tubuh, usia
biologis bisa lebih tua dari usia kronologis.

Maka dari itu, perhatikan apa yang Anda konsumsi dan aktivitas yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan metabolisme tubuh sehingga mampu
menjaga kadar lemak dan otot di titik optimal.

Lemak dalam tubuh juga dapat dikurangi dengan mengonsumsi


karbohidrat kompleks seperti kacang-kacangan, gandum, oat, umbi-umbian,
nasi merah, dan makanan lain yang tinggi akan serat. Sedangkan untuk
menjaga massa otot, Anda bisa rutin berolahraga untuk membangun otot
tubuh.

5
3. Istirahat Cukup

Selama beraktivitas, sel-sel tubuh dapat mengalami kerusakan. Untuk


memperbaiki atau menggantinya, tubuh memerlukan waktu untuk beristirahat
yang cukup. Istirahat bisa dilakukan dengan tidur 7-8 jam sehari. Ketika tidur,
tubuh Anda melakukan perbaikan dan regenerasi.

Namun, bila Anda kurang tidur, tubuh akan mudah merasa lelah dan
rentan terhadap penyakit serta proses regenerasi sel yang tidak akan
sempurna. Jadi, untuk menjaga usia biologis tetap awet muda, Anda
memerlukan istirahat yang cukup sehingga sel-sel penentu umur biologis
tersebut dapat melakukan regenerasi dengan sempurna.

4. Nutrisi Seimbang

Makanan yang mengandung nutrisi seimbang berperan penting dalam


menjaga kesehatan sel-sel tubuh. Makanan bergizi seimbang haruslah
mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, mineral, dan vitamin.

Batasi juga konsumsi garam dan gula agar tidak berlebihan dan
merusak sel-sel tubuh yang mempengaruhi usia biologis Anda. Jangan lupa
juga untuk memberikan tubuh asupan cairan yang diperlukan.

Berikan hidrasi pada tubuh dengan mengonsumsi air putih minimal 8


gelas per harinya. Ketahui juga jumlah kalori yang diperlukan tubuh tiap
harinya. Dengan mengetahui kebutuhan kalori harian, Anda akan terhindar
dari risiko penumpukan kalori berlebih dan kenaikan berat badan.

Sebaiknya jangan lewatkan sarapan sebelum mengawali hari Anda.


Dengan sarapan, metabolisme tubuh akan lebih terjaga dan Anda pun akan
lebih berenergi sebelum memulai aktivitas harian.

6
5. Aktif Bergerak dan Rajin Berolahraga

Aktif bergerak dan rutin berolahraga dapat menjaga usia biologis tetap
awet muda. Saking pentingnya berolahraga, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) memberikan rekomendasi aktivitas fisik yang perlu dilakukan sehari-
hari. Anda dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas
ringan hingga sedang selama 30 menit sehari dalam 5 hari sepekan.

Selain menghambat proses penuaan, aktif bergerak dan rutin


berolahraga juga dapat menjaga tubuh tetap fit dan membuat berat badan jadi
lebih ideal. Berat badan ideal perlu dipertahankan untuk mencegah Anda
terpapar penyakit akibat kelebihan berat badan.

6. Tidak Merokok

Bila ingin sehat dan tetap awet muda, rokok penting untuk dihindari.
Rokok dapat menyebabkan peradangan atau inflamasi dalam tubuh yang
menyebabkan munculnya berbagai penyakit. Peradangan tubuh merupakan
salah satu penyebab usia biologis lebih cepat tua dari usia kronologis. Untuk
itu, agar tubuh tetap sehat dan umur biologis lebih awet muda, merokok perlu
dihindari.

Usia biologis bisa tampak lebih muda dari usia kronologis dengan
menjaga gaya hidup tetap sehat. Mulai dari rutin berolahraga, istirahat cukup,
pengelolaan stres yang baik, sampai memberikan tubuh asupan nutrisi
seimbang, semuanya berpengaruh untuk membuat usia biologis lebih muda.

Dukung upaya Anda dalam menjaga fungsi sel-sel tubuh tetap optimal
dan membuat usia biologis lebih muda dengan minum Anlene setiap hari.
Ada dua pilihan, yaitu Anlene Gold 5X yang merupakan susu untuk orang

7
dewasa dengan formula MOVEMAX yang mengandung nutrisi superior
untuk menjaga kesehatan tulang, kelenturan sendi, serta kekuatan otot.

Anlene Gold 5X hadir dengan nutrisi utama Gold 5X, yaitu kalsium
yang tinggi, kolagen + vitamin C dan protein + vitamin B6. Selain itu, Anlene
Gold 5X juga mengandung nutrisi tambahan, yaitu kalium untuk menjaga
tekanan darah tetap normal, kandungan serat yang cukup, serta ekstra vitamin
B12 yang berperan dalam menjaga kesehatan sirkulasi darah dan
pembentukan sel darah merah.

Selain itu, ada juga Anlene Actifit 3X yang mengandung formula


MOVEMAX yang memiliki kandungan nutrisi yang lengkap, dan kandungan
tinggi kalsium yang akan membantu pembentukan tulang dan gigi, serta
mempertahankan kekuatannya.

Kemudian, kandungan proteinnya bermanfaat dalam membangun dan


memperbaiki jaringan tubuh, ditambah dengan vitamin B6 yang merupakan
faktor penting dalam metabolisme energi dan pembentukan jaringan.

Selain itu, Anlene Actifit 3X dibuat dengan kandungan kolagen 100


mg/saji dan vitamin C yang akan membantu pembentukan dan pemeliharaan
jaringan kolagen dan menjaga kelenturan sendi.
B. Tujuan Akreditasi
Secara umum tujuan akreditasi adalah untuk memproleh gambaran
keadaan kinerja sekolah dan untuk menentukan tingkat kelayakan suatu
sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan, dan sebagai dasar yang dapat
digunakan sebagai alat pembinaan dan pengembangan dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.1

1
Bambang Suryadi, Pedoman Akreditasi Madrasah Tsanawiyah (Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005) hlm. 6

8
Selain itu tujuan dari akreditasi sekolah sesuai dengan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional nomor: 087/U/2002 tahun 2002 adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran kinerja sekolah yang dapat dipergunakan
sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu
pendidikan.
2. Untuk menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam
penyelenggaraan pelayanan pendidikan.2
Untuk Indonesia akreditasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mendapatkan bahan-bahan bagi usaha-usaha perencanaan pemberian
bantuan dalam rangka pembinaan sekolah yang bersangkutan.
2. Mendorong dan menjaga agar mutu pendidikan sesuai dengan ketentuan
kurikulum yang berlaku.
3. Mendorong dan menjaga mutu tenaga kependidikan.
4. Mendorong tersedianya prasarana atau sarana pendidikan yang baik.
5. Mendorong terciptanya dan menjaga terpeliharanya ketahanan sekolah
dalam pengembangan sekolah sebagai pusat kebudayaan.
6. Melindungi masyarakat dari usaha pendidikan yang kurang bertanggung
jawab.
7. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang mutu pendidikan suatu
sekolah.
8. Memudahkan pengaturan perpindahan siswa dari sekolah ke satu ke
sekulah yang lain.3
C. Komponen-komponen Akreditasi
Komponen-komponen yang harus dievaluasi (dinilai) dalam akreditasi
sekolah meliputi:
1. Standar Isi
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan

2
UU RI Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jogyakarta:
Bening, 2010), cet. Ke-1, hlm. 166.
3
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta, Bina Aksara, 1988),
hlm. 260

9
tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan atau akademik.
2. Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar
kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata
kuliah.
4. Standar Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan
Pendidiak harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi
akademik yang dimaksud adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang Kompetensi menurut usman (2005), adalah “satu
hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseoarang baik
yang kualitatif maupun kuantitatif. “pengertian ini mengandung makna
bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni.
a. Pertama sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada
perbuatan yang di amati.
b. Kedua sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, efektif
dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.4
Menurut Direktor Tenaga Kependidikan Depdiknas kompetensi
juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan. Dan nilai-nilai

4
Ibid, 45

10
dasar yang direfleksiskan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan
demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualiatas guru yang sebanarnya. Sementara itu, kompetensi menurut
Kepmendiknas 045/U 2002 adalah seperangkat tindakan cerdas, tanggung
jawab yang dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan
tertentu.
D. Jenjang Akreditasi
Pada awalnya akreditasi sekolah dilandasi atas Keputusan Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 020/Kep/1983, menyebutkan bahwa
akreditasi hanya untuk sekolah swasta. Kemudian sebagai upaya
meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap, terencana, dan
terukur, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB XVI Bagian Kedua Pasal 60
tentang Akreditasi, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 86 & 87
dan Surat Keputusan Mendiknas No. 87/U/2002 tentang Akreditasi Sekolah.
Dalam amanat Undang-undang, Peraturan Pemerintah, dan Keputusan
tersebut dengan tegas menunjuk seluruh sekolah agar diakreditasi, baik
sekolah negeri maupun sekolah swasta atas kesamaan tujuan dan mekanisme
yang hampir sama (sederhana). Pemerintah melakukan akreditasi untuk
menilai kelayakan program dan/atau satuan pendidikan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan Badan
Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) dengan Peraturan
Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005. BAN-S/M adalah badan evaluasi mandiri
yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan. Sebagai institusi yang bersifat mandiri dan bertanggung
jawab kepada Mendiknas, BAN-S/M bertugas merumuskan kebijakan
operasional, melakukan sosialisasi kebijakan dan melaksanakan akreditasi
sekolah/madrasah.

11
Dalam melaksanakan akreditasi sekolah/ madrasah, BAN-S/M
dibantu oleh Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M) yang
dibentuk oleh Gubernur, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, khususnya Pasal 87 ayat (2).
Sedangkan jenjang akreditasi sekolah meliputi:
1. Pogram ketunaan : SLB
2. Program sekolah : TK, SD, Madrasah, SMP, Sanawiyah, SMA, MA
3. Program keahlian : SMK

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan akreditasi sekolah akan memacu komponen sekolah untuk
meningkatkan kinerja dan meningkatkan pelayanan, karena kinerja sekolah
akan dinilai sesuai dengan criteria berdasarkan indicator dan instrument yang
ada. Penilaian Akreditasi sekolah membawa dampak positif terhadap warga
sekolah untuk tumbuhnya kesadaran memberikan pelayanan yang terbaik dan
melakukan pemenuhan berbagai standar yang telah ditetapkan.
Penilaian akreditasi juga bisa berdampak negative manakala warga
sekolah hanya berusaha untuk memperoleh nilai dan status akan tetapi untuk
memperolehnya dengan cara melakukan rekayasa data, akibatnya setelah
penilaian akreditasi sekolah selesai akan kembali seperti semula dan baru
akan tumbuh semangatnya kembali saat akan diakreditasi.
Jadi Akreditasi sangat diperlukan untuk standar ukuran tentang mutu
pendidikan pada suatu lembaga pendidikan perguruan tinggi,dimana setiap
perguruan tinggi harus bisa meningkatkan mutu dan daya saing terhadap
lulusan nya dan dapat menjamin tentang proses belajar mengajar pada
perguruan tinggi tersebut,dan sebagai acuan untuk memberikan informasi
tentang sudah siapnya suatu perguruan tinggi tersebut dalam melakukan
kegiatan proses belajar mengajar sesuai standarisasi yang diberikan oleh
pemerintah (kemendiknas) dalam tahap proses globalisasi pendidikan untuk
daya saing secara global dimasa datang.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa sebagai insan yang dho’if tidak akan
lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Di samping itu barangkali makalah yang
kami sajikan ini masih jauh dari kata sempurna. Maka pemakalah sangat
mengharapkan ide-ide yang cemerlang dari rekan mahasiswa semua untuk
berfartisifasi dalam meningkatkan pengetahuan kami di pertemuan yang akan
dating berupa kritik dan saran.

13
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bambang Suryadi, 2005. Pedoman Akreditasi Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Jamal Ma’mur Asmani, 2011. Tips praktis membangun dan mengolah


administrasi sekolah. Jogjakarta: Diva Press.

Suharsimi Arikunto, 1998. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta, Bina Aksara.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,


kelembagaan.ristekdikti.go.id (diakses pada 08 juni 2022 pukul
20.45 WIB).

UU RI Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jogyakarta:


Bening, 2010.

14

Anda mungkin juga menyukai