Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKONOMI BISNIS INTERNASIONAL

“TEORI KLASIK DALAM PERDAGANGANINTERNASIONAL“

Disusun oleh :

Ronaldwan 201710315123
Ade Nova M 201810315048
Ardhea Regita C 201810315050
Novita Kurniawati 201810315054
Mila Maretania S 201810315056
Chita Dwi 201810315057
Defiani Nindasari 201810315059
Selawati 201810315065
Zenit Carolin 201810315070

Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Beti Nurbaiti, STP., ME

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM AKADEMI AKUNTANSI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
TAHUN AKADEMIK 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Teori Klasik
dalam Perdagangan Internasional “.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dalam menulis makalah
ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Bekasi, September 2019


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan suatu


negara dengan negara lain atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan.
Perdagangan internasional tidak hanya dilakukan oleh negara maju, namun juga
berkembang. Perdagangan internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor
impor. Menurut Ibrahim, et . al., (2010), paling tidak ada 5 (lima) keuntungan
dengan adanya perdagangan yaitu pertama keutungan dari adanya pertukaran.
Suatu negara dapat memproduksi suatu produk melebihi demand. Dalam
negerinya dan mengekspor kelebihan (excess supply) tersebut di pasar
internasional yang pada akhirnya akan memperluas pasar dan meningkatkan
tingkat keuntungan. Disisi lainnya, excess demand terhadap suatu produk dapat
dipenuhi dengan melakukan impor dari negara lain sehingga konsumen dapat
memilih keranjang konsumsi yang menghasilkan tingakat utilitas yang lebih
tinggi.
Keuntungan kedua timbul dari terjadinya spesialisasi. Dengan adanya
perdagangan, suatu negara dapat lebih fokus pada suatu jenis produk dimana
mereka dapat berproduksi dengan tingkat efisiensi yang relatif tinggi. Sementara
itu kebutuhan akan produk yang tidak dapat diproduksi dalam negeri secara
efisien dapat dilakukan dengan melakukan impor produk tersebut dari negara
lainnya.
Keuntungan ketiga yang diperoleh dari perdagangan terkait dengan adanya
perdagangan memberikan lebih banyak pilihan produk kepada konsumen yang
akan semakin membantu dalam pemenuhan dan bahkan dapat menaikan tingkat
utilitas konsumen.
Keuntungan keempat adalah akibat dari keragaman endownment yang
dimiliki oleh suatu negara. Dengan adanya perdagangan, suatu negara yang
sebelum adanya perdagangan tidak memiliki ataupun sangat terbatas aksesnya
terhadap suatu jenis produk, dengan adanya perdagangan maka pemenuhan
kebutuhan atas jenis produk tersebut akan dapat dipenuhi. Keutungan yang kelima
timbul dari adanya transfer teknologi modern.
BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Teori Klasik Perdagangan Internasional

A. Teori Kaum Merkantilisme

Pada awal periode modern,yaitu dari abad ke 16 sampai ke-18 (era


dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul), ajaran merkantilisme
dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa. Merkantilisme
berkembang dengan pelopornya adalah Jean Bodin,Thomas Munn,Von
Hornivh, dan Sir Joshiah Chillet.
Merkantilisme adalah teori ekonomi yang secara jelas menyatakan
bahwa kesejahteraan dan kekayaan suatu negara hanya ditentukan oleh
banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan.
Secara tidak langsung teori ini menyatakan bahwa besarnya volume
perdagangan global memegang peranan sangat penting. Merkantilisme
pada prinsipnya merupakan suatu paham yang menganggap bahwa
penimbunan uang, atau logam mulia yang akan ditempa menjadi uang
emas ataupun perak haruslah dijadikan tujuan utama kebijakan nasional.

B. Absolute Advantage dari Adam Smith

Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith (1776) dalam bukunya The
Wealth of Nation.Adam Smith menganjurkan bahwa perdagangan bebas
sebagai kebijakann yang mampu mendorong kemakmuran suatu negara.
Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal
dengan teori keunggulan absolut.
Menurutnya, dalam perdagangan bebas, setiap negara dapat
menspesialisasikan diri dalam produksi komoditas yang memiliki
keunggulam mutlak/absolut dan mengimpor komoditi yang memperoleh
kerugian mutlak. Ia berpendapat bahwa jika suatu negara menghendaki
adanya persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam negeri
maka hal itu sama saja dengan menghendaki adanya perdagangan
antarbangsa. Setiap negara lebih baik berspesialisasi dalam komuditi-
komuditi dimana ia mempunyai keunggulan yang absolut dan mengimpor
saja komuditi-komuditi lainnya.

C. Comparative Advantage

Teori perdagangan internasional yang lebih maju diperkenalkan oleh


david ricardo. Teorinya dikenal dengan nama teori keunggulan komperatif
(Comparative advantage). Teori david ricardo yang dikemukakan tahun
1817 ini merupakan salah satu dalam hukum ekspor impor yang penting
dan belum mendapat banyak tantangan dalam aplikasi dan praktik
perdagangan internasional.
Berbeda dengan teori keunggulan absolut yang mengutamakan
keunggulan absolut dalam produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu
negara dibandingkan dengan negara lain, teori ini mempunyai keunggulan
absolut, asalkan harga produktif di kedua negara berbeda. Meskipum
sebuah negara kurang efisien dibanding negara lain dalam memproduksi
dua komuditi, namun masih tetap dapat melalukan perdagangan. David
Ricardo beragumen bahwa sebaiknya semua negara berspesialisasi dalam
komoditi - komoditi dimana ia mempunyai keunggulan komparatif dan
mengimpor komoditi - komoditi yang mempunyai kerugian komparatif.

D. Comparative Advantage dan Opportunity Cost

Teori ini menyatakan bahwa biaya dari satu komonditi adalah jumlah
komonditi kedua yang harus di korbankan agar diperoleh fakto-faktor
produksi (sumber daya yang memadai) untuk menghasilkan satu unit
tambahan dari komoditi pertama. Perhatikan disini bahwa tenaga kerja
(buruh) disini bukanlah satu-satunya faktor produksi dan tidak
mengganggap bahwa biaya atau harga komoditi dapat diperoleh dari
tingkat tenaga keja (dalam hal ini tenaga kerja adalah homogen).
Suatu negara yang mempunyai biaya lebih rendah untuk suatu
komonditi (misalkan beras), berarti mempunyai keunggulan komparatif
dalam komonditi tersebut (beras) dan kerugian komparatif dalam
komonditi lain (selain beras).
BAB III

METODOLOGI

A. Sumber Data
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan laporan ini
menggunakan metode sekunder yaitu data yang di peroleh melalui jurnal
internasional pada 5 sampai 10 tahun terakhir.Sejak tahun 2010 sampai
dengan 2019, buku – buku, serta data lainnya.

B. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang kita gunakan ini merupakan metode
pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan pustaka dari berbagai
jurnal internasional, buku dan lainnya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Teori Kaum Merkantilisme

Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada saat itu


berdasarkan feodalisme. Sistem feodal pada dasarnya menanggapi
kebutuhan penduduk akan perlindungan terhadap gangguan perampok.
Jaminan kesalamatan dapat diberikan oleh para raja terhadap para
bangsawan, kerabat, dan bawahannya. Sistem inilah melahirkan tuan
tanah, bangsawan, kaum petani, dan raja – raja kecil yang diharuskan
untuk membayar upeti terhadap raja besar. Saat merkantilisme mulai
berkembang, sistem feodalisme sedikit demi sedikit mulai terkikis. Hak –
hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah dan para bangsawan
mulai dihapus, lapisan – lapisan sosial yang melekat pada sistem feodal
mulai dihilangkan, cara produksi dan distribusi gaya feodal pun mulai
ditinggalkan. Menurut kaum merkantilisme, untuk mengembangkan
ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, jumlah ekspor harus lebih
besar dari jumlah impor. Terdapat 2 kebijakan yang harus diterapkan
yaitu:
− Pemupukan logam mulia, dan
− Menciptakan neraca perdagangan aktif (ekspor > impor)

4.1.1 Kelebihan Teori Merkantilisme


Teori ini berkembang luas dan mengajarkan bahwa faktor
kekayaan tadi harus diperoleh dan meningkatkan kebutuhan pasar.

4.1.2 Kekurangan Teori Merkantilisme


Teori ini pun mendorong terjadinya banyak peperangan
dikalangan negara Eropa dan memulai era imprealisme Eropa ke
berbagai negara dibelahan dunia lain.
4.2 Teori Absolute Advantage dari Adam Smith

Adam Smith mengatakan bahwa perdagangan di antara dua negara


didasarkan pada keunggulan absolut (absolute advantage). Jika suatu
negara lebih efisien dan memiliki keunggulan absolut daripada negara lain
dalam memproduksi komoditi lainnya, maka kedua negara tersebut dapat
memperoleh keuntungan dengan cara melakukan spesialisasi dalam
memproduksi suatu komoditi. Berarti negara yang memiliki keunggulan
absolut, akan menukarkannya dengan komoditi lain yang memiliki
kerugian absolut. Melalui kegiatan ini, sumber daya di kedua negara ini
dapat digunakan dalam cara yang paling efisien. Komoditi yang diproduksi
pun akan meningkat. Peningkatan produksi tersebut menjadi ukuran
keuntungan dari spesialisasi prosuksi untuk kedua negara yang melakukan
perdagangan.

Smith yakin bahwa seluruh negara dapat menikmati keuntungan


dengan adanya perdagangan intternasional antar negara. Namun demikian,
pandangan smith ini sangat bertentangan dengan kenyataan saat ini dimana
banyak sekali distori (pembatasan) terhadap kegiatan perdagangan
internasional. Pembatasan perdagangan hanya akan menguntungkan
sedikit pihak dan merugikan banyak pihak. Teori absolute advantage lebih
mendasarkan pada besaran variable/riil, bukan moneter. Teori ini lebih
dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional.
Teori absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada
beberapa asumsi pokok antara lain:
− Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
− Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.

− Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.

− Biaya transpor ditiadakan.


4.2.1 Kelebihan Teori Absolute Advantage
Terjadinya perdagangan bebas di antara dua negara yang saling
memiliki keunggulan absolut yang berbeda, di mana interaksi
ekspor dan impor ini meningkatkan kemakmuran negara.

4.2.2 Kekurangan Teori Absolute Advantage


Apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut,
maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada
keuntungan.

4.3 Teori Comparative Advantage

Teori ini menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat saling


menguntungkan jika salah satu negara tidak memiliki keunggulan absolut
(atas suatu komoditi seperti yang diungkapkan oleh Adam Smith), namun
cukup memiliki keunggulan komparatif (yaitu harga untuk suatu komoditi
di negara yang satu dengan yang lainnya relatif berbeda).
Adanya spesialisasi dalam produksi pertanian antara daerah yang
satu dan yang lain menimbulkan perdagangan dapat diterangkan secara
sederhana dengan teori keuntungan absolut (law of absolute advantage).
Prinsip hukum keuntungan absolut adalah suatu negara akan
bersepesialisasi dalam produksi barang dimana negara tersebut
mempunyai absolute advantage.
Faktor - faktor yang mendorong spesialisasi bagi suatu Negara atau daerah
antara lain :
1. Tidak adanya sumber – sumber alam yang berarti,
2. Adanya keuntungan komparatif yang tinggi dalam suatu produk, baik
dalam persediaan bahan baku maupun dalam permodalan dan
keterampilan manusia,
3. Adanya transportasi dan komunikasi yang cukup baik dengan daerah -
daerah lain sehingga keburukan – keburukan spesialisasi tidak pernah
timbul,
4. Adanya industry pertanian yang bersangkutan memungkinkan
pembagian kerja yang baik dengan daerah – daerah sekitarnya,
sehingga membawa keuntungan secara nasional.
4.4 Teori Comparative Advantage dan Opportunity Cost

Menurut teori cost comporative advantage (labor efficiecy), suatu


negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional apabila
melakukan spesialisasi produksi (dan mengekspor barang) dimana negara
tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang
dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang atau tidak efisien.
Keunggulaan komparatif suatu negara terhadap negara lain daat
dilihat juga dari segi biaya tenaga kerjanya. Apabila ongkos tenanga kerja
rendah, maka harga output akan rendah pula. Suatu negara akan
meproduksi suatu produk yang harganya relatif lebih rendah, ini berarti
mereka mendapat keuntungan komperative dalam proses produksi produk
tersebut.

4.5 Teori Perdagangan Klasik


Teori-teori dari teori keunggulan absolut Adam Smith, teori
keunggulan komparatif David Ricardo hingga pendekatan faktor-
endowmen Heckscher-Ohlin yang lebih terperinci semuanya mengklaim
bahwa FT adalah solusi terbaik pertama. Sementara Marx tidak secara
khusus bekerja pada perdagangan internasional, ia mengungkapkan
dukungannya untuk FT, yang tampaknya konsisten dengan gagasan Adam
Smith tentang prinsip partisipasi bebas (sebagai lawan proteksionisme) dan
potensi peningkatan kelas pekerja, yang juga memegang potensi revolusi
sosial (Ghorashi, 1995). Namun, teori perdagangan modern yang
didasarkan pada skala ekonomi seperti teori perdagangan strategis
mengambil pandangan yang lebih bernuansa.Argumen termasuk bahwa itu
adalah peningkatan kesejahteraan, meningkatkan ukuran kue, memperluas
batas konsumsi kemungkinan suatu negara, memicu pertumbuhan dan
meningkatkan produktivitas.
Konsumen juga memiliki variasi barang yang lebih besar, sementara
produsen juga belajar di luar negeri. Teori perdagangan kemudian
mengkonfirmasi kesimpulan umum di atas, menambahkan bahwa mereka
juga bergantung pada ukuran suatu negara. Teori-teori perdagangan baru
menekankan konflik saluran tambahan dan pertukaran; misalnya, yang
terkait dengan kekuatan pasar, minat konsumen vs perusahaan, perusahaan
kecil vs perusahaan besar dll.(Goldberg, 2018). Di suatu tempat selama
proses tersebut, garis antara industri dan pasar negara menjadi kabur,
sementara perdagangan internasional menjadi terkait dengan 'daya saing'
negara sebagai lawan dari daya saing industri dan keunggulan komparatif
dari pasar negara. Pertanyaan tentang kekayaan bangsa secara keliru
menjadi pertanyaan tentang keunggulan kompetitif bangsa, bukan
keunggulan komparatifnya, dengan Michael E. Porter mencuri perhatian
(Davies dan Ellis, 2000). Namun, mereka juga menyebutkan bahwa tidak
semua orang memperoleh keuntungan dari perdagangan dan bahwa
distribusi biaya perdagangan diremehkan dan dibayangi oleh
manfaatnya.Meskipun GLO sering disebutkan dalam semua buku
pelajaran, tidak ada diskusi tentang pemenang atau pecundang GLO dalam
buku Ekonomi Internasional Salvatore (2013), namun sering disebutkan
dalam buku Krugman dan Obstfeld (2003).

4.5.1 Restrukturisasi Ekonomi Dan Mobilitas Kelas Intra-Generasi


Di Meksiko
Penekanan pada integrasi ke dalam ekonomi global
mengubah jalan Meksiko menuju industrialisasi (Dussell Peters
1997). Berdasarkan pada teori ekonomi klasik tentang keunggulan
komparatif, kebijakan neoliberal menekankan masalah integrasi ke
dalam ekonomi dunia dan daya saing global sebagai hambatan
utama bagi pembangunan ekonomi. Alih-alih mencoba
mereproduksi pola industrialisasi nasional, Meksiko didorong
untuk mengejar keunggulan komparatifnya dan mempromosikan
integrasi perdagangan. Berlawanan dengan periode orientasi ekspor
sebelumnya, pergeseran ini tidak hanya melibatkan konsentrasi
pada produksi produk primer, tetapi juga memperluas ekspor
industri, umumnya diproduksi oleh anak perusahaan multi-nasional
dan pabrik perakitan milik asing lainnya di zona pemrosesan
ekspor, untuk mengambil keuntungan dari biaya tenaga kerja yang
lebih rendah di Meksiko. Orientasi ekspor telah sangat berhasil di
Meksiko karena hubungannya yang erat dengan Amerika Serikat
dan penandatanganan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika
Utara (NAFTA) pada tahun 1992. Antara tahun 1960 dan 1998
ekspor barang dan jasa sebagai persentase dari PDB tumbuh dari 8
hingga 31 persen (lihat Gambar 1 di bawah), menjadikan Meksiko
eksportir terbesar, paling dinamis dan terdiversifikasi di Amerika
Latin, dengan 90 persen ekspor diarahkan ke Amerika Serikat
(ECLA 2002). Mesin utama di balik pertumbuhan ini adalah
program maquiladora yang diprakarsai pada 1965 (Cooney 2001),
yang pada akhir 1990-an mempekerjakan lebih dari 1 juta pekerja
dan mewakili 27,3 persen lapangan kerja manufaktur (Dussell
Peters 1997).

4.5.2 Evolusi Ekonomi Pembangunan Dan Globalisasi


Teori klasik keunggulan komparatif perdagangan oleh David
Ricardo (Ricardo, 1911) memulihkan sebagai paradigma
pembangunan baru. Sementara teori perdagangan klasik
menganjurkan spesialisasi dan perdagangan yang menguntungkan
antara negara-negara maju dan berkembang, perdagangan luar
negeri menjadi, dalam paradigma baru, baik sarana untuk
memastikan penggunaan optimal sumber daya tanah dan tenaga
kerja dan sumber industrialisasi yang maju secara teknologi. Teori-
teori perdagangan pasca-Ricardian meramalkan bahwa spesialisasi
dalam barang-barang padat karya dan modal akan menjembatani
kesenjangan upah yang besar antara negara-negara miskin dan
kaya, yang menghindarkan yang terakhir dari imigrasi tenaga kerja
besar-besaran. Teori-teori yang dikembangkan oleh Hecksher,
Ohlin, Stopler, dan Samuelson menawarkan, antara lain, penjelasan
teoritis tentang dampak kesejahteraan bagi pekerja yang
dipindahkan di negara maju, serta manfaat dari pemerataan harga
faktor pada skala global. Pada saat yang sama, literatur
perdagangan internasional membuat argumen kuat yang mengecam
efek proteksionisme negara (Gerber, 2002).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai